...Happy Reading...
Meski mudah diucapkan, sabar bisa dikatakan susah untuk dipraktikkan. Terlebih lagi bagi orang-orang yang mudah sekali emosi saat ada masalah.
Untuk itu Raras memutuskan untuk mengumpulkan para sahabatnya yang sudah seperti saudara sendiri itu untuk membantu mencarikan solusi, karena memang Raras dan Simon sudah pusing sendiri saat berdebat dengan putranya, mereka berdua jadi emosi sendiri bukannya menemukan solusi terbaik untuk masalah ini.
" Sayang.. sore ini aku sudah meminta ketiga sahabatku untuk datang, sekalian aku mau ngajak makan malam bareng nanti sama mereka semua." Ucap Raras yang terduduk lesu saat menyambut suaminya yang pulang kerja lebih awal.
Kondisi dikantor pun ikut memburuk, saham perusahaan miliknya terus saja menurun, Mark pun kuwalahan dalam menghadapi klien yang ingin mencabut saham mereka, karena takut akan mengalami kerugian besar jika gosip itu tidak terselesaikan.
" Terserah kamu saja, aku juga ingin bermusyawarah dengan Mark dan Carlos." Jawab Simon yang ikut lemas.
" Suami Mala juga?" Tanya Raras yang sedikit terkejut.
" Iya sayang, aku belum lama ini bekerja sama dengan perusahaan Carlos, dan proyek ini sangat besar, karena awal mulanya memang perkembangannya sangat bagus, tapi saat kemarin muncul berita Ganesh dalam sehari saja sudah jadi kacau berantakan."
" Apa separah itu bang?" Saat mendengarnya saja Raras langsung terlihat prihatin, padahal selama ini suaminya tidak pernah mengeluh soal masalah perusahaan.
" Parah banget yank, aku juga bingung mau meneruskan apa tidak kerja sama ini, karena membutuhkan dana yang cukup besar, kalau sampai nggak bisa jalan, bisa habis semua yank." Simon menyandarkan kepalanya yang terasa berat dipangkuan istrinya.
" Sabar ya bang, kita cari nanti solusinya ya? aku tidak tahu apa-apa soal seperti itu, maaf aku tidak bisa membantu abang." Raras mengusap kepala Simon dengan lembut, karena memang hanya itu yang bisa dia lakukan.
" It's okey sayang, kamu selalu ada buat abang saja sudah lebih dari cukup kok." Simon mencoba untuk tetap tersenyum walau matanya terpejam.
" Maaf ya bang."
" Tidak perlu meminta maaf, kamu tidak salah, tapi emm---" Simon seolah ragu ingin mengatakannya.
" Apa bang? katakan saja?" Tanya Raras saat suaminya terlihat bingung dan lelah pastinya.
" Kalau misalnya, gara-gara masalah ini perusahaan kita benar-benar bangkrut, apa kamu masih mencintai abang?"
" Abang ini ngomong apa sih!" Raras langsung terlihat marah dengan ucapan suaminya.
" Yank... abang cuma takut kalau kamu jadi ninggalin abang karena abang miskin, abang nggak mau kehilangan kamu yank." Simon memiringkan tubuhnya dan memelvk pinggang istrinya.
" Astaga bang, kia menikah sudah puluhan tahun loh, apa aku ini terlihat sebagai wanita matre di mata abang? yaa nggak mungkin aku ninggalin abang hanya karena abang jadi miskin!"
" Siapa yang tahu, abang kan belum pernah miskin sedari dulu." Ucap Simon dengan sombongnya.
" Iya juga ya bang?"
" Tuh kan! aaaaa... jangan tinggalin abang apapun yang terjadi yank." Rengek Simon yang berubah menjadi seperti anak kecil.
" Bercanda bang, abang ini meremehkan rasa cintaku deh, rasa sayang aku itu tidak bisa diukur hanya karena uang dan materi bang."
" Bohong nggak, dulu kan kita dijodohin." Simon mengingat awal mula kisah mereka.
" Itu kan dulu, lama kelamaan juga hati adek sudah mentok ke hati abang loh." Raras mengusap lembit kepala suaminya yang mendadak manja jika sudah seperti ini.
" Janji ya?"
" Janji abang sayang, aku akan terus menemani abang sampai maut memisahkan kita."
" I love you sayangku." Simon memonyongkan bi birnya kearah Raras.
" Love you too abang gantengku." Raras menghujani civman dikening suaminya.
Seperti itulah mereka, selalu saling menguatkan jika ada masalah, karena pertikaian dalam hubungan suami istri itu, terkadang hanya karena kurang komunikasi saja.
Ternyata dibalik pintu itu ada sosok yang mendengar perbincangan mereka dan Ganesh hanya bisa menyandarkan kepalanya ditembok dengan sejuta rasa penyesalan yang ada. Andai waktu bisa diulang kembali, Ganesh pasti akan lebih memilih menjadi jomblo sementara saja saat itu.
" Raraaaaas." Teriak Mala dan Shanum secara bersamaan, ternyata sudah ada dua mobil yang parkir bersamaan dihalaman rumah mewah Simon.
" Kalian sudah datang?" Simon langsung bangkit dari pangkuan Raras dan memilih duduk disampingnya.
" Are you okey? katanya kemarin kamu pingsan?" Tanya mereka terdengar sangat panik, bahkan akhirnya tempat duduk Simon pun tergeserkan karena Shanum tiba-tiba duduk diantara mereka berdua.
" Hmm... mungkin ini ujian untuk keluarga kami, jadi ya hanya bisa sabar saja, semoga nanti ada jalan keluar yang terbaik untuk masalah kami." Raras hanya bisa berpasrah saja saat ini.
" Kami percaya, kalian pasti bisa melewatinya." Ucap Shanum dan Mala bersamaan.
" Itu mengapa aku ngajak kalian bertemu, siapa tahu kalian punya saran atau pendapat lain begitu loh?" Raras berharap agar masalah ini cepat terselesaikan.
" Pasti, sebisanya kami akan selalu membantu, kita tunggu anak-anak kita kumpul semua ya?" Jawab Shanum terus memegang tangan Raras.
" Mereka kalian ajak juga?"
" Ya iyalah, mereka kan juga sahabat Ganesh kan?" Mala langsung menyahutnya.
" Hana itukah kamu... aunty rindu, sini peluk nak." Raras mengulurkan kedua tangannya kearah Hana yang masih berdiri mematung diujung teras.
" Aunty gimana kabarnya, sehat kan?" Hana langsung berjalan dan memeluk Raras, dia pun sangat merindukan Raras, karena dulu setiap harinya mereka pasti bertemu dan bercanda bersama.
" Sehat nak, kamu sudah dewasa sekarang ya nak, tambah cantik banget kamu sekarang ya? sudah bisa make up juga, nggak bersin-bersin lagi ini?" Raras menangkupkan kedua tangannya diwajah Hanami.
" Enggak dong aunty, sudah terlatih sekarang, hehe.." Hana tersenyum saat melihat Raras yang tidak pernah berubah sikapnya dari dulu.
" Terus dimana Ganesh sekarang?" Tanya Shanum yang tidak melihat Ganesh disitu.
" Entah kemana tu bocah, tapi yang pasti dia ada didalam rumah, nggak bisa keluar kemana-mana, paparazi mengintainya setiap hari, semenjak kejadian kemarin." Jawab Raras sambil menghela nafasnya perlahan.
" Kalau begitu kita ngobrol didalam." Ucap Simon yang langsung mempersilahkan mereka semua masuk kedalam rumah."
" Owh iya, Ray sama Adelia nggak kamu ajak?" Tanya Raras yang tidak melihat kedua anak Mala dan Carlos itu ikut bersama mereka.
" Nanti mereka nyusul, Ray masih menjemput Adelia ditempat kerjanya, paling bentar lagi juga mereka nyampek." Jawab Mala yang sudah berpesan kepada kedua anaknya tadi.
" Nah tuh si bandel sudah nongol!" Ucap Raras saat melihat Ganesh berjalan ingin menyapa mereka.
" Hai aunty, uncle." Ganesh menyalami mereka satu persatu.
" Sini, aunty mau tanya sesuatu sama kamu?" Mala langsung menjentikkan jarinya kearah Ganesh.
" Iya aunty." Ganesh mendekat kearah Mala yang sudah berkacak pinggang.
" Kamu sudah putus dengan Adelia?" Tanya Mala yang kemarin ikut terkejut saat mendapatkan kabar itu.
" Sudah aunty."
" Sudah lama? kenapa aunty sama sekali tidak tahu?"
" Lama aunty, mungkin Adelia hanya belum mau bercerita saja aunty." Jawab Ganesh sambil menunduk.
" Haish... aunty sudah syock kemarin, kirain kamu duain anak aunty demi wanita yang nggak bener itu."
" Ya enggaklah.. mana berani aku menyakiti hati putri tante." Jawab Ganesh sambil menunduk.
" Ya sudahlah.. padahal aunty sudah siapin tali tadi." Ucap Mala yang langsung cemberut,dia sangat menyayangkan kenapa itu semua bisa terjadi.
" Buat apa aunty?" Tanya Ganesh heran.
" Buat gantung kamu lah, tante nggak bakalan diam saja kalau sampai kamu berani menduakan putri tante, sudah cantik, lembut, manis begitu kamu sia-siakan." Jawab Mala dengan wajahnya terlihat sewot saat membicarakan tentang hubungan mereka.
Andai saja aunty tahu, kalau Ganesh jadi seperti ini karena putri aunty, entah apa yang akan aunty lakukan selanjutnya?
Namun Ganesh memilih diam saja, dia tidak mau memperburuk keadaan, untuk saat ini dia hanya ingin fokus menyelesaikan masalahnya dulu.
... "Ketika amarah memuncak, bersabar adalah pilihan terbaik. Marah tidak akan menyelesaikan masalah dan mengalah bukan berarti kalah."...
..."Ketika terjadi sebuah masalah, lebih baik segera memperbaikinya dengan mencari solusi bersama daripada saling menyalahkan."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Shakila Rassya Azahra
hei ganesh tentang perlakuan kamu jangan kamu menyalahkan adelia kamu nya aja yg menyebalkan enak aja mau nyalahin adelia
2022-02-10
0
kapaloleng
yang salah othornya....😁😁😁😁😁😁😁✌✌✌✌✌✌becanda thor
2022-02-09
0
Markoneng
Kemana gen daddy Simon ya, kok Ganesh bisa gemblung begini ckckck 🤔
2022-02-09
1