...Happy Reading...
Sesuai dengan namanya, seorang mahasiswa lulusan jurusan psikologi bisa menjadi psikolog yang menangani kasus berkaitan dengan kejiwaan seseorang.
Begitu juga dengan Adelia Aghata yang saat ini sudah menjadi konsultan psikolog dan Terapis anak, dengan kepribadiannya yang lemah lembut, bidang ini memang sangat cocok untuknya.
Bahkan saat ini sudah beberapa pasien anak-anak yang mengalami gangguan kejiwaan karena masalah orang tua atau tekanan batin karena perceraian orang tua mereka, berhasil Adelia sembuhkan.
" Adelia, pulang bareng yuk! aku nebeng ya, hehe..?" Salah satu rekan satu profesi dengannya, yang bernama Hesti tiba-tiba muncul dari belakang tubuhnya.
" Heh, kamu Hes? ngagetin aja kamu, emang sudah nggak ada jadwal praktek lagi kah hari ini?" Tanya Adelia dengan senyuman manis seperti biasa.
" Nggak ada, capek loh guys kerja terus, kapan ya aku disuruh berhenti kerja dan ngurus anak saja." Keluh Hesti sambil menyandarkan kepalanya dibahu Adelia sambil berjalan.
" Emang kamu sudah punya suami?" Tanya Adelia sambil mengerutkan kening mulusnya.
" Boro-boro suami, pacar aja belum punya guys!" Hesti terlihat memanyunkan bi birnya yang sontak membuat Adelia tidak bisa menahan tawanya.
" Astaga Hesti, banyak-banyak istighfar kamu tuh!" Ledek Adelia sambil menutup mulutnya karena terus tertawa.
" Eh.. lihat tuh, sweet banget tuh cowok, nyuapin pacarnya tanpa rasa gengsi didepan banyak orang, bahkan mata dan senyumannya hanya tertuju kepada wanitanya saja, hmm... kok ada ya orang yang sesayang itu sama ceweknya?" Hesti menunjuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara disalah satu kafe yang ada didepan tempat kerja mereka.
" Kenapa? kamu iri?" Tanya Adelia yang sebenarnya juga trenyuh saat melihat keromantisan dua sejoli itu.
" Ya jelas lah, penasaran banget gitu, gimana rasanya dibucinin sama seorang makhluk yang berjenis kelamin cowok, selama ini gw kok nggak nemu-nemu ya, entah ngumpet dimana lah model laki kayak begitu!" Umpat Hesti yang terlihat merenungi nasip buruknya sendiri.
" Mana ada yang ngumpet, mungkin saja mereka berkeliaran disekeliling kamu dan kamu aja yang nggak nyadar!" Ucap Adelia yang selalu berpikiran positif.
" Bukan disekeliling gw kali, tapi elu!" Mereka akhirnya masuk kedalam mobil Adelia.
" Kok jadi gw sih?" Tanya Adelia sambil menyalakan mobilnya.
" Eh, gimana kabarnya pria tampan yang sering ngasih kamu makanan itu? dia pernah nembak elu nggak sih?" Jiwa kepo Hesti langsung muncul saat mengingat pria berwajah tampan apalagi mapan.
" Dimas maksud kamu?" Jawab Adelia yang langsung tersenyum mengingat sahabat chatnya itu.
" Iya, kenapa kalian nggak pacaran aja sih? kalian kelihatan cocok banget loh, atau kalau suatu saat elu nolak Dimas, dia buat gw aja gimana, biar gw yang jadi pengobat hatinya, haha." Hesti si tukang nyablak selalu berbicara sesuka hatinya.
" Dasar ganjen!" Umpat Adelia sambil menggelengkan kepalanya.
" Cieee... nggak terima ni ye? roman-romannya tuh cinta nggak bertepuk sebelah tangan nih?" Ledek Hesti sambil menoel dagu lancip milik Adelia.
" Apaan sih luu Hes, nih ya.. Dimas itu pria yang berkomitment tinggi, dia tidak mau berpacaran sebelum menikah tauk, jadi kalau kamu ngarep jadi pacarnya, silahkan bermimpi nona!" Ucap Adelia yang pernah diajak ngobrol sama Dimas tentang hal pribadinya.
" Benarkah? kok masih ada cowok model begituan jaman sekarang ya? bikin penasaran aja jadinya." Hesti seolah tidak percaya, karena semua mantan-mantan kekasihnya dahulu model buaya, itu kenapa dia lebih memilih jomblo sekarang.
" Ya masihlah, kenapa? kamu kecewa ya?" Giliran Adelia yang mencolek sahabat satu profesinya itu.
" Sedikit sih, beruntung banget yang bisa ngedapetin cowok sepertinya, dia kerja dimana sih? selain tampan mapan juga nggak, hehe." Hesti langsung mengkorek informasi ter update kalau sudah membahas soal pria tampan.
" Hmm.. masalah mapan tidaknya aku nggak pernah nanya-nanya sih, tapi sekarang dia kan lanjut kuliah ambil S2, tahun depan udah lulus dan bisa jadi Dosen dia." Jawab Adelia yang memang tidak begitu tahu mendetail tentang sosok pribadi Dimas, dia tidak pernah bertanya dulu sebelum Dimas sendiri yang bercerita.
" Woaahh... idola banget tuh, sudah pintar, tampan, jadi dosen lagi, idaman semua wanita, tapi kayaknya dia tipe orang yang pendiam banget ya, kayak dingin banget gitu loh?" Hesti pernah bertemu beberapa kali saat mengantarkan makanan untuk Adelia, namun dia tidak berani menyapanya lebih dari sekedar 'say hay' saja.
" Sebenarnya dulu dia tipe cowok yang periang lho, namun semenjak ibunya kecelakaan beberapa tahun yang lalu dan koma sampai berbulan-bulan dia menjadi sosok yang pendiam, apalagi setelah ibunya dinyatakan meninggal, dia pernah sampai seperti orang yang depresi lho." Jelas Adelia yang langsung kembali bersedih saat mengingat hari itu.
" Benarkah? tapi sekarang sepertinya dia terlihat baik-baik saja tuh?" Hesti mencoba mengingat-ingat kembali sosok Dimas.
" Iya, hampir satu tahun aku mendampingi dia ke psikolog, karena saat itu aku belum mendapatkan gelar, jadi aku tetap mempercayakan Dimas ke salah satu psikolog handal yang pernah menjadi seniorku, dan alhamdulilah semua usaha kita membuahkan hasil, dia dinyatakan sembuh." Adelia mengingat saat-saat terpuruk seorang Dimas.
Dan saat itu jugalah, Adelia pun sebenarnya ikut merasa terpuruk karena kehilangan sosok Ganesh yang seperti hilang ditelan oleh bumi, dia tidak berani menanyakan kabar terlebih dahulu kepada siapa pun, sebab Adelia tidak ingin menjadi sosok penghalang untuk Ganesh dalam menempuh pendidikannya, karena memang dia yang sengaja membiarkan kesalah pahaman itu berlarut-larut bahkan sampai saat ini.
" Hmm... malang sekali ternyata nasip pria tampan itu, jadi pengen banget bisa sayang-sayangin dia!" Hesti memperlihatkan wajah melownya.
" Yeee... itu sih namanya modus, bilang aja kamu ngarep sama Dimas kan?" Ledek Adelia sambil menoel hidup mancung sahabatnya itu.
" Hehe, lain kali kalau kamu jalan-jalan sama dia ajakin aku dong, biar aku bisa tebar pesona sama dia, kali aja aku bisa jadi calon makmumnya ya kan?" Hesti langsung mengeluarkan ide cemerlangnya dalam misi pencarian lelaki idamannya.
" Tetep aja modusnya nggak hilang, sudah sampai nih, sana turun jangan lupa mandi keramas, biar otak dan pikiran kamu jadi jernih, nggak cowok aja yang kamu pikirin." Tanpa terasa mereka sudah sampai didepan rumah Hesti.
" Jahat banget kamu ini, bilang aja kamu nggak rela kalau Dimas buat gw! padahal kita kan sahabat kental lho, gitu aja pelit kamu mah!" Umpat Hesti langsung bersiap-siap turun.
" Astaga Hesti, ya sudah..besok kita atur deh ya! puaass?" Adelia hanya bisa menggelengkan kepala jika sudah berdebat dengan Hesti yang tidak pernah mau mengalah.
" Nah, gitu dong, baru bestie namanya." Dia langsung menghadiahkan civman di pipi sahabatnya.
" Aku pulang dulu, bye." Adelia melambaikan tangannya.
" Bye.. my Bestie!" Teriak Hesti kegirangan.
Akhirnya Adelia kembali melanjutkan perjalanan pulangnya, dia sudah tidak sabar meluruskan pinggangnya yang sudah terasa sangat pegal, namun saat dia baru sampai didepan gerbang rumahnya dia dikejutkan oleh sosok mommynya yang sudah menunggu didepan pintu.
" Mommy, ngapain berdiri disini?" Adelia tueun dari mobil dan mendwkat kearah mommynya.
" Aku nungguin kamu sayang." Mala langsung memeluk putrinya.
" Emang kenapa? ada apa mom?" Tanya Adelia yang langsung terlihat penasaran.
" Ganesh sudah pulang nak!"
Degh!
Jantung Adelia serasa berhenti berdetak saat kembali mendengar nama pria yang masih dia cintai sampai saat ini.
" Dia sudah menjadi sarjana S2 sekarang, dan sudah pasti akan ikut bekerja di perusahaan daddynya, jadi dia tidak akan pergi jauh lagi, gimana kamu seneng nggak sayang?" Tanya Mala yang langsung nerocos seperti biasa.
Adelia memang tidak pernah bercerita dengan siapa-siapa tentang kejadian hari itu, hari dimana kesalahpahaman itu terjadi dan hari dimana Ganesh mengucap kata 'putus' setelah kemudian mereka lost contact sampai sekarang.
..."Terkadang, kita mungkin terlalu fokus dengan 'jauhnya' perjalanan yang harus kita tempuh, 'susahnya' ujian yang harus kita hadapi, sehingga kita menjadi patah semangat dan ingin menyerah, tapi percayalah bahwa Tuhan selalu memiliki rencana yang indah."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
guest1054251266
ohhh bgtuuuu smngat adelia😘😘😘
2022-03-16
1
🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini
wadohhh
2022-02-28
1
👀 calon mayit 👀
nyesekkkk
2022-02-24
1