...Happy Reading...
Hari ini Adelia diundang untuk mengisi seminar di salah satu rumah sakit yang sudah berstandar internasional, dia membawakan tema tentang pentingnya berkomunikasi dengan anak, karena di jaman era globalisasi ini para orang tua lebih sering mementingkan pekerjaannya, apalagi jaman semua serba online dan hanya membiarkan anak bermain gadget saja, tidak memikirkan efek samping kebelakangnya.
" Yang penting anaknya diam" itulah yang sering para orang tua katakan, sehingga anak-anak mereka kebanyakan menjadi kecanduan gadget.
Walaupun Adelia masih dibilang baru terjun dalam dunia psikolog, namun namanya sudah melambung tinggi sampai kemana-mana, karena kemampuannya yang memang telah berhasil menyembuhkan banyak pasien anak-anak yang sudah tergolong akut.
" Waoww, selamat ya Del, akhirnya kamu bisa tampil dengan perfoma yang sangat keren." Ucap Hesti salah satu teman baiknya yang sering menemani kemanapun dia pergi.
" Apaan sih , biasa aja kali." Jawab Adelia yang memang selalu merendah orangnya.
" Dih pura-pura nggak tahu, banyak yang ngasih pujian tauk tadi." Jawab Hesti yang ikut bangga berteman dengan Adelia.
" Benarkah, alhamdulilah kalau begitu, padahal awalnya tadi aku sedikit gemetaran tau, takut kalau jadi demam panggung." Jawab Adelia yang sempat gemetaran tadi, karena ini pertama kalinya dia berbicara didepan ratusan orang.
" Kalau begitu boleh dong traktirannya? aku yakin deh, setelah ini nama kamu pasti langsung melejit seperti meteor." Puji Hesti yang memang banyak maunya.
" Kamu ini bisa aja, aku masih belajar juga, mau lanjut sekolah lagi, emang kamu mau makan di kafe mana?" Tanya Adelia yang memang sudah paham bagaimana keinginan sahabatnya itu.
" Biasa banget cuma di kafe? skali-kali di restoran berbintang kenapa Del? di hotel mewah gitu?" Ucap Hesti yang memang semakin melunjak orangnya, tapi hatinya sebenarnya sangat baik.
" Ribet banget deh, cuma mau makan doang harus ke hotel? makanannya juga sama aja kok rasanya." Jawab Adelia yang hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
" Ya bedalah sensasinya kawan, ayolah bestie.. skali-kali ngajak aku makan ditempat elite gitu? luu kan tau tiap harinya gw selalu sarapan endomie di kos-kosan?" Rengek Hesti yang memang bukan dari golongan orang kaya.
" Loh... bukannya endomie itu malah enak, mau makan varian apa saja nggak usah ribet, mau soto, ayam bawang, seblak, iga bakar, gulai, rendang semua ada, tinggal rebus doang lagi, it's so simple tauk." Jawab Adelia sambil mengingat beragamnya varian rasa dalam endomie.
" Yaelah Del, mau varian apa saja rasanya tetep mie aja! udah bosan aku, apalagi kalau akhir bulan telornya udah habis, hadeh.. keriting lama-lama rambut gw bestie." Umpat Hesti yang langsung curhat, karena gaji dari penghasilannya sebagai psikolog dia kirim juga buat orang tua dikampung, jadi emang dia sering berhemat.
" Utututu... kasian banget my bestie, kalau begitu siapkan gaunmu, kita ketemu di hotel berbintang lima malam ini, okey?" Adelia yang tahu bagaimana kondisi per-uangan sahabatnya langsung menyetujui saja, karena uang bukan jadi masalah baginya.
" Yeayy... malam mingguan di restoran hotel berbintang, siapa tahu dapet pacar nanti kita disana, haha." Hesti langsung bersorak gembira.
" Ngarep kamu ini, pikirannya cuma cowok aja!" Adelia mencubit pinggang sahabatnya dengan gemas.
" Jadi cewek itu harus realistis dong, tanpa cowok juga nggak bakalan ada cewek di muka bumi ini." Ucapnya dengan santai.
" Maksud kamu?" Adelia langsung menoleh kearahnya.
" Ya kali orang tua kita berkembang biak secara membelah diri? harus ada jantannya dong? kamu kira kita golongan amoeba apa?" Ucap Hesti dengan menggebu.
" Kok sampai ke situ sih mikirnya?" Adelia bahkan sampai melongo mendengarnya.
" Hahaha.. sampai jumpa nanti malam bestie, thank you for everything, bye!" Hesti langsung pergi lari ngacir duluan sambil tertawa saat melihat wajah Adelia yang terlihat tercengang.
Dan akhirnya malam minggupun telah tiba, malam yang sering dinantikan para kaula muda untuk pergi berkencan, di hotel tempat mereka reservasi untuk makan pun dipenuhi dengan pasangan couple yang sedang dilanda asmara, mungkin hanya Adelia dan Hesti saja yang terlihat jomblo.
" Lihat gaunku, sudah semlehot belum Del?" Ucap Hesti sambil menampilkan belahan dipahanya yang tinggal beberapa centi dari perut.
" Kamu tuh mau makan atau mau pamer pa ha Hes? tinggi banget sobekannya?" Adelia hanya bisa geleng-geleng kepala sambil melihat gaun yang Hesti pakai.
" Cuma ini doang baju yang kurasa pas ditubuhku, ini pun pinjem punya tetangga, hehe.."
" Astaga, ngapain sampai pinjem segala Hes? cuma makan doang kan? bukannya mau kencan? kalau pun kencan baju seperti itu bisa memicu ha srat lawan jenis tau!" Umpat Adelia yang langsung ceramah.
" Ya baguslah, terkadang pria jaman sekarang hanya memperhatikan casingnya duluan, hatinya baik apa busuk itu belakangan, yang penting aku terlihat berkelas." Jawabnya denan cuek.
" Sudah mulai gilak kamu ya? nekad banget? hadeh.. efek kebanyakan kena tikung di belokan ya non?" Ledek Adelia yang terus saja tersenyum jika sudah jalan berdua bersama Hesti.
" Ini salah satu cara menguji pria jaman sekarang, kalau mereka lihat belahan di pa ha gw, trus burung peliharaan mereka langsung berdiri, otomatis cowok itu fail dimata gw!" Ucapnya dengan manap.
" Kalau enggak?" Adelia menaikkan kedua alisnya.
" Ya berarti itu yang gw cari dong, pepet teros!"
" Terserah kamu deh Hes, yang penting kamu senang sudah!" Adelia langsung menuju meja makan yang sudah dia reservasi.
" Eh.. eh.. lihat deh tu cowok, guanteng banget!" Tiba-tiba Hesti menyengol lengan Adelia.
" Apaan sih, jangan mulai deh, makan aja yang bener." Jawab Adelia yang malas meladeni ocehan sahabatnya.
" Tapi ceweknya seksi banget sumpah, kalau gw cuma belahan pa ha doang nggak seberapa, cewek itu belahan da da cuy, kayaknya nggak pake br a deh tu cewek, bajunya ketat banget lagi, hiih... merinding gw lihatnya." Ucap Hesti yang memperhatikan dengan detail pasangan yang baru saja masuk kedalam restoran.
" Masak sih?" Adelia masih belum tertarik untuk melihatnya, dia masih asyik menikmati makanannya.
" Ternyata dia duduk dibelakang elu!" Bisik Hesti yang langsung memajukan wajahnya agar tidak terdengar sampai sana.
" Udah deh makan aja, jangan kepo in orang begitu!" Jawab Adelia sambil menyentil kening sahabatnya.
" Kita makan dulu ya honey? kamu pasti capek kan habis dari perjalanan jauh?" Tanya pria itu sambil mengusap lembut wajah wanitanya.
" Gilak, sweet banget tau nggak?" Bisik Hesti kembali, ternyata dia diam-diam menyimak obrolan mereka.
" Iya dong, aku kangen banget sama kamu!" Jawab wanita itu dengan manja.
" Ya sudah, makan yang banyak biar nanti kamu punya banyak energi buat kangen-kangenan, aku sudah pesan suite room untuk kita malam ini." Ucap pria itu dengan mesranya.
Degh!
Entah mengapa suara pria itu membuat jantung Adelia berdesir, karena mengingatkan dia dengan suara pria yang masih tersimpan rapi dihatinya dan yang lebih membuatnya diam mematung, dialog pria itu yang membuat hati Adelia seolah tertusuk.
" Wuidih... pake acara pesan kamar juga cuy, mau ngapain ya kira-kira? jadi pengen ngintip, penasaran gw cuy?" Hesti malah jadi cekikikan sendiri saat menguping pembicaraan mereka.
" Del... bisa ngintip nggak sih, dari lubang kunci juga nggak masalah kok, kalau enggak nguping aja didepan pintu gitu? pasti seru ya kan?" Ucap Hesti yang memang kudet dengan teknologi kedap suara di hotel berkelas, bahkan dia semakin menggila namun Adelia hanya terdiam dan menatap kosong hidangannya.
" Del bisa nggak, heh... kenapa kamu diam saja?" Hesti langsung menepuk lengan sahabatnya agar dia tersadar dari lamunannya.
" Pria... pria itu seperti apa sih Hes?" Bibir Adelia pun sedikit bergetar, namun dia takut ingin menoleh kebelakang.
" Gantenglah pokoknya, lihat aja sendiri, mereka lagi pegangan tangan tuh dan mesra-mesraan, nggak akan sadar kalau kita lihatin." Ucap Hesti yang langsung terkekeh sendiri, sepertinya sahabatnya juga kepo seperti dirinya.
Adelia langsung menghela nafasnya berulang kali dan memantapkan dirinya untuk menoleh kebelakang, dia mencoba mengusir segala pemikiran buruknya.
" I love you honey?"
" Love you more and more honey." Jawab pria itu dan kata-kata itu seolah sama persis dengan ucapan seseorang yang ada dihatinya.
" Kak Ganesh?"
Saat Adelia memberanikan diri untuk menoleh kebelakang, tanpa sadar mulut Adelia memanggil namanya dan sontak membuat pria dibelakangnya menoleh kearahnya, karena memang dialah orangnya.
Kedua mata mereka saling bertemu, saling menatap, sorot mata kerinduan sangat terpancar dari mata Adelia, namun tanpa sadar air mata Adelia keluar begitu saja, saat dia melirik kearah gadis yang bergelayut manja dilengannya, dengan bajunya yang memang sangat seksih dan terbuka.
..."Ingatlah dan tanamkan juga pada diri sendiri, bahwa tak akan pernah bisa kamu merasakan bahagia bila tidak mengalami kesedihan, karena kebahagiaan akan muncul setelah kesedihan itu usai."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
ͩ🍭ͪ ͩᗩGEᑎᑕY🍀😜👙ᗩᶦꑄⓨᗩᕼ🌱
atiitt mak🥺🥺🥺🥺
2022-02-28
1
Teh Ros Teteh Eros
pasti sama si bule kegatelan tuh si ganesh,,,,,pingin tak remet aja😠
2022-02-11
1
Shakila Rassya Azahra
wah ganesh bener2 ya kamu hais
2022-02-10
1