...Happy Reading...
Siang hari yang terik pun kini telah berlalu, jalanan sore mulai padat merayap karena memang sudah jamnya pulang kerja dari tempat kerja mereka masing-masing, sedangkan Ray sengaja datang ke kafe yang sudah dia pesan lebih awal untuk mengecek tempat acara syukuran naik pangkat dan acara perpisahan pindah tugas, dia melihat persiapan ruangan dan juga makanan terlebih dahulu, agar semuanya nanti dapat berjalan dengan lancar.
" Ray?" Sapa seorang tamu undangannya yang ternyata adalah Celine, dia berjalan mendekat dengan senyum yang tidak pernah pudar, saat melihat wajah tampan Ray, hati Celine memang selalu bergetar apalagi kalau senyuman manis pria itu tertuju kepadanya, seolah bunga-bunga bermekaran disekelilingnya.
" Hei.. kamu sudah datang? mana yang lainnya?" Tanya Ray yang langsung melongok dibelakang tubuh Celine namun tidak ada orang lain lagi.
" Belum datang, aku sengaja datang duluan agar bisa ngobrol banyak denganmu." Jawab Celine yang sudah terlihat cantik dengan dress mewahnya, padahal acaranya hanya bertemakan santai, bukan acara formal, namun dia memang sengaja ingin terlihat cantik di depan pria idamannya.
" Owh begitu?" Ray melirik jam tangan mahal miliknya dan ternyata memang masih awal lagi, pantas saja yang lain belum ada yang datang.
" Ray boleh nggak kita ngobrol berdua dulu?" Pinta Celine yang langsung duduk disamping Ray.
" Tentu, kita kan memang cuma berdua disini, selain mbak karyawan kafe ini?" Ray merasa heran sendiri, tidak biasanya Celine bersikap seperti ini.
" Aku pengen ngomong serius sama kamu." Ucap Celine dengan tekad yang sudah bulat.
" Tentang?" Entah mengapa jantung Ray malah jadi terasa dag dig dug ser sendiri, seolah ada yang aneh dari perilaku Celine.
" Bisa kita bicara di ujung sana." Celine menunjuk sofa di ujung ruangan kafe tersebut.
" Okey tidak masalah, kita bisa kesana sekarang." Jawab Ray yang langsung berjalan menuju kearah sofa dengan berbagai asumsi yang terlintas di otaknya, namun dia mencoba untuk tetap santai dan cool seperti biasa.
" Ray, sebelumnya aku minta maaf." Posisi duduk Celine bahkan terlihat lebih condong kearah Ray.
" Untuk?" Ray malah terlihat sedikit menggeser tubuhnya mundur dari tempat dia duduk, dia lebih suka menjadi pria yang agresif daripada pihak wanita yang lebih agresif seperti ini menurutnya.
" Aku... aku sebenarnya ingin tahu bagaimana tentang, emm.. perasaan kamu denganku?" Akhirnya pertanyaan itu berhasil terlontar juga dari mulut Celine walau sedikit ragu.
" Ehermm.." Dia merasa ingin terbatuk namun dia tahan sebisanya.
" Perasaan? maksud kamu perasaan yang bagaimana?" Tanya Ray yang langsung terkejut dengan pertanyaan rekannya yang terkesan lebih mendalam.
" Selama ini kita selalu jaga bersama, bahkan kalau dikirim ke daerah terpencil kita juga selalu bersama, dan menurutku kamu selalu baik denganku, kamu sosok yang perhatian dan pengertian, apa kamu tidak punya perasaan lain selain sebagai teman denganku?" Tanya Celine yang mencoba memberanikan diri karena mungkin hanya ini kesempatannya yang tersisa.
Mati gw, perhatian yang bagaimana? kayaknya aku biasa aja deh, sama semua polwan juga begitu, aku perlakukan semua sama, apa yang beda coba?
Terkadang wanita saat diberikan perhatian dan pengertian yang menurut Ray hanya biasa saja tapi terasa istimewa bagi orang lain, itu mengapa berulang kali banyak gadis yang mengungkapkan perasaan dengannya namun tidak dia terima, karena memang Ray hanya menggangap mereka semua sebagai teman, karena sejak dulu dia selalu diajarkan oleh ayahnya untuk memuliakan seorang wanita, namun ternyata itu semua mereka salah artikan, begitu juga dengan Celine yang salah sangka terhadap semua perlakuan Ray.
" Celine, sebelumnya aku minta maaf karena telah membuat kamu salah sangka, tapi aku memang hanya menganggap hubungan kita ini sebatas teman saja, sama seperti yang lainnya." Ucap Ray perlahan, agar tidak menyinggung perasaan wanita yang biasanya selalu sensitif.
" Apa sedikitpun, tidak ada perasaan lain untukku?" Celine menundukkan pandangannya, antara malu dan tetap nekad berjuang demi cinta.
" Celine.. kamu adalah teman terbaikku, aku tidak mau melukai hatimu, tapi aku juga tidak bisa memberikan harapan lebih dari itu, karena memang aku, emm--" Dia menggantungkan ucapannya.
" Memang apa? apa kamu sudah punya wanita lain dihatimu?" Tanya Celine yang langsung ke titik pointnya.
" Hmm... mungkin bisa dibilang begitu." Karena memang Raymond belum yakin, tapi dia memang tidak mau memberikan harapan apapun untuk Celine, karena dia tidak mau PHP in seseorang apalagi seorang cewek, karena kalau mereka sudah nekad, akan fatal akibatnya.
" Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu jalan atau pergi cuti dengan seorang wanita manapun? bahkan telponan mesra juga belum pernah lihat, padahal kita sering seharian dinas bersama." Sudah kepalang basah, sekalian saja dia korek info secara mendalam pikirnya.
" Owh... dia bukan dari daerah ini dan kami memang jarang telponan, kita sibuk dengan pekerjaan kita masing-masing." Jawabnya dengan sedikit ragu.
" Apa kamu tidak berbohong kepadaku?" Celine seolah menangkap keraguan dari wajah Ray saat ini.
" Celine, kita tetap bisa berteman kan?" Tanya Ray yang ingin mengalihkan topik agar Celine tidak terlalu banyak bertanya tentang hal pribadinya.
" Apa kamu sama sekali tidak menyukaiku? atau mungkin mencoba untuk menyukaiku? aku akan menunggumu Ray, bahkan aku rela jika harus pindah tugas denganmu, di kotamu sekarang." Celine sama sekali tidak memperdulikan pertanyaan Ray saat jawaban yang dia terima tidak sesuai dengan keinginannya.
" Celine, maafkan aku, tapi aku sungguh tidak bisa, aku takut akan lebih melukai hatimu, mungkin kita hanya cocok untuk sekedar berteman saja." Jawab Ray dengan tegas, dia memang tidak mau pura-pura suka hanya untuk membahagiakan seorang wanita dihidupnya.
" Ya sudahlah, kalau begitu aku pamit saja, selamat atas kenaikan pangkatmu, dan hati-hati dijalan, maaf aku tidak bisa mengantarmu besok." Celine terlihat sangat sedih.
" Apa kamu tidak mau menunggu rekan-rekan kita dulu?" Tanya Ray yang mencoba untuk menahannya.
" Maaf, aku ada acara mendadak malam ini, sampaikan saja salamku untuk semua." Jawab Celine tetap tidak menoleh, bahkan dia terus menundukkan kepalanya saat mulai berjalan meninggalkan Ray yang sebenarnya juga merasa tidak enak hati, karena acaranya bahkan belum dimulai sama sekali.
" Okey, terima kasih atas kedatanganmu Celine, good luck for you." Ucap Ray yang hanya dibalas anggukan kepala saja dari Celine.
" Maaf Celine, aku harus menolakmu secara langsung, karena gadis tomboy itu tidak pernah bisa pergi dari ingatanku." Ray pun hanya bisa menghela nafasnya berulang kali sambil menatap kepergian polwan cantik rekan kerja di kantornya.
Karena entah mengapa selama ini wanita yang selalu ada dihati Raymond cuma Hanami saja, dia pikir awalnya cuma karena rasa kasian saja terhadapnya, namun ternyata sampai detik ini gadis tomboy itu masih saja selalu terngiang-ngiang di pikirannya.
..."Jangan pernah memberikan seseorang harapan palsu karena pada akhirnya itu amat menyakitkan."...
..." Karena penolakan yang jelas, selalu lebih baik daripada janji palsu."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
ferlyana dwi
mantap ceritax..mantap lagi klo ada audiotoonx thorr
2022-03-31
1
guest1054251266
pasti anak nya si bryan ya
2022-03-16
1
Novayanti Puput
jadi inget babang carlos dulu yg di kejar kejar cewek ug sampek nyelakain mala
2022-03-10
1