Nyonya Tasya segera kembali ke kamar perawatan putranya, mengingat sebentar lagi dokter akan kembali memeriksa kondisi terkini kesehatan putranya.
"Maaf ya Ca', Tante sudah merepotkan kamu" ucap nyonya Tasya saat baru tiba dari kantin bersama Tiara.
"Nggak apa apa ko Tante" jawab Alisya.
Sebelum kakaknya turut menimpali.
"Benar Tante... hitung hitung Alisya lagi latihan jadi istri, sebentar lagi kan mereka akan menikah." Tiara sengaja menggoda adiknya, yang wajahnya mulai merona. apalagi saat mendengar kata istri, tatapan Kheano tak berpaling sedikit pun darinya.
"Nggak ada salahnya aku mencoba menerima perjodohan ini, lagi pula gadis gadis ini tidak buruk." Batin Kheano, sementara Alisya semakin salah tingkah dengan tatapan Kheano.
Nyonya Tasya mengambil satu buah jeruk kemudian mengupasnya untuk putra kesayangannya, sebelum ia menerima panggilan dari telepon genggamnya.
Nyonya Tasya pamit keluar sebentar sebelum menggeser ke atas panggilan dari aplikasi hijaunya. usai melakukan obrolan dengan suaminya via aplikasi hijau, nyonya Tasya kembali ke ruangan perawatan karena kebetulan ia melihat Dokter berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang perawatan Kheano.
Nyonya Tasya mengikuti langkah dokter Ferdi yang hendak memasuki ruangan tersebut.
Untuk beberapa saat dokter Ferdi fokus pada pemeriksaan yang dilakukannya pada Kheano.
"Kondisi pasien semakin membaik lagi pula lebam di pipinya juga sudah mulai menurun." jelasnya usai memeriksa kondisi Kheano.
"Melihat perkembangan pasien yang semakin membaik, besok pasien sudah di perbolehkan pulang." lanjut dokter Ferdi.
"Baik terima kasih dok" Nyonya Tasya senang mendengar putranya yang sudah di perbolehkan pulang besok.
Nyonya Tasya menatap ragu saat ingin kembali meminta bantuan pada Alisya, karena merasa tidak enak hati harus terus meminta bantuan pada calon menantunya tersebut.
"Ada apa Tante?? apa ada yang bisa Ica bantu??" Tanya Alisya, yang mengerti dengan arti tatapan nyonya Tasya padanya.
Nyonya Tasya menarik napas dalam kemudian menghembus perlahan. sebelum kembali meminta bantuan dari calon menantunya itu.
"Begini Ca, tadi papanya Khe telepon, kata Om gurunya Rania memanggil walinya Rania, karena Rania membuat ulah di sekolah" ungkap mamanya Kheano tersebut.
"Jadi, sekali lagi Tante mau minta bantuan sama kamu, untuk menemani Kheano selagi Tante ke sekolah Rania!!" lanjut nyonya Tasya.
"Oh iya Tan nggak papa, sebaiknya Tante segera ke sekolah Rania, biar Ica di sini nemenin kak Khe" jawab Alisya, yang merasa tidak enak jika harus menolak.
"Terima kasih sayang." nyonya Tasya mengusap lembut puncak kepala Alisya.
"Kalau Tiara gimana?? mau tetap di sini sama Ica atau mau Tante anterin pulang sekalian??" tanya Nyonya Tasya sebelum membuka handle pintu.
"Nggak usah Tante biar Tiara nanti naik taksi online saja, lagian sekolah Rania kan nggak searah sama rumah Tiara." Tiara yang saat ini duduk di sofa menjawab pertanyaan nyonya Tasya.
"Nggak papa sayang kamu naik taksi online??" kembali tanya Nyonya Tasya memastikan, karena ia tahu pak Ujang telah kembali kerumah saat bundanya meminta di antaran ke sebuah Supermarket untuk belanja keperluan bulanan.
"Nggak papa kok Tante" Tiara meyakinkan wanita itu, jika ia bisa pulang dengan menumpangi taksi online.
Beberapa saat setelah kepergian nyonya Tasya, Tiara juga pamit pulang pada adiknya. walaupun awalnya Alisya tidak mengizinkan kakaknya menggunakan taksi Online. namun karena Tiara terus meyakinkan jika dia akan baik baik saja, akhirnya Alisya mengizinkan kakaknya kembali ke rumah dengan menggunakan taksi Online.
Alisya merasa sedikit canggung karena saat ini ia kembali hanya berdua saja dengan pria yang sebentar lagi akan menjadi imam dalam rumah tangganya tersebut. apalagi suasana hening semakin menambah kecanggungan di antara keduanya.
Jika bisa memilih di posisikan pada suasana canggung seperti ini atau di posisikan pada saat Kheano terus menyudutkan dirinya, mungkin Alisya akan lebih memilih di disudutkan oleh pria itu. setidaknya saat menerima tuduhan Kheano yang selalu menyudutkan dirinya ia bisa mengelak bahkan marah pada pria itu. tapi jika di posisikan pada situasi seperti saat ini, bernapas saja sulit menurut Alisya.
Beberapa saat kemudian.
"Ngapain kamu duduk di situ??" akhirnya suara Kheano yang terdengar ketus memecah keheningan di antara keduanya.
"Emangnya kenapa??" Alisya sedikit bangkit dari duduknya lalu memeriksa keadaan sofa yang dia duduki.
"Sofanya nggak apa apa kok" lanjut Alisya setelah memastikan tidak ada yang aneh dengan sofa yang ia duduki tersebut.
"Maksudnya, ngapain kamu duduk jauh jauh, kamu pikir saya makan orang apa" sejujurnya Kheano ingin Alisya duduk di sebuah kursi yang berada di samping brankarnya, namun gengsi Kheano yang terbilang cukup tinggi sehingga ia menggunakan kata kata ketus untuk membuat Alisya berpindah.
"Jangan salahkan saya ya kalau sampai kamu di cap mantu durhaka sama mama, karena tidak menurut pada suami" ancaman terakhir mampu membuat Alisya berpindah lalu duduk di sampingnya.
"Masih c-a-l-o-n s-u-a-m-i kali kak, belum suami" dengan mengeja suku kata, Alisya meralat ucapan Kheano barusan. namun walau begitu ia tetap menuruti permintaan Kheano.
"Dua hari lagi kamu bakal resmi jadi istri saya, jadi tidak ada salahnya kan." Kheano menarik selimut hingga hampir menutupi separuh dari bagian tubuhnya, mungkin karena masih dalam pengaruh obat sehingga Kheano pun terlelap dalam mimpi, meninggalkan Alisya yang masih duduk terjaga di sebuah kursi yang berada di samping ranjangnya.
Beberapa saat kemudian, mungkin karena lelah Alisya pun ikut terlelap dalam posisi duduk dengan berbantal lengan.
Di tengah tidurnya Kheano merasakan ada yang menindih lengannya hal itu sampai mengusik tidurnya, saat ia membuka mata ternyata Alisya tertidur dengan berbantalkan lengannya. tetapi bukannya marah, Kheano malah enggan menarik lengannya karena tidak ingin mengusik tidur gadis itu.
Hingga dua puluh menit kemudian Kheano sudah merasa lengannya mulai kebas, Untung saja Alisya pun terbangun.
"Astaga aku ketiduran." ucap Alisya saat baru saja membuka matanya.
"Maaf ya kak...Alisya ketiduran, apa Alisya sudah lama ketiduran di lengan kakak??" ucap Alisya saat bola mata Kheano tertuju padanya.
"Pikir saja sendiri sudah berapa lama kamu ketiduran, sampai bikin lengan saya kebas begini." cetus Kheano sembari meregangkan otot lengannya yang mulai terasa kebas.
"Maaf ya kak" ucap Alisya karena merasa bersalah, sampai membuat lengan Kheano kebas.
"Lagian kakak juga sih kenapa tadi nggak ngebangunin Alisya." ucapan Alisya mendapat tatapan sulit di artikan dari pria itu.
"saya sudah coba membangunkan kamu, cuma kamu saja yang tidurnya kayak kebo." jawab Kheano berbohong, karena jangankan membangunkan gadis itu, ia bahkan tidak menarik lengannya dari gadis itu sebab takut mengusik tidur Alisya.
"Atau jangan jangan kamu sengaja ya ingin menggoda saya" tuduhan Kheano membuat Alisya tanpa sadar memukul lengannya yang masih terasa kebas.
"Aawwwhhhh" ringis Kheano.
"Astaga... maafin Alisya Kak, Alisya nggak sengaja" ucap Alisya dengan wajah memelas sembari mengusap lengan Kheano yang tadi sempat dipukulinya.
Tanpa sadar Kheano menyungging senyum, karena sebenarnya pukulan Alisya sama sekali tidak terasa sakit baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
alvika cahyawati
dasar kheanu bilang sj udah suka kenapa gengsi sich....
2023-04-12
2
Ferial Aziz
sok jaim dan gensi'an lho kheano, ditikung ama Al tau rasa lho
2022-04-14
1
Purwaningsih Subiyono
Dah mulai cinta nih ceritanya.
2022-04-10
0