Keesokan harinya di SMA Nusa bangsa Kheano yang baru saja memarkirkan jagoan merahnya, melambai pada ketiga sahabatnya yang kini tengah berdiri menunggu kedatangannya.
Melenggang penuh percaya diri seperti biasanya itulah Kheano. beribu masalah pun akan hilang seketika, saat ia sudah berada di tengah tengah sahabatnya.
"Semalam Lo kemana Bro nggak datang ke tempat tongkrongan??" Arya sudah mencecar saat Kheano sudah melangkah mendekati ketiganya.
"Biasa Gue lagi ada acara keluarga." jawab Kheano santai, meski ia sendiri tidak menjelaskan lebih detail acara apa yang ia hadiri semalam. masa iyah harus ngomong ke teman teman nya jika lulus nanti ia akan segeralah menikah dengan gadis pilihan orang tuanya, begitu pemikiran Kheano yang merasa gengsi jika harus menikah di usia yang terbilang masih sangat muda.
"Jangan bilang diam diam Lo udah punya gebetan bro." tebak Bobi asal, usai mengikat tali sepatunya yang tadi sempat terlepas.
"Lo kalau ngomong jangan asal ya!!" seketika ketiga sahabatnya menatap heran pada Kheano, sebab tidak biasanya ia sewot begini saat di becandain oleh ketiga sahabatnya.
"Biasa aja kali Khe, nggak usah sewot gitu!! lagian gue kan cuma becanda" lanjut Bobi.
"Siapa juga yang sewot, biasa aja kali." Kheano kembali bersikap biasa kemudian duduk di bangku panjang bersebelahan dengan Arya serta Andi sementara Bobi dengan posisi berdiri di depan ketiganya.
"Atau jangan jangan tebakan gue benar lagi?? timpal Andi, yang kemudian menatap ke arah gerbang di mana siswa siswi mulai berdatangan, sampai mata Andi tertuju pada seorang gadis yang baru saja turun dari mobil.
"Bob pujaan hati Lo datang tuh." mendengar ucapan Andi, Bobi segera menoleh ke arah Alisya yang baru saja memasuki gerbang sekolah. seperti biasa Alisya tiba di sekolah bersama sang kakak.
"Pagi Alisya,,,Pagi Tiara." sapa Bobi, ketika Alisya dan Tiara melintasi ketiganya.
"Pagi" jawab Tiara seraya mengulum senyum ramah begitu juga Alisya.
"Pagi kak." Kheano terus menatap ke arah Alisya saat ia menjawab salam Bobi dengan senyum manis nya.
"Nggak takut patah tuh leher." ketus Kheano saat pandangan Bobi terus tertuju pada Alisya meski empunya hampir menghilang dari pandangan.
"Abis senyumnya itu Loh, pengen ngajakin nikah." ucap Bobi saking terkesima dengan senyum manis yang terukir di wajah cantik Alisya.
"Masih bocah udah ngomongin nikah. Emang Lo mau nikah muda gitu?? di saat anak anak lagi senang senangnya menikmati masa muda, Lo malah sibuk membayangkan nikah muda, dasar gila." bagai tertampar dengan ucapan Arya pada Bobi, tanpa sadar Kheano pun menimpali.
"Lagian apa salahnya nikah muda, bukankah nikah muda akan menjauhkan kita dari perbuatan Zina." secara tidak langsung Kheano membela diri, padahal ketiga sahabatnya tersebut bahkan tidak tahu menahu masalah perjodohan dirinya dengan seorang gadis pilihan orang tuanya.
"Benar tuh Khe, aku juga nggak keberatan jika harus nikah muda, apalagi nikahnya sama Alisya." ucapan Bobi mendapat sentilan dari Arya.
"Pagi pagi jangan mengkhayal tentang anak orang!!" entah kenapa ucapan Arya yang di tunjukkan pada Bobi membuat telinga Kheano tidak nyaman. melihat kecantikan wajah Alisya tidak heran banyak yang mengaguminya, bahkan sebelumnya Kheano sendiri sudah sering mendengar Bobi memuja dan memuji sosok Alisya. namun entah mengapa pagi ini pujian Bobi untuk Alisya membuat panas telinganya.
Sampai bel masuk membuyarkan percakapan ke empatnya, mereka pun bergegas masuk ke kelas menyimpan tas masing masing kemudian melangkah ke lapangan untuk melakukan apel pagi.
Di sela apel pagi guru piket meminta Kheano sebagai ketua OSIS, untuk menjelaskan beberapa peraturan guna meningkatkan kwalitas dan prestasi siswa dan siswi di SMA Nusa bangsa. saat berbicara di depan hampir ratusan siswa siswi, Kheano terlihat tenang dalam penyampaian nya tidak sedikitpun terlihat gugup. hal itu membuat para siswi menatap kagum pada Kheano, tidak terkecuali Sisil dan indah sahabat sekelas Alisya.
"Ca' kak Khe emang sosok pria idaman banget deh,,,,." puji Sisil lirih dengan senyum yang merekah indah di wajahnya.
"Biasa aja." dengan suara lirih pula, Alisya menjawab dengan wajah malas.
"Emang Lo nggak penasaran apa sama kak Khe?? kalau gue jadi Lo sih Ca' gue bakal deketin tuh babang Kheano. secara Lo kan cantik, tidak sedikit cowok di sekolahan yang naksir sama Lo." mendengar ucapan lirih Sisil yang panjang lebar membuat Alisya memutar matanya malas.
"Sayangnya gue nggak minat tuh." jawab Alisya kemudian.
"Mau di deketin apa nggak juga, nggak akan ada bedanya, bentar lagi juga dia bakal jadi suami gue Sil." ujar Alisya yang tentunya hanya di dalam hati.
Beberapa saat kemudian apel pagi usai para siswa siswi masuk ke kelas masing masing untuk melaksanakan rutinitas belajar mengajar.
***
Jam istirahat kelas.
"Duduk sini aja Ca" Bobi menawarkan Alisya serta teman temannya untuk duduk di sebuah bangku panjang, sementara ia segera pindah di bangku yang saat ini di tempati Kheano, Arya, serta Andi. posisi bangku itu berhadapan, hanya sebuah meja yang menjadi penghalang. awalnya Alisya menolak halus tawarkan Bobi, merasa canggung jika harus makan satu meja dengan Kheano yang selalu menampilkan raut wajah dingin. namun karena Bobi terus memaksa mau tidak mau Alisya, Sisil,Indah serta Ranti pun akhirnya duduk di bangku tersebut.
"BTW makasih ya kak."Ucap Alisya yang kini telah duduk tepat berhadapan dengan Kheano.
Berbeda dengan Bobi yang terus melancarkan aksinya menggoda Alisya, Kheano hanya terlihat diam sembari sesekali memainkan ponselnya.
"Hai kak." Sisil menyapa Kheano yang sibuk menatap ponsel miliknya.
"Hai." akhirnya dengan malas, Kheano membalas sapaan salah seorang sahabat calon istrinya tersebut.
Beberapa saat kemudian mang Jaja datang dengan sebuah nampan yang berisikan beberapa mangkok bakso.
"Silahkan di nikmati neng." seru mang Jaja dengan senyum jenaka khas mang Jaja.
"Mentang mentang ada cewek kita nggak di sapa nih??" ledek Arya.
"Den Arya bisa aja, abisnya senyum neng Alisya mengalihkan dunia sih den." mang Jaja menjawab guyonan Arya.
"Mang Jaja bisa aja deh bercandanya." sembari membumbui bakso miliknya, Alisya menimpali ucapan mang Jaja.
"Benar neng Mang Jaja nggak becanda. Gimana den Kheano, ucapan Mang Jaja nggak salah kan??" mendengar ucapan mang Jaja membuat Kheano salah tingkah dan harus menjawab apa, hingga beberapa saat kemudian Kheano pun terpaksa mengangguk.
"Tuh kan den Kheano aja bilang kalau neng Alisya itu cantik." lanjut mang Jaja sebelum berlalu meninggalkan mereka.
"BTW kamu udah punya pacar belum Ca'??" pertanyaan Bobi membuat Kheano menatap ke arah Alisya yang tersedak.
"Uhuk,,,uhuk,,,uhuk,," tanpa sadar Kheano menyodorkan gelas air minum miliknya pada Alisya.
"Ini minum!!"~Kheano
"Kamu nanya apaan sih??" Kheano menatap ke arah Bobi, dengan tatapan sulit di artikan.
"Maaf Ca' aku tidak bermaksud apa apa." ucap Bobi merasa bersalah, karena membuat Alisya sampai tersedak akibat pertanyaan nya tadi.
"Nggak papa kok kak, Ica aja tadi yang makanya terburu buru." sahut Alisya kemudian melirik ke arah Kheano, hingga untuk beberapa saat tatapan keduanya bertemu.
"Alisya memang tidak punya pacar kak Bobi, tapi calon suami Alisya punya. saat ini orangnya bahkan ada di depan mata Alisya." batin Alisya kemudian melanjutkan makannya. sampai semangkok bakso mengisi perut masing masing mereka pun kembali ke kelas masing masing.
***
Kakak ngapain masuk Toilet cew_??" belum Alisya menuntaskan kalimatnya Kheano menerobos masuk sembari membungkam mulut Alisya dengan tangannya saat Alisya baru saja membuka pintu.
Alisya terlihat semakin Panik dan ketakutan Kala tubuh kekar Kheano sudah mengungkungnya saat tubuhnya tersandar ke dinding.
"Kakak apa apaan sih??"Alisya berusaha memberontak sembari memukul mukul tangan Kheano yang membungkam mulutnya.
"Bisa diam nggak sih!!" ketus Kheano, perlahan melepaskan telapak tangannya dari bibir gadis itu.
"Jangan macam macam ya kak, kalau kakak berani berbuat macam macam aku akan teriak." ancam Alisya yang mulai ketakutan dengan sikap Kheano.
"Heh,,, jangan GR deh kamu!! aku cuma mau bilang_" untuk beberapa saat Kheano ragu mengutarakan kalimatnya, sampai ia kembali menuntaskan kalimatnya.
"Aku cuma mau bilang, bisa nggak sih kalau pake rok itu yang panjangan dikit!!" mendengar ucapan Kheano membuat mata Alisya membulat sempurna, sementara Kheano segera mengalihkan pandangannya dari Alisya.
"Hah,,,jadi kak Kheano sampai menerobos masuk cuma mau bilang itu doang?? lagian apa yang salah sih dengan rok Ica' kak?? ini panjangnya juga udah selutut." protes Alisya merasa tidak ada yang salah dengan roknya.
"Saya tidak mau tahu ya, mulai besok jangan pake rok ini lagi!! awas aja kalau kamu tetap ngeyel!!" ucapan Kheano tidak kasar, namun terdengar seperti ultimatum bagi Alisya, hingga ia berdecak kesal sepeninggalnya Kheano.
Dengan raut wajah kesal Alisya berlalu meninggalkan toilet.
Usai makan bersama di kantin tadi, Bobi terus menjadikan Alisya sebagai topik pembicaraan. bukan hanya wajah cantik Alisya yang menjadi topik pembicaraan Bobi, Bobi bahkan tidak canggung saat memuji bodi Alisya yang memang sebelas dua belas dengan gitar spanyol. Dan entah kenapa tanpa di sadari Kheano yang tidak suka dengan ucapan Bobi tadi, mengikuti Alisya saat hendak ke toilet. bahkan Kheano sendiri tidak menyangka bahwa ia akan bereaksi sejauh itu saat ada yang memuji bagian tubuh gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Nyemas Bundanya Alika
uda mulai posesif, wanitanya ga blh ada yg liatin
2022-04-14
1
Ferial Aziz
mulai posesif, ayo bobi. buat keanu cemburu.
2022-04-14
0
alvika cahyawati
bilang sj udah mulai suka udah mulai bucin kenapa ngk mau ngaku
2022-04-06
3