Matahari yang terik tidak mengendurkan semangat Ica yang saat ini tengah berjalan kaki menyusuri trotoar jalan. hari ini sepulang sekolah Alisya berniat menemui salah seorang pengusaha ternama yang bernama Reza Admaja untuk mengutarakan keinginannya semalam. mungkin karena berjalan sambil melamun Alisya tidak mendengar sebuah klakson yang berasal dari sebuah mobil mewah saat dirinya sudah mulai berjalan keluar dari area pejalan kaki. sampai terdengar pekikan lengking dari mulut gadis itu, ketika mobil mewah tersebut hampir saja mengenai tubuhnya.
"Arrrghhh" terdengar lengking suara Alisya ketika terdengar suara pengendara mobil menginjak rem mendadak. wanita yang tengah berada di dalam mobil mewah tersebut segera turun dari mobilnya dengan perasaan khawatir.
"Kamu nggak apa apa nak, apa ada tubuh kamu yang terluka??" selidik wanita cantik yang saat ini berusia hampir empat puluh tahun tersebut, seraya memeriksa hampir seluruh bagian tubuh Alisya.
"Aku baik baik saja Tante." Sahut Alisya masih dengan wajah yang sedikit syok akibat kejadian itu.
"Maafin Tante ya nak, Tante tadi sedang menerima telepon jadi Tante tidak menyadari keberadaan kamu."tutur wanita tersebut penuh penyesalan.
"Nggak apa apa Tante, lagian aku juga yang salah." ucap Alisya yang merasa dirinya yang salah karena telah keluar dari area pejalan kaki.
"Mari sayang Tante antar ke rumah sakit." Wanita itu mengajak Alisya ke rumah sakit, namun dengan ramah Alisya menolaknya.
"Nggak perlu Tante, lagi pula aku nggak apa apa kok Tan." tolak Alisya halus, meski lututnya sedikit berdarah karena tergores aspal saat meringkuk tadi, namun Alisya terlihat tidak terlalu peduli dengan lukanya. karena saat ini menemui tuan Reza Admaja adalah hal terpenting baginya.
"Nggak apa apa gimana nak, lutut kamu tergores nak" wanita itu terlihat khawatir saat melihat lutut Alisya sedikit lecet.
"O itu, nanti di beri Betadine juga bakalan sembuh Tan." tutur Alisya beralasan agar bisa segera melanjutkan langkahnya ke tujuan utamanya tadi.
"Kalau begitu biar Tante obati luka kamu dulu nak." wanita yang masih terlihat cantik dan langsing di usai yang hampir empat puluh tahun tersebut menawarkan diri untuk mengobati luka gores di lutut Alisya, namun lagi lagi Alisya menolak lembut dengan alasan ia sedang terburu buru.
"Nggak perlu Tante lagian luka kecil begini sudah biasa." senyum Alisya benar benar menyejukkan hati wanita itu.
"Tante aku pergi dulu ya Tan, soalnya ada urusan penting." lanjut Alisya berpamitan sebelum ia melanjutkan langkahnya meninggalkan seorang wanita yang masih menatap kagum punggungnya hilang menghilang dari pandangan mata.
Wanita yang bernama Natasya Amira tersebut di buat kagum akan sikap Alisya yang terbilang sangat ramah mengingat ia masih pelajar. Tasya begitu wanita itu biasa di sapa, bisa tahu jika Alisya adalah seorang pelajar karena saat ini Alisya masih mengenakan seragam sekolah menengah atas. sebab setahu Tasya kebanyakan gadis pelajar seusia Alisya akan bersikap bar bar jika ada di posisi Alisya tadi, bahkan saat bersama dengan orang yang lebih tua sekalipun. nyonya Tasya pun segera kembali ke mobilnya kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju salah satu butik langganan nya.
***
Di perusahaan Admaja group
Sebagai pimpinan di perusahaan Admaja group Reza Admaja terlihat sibuk dengan dokumen dokumen yang menumpuk di meja kerjanya. walaupun mempunyai puluhan pegawai Sebagai pimpinan Reza tetap mengecek setiap pekerjaan yang telah di kerjakan bawahannya.
seperti halnya siang ini tuan Reza fokus dengan rutinitas nya tiba tiba mengalihkan pandangannya sesaat ketika pintu ruangannya di ketuk oleh seseorang yang tak lain adalah sekretaris nya.
"Selamat siang pak." Ucap seseorang ketika atasannya mempersilahkannya masuk.
"Ada apa Mona." tanya tuan Reza ketika sekretaris barunya, yang baru bekerja selama satu tahun itu memberi salam.
"Maaf tuan,,,ada seorang gadis berseragam sekolah menengah atas di luar, gadis itu ingin bertemu dengan anda tuan." Reza mengerut kening heran mendengar ketika ada seorang pelajar yang ingin bertemu dengan dirinya.
"Siapa dia??" bukannya menjawab Tuan Reza malah balik bertanya.
"Saya juga tidak tahu tuan, dia hanya bilang jika ia ingin bertemu dengan anda."jawab Mona.
"Katakan padanya jika saya sedang sibuk dan tidak ingin di ganggu!!" seru Tuan Reza yang merasa tidak berkepentingan dengan gadis itu.
"Tapi tuan,,," kalimat Mona menggantung saat atasannya itu menyela.
"Tapi apalagi Mon??" cecar Tuan Reza yang mulai kesal mengingat begitu banyak dokumen penting yang harus di periksa lebih dulu olehnya.
"Tapi gadis itu sudah lebih dari satu jam menunggu anda tuan." mendengar penuturan sekretaris nya membuat tuan Reza semakin di buat penasaran siapa gadis itu, dan akhirnya tuan Reza memberi tahu Mona untuk mengantar gadis itu ke ruangannya.
"Suruh dia masuk!!" seru tuan Reza akhirnya.
Setelah lima menit kemudian tuan Reza menatap ke arah pintu saat seorang gadis muda yang masih mengenakan seragam sekolah tersebut berdiri di ambang pintu yang masih terbuka setengah, setelah lebih dulu mengetuk tentunya.
"Siapa nama kamu dan apa tujuan kamu ingin bertemu dengan saya??" cecar tuan Reza dengan tatapan datar, saat Alisya sudah kembali menutup pintu ruangan pimpinan tersebut.
"Sebelumnya saya minta maaf karena sudah mengganggu waktu anda tuan." ucapan Alisya hanya mendapat tatapan datar dari pria yang berusia sekitar empat puluh lima tahun tersebut.
"Nama saya Alisya putri Rendi perdana tuan." mendengar Alisya memperkenalkan namanya membuat Reza menatap lekat Alisya dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Saya putri dari bapak Rendi perdana tuan, maksud kedatangan saya adalah ingin membahas masalah perjodohan putra tuan dengan kakak saya yang bernama Tiara Putri, tuan." mendengar penuturan gadis itu membuat Tuan Reza menyuruhnya untuk duduk di sebuah kursi yang tepat berada di depan meja kerjanya.
"Silahkan duduk!!" seru tuan Reza masih dengan wajah datar, namun entah apa yang ada di pikiran tuan Reza tentang gadis itu hingga tanpa sadar iya tersenyum kecil.
"Silahkan katakan apa yang ingin kamu bicarakan sampai kamu rela menunggu saya satu jam lamanya.!!" mendengar suara bariton yang di sertai dengan tatapan datar membuat tubuh Alisya berkeringat dingin. sementara tuan Reza yang melihat gelagat Alisya yang menurutnya sangat lucu itu, tidak menyadari jika ia sedang tersenyum kecil.
Dengan memberanikan diri Alisya memulai kembali ucapannya, walaupun saat ini entah seperti apa sudah raut wajahnya, karena ketakutan dengan aura dingin tuan Reza Admaja.
"Tuan saya hanya ingin menyampaikan bahwa kakak saya tidak bisa menikah dengan putra anda." dengan mengumpulkan sejuta keberanian akhirnya Alisya mengatakan hal itu pada tuan Reza Admaja seorang pengusaha yang disegani di ibu kota tersebut.
"Berikan saya alasan mengapa kamu bisa berkata demikian!!" bukannya marah tuan Reza malah meminta Alisya mengatakan alasannya mengapa ia berkata demikian.
Sembari memilin ujung seragam sekolahnya Alisya melanjutkan ucapannya.
"Kak Ara ingin sekali menjadi seorang dokter tuan, itulah alasan mengapa kak Ara belum siap menikah. Di satu sisi sebagai adiknya saya mendukung keputusan kakak saya tuan, namun di sisi lain, sebagai anak saya juga tidak bisa membiarkan ayah saya menjadi seorang pria yang ingkar pada janjinya sendiri." Alisya mengatakan semua itu dengan posisi menunduk, takutnya ketika mengatakan semua itu ia akan mendapat amukan dari pengusaha ternama tersebut.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan agar kakak kamu tetap mengejar cita-citanya, namun tidak sampai membuat ayah kamu ingkar akan janjinya sendiri." dengan tatapan menyelidik tuan Reza bertanya pada gadis belia tersebut, namun jawaban Alisya di luar dugaan tuan Reza.
"Saya ingin meminta izin pada anda tuan untuk menggantikan kakak saya dengan menikah dengan putra anda." tuan Reza benar benar tidak menyangka gadis yang masih berusia belia itu akan berpikir sejauh itu. ia bahkan lebih memikirkan masa depan kakaknya di bandingkan dirinya sendiri, ia bahkan meminta izin menggantikan posisi kakaknya di saat ia sendiri masih berprofesi sebagai pelajar.
"Kamu berniat menggantikan posisi kakak kamu di saat kamu sendiri masih berstatus pelajar, apa kamu tidak khawatir akan masa depanmu sendiri??" dengan tatapan sulit di artikan tuan Reza bangkit dari kursi kebesarannya.
"Saya tidak punya cita cita sebesar kak Ara, jadi saya tidak terlalu khawatir dengan pendidikan saya tuan. lagi pula ayah saya punya perusahaan sendiri, walau hanya tamatan SMA saya bisa meminta pekerjaan di perusahaan ayah walau hanya pegawai biasa." mendengar jawaban polos dari putri sahabat itu Runtuh sudah raut datar di wajah tuan Reza, saat ini senyum itu terlihat begitu jelas di sana.
Sebelum menjawab tuan Reza menarik napas panjang kemudian menghembusnya perlahan.
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan kamu, Saya merestui kamu menjadi menantu saya gadis kecil." akhirnya kalimat itu yang terlontar dari mulut tuan Reza di sela senyumnya.
Tidak menyangka semudah itu tuan Reza memberi nya lampu hijau, Alisya tersenyum hingga menambah kecantikan di wajah belianya.
"Terima kasih tuan,,,saya akan memberi tahu ayah tentang kabar ini, sebab tadi saya tidak memberi tahu ayah jika ingin menemui anda." senang karena tuan Reza tidak marah apalagi pria itu malah memberi restu Alisya tidak sabar untuk memberi tahu ayahnya.
"Kalau begitu saya permisi tuan." pamit Alisnya
"Kenapa dengan lutut kamu??" tegur Tuan Reza saat Alisya sudah berdiri dari kursi. sebenarnya sejak tadi taun Reza sudah melihat lutut Alisya yang tergores hingga menyisakan darah yang mulai mengering, namun ia sama sekali tidak menegurnya karena mengingat tadi raut wajah gadis itu begitu tegang.
"Oh,,,ini tuan tadi tidak sengaja hampir keserempet mobil, tapi udah nggak sakit kok tuan." Tuan Reza merasa bangga dengan sikap tegar yang di tunjukkan gadis yang sebentar lagi akan menjadi menantu nya tersebut.
Alisya pun melanjutkan langkahnya membuka handle pintu kemudian keluar, namun baru saja hendak keluar tuan Reza kembali memanggil namanya.
"Tunggu Alisya!!" Tuan Reza melangkah mendekati Alisya kemudian menempelkan plester yang tadi di ambilnya di laci meja kerjanya kemudian memakainya di lutut Alisya yang tergores.
"Hati hati di jalan,,,,!!satu lagi, mulai sekarang jangan panggil tuan panggil om saja!!" ucapan tuan Reza mendapat anggukan dari Alisya
"Maksih ya tuan,,, maksud Alisya makasih om." mendengar ucapan Alisya membuat tuan Reza semakin yakin jika hatinya memang tidak salah.
Tiga tahun yang lalu saat Kheano masih duduk di bangku kelas satu SMA, Tuan Reza mengutarakan isi hatinya pada sang istri, jika ia ingin putra mereka di jodohkan dengan putri bungsu Rendi, namun mengingat saat itu kata Rendi jika putri bungsunya masih duduk di bangku kelas dua SMP maka keduanya pun setuju dengan menjodohkan putra mereka dengan putri sulung dari sahabat mereka tersebut. namun entah memang sudah di ditakdirkan untuk berjodoh pada akhirnya Alisya jugalah yang akan menjadi pengantin putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Nur Hayati
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-04-14
1
Yati Rosmiyati
jodoh pasti di kasih jalan alysa ke jodoh ya 🤭🤭
2022-04-12
1
alvika cahyawati
waah mulai seru nich ceritanya moga kenanu biasa menerima perjodohan ini
2022-04-05
7