Mengingat saat ini waktunya istirahat kelas Kheano serta ke tiga sahabatnya Andi,Arya serta Bobi melangkahkan kaki menuju kantin sekolah. di perjalanan dari kelas menuju kantin tidak sedikit para siswi menatap kagum pada Kheano, pria yang memiliki tinggi mencapai seratus delapan puluh centimeter, berwajah tampan, berkulit putih di tambah lagi dengan prestasi yang selama ini di raih Kheano. hal itu membuat hampir semua siswi di sekolah mendambakan sosok Kheano untuk di jadikan pacar. berbeda dengan cowok lain yang akan semakin menebar pesona jika digandrungi banyak cewek cewek cantik, Kheano terbilang santai. bahkan bisa di bilang ia sama sekali tidak peduli, dengan cewek cewek yang selalu mengeluh keluhkan dirinya.
Dengan menaruh kedua tangan ke dalam saku celananya Kheano dengan santainya melenggang melewati salah satu geng cewek yang diketuai Regina si cewek paling seksi di sekolah, yang kini terus menatap liar ke arahnya.
"Khe kamu mau ke kantin ya?? bareng yuk!!"secepat kilat Regi meniggalkan temannya kemudian menyamai langkahnya dengan Kheano.
"Khe kalau lulus nanti kamu mau melanjutkan kuliah di mana??" tidak bosan bosannya Regina gadis yang juga duduk di bangku kelas tiga tersebut mencoba mendekati pria yang sudah lama di dambakan nya. walaupun tidak pernah mendapat respon dari pria pujaannya tersebut, Regina tetap dengan tidak malunya terus membayang Bayangi Kheano bagai hantu.
"Belum tahu." jawab Kheano seadanya di sela langkahnya.
"Bang pesan baksonya empat mangkok ya!!" suara Arya menggelar hampir ke penjuru kantin, hingga membuat hampir semua yang tengah menikmati bakso mang Jaja tersebut menatap ke arahnya.
"Lo kalau ngomong bisa pelan dikit ngakak sih!!" tegur Kheano saat menyadari hampir semua mata menatap ke arah mereka, namun ada kehadiran seseorang di sana yang belum di sadari Kheano.
"Sori." sambil tersenyum Arya mengatupkan kedua tangannya di dada. mereka berempat pun duduk di meja yang sama hanya Regina Yang masih terlihat berdiri karena bingung harus duduk di mana karena hampir semua meja dan kursi di kantin memiliki penghuni.
"Aku duduknya dimana Khe??" Regina berdecak kesal saat keberadaan nya yang masih berdiri bak patung Pancoran itu tidak mendapat perhatian dari pria idamannya.
"Kamu kan bisa duduk di sana!!" bukannya menjawab pertanyaan Regina Kheano malah sibuk dengan ponselnya hingga dengan kesalnya Bobi menunjuk satu satunya kursi yang masih kosong pada Regina.
"Gue lagi nggak ngomong sama Lo ya"ketus Regina dengan tatapan kurang bersahabat pada Arya, karena menurutnya sengaja membatalkan rencananya yang ingin makan di kantin bersama pria pujaan hati.
"Habisnya sejak tadi Lo nggak bisa diam bikin bad mood aja." timpal Arya, bukan hanya Bobi yang jenuh dengan sikap Regina yang terus berusaha mendekati Kheano, namun Arya pun begitu. mengingat Regina adalah seorang gadis itulah sebabnya mereka tidak bersikap kasar, walaupun sebenarnya ingin sekali melakukan itu. menyumbat mulut Regina dengan lakban misalnya, karena itu yang selalu ada di pikiran Andi saat Regina tidak henti hentinya mengoceh.
Mendengar ketiga sahabatnya yang bersitegang dengan Regina tidak membuat fokus Kheano pada ponselnya teralihkan. mungkin benar benar sibuk dengan ponselnya atau hanya berpura pura sibuk dengan ponselnya. Kheano sama sekali tidak mengalihkan pandangannya pada Regina, yang kini telah berlalu menuju sebuah bangku yang berada tidak terlalu jauh darinya dan ketiga sahabatnya itu.
Hingga beberapa saat kemudian.
"Hai Alisya." suara seseorang menyapa salah satu pengunjung kantin, membuat Kheano mengalihkan pandangannya dari benda keramat yang berbentuk pipih miliknya itu.
Sejenak Kheano menatap ke arah Dedi yang melanjutkan langkahnya menghampiri seseorang yang bernama Alisya tersebut.
"Jadi namanya Alisya." batin Kheano kemudian kembali menatap benda keramat miliknya yang berbentuk pipih itu.
Kegiatan Kheano terhenti ketika mang Jaja Sudah menyajikan semangkok bakso yang menggugah selera tepat di depan matanya.
"Enak kali ya kalau nih sambel gue oles ke mulut Dedi" Bobi mendengus kesal saat kata kata manis yang berbau pujian terdengar dari mulut Dedi, salah seorang siswa kelas tiga sekolah menengah atas yang juga mengagumi sosok Alisya. berbeda dengan gadis lain yang sangat suka mendengar gombalan, Alisya malah tidak peduli pada ucapan ucapan manis yang berbau bau gombalan.
Melihat salah satu dari sahabatnya tersebut yang terus mengumpat salah satu siswa itu membuat Kheano mengulum senyum, karena tanpa sadar Bobi melakukan hal yang menurutnya sangat konyol.
"Arhggg." mulut Bobi serasa terbakar kala ia memasukkan sesendok kuah bakso ke mulutnya. karena kesal dengan sosok Dedi yang terus berusaha menggoda Alisya yang terlihat hanya diam, tanpa sadar Bobi memasukan begitu banyak sambel ke mangkok baksonya. hal itu pula yang tadi membuat Kheano mengulum senyum namun tetap membiarkan Bobi melakukan nya.
"Makanya kalau masukin sambel itu di kira kira dong." cetus Kheano kembali mengulum senyum serta menggeleng kemudian kembali melanjutkan aktivitas nya menandaskan semangkok bakso racikan mang Jaja.
"Habisnya hati gue panas banget." dalam keadaan seperti itu Bobi masih saja menyuarakan isi hatinya.
"Panas kenapa, emang di dalam hati Lo lagi kebakaran." dengan senyum meledek Arya menimpali ocehan Bobi.
"Enak aja Lo ngomong, coba deh Lo lihat gimana hati gue nggak sakit, saat bidadari gue lagi digombalin tepat di depan mata." bukan Bobi namanya jika tidak pandai mendramatisir keadaan.
"Lebai banget sih Lo." ledek Kheano kemudian terkekeh geli mendengar kalimat dramatis dari mulut sahabat nya itu.
Beberapa saat kemudian semangkok bakso tandas sudah oleh Kheano, yang katanya tadi lagi tidak lapar.
"Tadi katanya lagi nggak lapar, eh tau taunya mangkoknya doang yang nggak di lahap." kini giliran Bobi yang menggoda sahabatnya itu dengan nada sindiran kemudian di akhiri dengan gelak tawa keempat Sabahat itu.
"Benar juga ya,,,abisnya bakso mang Jaja enak sih." sahut Kheano yang sama sekali tidak ambil hati dengan ucapan salah seorang sahabatnya itu. Kheano terkenal dengan sikap cool dan dingin di mata cewek cewek, tapi semua itu bagaikan fitnah jika ia berada di tengah tengah ketiga sahabatnya. sebab sikap cool serta dingin itu sama sekali tidak terlihat dari sosok Kheano.
Usai makan di kantin mereka pun kembali ke kelas sementara Alisya sendiri telah lebih dulu kembali ke kelas meninggalkan kantin bersama dengan sahabat sahabatnya.
Waktu kini menunjukkan pukul tiga belas lewat tiga puluh menit, bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar hari ini pun telah berbunyi. suara bel itu pun sontak mengingatkan Kheano akan ucapan papanya pagi tadi, dan hal itu pula berhasil membuat semangat Kheano kembali luntur dari tubuh serta jiwanya. Kheano segera meraih tasnya kemudian melangkah menuju parkiran.
"Seandainya suatu saat nanti dia bisa menjadi pendamping hidupku, akan ku pastikan hidupku bagai di surga karena ditemani bidadari secantik dia." mendengar ucapan Bobi membuat Kheano sejenak menghentikan langkahnya, kemudian mengikuti tatapan Bobi yang kini terfokus pada seorang gadis cantik yang tak lain adalah Alisya putri, gadis yang di juluki bunga di sekolah.
"Plak." jemari Kheano menempel sempurna di kepala Bobi yang kini di tutupi sebuah helm.
"Apaan sih Lo, pake geplak aja." sungut Bobi kesal dengan tingkah Kheano yang membuyarkan cita serta angannya yang kini melambung jauh ke nirwana.
"Abisnya Lo siang bolong gini udah ngimpi." lanjut Kheano tersenyum lalu kembali melanjutkan langkahnya, kemudian menghidupkan mesin motor kesayangan nya. jagoan merah kesayangan Kheano itu pun melaju membelah jalanan ibu kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
endang maw321
Semangat kheano bentar lagi Loe bakal ketemu Ama calon bini loe😁😁
2022-04-12
2