POV Kheano
Pagi ini bisa di bilang suasana hatiku benar benar sedang kacau. bagaimana tidak, baru saja hendak berangkat ke sekolah papa sudah berceramah panjang lebar. namun biasanya di dalam isi ceramah papa selalu memintaku untuk banyak belajar tentang bisnis agar suatu saat nanti aku bisa menggantikan posisi papa di perusahaan, mengingat aku adalah anak sulung apalagi adikku perempuan hal itulah jugalah yang semakin membuat papa terus memintaku untuk melanjutkan sekolah di bidang bisnis.
Belum habis dengan permintaan papa menjadi penerus perusahaan, pagi ini bertambah lagi kekacauan di kepalaku di saat papa mengatakan padaku jika malam ini papa akan mengajakku makan malam dengan putri salah seorang sahabatnya. yang jelas jelas telah di jodohkan kedua orang tua kami sejak kami masih kecil dulu.
"Khe, malam ini keluarga kita akan makan malam bersama dengan keluarga Om Rendi!!" Mendengar ucapan papa itu membuatku hampir saja menyemburkan makanan dari mulutku. sebenarnya ini bukan kali pertama papa membahas masalah perjodohan ku dengan putri dari salah seorang sahabatnya. tapi aku tidak menyangka papa akan secepat ini mempertemukan aku dengan gadis itu, mengingat aku bahkan belum tamat sekolah menengah atas.
"Pa bisa nggak sih pertemuan ini di tunda sampai aku lulus SMA." jawabku setelah meneguk segelas air sebelumnya.
"Khe ayah tidak meminta kamu menikah sekarang, papa hanya ingin kamu sekedar mengenal sosok wanita yang akan menjadi istri kamu nanti." Aku tidak tahu lagi bagaimana cara membujuk papa agar menunda pertemuan yang berkedok makan malam ini.
"Pa Ma Kheano berangkat." tidak ingin berdebat dengan papa akhirnya aku memutuskan berangkat ke sekolah.
"Papa harap hari ini kamu pulang lebih awal, jangan malah keluyuran nggak jelas!!" suara tegas papa kembali memenuhi gendang telingaku saat aku baru hendak berdiri dari kursi.
"Baik pa,,,"jawabku "Kheano pamit pa Ma."lanjut ku kemudian mencium punggung kedua orangtuaku bergantian.
Dengan perasaan tidak karuan ku ayunkan langkahku menuju garasi di mana motor CBR kesayangan ku terparkir. perlahan ku hidupkan mesin motor kesayangan yang telah menemani ku selama hampir tiga tahun tersebut. setelah beberapa saat kemudian ku kendarai jagoan merah ku itu membelah padatnya jalanan ibu kota.
Begitu banyak pikiran yang berputar putar di kepalaku hampir tidak ku sadari lampu lalu lintas berwarna hijau kini telah berubah menjadi warna merah, karena panik aku menginjak rem motorku tiba tiba hingga menimbulkan suara sedikit berisik dari ban motor milikku. sontak hal itu membuat hampir semua mata dari pengendara lain yang juga tengah berhenti sejenak menatap heran ke arahku.
"Kalau mau ngebut jangan di jalan raya dong, di sirkuit sana!!" sebuah ocehan ibu ibu yang mengendarai sebuah motor metik membuatku kikuk.
"Maaf Bu saya tidak lihat tadi kalau lampunya udah merah" jawabku santun namun namanya juga emak emak mana ada yang mau ngalah kalau lagi kayak gini. daripada urusannya panjang aku putuskan untuk diam saja, sampai lampu lalulintas kembali hijau dan semua kendaraan bisa melanjutkan lajurnya.
Baru beberapa meter aku kembali melajukan jagoan merah ku tiba tiba aku melihat sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan, sepertinya mobil tersebut tengah mengalami bocor ban.sebagai sesama manusia tentunya aku tidak tega saat melihat seseorang dalam kondisi seperti itu, aku segera menepikan jagoan merah ku. namun tanpa aku sangka ternyata pemilik mobil tersebut adalah teman sekelas ku.
"Ada yang bisa saya bantu pak??" aku menawarkan bantuan pada seorang pria yang tengah berkutat dengan ban serep tersebut.
"Kheano." sapa seorang gadis yang ternyata adalah Tiara teman sekelas ku. Tiara terlihat tengah membawa sebuah kantong kresek yang berisikan air mineral. dari arah belakang Tiara ada sosok seorang gadis yang tidak asing bagiku, aku mencoba untuk mengingat siapa gadis itu sampai akhirnya aku ingat jika gadis itu adalah gadis aku lihat beberapa waktu lalu nyanyi di cafe.
Ternyata benar kata Bobi dia juga sekolah di SMA Nusa bangsa mengingat dia mengenakan seragam yang sama dengan Tiara. tapi ada hubungan apa dia dengan Tiara, mengapa mereka terlihat bersama padahal jelas jelas mereka tidak sekelas?? tapi segera aku tepis semua pertanyaan itu, kemudian aku berjongkok untuk membantu bapak bapak yang mungkin adalah sopir Tiara. setelah sebelumnya menjawab pertanyaan basa basi dari Tiara.
"Makasih ya Khe udah mau bantuin kita." Tiara mengucapkan terima kasih padaku saat aku sudah selesai membantu sopirnya memasang ban serep. baru saja berdiri aku terkejut melihat gadis yang tadi bersama Tiara menyodorkan sebotol air mineral padaku.
"Ini kak di minum dulu airnya!! maaf hanya ada air putih doang" ucapnya.
Baru saja aku hendak menolak halus pemberiannya, dia sudah menyuguhkan air itu tepat di bibirku.
"Tangan kakak kan kotor, biar saya bantu." ucapannya terdengar tulus ingin membantuku. sampai akhirnya aku mengangguk, dan kembali berjongkok untuk meneguk air.
Melihat ia tersenyum membuatku tidak heran jika ia di juluki bunga sekolah, karena memang tidak bisa di pungkiri wajah cantiknya yang di hiasi dengan senyum manis, kulit putih, postur tubuh ideal membuat kaum Adam berdecak kagum. namun berbeda dengan siswa yang lain, aku justru biasa saja melihatnya. karena menurutku cantik itu relatif. pepatah bodoh yang selalu ada di dalam kamus ku.
"Makasih." ucapku usai meneguk sebotol air mineral yang menyisakan setengahnya.
"Kami yang harusnya berterima kasih kak, sekali lagi makasih ya kak." aku pikir usai membantuku meneguk air tadi, ia akan segera berlalu pergi mengingat Tiara kini sudah berada di dalam mobil. tanpa aku sangka sebelumya ia meraih tanganku kemudian membantuku membersihkan tanganku yang tadi kotor akibat membantu pak Udin, dengan menyiram tanganku dengan sisa air yang tadi ku minum.
"Di gosok kak biar bersih!!" ucapnya.
Usai membantuku ia pun berlalu menuju mobil di mana Tiara sudah memanggil manggil namanya, takut telat masuk sekolah katanya.
setelah mobil Tiara berlalu aku pun melanjutkan perjalanan menuju sekolah.
Baru saja memasuki gerbang sekolah, sahabatku Arya, Bobi, Andi, serta Dani sudah menunggu kedatangan ku di parkiran, mengingat waktu masih menunjukkan pukul enam lewat empat puluh lima menit.
"Kirain Lo nggak masuk hari ini bro??" sapa Bobi ketika aku baru saja memarkirkan jagoan merah ku.
"Emang ada alasan gitu, sampai gue nggak masuk sekolah." cetus ku, baru saja hendak membuka helm di kepalaku, tiba tiba suara risih Bobi membuatku berpaling ke arahnya.
"Hai cantik." Bobi menyapa gadis yang tadi baru saja membantuku mencuci tangan ku, bukan hanya sekedar menuangkan air ia bahkan membantu ku membersihkan tanganku, tangan sadar aku tersungging. Sementara yang di sapa tadi hanya mengangguk ramah ke arah Bobi.
"Lo kenapa senyum senyum?? jangan jangan Lo kesurupan lagi?? selidik Bobi saat aku ketahuan olehnya menyungging senyum, yang aku sendiri hampir tidak menyadarinya.
"Ngomong apa sih Lo." cetus ku. sampai akhirnya Arya menyadarkan kami jika bel masuk telah berbunyi.
"Lo pada masih mau ribut di sini, nggak dengar bel udah bunyi." kami pun lari bersama sembari sesekali tergelak akibat kenakalan kenakalan kecil yang kami perbuat. hal ini yang aku sukai dari sahabat sahabatku, setidaknya mereka bisa membuatku lupa akan semua beban yang ada di kepalaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Nur Hayati
lanjut thor 🥰
2022-04-15
1
endang maw321
Lanjut thor
2022-04-12
1
alvika cahyawati
persahabatan y sejati
2022-04-06
3