Ketika baru saja tiba dari kediaman orang tua Alisya, Kheano segera kembali ke kamarnya. sementara Al sendiri bukannya kembali ke kamar mengingat sekarang sudah pukul sebelas lewat tiga puluh menit, ia malah berdiri seorang diri di samping kolam berenang.
Al melamun jauh, sampai suara bariton milik pamannya membuatnya menoleh.
"Sudah malam nak, angin malam tidak baik untuk kesehatan." tuan Reza menghampiri Al.
"Om Reza" Al baru yang saja sadar dari lamunannya menoleh ke sumber suara.
"Om yakin,,,, suatu saat kamu pasti akan bertemu dengan gadis yang tepat untukmu nak" ujar tuan Reza dengan tatapan ke arah air yang memenuhi kolam berenang.
"Maksud Om." Al balik bertanya, karena tidak sepenuhnya paham dengan maksud ucapan pamannya.
"Om ini Om kandung kamu Al... mungkin kamu bisa menyembunyikan perasaan kamu di depan yang lain, tapi tidak pada Om." kalimat tuan Reza yang terkesan menggantung membuat Al semakin bingung, sampai tuan Reza meneruskan kalimatnya.
"Om tahu Al jika gadis yang kamu kagumi itu adalah Alisya. tapi kamu juga harus tahu nak, kalau Alisya adalah calon kakak ipar kamu." masih belum habis rasa terkejutnya Al saat mengetahui jika calon istri Abang sepupunya tersebut adalah Alisya, kini ia harus kembali di kejutkan dengan kenyataan jika pamannya tersebut mengetahui perasaannya pada Alisya.
"Tapi om... sekalipun Al mengagumi Alisya, tapi Al sama sekali tidak bermaksud merebut Alisya dari Abang Khe." Al merasa tidak enak saat perasaannya di ketahui oleh pamannya.
"Om tahu Al...om tahu kamu pria sejati, pantang bagi pria sejati mengambil sesuatu yang bukan miliknya." tuan Reza menepuk bahu Al lalu tersenyum, sementara Al hanya bisa mengangguk paham usai mencerna kalimat pamannya.
"Om bangga sama kamu Al, kamu bahkan berusaha tetap bersikap tenang saat mengetahui gadis yang kamu sukai tak lain adalah calon istri Abang mu sendiri." batin tuan Reza kemudian pamit meninggalkan Al yang masih diam di sana.
***
Tiga hari menjelang pernikahan Kheano menuruti permintaan mamahnya untuk menemani Alisya membeli cincin pernikahan.
Awalnya Kheano menolak seruan mamanya, tapi karena nyonya Tasya terus mendesak akhirnya Kheano pasrah. ia pun bersedia menemani Alisya untuk membeli cincin pernikahan mereka yang akan di gelar tiga hari mendatang.
Kheano menjemput Alisya dengan menggunakan mobil Pajero sport keluaran terbaru hadiah dari papanya.
"Bisa lebih cepat dikit nggak!!" seru Kheano saat Alisya baru saja membuka pintu mobilnya.
"Ini juga udah cepat kok kak." jawab Alisya sedikit kesal karena Kheano memintanya buru buru, namun begitu ia tetap bersikap sopan pada Kheano. mengingat pria itu adalah calon suaminya, maka Alisya mulai belajar bicara lembut pada pria itu. sebenarnya itu semua bukan semata mata ide Alisya, namun bundanya yang meminta agar Alisya bersikap lembut serta menghargai Kheano.
"Nih cowok kalau ngomong nggak bisa lembut dikit apa." batin Alisya yang kini sudah duduk di samping Kheano.
"Kakak mau ngapain?? selidik Alisya dengan tatapan curiga, saat wajah Kheano mendekat padanya.
"Saya cuma mau masang ini, memangnya kamu pikir saya mau ngapain??." Alisya merasa sangat malu saat tahu, jika sebenarnya Kheano hanya ingin membantunya memasang sit belt, bukannya ingin berbuat macam macam. apalagi saat ini tatapan dingin Kheano seakan menusuk hingga ke jantungnya, hal itu semakin menambah salah tingkah sikap Alisya.
Usai memasangkan sit belt pada tubuh Alisya, Kheano mulai menghidupkan mesin mobilnya, kemudian Pajero sport milik Kheano pun melaju membelah padatnya jalanan ibu kota.
Sampai beberapa saat kemudian mobil yang di kendarai Kheano memasuki pelataran salah satu Mall ternama di ibu kota.
"Kak kita mau ngapain ke sini??" tanya Alisya yang sebenarnya belum tahu tujuan mereka mengunjungi Mall hari ini.
"Mau belanja lah...masa mau melayat." mendengar cetusan Kheano, membuat Alisya berdecak kesal.
"Bisa nggak sih kalau ngomong itu nggak usah pake urat" Alisya bergumam lirih namun masih terdengar sayup oleh Kheano.
"Kamu ngomong apa barusan??" selidik Kheano saat membuka pintu mobil untuk Alisya.
"Nggak ngomong apa apa kok" Alisya ngeles.
Usai turun dari mobil keduanya melangkah memasuki Mall tersebut, sampai langkah keduanya berhenti di sebuah toko perhiasan yang terletak di dalam Mall tersebut.
"Selamat pagi menjelang siang mbak,,,mas,,,ada yang bisa kami bantu??" dengan ramah salah satu pelayan di toko tersebut menyambut kedatangan Kheano dan Alisya.
"Mbak kita mau lihat lihat cincin buat pernikahan." tutur Alisya, sebab ketika memasuki Mall tadi Kheano sudah menjelaskan padanya, jika maksud dan tujuan mereka mengunjungi Mall hari ini adalah untuk membeli sepasang cincin pernikahan.
"Oh...adik berdua ini ingin membeli cincin buat hadiah anniversary mama sama papanya ya??" pelayanan tersebut mengira jika Kheano dan Alisya hendak membeli cincin untuk hadiah anniversary kedua orangtuanya. mengingat wajah Kheano dan Alisya yang masih terbilang sangat muda, pelayanan tersebut tidak menyangka jika mereka membeli cincin untuk pernikahan keduanya.
Mendengar penuturan pelayan toko tersebut Kheano mengusap tengkuknya, sebelum menjelaskan jika cincin tersebut bukanlah untuk hadiah anniversary kedua orang tua mereka melainkan untuk pernikahan keduanya.
"Be_Begini mbak...kami ingin melihat lihat cincin untuk pernikahan kami." dengan nada suara sedikit terbata Kheano menjelaskan perihal untuk siapa cincin pernikahan yang akan Mereka beli.
Mendengar kalimat Kheano membuat kedua pelayan toko lainnya saling berpandangan, dengan sorot mata curiga.
"Oh begitu...maaf ya dek karena tadi saya salah." pelayanan toko yang tadi melayani Kheano dan Alisya meminta maaf dengan sedikit menundukkan kepala, karena merasa tidak enak hati.
"Nggak apa apa kok mbak." jawab Alisya dengan polosnya, sementara Kheano mulai merasa risih dengan tatapan kedua pelayan lainnya tadi, karena keduanya terus bergunjing lirih.
"Dasar anak sekarang, kelihatannya aja baik tapi aslinya huh." gunjingan lirih yang di tujukan padanya serta Alisya masih terdengar lirih di telinga Kheano, hingga ia menghela napas dalam dalam.
"Dasar Tante Tante sukanya bergosip." batin Kheano.
"Aku mau yang ini mbak" Alisya menunjuk sebuah cincin yang masih berada di etalase kaca.
Setelah beberapa saat pilihan Alisya jatuh pada sebuah cincin berlian yang di hiasi permata di tengahnya. walaupun terlihat sederhana namun terkesan elegan, cocok dengan gadis seusia Alisya, dengan pasangan cincin berlian polos untuk Kheano.
"Baik mbak...ini memang sangat cocok di jari manis mbak." ujar pelayan toko tersebut kemudian mengeluarkan cincin tersebut dari etalase kaca lalu membuatkan nota pembelian.
"Waduh...kenapa harganya mahal banget sih??" batin Alisya ketika melihat nota pembelian yang baru saja di berikan pelayanan toko itu.
"Kak" Alisya menarik tubuh Kheano agar sedikit menjauh.
"Ada apa lagi sih??" tanya Kheano mulai kesal.
"Apa tidak sebaiknya kita cari cincin yang lebih murah saja kak, soalnya cincin ini terlalu mahal." mendengar ucapan Alisya membuat Kheano berdecak.
"Ceh,,,kamu pikir karena masih sekolah saya nggak mampu sekedar beli cincin??" cetus Kheano.
"Asal kamu tahu ya Alisya putri...bahkan di saat masih sekolah pun saya bisa menghasilkan uang sendiri, walaupun tidak banyak tapi bisa menafkahi kamu." lanjut Kheano kemudian berlalu mengambil sebuah kotak merah yang berisi sepasang cincin yang sebelumnya telah di lunasi menggunakan black card miliknya.
Kheano pun melangkah keluar dari Mall tersebut dengan di ikuti Alisya di belakangnya.
Sebenarnya Kheano bisa saja membiayai kuliahnya sendiri mengingat penghasilan nya di bidang entertain mulai menjanjikan, namun ia tidak ingin di katakan anak durhaka dengan menentang keputusan papanya dengan menikahi Alisya. itu sebabnya ia tetap menerima perjodohan yang sudah di atur papanya, meski ia mampu membiayai sendiri kuliahnya bahkan hingga ke luar negeri.
Kheano selalu menggunggah konten tentang kepiawaiannya di bidang olahraga dan matematika, dari situlah pendapatan Kheano mengalir deras karena banyak yang suka dengan konten yang di buat Kheano.
Meski terbilang cukup sukses di bidang tersebut,namun hal itu belum di ketahui papanya. itu sebabnya tuan Reza menjadikan biaya sekolah sebagai senjata agar putranya tersebut mau menuruti permintaan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Yunita aristya
Al kamu sama anak nya om Raka aja ..hehe
2023-05-05
1
Ferial Aziz
khe jutek banget mama AI, awas lho bucin
2022-04-14
1
alvika cahyawati
ya Al rasyad sekali bertemu dan suka sm cewek e...ternyata udah jd milik orang lain dan ternyata punya saudara sepupunya sendiri sabar ya Al blm jodoh....
2022-04-06
5