POV Daren
Mami Tiara masih berusaha menenangkan ku, perempuan kurang ajar yg berani melawan ku itu membuat ku kesal
"Maafkan atas ketidak sopanan ladies saya tadi tuan saya janji tidak akan terulang lagi"
Ucap mami Tiara dengan memohon, cih muak sekali aku mendengar nya.
"Siapa nama perempuan kurang ajar tadi"
tanya ku.
"Dia adalah Mutiara tuan muda, ladies yg ku sediakan untuk mu malam ini, tolong maaf kan dia tuan muda, ini baru pertama kali untuk nya bekerja disini"
"Menarik "
Sepertinya dia akan jadi mainan ku malam ini, akan ku buat dia menjerit memohon ampun atas kurang ajarnya pada ku.
"Baiklah suruh dia meminta maaf langsung pada ku dan siapkan kamar hotel di depan sana untuk kami"
Aku pergi meninggalkan Club menuju hotel yg telah disiapkan mami, tak sabar rasanya menghajar perempuan sial*n itu.
*****
Sedangkan di Rumah sakit sekarang sedang berlangsung operasi ibu nya Mutiara, Laura yg dari dari khawatir akan keadaan ibu nya, tak henti-henti mengeluarkan air mata dia juga kepikiran kemana pergi kakak nya Mutiara.
"Dimana kamu kak ?, aku sangat cemas akan ibu sedangkan diri mu tidak ada disini"
keluh Laura.
Tanpa sepengetahuan Laura Bu Dewi sudah membayarkan semua biaya administrasi dan operasi ibu nya.
Bu Dewi sengaja tidak memberi tahu Laura karena dia tak ingin nanti Laura berpikir macam macam tentang nya.
Sementara itu dilain tempat Mutiara dan mami Tiara telah sampai didepan pintu kamar hotel untuk meminta maaf pada Daren, mami Tiara beberapa kali mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari Daren.
"Apa kita salah kamar ya ?, aah tapi betul kok nomor kamar nya"
mami Tiara bergumam sendiri.
Mutiara yg mendengarnya hanya diam saja dan mencoba memutar gagang pintu, ternyata pintu kamar nya tidak dikunci.
Melihat pintu sudah terbuka mami langsung mendorong Mutiara kedalam kamar dan mengunci lagi kamar nya.
Ternyata itu hanya rencana mami agar Mutiara tidak kabur atau berbuat seenak nya lagi. Di dalam kamar Mutiara merasa sangat kesal kepada mami Tiara.
Tapi dilihat nya sekeliling kamar Mutiara tidak Menemukan siapa pun.
"Syukurlah pria arogan itu tidak ada di kamar ini"
Mutiara sedikit lega karena tak melihat Daren.
"Ceklek !!"
Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka, Mutiara kaget dan menoleh ke asal suara. Dia terperangah
melihat Daren yg baru saja keluar dari kamar mandi yg hanya menggunakan handuk yg melilit pinggang nya, ini pertama kali bagi Mutiara melihat pemandangan seperti itu.
Memang tidak dapat dipungkiri roti sobek milik Daren membuat Mutiara enggan untuk berpaling, sebagai seorang gadis yg tidak pernah melihat pemandangan seperti itu dia hanya bisa meneguk ludah.
"Hm !!"
Suara deheman Daren mengagetkan Mutiara, cepat-cepat di palingkan wajah nya.
"Biasa sajalah cara memandang mu, Bukankah kamu sudah pernah bahkan sering menikmati tubuh laki laki lain"
perkataan Daren sangat menghina Mutiara, dia sangat marah, Mutiara masih berusaha menahan amarah nya.
"Dan sekarang kamu malah berpura pura mengalihkan pandangan mu dari ku, jangan sok suci !!, wanita penghibur seperti mu tidak pantas berlagak begitu"
Daren tertawa puas dengan ucapan nya yg menghina Mutiara.
Mutiara sudah tidak dapat lagi menahan amarah nya.
"PLAK !!!"
Mutiara menampar pipi kanan Daren, hingga meninggalkan jejak jari di sana.
"Aku bukanlah lah wanita penghibur !!, aku tidak seperti diri mu, yang tidak berperasaan !!, asal kau tahu selama 21 tahun aku hidup tidak seorang pun laki laki dapat menyentuh tubuh ku bahkan merebut mahkota ku !!"
Mutiara sangat marah suara nya sangat besar dan bergetar saat mengucapkan kata kata itu.
Setelah merasa puas dengan kata-kata nya Mutiara berniat untuk ke luar dari kamar.
Namun dengan sigap Daren menahan nya, dan melemparkan Mutiara ke atas tempat tidur, mengunci tangan Mutiara dengan posisi Daren di atas tubuhnya, Daren tidak terima atas tamparan Mutiara.
"Apa yg kau lakukan brengsek!!?"
Teriak Mutiara berusaha sekuat tenaga melepaskan diri.
"Kamu sendiri yg mengatakan omong kosong bahwa diri mu masih suci dan belum tersentuh laki-laki sama sekali, malam ini akan ku rusak mahkota yg kata mu masih terjaga itu"
"Lepas,,Lepaskan aku !!, ku mohon lepaskan aku"
Daren tidak dapat berpikir jernih lagi emosi dan hasrat nya sudah menguasai diri nya.
Malam ini hilanglah hal yg paling berharga yg selama ini dijaga nya dengan baik, mahkota itu telah hancur sekarang.
Mutiara tidak dapat berbuat apa-apa lagi, dia hanya bisa pasrah, ini lah konsekuensi pekerjaan nya dari awal, Bulir bening terus mengalir di pipinya yg mulus.
"Aku sungguh tidak menyangka wanita malam seperti diri mu belum pernah di unboxing
Dengan senyum puas nya Daren pergi untuk membersihkan diri.
Mutiara hanya bisa meneteskan air mata, dunia nya telah hancur, perasaan nya campur aduk. Hanya karena uang diri nya tak berdaya saat seseorang merusak mahkota nya.
Mutiara merasa malu, hina dan jijik pada diri nya.
"Ini bayaran untuk mu"
Daren melemparkan uang ke tubuh Mutiara yg masih terbaring tak berdaya.
"karena kamu memang masih perawan aku tambahi bonus untuk mu, jika aku membutuhkan mu lagi aku akan kembali"
ucap Daren sambil pergi meninggalkan Mutiara yg masih mematung tanpa sepatah katapun.
"Tidak ada lagi yg bisa dibanggakan dariku, bagaimana kalau ibu mengetahui ini semua aku tidak bisa membayangkan raut muka sedih nya"
Mutiara mencoba untuk turun dari tempat tidur namun kedua kaki nya tak mampu menaham tubuh nya, Mutiara kembali berbaring, tubuh nya sangat letih, tulang tulang nya terasa akan copot.
Mutiara terpaksa harus tidur di hotel malam ini dan esok nya di jemput mami Tiara.
"sayang ku kamu memang luar biasa, kau tahu berapa bonus yg di berikan Daren untuk ku ?, sangat banyak, dia sangat puas atas diri mu"
mami Tiara berkata sambil memegang dagu mutiara sementara Mutiara hanya diam saja.
"ayolah Mutiara jangan naif seperti ini, kamu sudah mendapatkan apa yg kamu mau, bahkan ibu mu sudah di operasi"
mendengar ucapan mami Tiara, Mutiara teringat akan ibu nya yg dari kemaren malam Mutiara tidak mengetahui keadaan nya.
"Ibuu !!"
Mutiara menangis.
"Mami bagaimana keadaan ibu saya apa ada kabar dari Bu Dewi ?"
Mutiara sangat khawatir.
"Tenanglah Mutiara, aku tidak tau pasti keadaan ibu mu,yg pasti ibu mu akan baik baik saja Bu Dewi sudah membayarkan biaya nya"
Mutiara sedikit lega dengan perkataan mami Tiara tapi dia masih ingin melihat ibu nya.
"Mami hari ini aku sudah boleh pulang ke kampung kan ?"
tanya mutiara sambil memberikan uang yg didapat nya dari Daren tadi malam pada mami, mami Tiara hanya mengambil sejumlah uang nya yg dipakai untuk operasi ibu nya Mutiara saja, sisa nya dia kembalikan ke Mutiara.
"Maksud mu mutiara ?, kamu mau berhenti bekerja dengan ku?, tidak bisa mutiara, kalau sudah masuk kamu tidak bisa keluar lagi"
mami Tiara sedikit marah dengan perkataan mutiara, dia berpikir Mutiara adalah ladang uang nya sekarang.
"aku akan mengantar mu kalau kamu ingin bertemu dengan ibu mu, tapi tidak untuk berhenti bekerja dengan ku"
ucap mami Tiara.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
vhy Zee
kasian sekali engkau mutiara
kamu harus jatuh dalam lembah dosa
2022-02-21
0
Shuhairi Nafsir
Thor begitulah cerita mu. tiada yg lain merendahkan maruah dan martabat seorang wanita. bagi dirimu wanita sangat rendah dan hina.
2022-02-18
2
Kayla Hasifa Hasifa
kisah nya seru
tapi melihat mutiara seperti itu aku jadi sedih😔😔😔
semangat thoor
aku mampir juga..
2022-02-15
1