Bab 15 Menerima Perjodohan

"Bagaimana Daren apa kamu sudah setuju untuk perjodohan itu ?, karena anak teman papa sudah kembali dan menerima untuk dijodohkan"

tanya papa Lucas pada Daren.

"sepertinya aku akan menerima perjodohan itu pa,

ucap Daren pada papanya.

flashback..

Beberapa bulan yg lalu Daren akan dijodohkan dengan anak teman papanya.

"Tapi pa aku ini pria modern, aku bisa mencari pasangan ku sendiri tanpa harus papa jodohkan"

ucap Daren yg mendengar kalau dirinya akan dijodohkan.

"Tenanglah Daren dia gadis yg baik, bahkan kalau kalian menikah perusahaan kita akan semakin besar dia adalah anak teman papa, papa tau bagaimana dia"

jawab papa Lucas meyakinkan Daren.

"Tidak pa yg jelas aku tidak akan menerima perjodohan ini, papa jangan mementingkan perusahaan papa saja dong, aku juga ingin bahagia dengan pilihan ku sendiri"

ucap Daren.

"pilihanmu yg mana? papa tidak pernah melihat gadis pilihan mu itu, selain cewek-cewek di Club yg menjadi mainan mu, jadi wajar dong kalau papa mencarikan gadis yg baik dan terhormat untuk mu"

balas papa Lucas.

Menusuk sekali ucapnya

"aaah ! Sudahlah pokok nya aku tidak mau untuk dijodohkan titik"

gerutu Daren sambil berlalu pergi meninggalkan papanya sendiri.

Sementara dilain tempat seorang gadis juga menolak untuk dijodohkan.

"Pa aku tidak mau dijodohkan, aku juga belum memikirkan untuk berkeluarga aku masih ingin bersenang-senang !!"

Tolak Sindi.

Ya perempuan itu adalah Sindi sahabat Mutiara, dia menolak untuk dijodohkan dan memutuskan untuk kabur dari rumah, semua fasilitas,ATM, kartu kredit diblokir oleh papa nya, bahkan papa nya membuat Sindi tidak bisa diterima bekerja dimana pun, sehingga Sindi harus bekerja di toko perabotan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Waktu itu Sindi tidak mau menceritakan itu semua pada Mutiara karena dia tidak ingin Mutiara mengira yg tidak-tidak tentangnya dan dia juga takut kalau Mutiara tidak mau menjadi temannya.

Setelah Sindi dan Mutiara dipecat waktu itu, Sindi memutuskan kembali ke rumahnya dan menerima perjodohan itu, karena dia tidak tahu harus kemana lagi, dan dia juga ingin membantu Mutiara, dia berharap jika dia pulang ke rumah semua fasilitasnya akan dikembalikan kepada dirinya.

Tetapi Sindi salah mengira, ternyata papanya tidak mau memberikan itu semua sebelum Sindi menikah dengan pria pilihan papanya, Sindi terpaksa harus menerima perjodohan itu.

****

Hari ini adalah dimana hari pertemuan dua keluarga dilangsungkan, pertemuan dilakukan di rumah Sindi.

"Jadi gimana Lucas kapan kita akan mengadakan pernikahan untuk mereka ?"

tanya papa Sindi.

"Secepatnya"

jawab Sindi dan Daren bersamaan.

"wah, wah, wah, bahkan sekarang kalian tidak sabaran untuk menikah, lalu kenapa dulu saling menolak ?"

goda papa Lucas.

Daren dan Sindi hanya bisa tersenyum terpaksa.

Sindi ingin secepatnya menikah agar semua fasilitasnya dikembalikan lagi, dan dia berpikir akan membantu Mutiara, dia mengira Mutiara masih ditempat lama.

Sedangkan Daren hanya ingin menjadikan Sindi pelarian agar dia bisa melupakan Mutiara.

"Baiklah pernikahan akan dilakukan dua Minggu lagi, bagaimana kalian setuju ?"

tanya papa Sindi.

"Tidak itu terlalu lama aku ingin dilakukan minggu depan"

ucap Sindi.

"wah, sepertinya calon mantu ku ini sudah sangat tertarik dengan putraku, bagaimana Daren apakah kamu setuju dengan ucapan Sindi?

tanya papa Lucas.

"Terserah kalian saja"

ucapnya cuek.

"Ok pernikahan akan dilakukan minggu depan"

ucap papa Sindi.

Pernikahan Sindi dan Daren sudah ditentukan, orang tua Mereka meninggalkan Daren dan Sindi berdua untuk saling mengenal.

Daren memulai percakapan.

"Apa alasan mu menerima perjodohan ini ?"

tanya Daren.

"Aku hanya ingin semua fasilitas ku dikembalikan"

jawab Sindi.

"Hanya karena itu ?, lalu kenapa kamu begitu antusias ingin secepatnya kita menikah ?"

tanya Dimas lagi.

"kamu tidak perlu tahu"

balas Sindi singkat.

"Lalu apa alasanmu"

tanya Sindi balik.

"Aku sedang patah hati"

ucap Daren sedih.

He malahcurhat

"Ha ha ha, kamu sungguh aneh sakit hati kok malah mau dijodohkan, jadi sekarang aku jadi pelarian mu gitu ?"

ucap Sindi sambil tertawa.

"ya, Tapi jangan harap aku bisa mencintai mu, Karna disini cuma ada dia"

ucap Daren sambil memegang dadanya.

"Baiklah aku tidak masalah akan hal itu"

balas Sindi.

"Coba dekatkan wajah mu padaku"

ucap Daren.

Eh kenapa dia menyuruhku mendekat?

"Maksud mu ?"

tanya Sindi sambil mendekatkan wajahnya ke Daren.

"Apa kau sakit mata ?"

tanya Daren.

"Kurasa tidak, apa ada sesuatu di mataku ?"

tanya Sindi sambil mengusap matanya.

"Sepertinya kamu abis pegang kucing dan mengusapkan tangan ke matamu, makanya belekan"

ucap Daren.

"Tapi aku tidak punya kucing"

balas Sindi.

"oh pantas, mulai sekarang cobalah untuk memelihara kucing, dia bisa menjadi teman yg baik, sepertinya kamu sangat kesepian"

ucap Daren sambil terkekeh.

"Apaan sih ?, gak lucu"

lirih Sindi.

"Memang aku lagi tidak ngelawak"

balas Daren.

Dan mereka diam tanpa sepatah kata lagi.

****

Sementara dilain tempat Mutiara yg terus saja memuntahkan isi perutnya membuat Dimas cemas.

"Bagaimana ini Mutiara apa yang harus aku lakukan ?, apa kita ke rumah sakit saja ?"

tanya Dimas yg cemas melihat keadaan Mutiara.

"Tidak perlu, kamu hanya perlu menampar mas"

ucap mutiara.

Dimas yg mendengarnya pun menjadi bingung.

"menampar bagaimana maksud mu?, apa aku harus menampar pipiku ?"

"Iya aku ingin melihat kamu menampar pipi mu itu mas, aku mohon aku sangat ingin melihatnya"

ucap Mutiara memohon.

"apa apaan ini Mutiara ? jangan bilang kalau kamu sedang mengidam untuk aku melakukan itu"

tanya Dimas agak kesal.

"sepertinya begitu mas, entah kenapa aku sangat ingin melihat kamu melakukan itu"

ucap Mutiara.

"Baiklah kalau itu mau mu"

"Plak"

satu tamparan di pipinya

"kurang keras mas, aku tidak puas"

ucap mutiara saat melihat Dimas menampar pipinya dengan pelan.

"PLAK !!"

"PLAK !!"

Dimas menampar kedua belah pipinya dengan keras.

"Nah sudah puas sekarang ?"

tanya Dimas agak kesal.

Mutiara pun terkekeh mendengarnya.

"Untuk sekarang sudah cukup mas"

ucap Mutiara.

"apa ?, untuk sekarang ?, berarti masih ada untuk nanti dan selanjutnya dong ?"

gerutu Dimas sambil memegang kedua belah pipinya.

"apa salahku padamu nak? apa kamu **ber**sekongkol dengan ayah kandungmu untuk menyiksaku ?, karena telah menikahi ibumu"

ucap Dimas dalam hati sambil mengusap-usap bekas tamparannya.

Mutiara yg melihatnya menjadi kasihan dia tidak tega namun sangat ingin melihat Dimas menampar dirinya sendiri.

"Maafkan aku mas, itu bukanlah kehendak ku"

ucapnya menyesal.

"Sudahlah aku tidak apa, yg penting kamu bahagia"

ucap Dimas.

"Apa kamu bahagia menikah dengan ku mas"

tanya mutiara.

"Jangan tanya aku bahagia atau tidak, aku menikahi mu bukan untuk mencari kebahagiaan ku, tapi untuk membuat mu bahagia"

ungkap Dimas.

"Maafkan aku mas aku hanya.."

"Cukup jangan katakan apapun lagi, beristirahatlah aku akan buatkan susu untuk mu"

potong Dimas, Dimas pergi ke dapur untuk membuat susu panas untuk Mutiara.

*****

Terpopuler

Comments

Kayla Hasifa Hasifa

Kayla Hasifa Hasifa

calon papa yang baik....
dimas rela melakukan apa saja untuk istri dan calon anak nya..

2022-02-16

0

Hartin Marlin ahmad

Hartin Marlin ahmad

suami yang baik dimas

2022-02-12

1

❥⃟EL♡NUR𝄞

❥⃟EL♡NUR𝄞

mau ny sih am daren lagi tpi yah ikut alur yg author buat lah

2022-02-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab - 1 Mutiara Aurora
2 Bab - 2 Pekerjaan baru
3 Bab - 3 Sahabat Pertama
4 Bab - 4 Dipecat
5 Bab - 5 Simalakama
6 Bab - 6 Mami Tiara
7 Bab - 7 Mahkota yg Rusak
8 Bab - 8 Rindu Sahabat Pertama
9 Bab - 9 Kepikiran Dia
10 Bab 10 Rencana Daren
11 Bab 11 Dipermalukan Didepan Umum
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Hari Pernikahan
14 Bab 14 Kabar Burung
15 Bab 15 Menerima Perjodohan
16 Bab -16 Mencoba Melupakanmu
17 Bab - 17 Menunda Bulan Madu
18 Bab -18 Sabun oh sabun
19 Bab - 19 Tendangan Pagi Pertama
20 Bab -20 Memori Masa lalu
21 Bab - 21 Pria Tidak Berperasaan
22 Bab - 22 Menemui mu
23 Bab - 23 Sakit Perut
24 Bab - 24 Persalinan Mutiara
25 Bab - 25 Wajah yang mirip Daren
26 Bab - 26 Mutiara Yang Sama
27 Bab - 27 Farid
28 Bab - 28 Tangis pilu Daren (part 1)
29 Bab - 29 Tangis pilu Daren (part 2)
30 Bab - 30 Duka yg Bertubi-tubi
31 Bab - 31 Surat Terakhir Dari Sindi
32 Bab - 32 Ayo Hidup Bahagia Bersama ku
33 Bab - 33 Keceplosan
34 Bab - 34 Ibu baru yg protektif
35 Bab - 35 Pria yg Rapuh
36 Bab - 36 Mbok Ratni Dan Pria Misterius
37 Bab - 37 Makan Malam
38 Bab - 38 Menginap
39 Bab - 39 Diselamatkan Pria Misterius
40 Bab - 40 Balas Dendam
41 Bab - 41 Pertahanan yg runtuh
42 Bab - 42 Sisi Lain Daren ( Part 1)
43 Bab - 43 Sisi Lain Daren (part 2)
44 Bab - 44 Sebut namaku seorang
45 Bab - 45 Iming-iming Janji
46 Bab - 46 Amplop pembawa luka
47 Bab - 47 Daren yg terjebak
48 Bab - 48 Kembali nya Dimas
49 Bab - 49 Pertemuan Dimas dan Mutiara
50 Bab - 50 Mutiara yg tamak
51 Bab - 51 konsultasi dokter Hanan
52 Bab - 52 Melani Keguguran
53 Bab - 53 Usaha Daren
54 Bab - 54 Dianggap Patung
55 Bab - 55 Menonton
56 Bab - 56 Kedatangan Melani
57 Bab - 57 Kesedihan ibu
58 Bab - 58 Melepas Mutiara Mendapat Berlian
59 Bab - 59 Tanda kepemilikan Laura
60 Bab - 60 Rahasia terungkap
61 Bab - 61 Kebahagiaan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab - 1 Mutiara Aurora
2
Bab - 2 Pekerjaan baru
3
Bab - 3 Sahabat Pertama
4
Bab - 4 Dipecat
5
Bab - 5 Simalakama
6
Bab - 6 Mami Tiara
7
Bab - 7 Mahkota yg Rusak
8
Bab - 8 Rindu Sahabat Pertama
9
Bab - 9 Kepikiran Dia
10
Bab 10 Rencana Daren
11
Bab 11 Dipermalukan Didepan Umum
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Hari Pernikahan
14
Bab 14 Kabar Burung
15
Bab 15 Menerima Perjodohan
16
Bab -16 Mencoba Melupakanmu
17
Bab - 17 Menunda Bulan Madu
18
Bab -18 Sabun oh sabun
19
Bab - 19 Tendangan Pagi Pertama
20
Bab -20 Memori Masa lalu
21
Bab - 21 Pria Tidak Berperasaan
22
Bab - 22 Menemui mu
23
Bab - 23 Sakit Perut
24
Bab - 24 Persalinan Mutiara
25
Bab - 25 Wajah yang mirip Daren
26
Bab - 26 Mutiara Yang Sama
27
Bab - 27 Farid
28
Bab - 28 Tangis pilu Daren (part 1)
29
Bab - 29 Tangis pilu Daren (part 2)
30
Bab - 30 Duka yg Bertubi-tubi
31
Bab - 31 Surat Terakhir Dari Sindi
32
Bab - 32 Ayo Hidup Bahagia Bersama ku
33
Bab - 33 Keceplosan
34
Bab - 34 Ibu baru yg protektif
35
Bab - 35 Pria yg Rapuh
36
Bab - 36 Mbok Ratni Dan Pria Misterius
37
Bab - 37 Makan Malam
38
Bab - 38 Menginap
39
Bab - 39 Diselamatkan Pria Misterius
40
Bab - 40 Balas Dendam
41
Bab - 41 Pertahanan yg runtuh
42
Bab - 42 Sisi Lain Daren ( Part 1)
43
Bab - 43 Sisi Lain Daren (part 2)
44
Bab - 44 Sebut namaku seorang
45
Bab - 45 Iming-iming Janji
46
Bab - 46 Amplop pembawa luka
47
Bab - 47 Daren yg terjebak
48
Bab - 48 Kembali nya Dimas
49
Bab - 49 Pertemuan Dimas dan Mutiara
50
Bab - 50 Mutiara yg tamak
51
Bab - 51 konsultasi dokter Hanan
52
Bab - 52 Melani Keguguran
53
Bab - 53 Usaha Daren
54
Bab - 54 Dianggap Patung
55
Bab - 55 Menonton
56
Bab - 56 Kedatangan Melani
57
Bab - 57 Kesedihan ibu
58
Bab - 58 Melepas Mutiara Mendapat Berlian
59
Bab - 59 Tanda kepemilikan Laura
60
Bab - 60 Rahasia terungkap
61
Bab - 61 Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!