Bab -18 Sabun oh sabun

Malam hari nya mereka pulang ke apartemen, Mutiara terlanjur marah pada Dimas, Dimas mengekor dibelakang Mutiara memasuki apartemen.

"Sayang, udah dong marahnya aku minta maaf" bujuk Dimas pada Mutiara

"Aku capek"

ucap Mutiara begitu saja, sambil menutup pintu kamar nya.

"Ayolah sayang, tadi aku hanya becanda janganlah diamkan aku seperti ini, aku akan melakukan apa saja asal kamu tidak marah lagi, apa kamu ingin dibelikan penthouse seharga 5M ?"

ucapnya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Mutiara.

Mutiara terkekeh mendengar ucapan Dimas,sebenarnya dia sudah dari tadi tidak marah pada Dimas hanya saja dia ingin mengerjai dan membuat Dimas memohon padanya, pintu kamar terbuka

"Emangnya kamu kira aku Lidya Danira mas?, aku tidak dapat disogok dengan penthouse seharga 5M"

ucapnya sinis.

"Apakah kamu sudah tidak marah lagi ?"

tanya Dimas antusias sambil meraih tangan Mutiara.

"Tidak, e maksudku masih marah"

ucapnya pura-pura tidak peduli dan cuek.

"Janganlah seperti ini sayang, ayo katakan apa mau mu ?, aku pasti akan menurutinya"

mohon Dimas pada Mutiara.

"Benarkah ?, aku sedang tidak ingin sesuatu sekarang tapi besok aku akan menagih nya"

ucap Mutiara.

"Jadi sudah tidak marah lagi kan?"

tanya Dimas.

"Siapa bilang aku sudah tidak marah, aku sangat lelah mas tolong pijatkan kakiku"

ucap Mutiara sambil memegang betisnya

"Siap bos"

ucapnya sambil menirukan posisi hormat.

"Yes kesempatan"

teriaknya dalam hati dengan muka yg cengengesan.

"Kenapa kamu mas ?, seperti orang gila saja senyum-senyum sendiri.

tanya Mutiara.

"Tidak apa-apa, ayo dimana yg perlu aku pijat ?"

katanya sambil tersenyum nakal.

"Jangan berpikiran macam-macam ya mas, atau aku akan bertambah marah"

ancam Mutiara yg curiga dengan senyum nakal Dimas.

"Iya tenang saja, ayo cepatan"

balas Dimas yg tak sabaran.

Mutiara membaringkan tubuhnya secara telungkup ditempat tidur, dengan perlahan dan telaten Dimas memijat kaki mulus istrinya itu, tak dipungkiri kaki putih mulus milik Mutiara mampu membuat adeknya dibawah sana terbangun.

Dimas perlahan semakin menaikan pijatannya kearah paha atas Mutiara menggeliat terdengar dengkuran halus istrinya itu pertanda bahwa Mutiara telah terlelap dalam tidurnya.

"sepertinya sangat kelelahan" gumam Dimas yg terpaksa menunda niatnya dan menyelimuti Mutiara.

Dimas segera keluar dan masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan nafsunya yg tak tersalurkan itu.

"Aaaahh,,Terpaksa sabun lagi solusinya"

desah Dimas agak kecewa.

****

Keesokan paginya Mutiara bertekad ingin menjadi istri yg baik dan menjalankan kewajiban nya sebagai seorang istri, pertama sekali yg dia lakukan adalah membuat sarapan untuk suaminya, Dimas masih belum bangun.

"Tumben dia belum bangun ?, biasanya selalu bangun pagi"

oceh Mutiara dalam hati.

Mutiara bermaksud untuk membangunkan Dimas kekamar nya.

"Mas ayo bangun, aku sudah buatkan sarapan untukmu"

ucap mutiara sambil menggoyangkan badan Dimas namun tak ada respon darinya.

"Mas ayo bangunlah, ini sudah siang"

ucapnya sekali lagi, tapi Dimas tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

"Aah sudahlah mungkin dia sangat kelelahan setelah memijat ku semalam"

gumamnya dan berniat untuk keluar kamar, saat Mutiara akan beranjak Dimas menariknya dan membalik posisi membuat mutiara berada dibawah nya.

Dimas langsung ******* bibir ranum milik Mutiara mencium nya dengan lembut dan semakin dalam, Mutiara yg menerima serangan mendadak dari Dimas tidak dapat berbuat apa-apa hingga membuatnya hampir kehabisan nafas.

Dimas melepas ciumannya memberi luang untuk Mutiara bernafas dan melanjutkan kembali ******* nya, kali ini Dimas benar-benar tidak akan melepaskan Mutiara lagi, dia akan meminta hak nya pagi ini, Mutiara membalas ciuman Dimas, nafsu Dimas sudah tidak bisa ditahan lagi Dimas melepaskan pakaian Mutiara namun

"Ting tong"

"Ting tong"

Bunyi bel.

Mutiara tersadar dan segera merapikan pakaiannya kembali.

"Sepertinya ada tamu"

ucapnya berlalu untuk membukakan pintu.

"Aaaah !!! masak harus sabun lagi"

kesal Dimas.

Sementara yg datang rupanya seorang wanita seumuran ibu Mutiara.

"Pagi nyonya, saya mbok Ratni tuan Dimas menyuruh saya datang kesini kemarin tapi karena nyonya dan tuan tidak ada disini saya datang lagi hari ini"

jelas mbok Ratni pada Mutiara, Mutiara yg mengerti mempersilahkannya masuk.

"Sayang siapa yg datang"

tanya Dimas keluar dari kamar dengan wajah Yg kusut.

"ini mbok Ratni, mbok yg mas bilang yg akan membatu ku kemaren"

jawab Mutiara.

"Selamat pagi tuan"

sapa mbok Ratni dengan ramah.

"Kenapa harus datang sepagi ini ?, kenapa tidak dari subuh tadi membunyikan bel nya"

balas Dimas ketus berlalu pergi untuk bersiap akan kekantor.

mbok Sarni hanya bingung dengan kata-kata Dimas

"Sepertinya tuan Dimas sangat marah karena kemarin dia menyuruh datang pagi tapi saya malah kesiangan"

sangka mbok Ratni dalam hati.

"Sayang aku berangkat ya"

ucap Dimas sambil mencium kening Mutiara, Mutiara tidak kaget lagi akan hal itu karena sudah terbiasa dengan perlakuan Dimas.

"Hati-hati dijalan"

balas Mutiara.

"Baiklah, aku akan pulang cepat hari ini siapkan dirimu"

ucap Dimas dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Aku akan menunggu"

jawab Mutiara disambut dengan senyum ceria dari Dimas

setelah Dimas keluar dari pintu Mutiara memilih untuk membantu mbok Ratni yg lagi mencuci piring bekas mereka sarapan tadi

"Tidak perlu nyonya biar saya saja"

tolak mbok Ratnii saat Mutiara membantu nya mencuci piring yg kotor.

"Tidak apa mbok saya sudah terbiasa melakukan nya"

jawab Mutiara.

"Melihat nyonya saya teringat akan almarhum nyonya Hana istri pertama tuan Dimas"

ucap mbok Ratnii berbinar.

"Apa mbok mengenal Hana?"

tanya Mutiara penasaran.

"Ya saya sangat mengenalnya nyonya, sama seperti nyonya saya juga yg membatu dan menemani nya kalo tuan lagi tidak di mansion"

jawab mbok Ratni.

"Di mansion ?, bukankah sebelumnya mereka tinggal diluar negeri? "

tanya Mutiara semakin penasaran dan menyelidiki.

"tidak nyonya, berjanjilah hanya nyonya saja yg akan mengetahui ini dan Jagan beri tahu siapa pun"

ucap mbok Ratni serius dengan suara yg pelan.

"iya mbok saya janji"

jawab mutiara.

"Sebenarnya itu hanya alasan tuan Dimas saja karena tuan dan nyonya Adiwijaya sangat tidak menyukai nyonya Hana setiap Tuan dan nyonya Adiwijaya berkunjung ke mansion maka tuan Dimas akan menyembunyikan nyonya Hana"

ungkap mbok Ratni.

"Tapi mbok yg saya tau mas Dimas sudah tidak memiliki ibu lagi"

balas Mutiara.

"Memang, tuan Dimas tidak memiliki ibu lagi, tapi tuan Adiwiyata menikah lagi setelah kematian ibu tuan Dimas, saya yakin kematian nyonya Hana ada sangkut-pautnya dengan ibu tirinya itu karena itu terjadi setelah nyonya Adiwijaya yg sekarang mengetahui kalau nyonya Hana hamil dan berada di mansion"

mbok Ratni berhenti sejenak dan menghela nafas panjang.

"Mungkin itulah alasan tuan Dimas membawa anda tinggal di apartemen ini nyonya,mungkin dia tidak ingin apa yg terjadi pada nyonya Hana juga terjadi pada nyonya"

perkataan mbok Ratni menambah teka-teki di kepala Mutiara.

****

happy reading..

part ini khusus Dimas dan Mutiara ya, yg kangen Daren

tenang aja Daren tidak bakalan hilang kok karena dia juga tokoh utama dalam cerita ini 😉

jangan lupa

vote

Like

Dukungan nya ya 🤗

Terpopuler

Comments

vhy Zee

vhy Zee

teka teki

2022-02-21

0

Tanti Riyadi

Tanti Riyadi

td mbok sarni, trus jadi mbok ratni???¿??????

2022-02-21

0

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Wach kira" apa y teka tekiny..
Smoga az mutiara bsa mencintai dimas..

2022-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab - 1 Mutiara Aurora
2 Bab - 2 Pekerjaan baru
3 Bab - 3 Sahabat Pertama
4 Bab - 4 Dipecat
5 Bab - 5 Simalakama
6 Bab - 6 Mami Tiara
7 Bab - 7 Mahkota yg Rusak
8 Bab - 8 Rindu Sahabat Pertama
9 Bab - 9 Kepikiran Dia
10 Bab 10 Rencana Daren
11 Bab 11 Dipermalukan Didepan Umum
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Hari Pernikahan
14 Bab 14 Kabar Burung
15 Bab 15 Menerima Perjodohan
16 Bab -16 Mencoba Melupakanmu
17 Bab - 17 Menunda Bulan Madu
18 Bab -18 Sabun oh sabun
19 Bab - 19 Tendangan Pagi Pertama
20 Bab -20 Memori Masa lalu
21 Bab - 21 Pria Tidak Berperasaan
22 Bab - 22 Menemui mu
23 Bab - 23 Sakit Perut
24 Bab - 24 Persalinan Mutiara
25 Bab - 25 Wajah yang mirip Daren
26 Bab - 26 Mutiara Yang Sama
27 Bab - 27 Farid
28 Bab - 28 Tangis pilu Daren (part 1)
29 Bab - 29 Tangis pilu Daren (part 2)
30 Bab - 30 Duka yg Bertubi-tubi
31 Bab - 31 Surat Terakhir Dari Sindi
32 Bab - 32 Ayo Hidup Bahagia Bersama ku
33 Bab - 33 Keceplosan
34 Bab - 34 Ibu baru yg protektif
35 Bab - 35 Pria yg Rapuh
36 Bab - 36 Mbok Ratni Dan Pria Misterius
37 Bab - 37 Makan Malam
38 Bab - 38 Menginap
39 Bab - 39 Diselamatkan Pria Misterius
40 Bab - 40 Balas Dendam
41 Bab - 41 Pertahanan yg runtuh
42 Bab - 42 Sisi Lain Daren ( Part 1)
43 Bab - 43 Sisi Lain Daren (part 2)
44 Bab - 44 Sebut namaku seorang
45 Bab - 45 Iming-iming Janji
46 Bab - 46 Amplop pembawa luka
47 Bab - 47 Daren yg terjebak
48 Bab - 48 Kembali nya Dimas
49 Bab - 49 Pertemuan Dimas dan Mutiara
50 Bab - 50 Mutiara yg tamak
51 Bab - 51 konsultasi dokter Hanan
52 Bab - 52 Melani Keguguran
53 Bab - 53 Usaha Daren
54 Bab - 54 Dianggap Patung
55 Bab - 55 Menonton
56 Bab - 56 Kedatangan Melani
57 Bab - 57 Kesedihan ibu
58 Bab - 58 Melepas Mutiara Mendapat Berlian
59 Bab - 59 Tanda kepemilikan Laura
60 Bab - 60 Rahasia terungkap
61 Bab - 61 Kebahagiaan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab - 1 Mutiara Aurora
2
Bab - 2 Pekerjaan baru
3
Bab - 3 Sahabat Pertama
4
Bab - 4 Dipecat
5
Bab - 5 Simalakama
6
Bab - 6 Mami Tiara
7
Bab - 7 Mahkota yg Rusak
8
Bab - 8 Rindu Sahabat Pertama
9
Bab - 9 Kepikiran Dia
10
Bab 10 Rencana Daren
11
Bab 11 Dipermalukan Didepan Umum
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Hari Pernikahan
14
Bab 14 Kabar Burung
15
Bab 15 Menerima Perjodohan
16
Bab -16 Mencoba Melupakanmu
17
Bab - 17 Menunda Bulan Madu
18
Bab -18 Sabun oh sabun
19
Bab - 19 Tendangan Pagi Pertama
20
Bab -20 Memori Masa lalu
21
Bab - 21 Pria Tidak Berperasaan
22
Bab - 22 Menemui mu
23
Bab - 23 Sakit Perut
24
Bab - 24 Persalinan Mutiara
25
Bab - 25 Wajah yang mirip Daren
26
Bab - 26 Mutiara Yang Sama
27
Bab - 27 Farid
28
Bab - 28 Tangis pilu Daren (part 1)
29
Bab - 29 Tangis pilu Daren (part 2)
30
Bab - 30 Duka yg Bertubi-tubi
31
Bab - 31 Surat Terakhir Dari Sindi
32
Bab - 32 Ayo Hidup Bahagia Bersama ku
33
Bab - 33 Keceplosan
34
Bab - 34 Ibu baru yg protektif
35
Bab - 35 Pria yg Rapuh
36
Bab - 36 Mbok Ratni Dan Pria Misterius
37
Bab - 37 Makan Malam
38
Bab - 38 Menginap
39
Bab - 39 Diselamatkan Pria Misterius
40
Bab - 40 Balas Dendam
41
Bab - 41 Pertahanan yg runtuh
42
Bab - 42 Sisi Lain Daren ( Part 1)
43
Bab - 43 Sisi Lain Daren (part 2)
44
Bab - 44 Sebut namaku seorang
45
Bab - 45 Iming-iming Janji
46
Bab - 46 Amplop pembawa luka
47
Bab - 47 Daren yg terjebak
48
Bab - 48 Kembali nya Dimas
49
Bab - 49 Pertemuan Dimas dan Mutiara
50
Bab - 50 Mutiara yg tamak
51
Bab - 51 konsultasi dokter Hanan
52
Bab - 52 Melani Keguguran
53
Bab - 53 Usaha Daren
54
Bab - 54 Dianggap Patung
55
Bab - 55 Menonton
56
Bab - 56 Kedatangan Melani
57
Bab - 57 Kesedihan ibu
58
Bab - 58 Melepas Mutiara Mendapat Berlian
59
Bab - 59 Tanda kepemilikan Laura
60
Bab - 60 Rahasia terungkap
61
Bab - 61 Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!