Malam hari nya mereka pulang ke apartemen, Mutiara terlanjur marah pada Dimas, Dimas mengekor dibelakang Mutiara memasuki apartemen.
"Sayang, udah dong marahnya aku minta maaf" bujuk Dimas pada Mutiara
"Aku capek"
ucap Mutiara begitu saja, sambil menutup pintu kamar nya.
"Ayolah sayang, tadi aku hanya becanda janganlah diamkan aku seperti ini, aku akan melakukan apa saja asal kamu tidak marah lagi, apa kamu ingin dibelikan penthouse seharga 5M ?"
ucapnya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Mutiara.
Mutiara terkekeh mendengar ucapan Dimas,sebenarnya dia sudah dari tadi tidak marah pada Dimas hanya saja dia ingin mengerjai dan membuat Dimas memohon padanya, pintu kamar terbuka
"Emangnya kamu kira aku Lidya Danira mas?, aku tidak dapat disogok dengan penthouse seharga 5M"
ucapnya sinis.
"Apakah kamu sudah tidak marah lagi ?"
tanya Dimas antusias sambil meraih tangan Mutiara.
"Tidak, e maksudku masih marah"
ucapnya pura-pura tidak peduli dan cuek.
"Janganlah seperti ini sayang, ayo katakan apa mau mu ?, aku pasti akan menurutinya"
mohon Dimas pada Mutiara.
"Benarkah ?, aku sedang tidak ingin sesuatu sekarang tapi besok aku akan menagih nya"
ucap Mutiara.
"Jadi sudah tidak marah lagi kan?"
tanya Dimas.
"Siapa bilang aku sudah tidak marah, aku sangat lelah mas tolong pijatkan kakiku"
ucap Mutiara sambil memegang betisnya
"Siap bos"
ucapnya sambil menirukan posisi hormat.
"Yes kesempatan"
teriaknya dalam hati dengan muka yg cengengesan.
"Kenapa kamu mas ?, seperti orang gila saja senyum-senyum sendiri.
tanya Mutiara.
"Tidak apa-apa, ayo dimana yg perlu aku pijat ?"
katanya sambil tersenyum nakal.
"Jangan berpikiran macam-macam ya mas, atau aku akan bertambah marah"
ancam Mutiara yg curiga dengan senyum nakal Dimas.
"Iya tenang saja, ayo cepatan"
balas Dimas yg tak sabaran.
Mutiara membaringkan tubuhnya secara telungkup ditempat tidur, dengan perlahan dan telaten Dimas memijat kaki mulus istrinya itu, tak dipungkiri kaki putih mulus milik Mutiara mampu membuat adeknya dibawah sana terbangun.
Dimas perlahan semakin menaikan pijatannya kearah paha atas Mutiara menggeliat terdengar dengkuran halus istrinya itu pertanda bahwa Mutiara telah terlelap dalam tidurnya.
"sepertinya sangat kelelahan" gumam Dimas yg terpaksa menunda niatnya dan menyelimuti Mutiara.
Dimas segera keluar dan masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan nafsunya yg tak tersalurkan itu.
"Aaaahh,,Terpaksa sabun lagi solusinya"
desah Dimas agak kecewa.
****
Keesokan paginya Mutiara bertekad ingin menjadi istri yg baik dan menjalankan kewajiban nya sebagai seorang istri, pertama sekali yg dia lakukan adalah membuat sarapan untuk suaminya, Dimas masih belum bangun.
"Tumben dia belum bangun ?, biasanya selalu bangun pagi"
oceh Mutiara dalam hati.
Mutiara bermaksud untuk membangunkan Dimas kekamar nya.
"Mas ayo bangun, aku sudah buatkan sarapan untukmu"
ucap mutiara sambil menggoyangkan badan Dimas namun tak ada respon darinya.
"Mas ayo bangunlah, ini sudah siang"
ucapnya sekali lagi, tapi Dimas tidak juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun.
"Aah sudahlah mungkin dia sangat kelelahan setelah memijat ku semalam"
gumamnya dan berniat untuk keluar kamar, saat Mutiara akan beranjak Dimas menariknya dan membalik posisi membuat mutiara berada dibawah nya.
Dimas langsung ******* bibir ranum milik Mutiara mencium nya dengan lembut dan semakin dalam, Mutiara yg menerima serangan mendadak dari Dimas tidak dapat berbuat apa-apa hingga membuatnya hampir kehabisan nafas.
Dimas melepas ciumannya memberi luang untuk Mutiara bernafas dan melanjutkan kembali ******* nya, kali ini Dimas benar-benar tidak akan melepaskan Mutiara lagi, dia akan meminta hak nya pagi ini, Mutiara membalas ciuman Dimas, nafsu Dimas sudah tidak bisa ditahan lagi Dimas melepaskan pakaian Mutiara namun
"Ting tong"
"Ting tong"
Bunyi bel.
Mutiara tersadar dan segera merapikan pakaiannya kembali.
"Sepertinya ada tamu"
ucapnya berlalu untuk membukakan pintu.
"Aaaah !!! masak harus sabun lagi"
kesal Dimas.
Sementara yg datang rupanya seorang wanita seumuran ibu Mutiara.
"Pagi nyonya, saya mbok Ratni tuan Dimas menyuruh saya datang kesini kemarin tapi karena nyonya dan tuan tidak ada disini saya datang lagi hari ini"
jelas mbok Ratni pada Mutiara, Mutiara yg mengerti mempersilahkannya masuk.
"Sayang siapa yg datang"
tanya Dimas keluar dari kamar dengan wajah Yg kusut.
"ini mbok Ratni, mbok yg mas bilang yg akan membatu ku kemaren"
jawab Mutiara.
"Selamat pagi tuan"
sapa mbok Ratni dengan ramah.
"Kenapa harus datang sepagi ini ?, kenapa tidak dari subuh tadi membunyikan bel nya"
balas Dimas ketus berlalu pergi untuk bersiap akan kekantor.
mbok Sarni hanya bingung dengan kata-kata Dimas
"Sepertinya tuan Dimas sangat marah karena kemarin dia menyuruh datang pagi tapi saya malah kesiangan"
sangka mbok Ratni dalam hati.
"Sayang aku berangkat ya"
ucap Dimas sambil mencium kening Mutiara, Mutiara tidak kaget lagi akan hal itu karena sudah terbiasa dengan perlakuan Dimas.
"Hati-hati dijalan"
balas Mutiara.
"Baiklah, aku akan pulang cepat hari ini siapkan dirimu"
ucap Dimas dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Aku akan menunggu"
jawab Mutiara disambut dengan senyum ceria dari Dimas
setelah Dimas keluar dari pintu Mutiara memilih untuk membantu mbok Ratni yg lagi mencuci piring bekas mereka sarapan tadi
"Tidak perlu nyonya biar saya saja"
tolak mbok Ratnii saat Mutiara membantu nya mencuci piring yg kotor.
"Tidak apa mbok saya sudah terbiasa melakukan nya"
jawab Mutiara.
"Melihat nyonya saya teringat akan almarhum nyonya Hana istri pertama tuan Dimas"
ucap mbok Ratnii berbinar.
"Apa mbok mengenal Hana?"
tanya Mutiara penasaran.
"Ya saya sangat mengenalnya nyonya, sama seperti nyonya saya juga yg membatu dan menemani nya kalo tuan lagi tidak di mansion"
jawab mbok Ratni.
"Di mansion ?, bukankah sebelumnya mereka tinggal diluar negeri? "
tanya Mutiara semakin penasaran dan menyelidiki.
"tidak nyonya, berjanjilah hanya nyonya saja yg akan mengetahui ini dan Jagan beri tahu siapa pun"
ucap mbok Ratni serius dengan suara yg pelan.
"iya mbok saya janji"
jawab mutiara.
"Sebenarnya itu hanya alasan tuan Dimas saja karena tuan dan nyonya Adiwijaya sangat tidak menyukai nyonya Hana setiap Tuan dan nyonya Adiwijaya berkunjung ke mansion maka tuan Dimas akan menyembunyikan nyonya Hana"
ungkap mbok Ratni.
"Tapi mbok yg saya tau mas Dimas sudah tidak memiliki ibu lagi"
balas Mutiara.
"Memang, tuan Dimas tidak memiliki ibu lagi, tapi tuan Adiwiyata menikah lagi setelah kematian ibu tuan Dimas, saya yakin kematian nyonya Hana ada sangkut-pautnya dengan ibu tirinya itu karena itu terjadi setelah nyonya Adiwijaya yg sekarang mengetahui kalau nyonya Hana hamil dan berada di mansion"
mbok Ratni berhenti sejenak dan menghela nafas panjang.
"Mungkin itulah alasan tuan Dimas membawa anda tinggal di apartemen ini nyonya,mungkin dia tidak ingin apa yg terjadi pada nyonya Hana juga terjadi pada nyonya"
perkataan mbok Ratni menambah teka-teki di kepala Mutiara.
****
happy reading..
part ini khusus Dimas dan Mutiara ya, yg kangen Daren
tenang aja Daren tidak bakalan hilang kok karena dia juga tokoh utama dalam cerita ini 😉
jangan lupa
vote
Like
Dukungan nya ya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
vhy Zee
teka teki
2022-02-21
0
Tanti Riyadi
td mbok sarni, trus jadi mbok ratni???¿??????
2022-02-21
0
Nyonya Gunawan
Wach kira" apa y teka tekiny..
Smoga az mutiara bsa mencintai dimas..
2022-02-20
0