POV Author
Hari ini Mutiara kembali berjual gorengan keliling, Bu Dewi sang rentenir mendatangi rumah nya, namun mutiara tidak lagi di rumah.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, ibu bergegas membukakan pintu, ibu mengira Laura yg pulang tapi ternyata orang lain.
"Maaf Bu Dewi ada apa ya ?, ayo silahkan masuk dulu"
terdapat tatapan aneh dari ibu tak biasanya nya wanita ini datang ke rumah
"Selamat siang, tidak perlu basa basi saya kesini untuk menagih hutang Mutiara yg janji nya di bayar hari ini"
jawab nya ketus kedua tangannya berdecak pinggang matanya menyusuri setiap sudut rumah mencari keberadaan Mutiara tapi tidak menemukan nya
"Hutang ?, seperti nya anda salah Bu, Mutiara tidak mungkin meminjam uang tanpa sepengetahuan saya"
suara Ibu masih terdengar sopan dan sedikit bungkukan darinya karena dia yakin mutiara pasti tidak mempunyai hutang pada rentenir ini
"Dasar kalian orang miskin !!, tidak tau di untung !!, sudah syukur aku meminjamkan Mutiara uang satu bulan yg lalu, jika tidak anak mu tidak akan bisa ikut ujian"
Ibu Mutiara teringat akan kejadian satu bulan yg lalu dimana Mutiara mendapat kan uang untuk SPP Laura.
"Berarti Mutiara memang berbohong kala itu"
ucap nya dalam hati.
Ibu mutiara tidak dapat menjawab kata-kata hinaan Bu Dewi dia hanya diam dan tiba tiba pandangannya menjadi buram.
"BRUUKK !!!"
Ibu Mutiara ambruk, sementara Bu Dewi yg tak ingin orang-orang menyalahkan dia atas pingsannya Ibu Mutiara dan tak menyangka akan terjadi seperti ini, pergi begitu saja meninggalkan ibu Mutiara yg pingsan.
Kini tubuh itu terbaring lemah di lantai tanpa ada seorang pun yang melihat dan membantu.
Beberapa saat kemudian Laura pulang dengan hati yg gembira karena hari ini adalah hari kelulusan nya, Laura lulus dengan nilai terbaik.
"Assalammualaikum !!"
"Tumben pintu nya tidak dikunci"
pikir Laura dalam hati.
Saat masuk ke dalam rumah alangkah terkejut nya Laura melihat ibu nya tergeletak di lantai.
"IBUUU !!"
pekik Laura histeris, suaranya menggema dalam dalam rumah.
"ibu !!, bangun Bu !!"
Laura masih saja terus menangis, sambil menggoyang-goyang tubuh ibunya berharap Ibu segera sadar.
"TOLONG !!"
"TOLONG !!"
"TOLONG !! Ibu saya"
Laura masih saja berteriak histeris, hingga para tetangga datang menolong ibu nya.
"Pak, tolong antar ibu saya ke rumah sakit pak"
Laura meminta tolong pada salah seorang tetangganya yg juga merupakan tukang becak. Dan membawa ibu nya ke rumah sakit terdekat.
Mutiara baru pulang dari jualan keliling.
"Assalammualaikum"
"Bu !!, Laura !!"
namun tak ada sahutan dari yg dipanggil, Mutiara merasa bingung, rumah nya dikunci, Laura pun bertanya pada tetangga sebelah.
"Misi Bu, Ibu tau kemana Laura dan ibu saya pergi?" tanya Mutiara.
"Oo anu neng, tadi Laura nitipin kunci ke ibu"
ibu itu memberikan kunci yg dititipkan Laura kepada Mutiara.
"Laura dan ibu neng lagi di rumah sakit A, tadi tiba tiba ibu nya neng pingsan"
ucap ibu itu yg membuat Mutiara merasa cemas.
"Makasih Bu, saya pamit dulu"
Mutiara langsung ke rumah sakit, dengan perasaan cemas dan khawatir pikirannya tidak tenang takut sesuatu terjadi pada ibu, Mutiara sampai di rumah sakit.
"kakak !!, i-ibu"
Teriak Laura saat melihat kedatangan Mutiara.
"Tenanglah dik, bagaimana keadaan ibu ?"
tanya Mutiara khawatir.
"Entahlah kak dokter masih di dalam"
Laura menunjuk ruangan dimana ibu nya dirawat.
Mutiara hanya pasrah, takut dan khawatir jika sesuatu terjadi pada ibu nya.
Beberapa saat kemudian dokter pun keluar dari ruang dimana ibu Mutiara dirawat.
"Bagaimana keadaan ibu saya dok ?"
tanya mutiara cemas.
"Saya perlu bicara sesuatu dengan anda sekarang, mari ikut ke ruangan saya"
ucap sang dokter.
Mutiara pun mengikuti dokter keruangan nya.
"Bagaimana keadaan ibu saya dok ? apa dia baik baik saja"
Mutiara terus saja bertanya tentang ibu nya
"Begini nak Mutiara, ibu Anda terkena serangan jantung, terjadi penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh jantung nya, satu satu nya tindakan yg dapat kami lakukan adalah operasi bypass jantung"
jelas dokter kepada Mutiara.
"Lakukan apa saja dok asalkan ibu saya sehat dan selamat"
ucap Mutiara yg dari tadi sudah dibanjiri air mata.
"Baik lah, kalau begitu operasi akan dilakukan malam nanti, untuk itu anda harus mengurus administrasi dan biaya operasi yg akan di lakukan"
dokter memberikan kertas yg berisikan biaya yg dibutuh kan untuk operasi, saat membaca nya mata Mutiara terbelalak melihat jumlah sebesar 90 juta Rupiah.
Mutiara berpikir dari mana dia akan dapat uang sebanyak itu, tapi demi nyawa ibu nya dia rela melalukan apapun, dia teringat akan kata kata Bu Dewi saat dia meminjam uang satu bulan lalu.
flashback...
Dari kejauhan Bu Dewi berteriak.
"ingatlah Mutiara jika kau membutuhkan uang yg banyak datang lah pada ku lagi, aku punya teman yg akan memberikan solusi untuk mu,,!!!!"
Mutiara tak menoleh sedikit pun dan langsung pulang, walau pun dia merasa sedih dengan kata kata Bu Dewi namun dia juga merasa lega akhirnya mendapatkan uang untuk SPP Laura.
Tersadar dari pikiran nya Mutiara mengelap kasar air mata yang bercucuran dan langsung bergegas meninggalkan rumah sakit, Laura yg melihat nya pun merasa heran.
"Kak mau kemana ?, apa kata dokter tadi?"
pertanyaan Laura tidak dijawab Mutiara.
"jaga lah ibu, malam ini dia akan dioperasi"
ucap Mutiara berlalu.
Dalam perjalanan ke rumah Bu Dewi yg dipikiran Mutiara hanyalah keselamatan ibu nya, Mutiara tidak dapat berpikir apa pun lagi yg dia butuhkan sekarang hanya uang, uang, dan uang. Dia akan terima apa pun konsekuensi dari keputusan nya, ini bagaikan buah simalakama bagi nya, tapi dia tetap mementingkan keselamatan ibu nya dari pada harga diri nya.
"Assalammualaikum"
ucap Mutiara di depan pintu rumah Bu Dewi.
"wassalamu'alaikum"
sahut Bu Dewi sambil membuka pintu .
"Wau, ternyata Mutiara ?, bagaimana dengan uang saya ?, apa kau datang kesini untuk melunasi nya ha ?"
tanya Bu Dewi ketus.
"Maaf Bu, saya belum punya uang untuk membayar utang saya, saya kesini ingin meminta bantuan Bu Dewi"
keluh Mutiara dengan raut sedih.
"Apa ?!"
"kalian para org miskin memang selalu ngelunjak, saya sudah begtu toleran sama kamu ya Mutiara seharusnya kamu mau tak mau harus melunasi hutang mu hari ini, tapi sekarang dengan ketebalan muka mu kau meminta bantuan lagi pada ku"
ucap Bu Dewi sinis
Mutiara hanya bisa menahan dan merendahkan diri nya didepan Bu Dewi, dia tidak peduli dengan apa yg di katakan Bu Dewi, dia hanya berharap bisa dapat uang malam ini.
"Maaf kan saya Bu Dewi, saya sangat membutuhkan bantuan anda untuk mendapatkan uang agar ibu saya bisa dioperasi malam ini"
Mutiara memohon sambil menangis dihadapan Bu Dewi.
"Berapa uang yg kau butuhkan?"
tanya Bu Dewi datar.
Mutiara yg mendengar nya seolah dapat angin segar dari Bu Dewi.
" 90 juta Rupiah Bu, saya sangat membutuhkan uang itu"
ucap Mutiara.
"Gila 90 juta Rupiah ?, aku tidak bisa meminjamkan mu uang sebanyak itu tanpa jaminan"
Bu Dewi terlihat berpikir sejenak.
"Tapi, baiklah aku punya solusi untuk mu, malam nanti dandan lah yg cantik kita akan ke kota menemui kawan ku, dia pasti punya pekerjaan untuk mu"
Kata Bu Dewi tersenyum licik.
"Baiklah Bu, terimakasih banyak atas bantuan nya"
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sarah
dijual kayaknya nich🤔
2022-02-25
0
Kayla Hasifa Hasifa
apa pun pekerjaannya yang penting halal ya..
tapi dari liciknya buk dewi kok gak yakin yaa🤔🤔
2022-02-15
1
Hartin Marlin ahmad
pekerjaan apa yang akan di berikan oleh bu dewi untuk tiara
2022-02-12
1