Mendengar Alena tidak masuk kerja karena sakit membuat Bimo langsung keluar dari ruangan nya, berjalan tergesa menuju lift hingga berpapasan dengan Rendy ketika pintu lift terbuka.
"Kamu mau kemana Bim?" Rendy melihat putranya yang nampak tergesa.
"Bimo ada perlu pa." Bimo ingin kembali melangkah masuk ke dalam lift namun tangan Rendy mencegahnya.
"Tunggu dulu, kamu tidak bisa pergi, hari ini ada acara syukuran di rumah Om kamu, jadi kamu harus datang." Ucap Rendy yang memberi tahu, karena memang Bimo yang baru pulang dari luar kota tidak tahu jika Allan mengadakan acara syukuran.
Bimo mengusap wajahnya kasar, ingin sekali rasanya menolak untuk datang ke acara Om nya tapi itu tidak mungkin. Berkumpulnya keluarga tidak bisa untuk tidak datang apalagi ini acara syukuran untuk kehamilan Indira.
Bimo menghela napas dalam. "Baik lah, Bimo akan datang." Dengan wajah lesu Bimo mengikuti Rendy kembali memasuki lift dan pergi menuju kediaman Aditama.
.
.
Sampainya di rumah Aditama halaman rumah yang luas sudah di sulap dengan sedemikian rupa, nampak sudah banyak tamu yang hadir dan acara akan segera di mulai.
Bimo mengedarkan pandanganya, dirinya melihat para sahabatnya sudah datang berkumpul, segera dirinya berjalan menghampiri mereka setelah tadi bertemu Allan dan Indira untuk memberikan ucapan doa, tak lupa Lili sebagai Omanya sangat merindukannya, sehingga Bimo cukup lama tertahan dengan Oma Lili.
"Hai man..?" Bimo menyapa ke empat sahabatnya yang sedang asik menikmati hidangan di acara itu, waktu sudah hampir sore dan mereka baru sempat berkumpul dalam satu meja.
"Wiihh pak bos muda akhirnya nongol juga." Raka mengulurkan tangan nya untuk tos ala laki-laki, dan mereka semua melakukan hal yang sama.
"Duh lak CEO sekarang makin ganteng nya kebangetan, mengiri gue." Ucap Guntur dengan gaya lebai.
Bimo hanya tersenyum seperti biasa dirinya sangat menyukai jika berkumpul seperti ini, sedikit mengalihkan pikiranya tentang Alena.
"Ck. Gue juga CEO tapi kalian mana pernah muji gue." Resa yang biasa alim kini bisa sedikit bersuara.
"Yaelah penganten baru laga loe, udah gak sariawan dia sekarang, adanya sari malam." Raka tergelak dengan ucapanya sendiri yang melihat wajah Resa sedikit merona.
"Hanya gue sama Bimo yang folos, loe pada udah pada terkontaminasi." Guntur merangkul bahu Bimo yang duduk di kursi sebelahnya.
Bugh
Jingga melempar gulungan tisu kearah Guntur yang tepat mengenai wajahnya. "Sialan loe Jing..!" Guntur mengumpat kesal.
"Loe kira gue cowok breng*sek pake kontaminasi, gini-gini gue masih ting-ting." Jingga dengan pongah berucap.
Membuat yang lain tertawa karena ucapan Jingga.
"Perjaka, dodol loe kira perawan pake ting-ting segala." Raka tertawa melihat wajah cengo jingga.
"Gue gak yakin Raka sama Jingga masih perjaka?" Bimo yang asik diam kini bersuara, menurutnya menjahili sahabatnya sangat menyenangkan. "Apalagi loe Gun, udah berapa banyak kecebong loe bertebaran."
Guntur membulatkan kedua matanya mendengar ucapan Bimo yang sekarang menjadi ikut terkontaminasi absur nya. "Loe kejedot tiang apa Bim, lancar amat mulut loe gibah." Guntur geleng kepala, yang lain hanya tertawa.
"Itu tandanya dia pernah icip-icip." Resa tertawa.
"Gila bos ganteng sekarang udah pinter esek-esek, wahh kalah nih gue." Jingga dengan gaya tak percaya.
Obrolan mereka terus berlanjut membuat kelima pria itu terus tertawa karena ke absur-an mereka hingga tawa mereka berhenti ketika Kiki pacar Jingga datang.
"Eh..beb ngapain? mau pulang?" Tanya Jingga yang melihat Kiki berdiri di sampingnya.
"Ck. kagak gue cuma mau tanya Jing." Ucap Kiki sedikit malu, tangan nya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Iss..gak usah Jing-Jing Napa, berasa di panggil anyingg gue." Jingga mendengus kesal, sedangkan yang lain tertawa melihat dua pasangan yang sangat lucu.
"Gue cuma mau tanya, kata Arum kalau mau punya body seksi dan bohai gue harus minta dp sama loe biar bisa kaya Indira itu." Kiki menunjuk Indira yang sedang tertawa bersama Arum.
Jingga membulatkan kedua matanya sempurna mendengar ucapan Kiki yang sangat menggelitik di telinganya, apa katanya dp? enak saja, dirinya saja mati-matian menahan hasrat sampai mereka menjadi sah ini malah si Arum meracuni otak lemot Kiki Mariki.
"Bahahahaa...Jing parah loe, otak Kiki udah tercemar, tanggung jawab loe Jing." Raka tertawa terpingkal, Guntur sampai mengebrak meja sangking gemas dengan Kiki yang memiliki tubuh tipis dan otak lemot.
"Arum benar Jing, biar body Kiki makin bohai, buruan Lo dp-nin." Resa ikut tertawa, ternyata bininya pintar juga setelah menikah.
Kiki merasa nungging mendengar semua perkataan mereka, dirinya bertanya belum mendapat jawaban tapi malah di tertawa kan.
Tawa mereka semua pecah ketika Jingga membisikan sesuatu kepada Kiki yang di maksud dengan DP, seketika membuat wajah Kiki merah seperti tomat busuk, dan berlari menuju dua sahabat lacnut nya itu kembali.
Bimo yang dulu hanya alakadarnya kini ikut tertawa lepas melihat keabsur-an para sahabatnya. Dirinya lupa tentang Alena untuk saat ini.
.
.
.
Di rumah sakit Yuda masih menemani Alisa dan Mirna menunggu Alena hingga pintu ruang rawat Alena terbuka masuk seorang pria yang sudah melarang Yuda untuk datang.
Diki yang sengaja pulang lebih cepat untuk menemani Alena di rumah sakit, tidak di sangka kedatangan nya sore ini melihat Yuda orang yang sudah menyebabkan tunangannya itu koma berada di satu ruangan dengan Alena.
"Kau..!" Tatapan mata Diki tajam melihat Yuda yang sedang duduk bermain dengan Alisa, rasa marah begitu cepat menguasai Diki.
Yuda langsung berdiri dengan wajah terkejut karena melihat Diki yang tiba-tiba masuk.
Mirna sudah merangkul tubuh Alisa, bisa Mirna lihat jika Diki sedang dikuasai amarah melihat Yuda.
"Sudah aku peringatkan jangan muncul kembali, atau aku akan membawa kasus ini ke jalur hukum" Diki menunjuk wajah Yuda dengan jarak beberapa meter, karena posisi yang masih berdiri tidak jauh dari pintu, dan Yuda yang masih berdiri di dekat sofa pojok ruangan.
Tatapan tajam mata Diki membuat Yuda sedikit menciut, Yuda yang memang bukan pria pemberani dan jago beladiri, namun Yuda jago dalam merayu dan bergulat dengan wanita di atas ranjang.
Yuda menatap Mirna yang hanya menganggukkan kepala, menyuruh Yuda untuk segera keluar dari ruangan Alena.
Yuda pun dengan kaki sedikit berat berjalan pelan menuju pintu keluar, tidak berani menatap wajah Diki yang begitu mengerikan bagi Yuda.
"Astaga, gue cowok tapi takut sama modelan mata melotot gitu." Yuda mengelus dadanya merasa aman tidak babak belur keluar dari ruangan Alena. "Gue harus berguru sama Bimo agar bisa bela diri biar jago, bukan hanya jago diranjang doang." Yuda melangkah pergi meninggalkan rumah sakit dengan perasan lega, karena berhasil keluar dengan selamat tanpa mendapat amukan dari tunangan Alena.
.
Tinggalkan jejak kalian,,, jangan lupa sayang-sayangkuh😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
HR_junior
haaa Yuda amit2 di plototin kok ya takut colok tu mata kn bisa toh
2024-02-20
0
Ita rahmawati
oh in ginanya juga kecelakaan dn yg nabrak allan it ya,,trus diranya ngira si gina in yg di tanyain bimo pas di kantor,,iya gk sih,baru baca tp udh loding 🤦♀️😅
2023-10-22
0
Bella Desiana
seru seru sahabaynya...
2023-02-03
1