Alena sengaja pulang lebih awal karena mengingat sudah ada janji bersama Diki, kini keduanya berada di salah satu toko berlian di Mall.
"Sayang kamu pilih mana yang kamu suka." Diki menyuruh pelayan toko untuk mengeluarkan cincin terbaik yang ada di toko itu.
"Lena mau yang itu mas." Alena menunjuk cincin sederhana yang terdapat mahkota berlian di atasnya.
Keduanya memutuskan untuk kembali kerumah karena waktu sudah petang, setelah memilih cincin dan gaun untuk Alena kenakan, Diki juga mengajak Alena membeli makanan untuk Alisa dirumah.
Waktu menunjukan pukul 10 malam, Alena mengantar Diki untuk pulang.
"Jangan lupa besok hari pertunangan kita." Diki menatap wajah cantik kekasihnya dengan penuh cinta.
Diki memang sangat mencintai Alena, dirinya ingin Alena yang menjadi pendamping hidupnya.
"Iya Mas..Lena ingat." Alena tersenyum.
"Hm.. Mas sebenarnya ingin langsung menikah, agar Mas bisa menjaga kalian."
"Tidak apa-apa lagi pula Mas juga bisa menjaga kita kapan pun."
Setelah berpamitan dan tak lupa Diki mendaratkan kecupan di kening Alena. Mobil yang di kendarai Diki bergerak hingga tidak terlihat lagi.
"Semoga ini keputusan terbaik." Alena berdoa dalam hati, semoga keputusan yang ia ambil untuk bertunangan dengan Diki lebih dulu adalah keputusan yang terbaik.
Alena masuk kedalam kamar Ia segera istirahat karena besok adalah hari bersejarah yang ia alami. Alena akan cuti untuk mengadakan acara pertunangan nya sendiri.
.
.
.
Bimo membuka matanya yang tertidur di sofa ruang tamu, bahkan pakaian yang ia kenakan masih pakaian kantor.
"Ck. gue ketiduran." Bimo melihat jam di tangan nya yang menunjukan pukul satu dini hari.
Beranjak dari sofa, Bimo menuju dapur melihat meja makan yang masih sama tidak ada apa-apa.
"Alena tidak datang." Bimo membuka kulkas untuk mengambil minuman, dirinya melihat isi kulkas yang juga kosong.
"Biasanya si bibi yang isi kulkas, sekarang kosong."
Biasanya memang pembantu yang mengisi kulkas di apartemen Bimo, tapi semenjak ada Alena Bimo meminta bibi untuk datang lagi ke apartemen nya.
Karena sudah ada Alena jadi selain ingin menjahili Alena Bimo juga sengaja memperkerjakan Alena.
Bimo berjalan menuju kamarnya dirinya masuk kedalam kamar mandi hanya untuk membasuh wajah, dan mengganti pakaian.
Didepan cermin bayangan wajah Alena dan rasa bibir ranum Alena berputar-putar diotaknya , Bimo kembali merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya.
"Gue hanya merasa bersalah."
.
.
.
.
Pagi hari Bimo sudah rapi dengan penampilannya seperti biasa, hari ini dirinya akan mengadakan meeting dan nanti malam akan berangkat ke kota S untuk proyek besar yang akan ia tangani.
Dua puluh menit mobil mewah Bimo sudah terparkir di halaman kantor. Seperti biasa penampilannya menjadi buah bibir para karyawan wanita.
Bimo hanya menganggukkan kepala ketika ada yang menyapa, dengan tatapan datar.
"Pagi pak." Sapa Daniel yang sudah menunggu bosnya.
"Hm.. apa semua sudah siap?" Tanya Bimo yang menaruh tas kerjanya di meja kerjanya.
"Sudah, saya sudah siapkan semua berkasnya." Ucap Daniel.
"Oke.. kita keruang metting sekarang." Bimo berjalan lebih dulu diikuti Daniel.
Ketika memasuki ruang meeting semua orang pun berdiri memberi hormat. Bimo memberikan ide-idenya untuk meluncurkan produk baru di bagian pemasaran. Selain bergerak di bidang konstruksi perusahaan yang Bimo akan kelola juga bergerak di bidang minuman, makanan dan perhotelan.
Yang baru diresmikan adalah bidang minuman dan makanan, jika dulu hanya bergerak di bidang kontruksi dan perhotelan kina merambat ke bidang minuman dan makanan.
Bimo menghembuskan nafas lega, meeting pagi ini berjalan dengan lancar.
"Apa agenda saya hari ini?" Tanya Bimo kepada Daniel.
"Tidak ada, karena nanti malam anda akan bertolak ke kota S, maka hari ini tidak ada pertemuan dengan klien."
Bimo masuk kedalam ruangan nya kembali duduk mempelajari berkas proyek yang akan Ia tangani.
tok..tok..
"Masuk."
Bimo mendongakkan kepalanya ketika pintu ruangannya dibuka.
Wajah Om beserta istrinya yaitu Indira, wanita yang pernah ia cintai sekaligus sahabat baiknya.
"Bemo.." Indira ingin menghampiri Bimo namun langkahnya berhenti ketika tangannya di tarik oleh Allan.
"No..tidak ada adegan peluk-peluk." Ucap Allan merengkuh pinggang Indira posesif.
"Abang.." Indira mencebikkan bibir nya kesal.
Bimo hanya geleng kepala, niatnya juga ingin memeluk sahabat baiknya namun diurungkan karena melihat tatapan tajam dari Om sekaligus suami sahabatnya.
"Jangan macam-macam kamu Bimo."
"Om posesif, masa cuma ingin pelukan tidak boleh." Bimo berjalan menuju sofa, yang diikuti Allan dan Indira.
"Bukan muhrim tidak boleh."
"Abang dedek nya pengen di elus sama Bemo sayang." Indira yang duduk di samping Allan berucap dengan wajah sendu.
"Ck. mana ada si orok bisa minta elus sama dia, yang ada kamu yang ingin di elus." Ucap Allan kesal.
Bimo ingin sekali tertawa melihat kecemburuan Allan.
"Abang tau ngak, kalau ngidam tidak dituruti nanti anaknya ileran, Abang mau anak Abang nanti ileran." Ucap Indira dengan wajah serius.
Allan mencerna ucapan Indira, Ia membayangkan jika anak nanti akan ileran ketika sudah lahir, Allan bergeridik.
"No, Abang tidak mau anak kita ileran." Ucap nya dengan wajah geli.
"Makanya ini si orok ngidamnya pengen di elus sama Bemo sayang."
"Ck. gak usah Bemo sayang, geli Abang dengannya."
"Boleh ya, Bimo elus si orok." Indira dengan tatapan memohon.
Allan nampak berpikir, meskipun dalam hati tidak rela, jika istrinya di sentuh pria lain, namun ketika bayangan anaknya yang ileran membuatnya mengiyakan permintaan Indira.
"Boleh tapi hanya sebentar, satu menit tidak lebih." Ucap Allan menatap tajam Bimo, yang hanya tersenyum geli.
"Pelukan juga boleh."
"Jangan ngelunjak yank, di kasih hati minta ampela." Allan menarik hidung Indira.
"Ck. pelit." Indira mendengus kesal, dirinya berdiri dan langsung menghampiri Bimo yang duduk di kursi singgel.
"Gue kangen banget sama loe." Indira langsung memeluk Bimo ketika pria itu berdiri. "Gue rindu masa-masa remaja kita dulu Bim, gue kangen masa itu." Suara Indira serak, Bimo dengan kikuk membalas pelukan Indira meskipun mendapat tatapan tajam mematikan dari Allan.
"Gue juga kangen masa itu Ay." Bimo mengusap punggung Indira, wanita yang dulu singgah di hatinya, bahkan sampai sekarang nama Indira masih tersimpan didasar hatinya.
Allan menatap tidak suka, dadanya bergemuruh karena rasa cemburu, namun dirinya tahan untuk tidak emosi, mengingat dulu mereka berdua adalah sahabat bahkan lebih dulu mereka kenal dari pada dirinya.
Setelah merasa puas, Indira melepas pelukannya. "Apa kau sudah mempunyai kekasih." Indira bertanya dengan senyum jahil.
Bimo hanya tersenyum dan menggeleng. "Belum ada yang cocok Ay."
"Ck. kau itu terlalu banyak memilih." Bukan Indira melainkan Allan yang langsung menarik bahu istrinya untuk duduk di sofa. "Duduk sayang, nanti kamu kecapekan."
"Memilih yang baik itu perlu Om, demi masa depan." Bimo meraih gagang telpon. "Bawakan minuman keruangan saya." Ucap Bimo dengan seseorang di sebrang sana, dirinya sempat mengernyit mendengar suara asing yang bukan dirinya kenal.
"Kamu itu tampan dan kaya, tinggal tunjuk pasti para wanita akan bertekuk lutut."
"Jadi Abang mengakui juga kalau Bimo itu tampan." Indra memainkan kedua alisnya naik turun, menggoda Allan.
Allan hanya diam karena keceplosan bicara.
"Kau tidak usah tertawa." Allan mendelik ke arah Bimo yang tertawa melihat wajah Om nya yang masam.
tok..tok..
"Masuk."
"Minumnya pak." Gina membawakan minuman berupa jus jeruk.
"Kenapa kamu, kemana Alena?" Tanya Bimo yang sejak tadi bibirnya sudah gatal untuk bertanya.
"Alena tidak masuk pak, karena ada acara keluarga." Ucap Gina lalu permisi keluar.
"Siapa Alena?" Tanya Indira.
"Hanya OG." Ucap Bimo santai, namun pikiranya berkelana.
"Oh..aku kira perempuan spesial kamu." Indira menyesap minumannya yang diberikan Allan.
"Jangan mengada-ada, loe tahu sendiri gimana gue."
"Hm..cowok dingin dan cuek seantero." Indira tertawa.
Ketiganya terlibat obrolan ringan, Bimo yang di minta Indira untuk mengelus perut nya, Bimo pun melakukan hal itu meskipun sang Om yang sudah menatapnya seperti predator yang ingin memakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Nining Moo
bukannya 1 minggu lagi tunangannya ya🤔🤔🤔
beli cincin besok tunangan😄
2024-11-28
0
Bella Desiana
suka dengan ceritanya.. senyum senum aku bacacanya
2023-02-03
2
Fenty Izzi
🥰🥰🥰😘😘😘😘
2022-11-16
2