Bimo melajukan mobilnya dengan sedikit kencang karena pagi ini dirinya ada pertemuan penting dengan rekan bisnisnya, karena cuaca yang sedang tidak bersahabat dan pagi ini gerimis pun mengguyur kota.
Di pertigaan seseorang menggunakan motor metiknya yang juga sedang buru-buru ingin berangkat kerja dihari pertama, namun nasib sial menghampirinya.
Tiiiiiiinnnnnn brak.
Karena ingin menyebrang tidak melihat kanan kiri, alhasil motor yang ia kendarai menabrak mobil Lamborghini hitam yang sedang melintas.
"Auwwss... ahh skala banget sih." orang itu meri*ntih ketika merasakan siku tangan dan lututnya terasa perih, meskipun memakai mantel hujan tetapi dirinya bisa merasakan sakit.
"Dam.It" pengemudi mobil mengumpat kesal, dirinya yang sudah buru-buru harus mendapat masalah dengan mobilnya yang ditabrak.
"Kalo mau nyebrang lihat jalan dong..!!" Bimo menatap seseorang yang sedang berusaha mendirikan motornya yang roboh, tanpa mau membantunya karena sudah kesal ditabrak. motor orang itu lumayan rusak parah karena menghantam mobil itu, bodi spakbor dan dasboard motor matik itu pecah, kaca spion pun sudah lepas dari tempatnya.
"Kamu, gak lihat saya lagi kesusahan. bukanya bantuin malah marah-marah." Ucap orang itu yang ternyata seorang wanita.
Bimo menatap datar orang itu, tangan nya mencekram erat payung yang ia gunakan. "Kamu harus ganti rugi, lihat karena ulah kamu mobil saya jadi lecet." Bimo menunjuk bodi mobil mewahnya lecet dan sedikit baret.
"Kalo saya ganti rugi sama kamu, siapa yang mau ganti rugi motor saya." perempuan itu berbicara dengan nada ketus dan menatap tajam Bimo. Gerimis pagi bukannya me dinginkan mereka berdua tetapi malah membuat keduanya panas.
"Saya gak mau tau, mana KTP kamu?" Bimo meminta KTP wanita itu dengan tatapan dingin.
Merasa bersalah, namun juga tidak ingin diperpanjang maka wanita itu memberikan KTPnya. "KTP saya jangan buat jaminan pinjam hutang ya, awas aja kalo sampe di gadein." Perempuan itu menggerutu kepada Bimo.
"Cihh. Gue cuma mau Loe ganti rugi." Bimo pun segera masuk kedalam mobil, tidak memperdulikan umpatan wanita yang masih berusaha membuat motornya berdiri.
"Ganteng-ganteng kok galak."
.
.
.
.
Bimo sampai di kantor dengan wajah kesal apalagi kejadian sebelum sampai kantor membuat mood nya benar-benar hancur.
"Pagi pak..?" Para karyawan menyapa bos muda yang masih menjadi wakil CEO dikantor Bagaskara Grub. Seperti biasa Bimo hanya berjalan tanpa menjawab sapaan para karyawan nya. Perlu digaris bawahi, dari jaman 'Bemo Sayang' masih SMA dirinya tidak pernah akrab kepada siapapun kecuali ke empat sahabatnya dan Indira. Sifat dingin dan cuek Bimo masih menempel seperti prangko hingga sampai sekarang.
"Hahh.." Bimo menghela napas kasar, menyandarkan kepalanya di kursi. masih pagi mood nya sudah hancur, apalagi ada pertemuan yang harus dirinya hadiri.
"Kamu baru sampai?" Rendy papa Bimo, masuk keruangan wakil CEO ketika melihat putranya baru saja tiba.
Bimo duduk tegak ketika suara papanya ia dengar. "Ia Pah, tadi ada insiden kecil waktu dijalan." Meskipun bicara dengan papanya, namun saat dikantor Bimo akan menggunakan sopan santunnya terhadap atasan.
"Ya sudah biar papa yang temui klien pagi ini, kamu tolong cek dan pelajari berkas ini." Rendy memberikan map dokumen kepada putranya.
"Baik, terimakasih Pah." Bimo tersenyum, sungguh papanya sangat pengertian sekali.
"Lain kali kamu harus siap, apapun keadaan kamu." Rendy menepuk pundak putranya, dirinya bisa melihat wajah putranya yang kusir kayak jemuran belum disetrika, dari pada berantakan lebih baik dirinya mengalah.
"Oke Pah." Rendy keluar dari ruangan Bimo.
"Ah, untung papa tau mood gue lagi ancur." Bimo meraih gagang telpon berniat menghubunginya OB untuk membuatkannya kopi.
"Antar kan kopi keruangan saya." Dan Bimo segera menutup gagang telpon, tanpa mendengar jawaban diseberang sana.
tok..tok..tok..
"Masuk?".
Seorang OG masuk dengan membawa nampan berisikan kopi pesanan bosnya.
"Kopinya pak." Ucap OG itu lalu menaruh kopi di atas meja.
"Hem." tanpa menoleh ataupun melihat, Bimo masih fokus menatap dokumen yang berada ditangannya. Dan tangan satunya pun meraih gagang gelas kopi, lalu ia menyesapnya.
Byuurrr
Semburan kopi panas melayang hingga berceceran dilantai.
"Kam_" Untuk kepersekian detik keduanya bertatap mata, Bimo lebih dulu memutus kontak mata. "Kamu? kenapa bisa disini?" Bimo menatap tajam gadis yang sudah membuat mood nya buruk tadi pagi, dan kini malah bertemu gadis itu lagi sebagai OG.
"Maaf pak. Saya baru bekerja hari ini." Gadis itu menunduk dengan takut, ternyata pria tadi pagi yang ia tabrak mobilnya adalah bosnya.
"Baru bekerja, sudah bikin kesalahan dua kali." Dengan sorot mata tajam dan dingin menatap gadis yang sedang ketakutan di depan nya.
"Maaf pak." Hanya ucapan maaf yang bisa gadis itu ucapkan agar tidak dipecat dihari pertamanya bekerja.
"Kalau kamu tidak bisa membedakan gula dan garam, lebih baik kamu tidak usah bekerja." Bimo dengan tidak berperasaan bicara ketus dan sinis kepada gadis itu.
"Keluar kamu sekarang.!" Bimo yang geram karena bosan hanya mendengar kata maaf dari gadis itupun mengusirnya dari ruangan.
"Sekali lagi saya minta maaf." Sebelum pergi gadis itu menunduk hormat, tanpa berani menatap atau menaikkan kepalanya.
"Ck. jaman sekarang, orang tidak bisa apa-apa tapi diterima bekerja." Bimo menggerutu, dirinya kembali mengerjakan pekerjaan yang belum selesai.
.
.
.
.
Bimo Sedang melakukan pertemuan dengan klien dari perusahaan yang ingin berkerja sama dengan perusahaan nya, dan Rendy memberika tugas ini kepada Bimo.
“Terima kasih atas kerjasama kita, semoga berhasil dan menguntungkan.” Mereka berdua berjabat tangan.
“Sama-sama, senang bisa bekerjasama dengan perusahaan anda, semoga kedepannya membawa kesuksesan.” Bimo pun tersenyum ramah jika kepada klien nya. Karena dengan begitu maka para klien akan sangat senang.
Mereka pun berpisah di parkiran dan Bimo melajukan mobilnya menuju kembali ke kantornya.
Ketika melintasi bengkel mobil dirinya ingat kejadian yang membuat mobilnya menjadi lecet. Akhirnya Bimo pun putar balik dan masuk ke bengkel mobil dengan tujuan memperbaiki mobilnya.
“Mas, tolong mobil saya kena baret.” Bimo menghampiri seorang montir yang sedang bekerja.
“Ya, kenapa Mas?” Tanya pria itu, yang tadi tidak mendengar ucapan Bimo.
“Tolong mobil saya kena baret.” Ulang Bimo dengan wajah datar.
“Oke baik.” Pria itu segera melihat mobil mewah yang katanya baret itu. “Wah sayang sekali ya mas, mobil mewah gini kena baret parah.” Pria itu malah bedecak kagum melihat mobil mewah Bimo.
“Bisa di benarkan?” Tanya Bimo datar.
“Bisa dong, Satu Minggu mas bisa ambil mobil ini lagi dalam keadaan top.” Pria itu nyengir dengan mengacungkan jempol nya.
“Oke.” Bimo pun memberi kartu nama. “Ini kartu nama saya, kalau beres hubungi nomor itu.”
“Beres mas.”
Bimo pun memesan taksi online untuk kembali kekantor nya.
.
.
Like..komen..ayooo setor buat Bemo sayangg😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Ita rahmawati
ternyta ya
2023-10-22
0
kohar1965
sabar Ja
2023-09-21
0
Bella Desiana
ganti baru lh bimo...
2023-02-03
1