Tidak terasa Alena sudah dua bulan bekerja di kantor, meskipun hanya sebagai cleaning servis, Alena sudah cukup bersyukur karena mendapat gaji yang lumayan besar, sehingga dirinya tidak perlu menunggak membayar kontrakan dan mendapat Omelan dari Bu Neneng pemilik kontrakan.
Hari ini Alena kembali menerima gaji untuk yang kedua kalinya.
"Lumayan masih ada sisa untuk di tabung."
Setelah membagi keperluan yang harus ia bayar dan masih mendapat sisa, Alena teringat akan hutangnya kepada bosnya, jika Alena membayar dengan cara mencicil mungkin dirinya tidak perlu datang ke apartemen bosnya itu lagi sebagai pembantu, namun Alena juga butuh menabung untuk keperluan yang tak terduga. Jika di pikir dirinya juga tidak tahu kapan akan menerima lamaran pernikahan dari Diki, dan Alena ingin mempunyai tabungan untuk hari spesialnya nanti, meskipun Alena tahu jika Diki pasti akan memenuhi semua biaya pernikahan mereka.
Alena mengendarai motornya menuju kontrakan setelah pulang dari kantor dan mampir ke ATM untuk mengambil uang yang dirinya butuhkan.
Ketika di persimpangan jalan Alena mengendarai kendaraanya dengan santai karena akan memasuki gang rumahnya, tetapi dari arah belakang ada mobil yang melaju kencang dengan sedikit ugal-ugalan.
Brakk
Suara hantaman keras terdengar nyaring, Motor Alena ringsek membuatnya tak sadarkan diri di pinggir jalan.
"Shitt..!!" pengemudi mobil keluar dengan panik karena mobil nya menabrak pengendara motor.
"Tuan, anda harus bertanggung jawab." Ucap warga yang langsung mengerumuni tempat kejadian.
"Tolong angkat korban kedalam mobil saya." Pria itu langsung membukakan pintu mobil ketika warga membopong tubuh gadis yang tak sadarkan diri dengan luka yang cukup serius.
"Maaf apa ada yang mau ikut dengan saya." Pria itu meminta salah satu warga untuk ikut kalau-kalau terjadi sesuatu dirinya tidak sendirian.
"Baik saya saja yang ikut." Pria paruh baya menggunakan baju Koko dan peci akhirnya ikut masuk kemobil pria itu di bagian kursi belakang untuk membatu menyandarkan kepala Alena di pangkuannya.
"Nak Alena semoga kamu tidak apa-apa." Ucap pria paruh baya yang ternyata mengenal Alena.
"Bapak mengenal gadis itu." Tanya pria yang fokus menyetir dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Dia tetangga kontrakan saya."
Pria yang sedang menyetir hanya mengangguk. Setelah tiga puluh menit mobilnya sampai di rumah sakit.
Alena dibawa perawat menuju ruang UGD karena luka yang Alena alami cukup parah.
"Nama saya Yuda Pratama pak." Pria itu memperkenalkan diri.
"Saya Rudi tetangga Alena."
Keduanya duduk dalam diam menunggu pintu ruang UGD terbuka.
Satu jam mereka berdua menunggu dokter keluar dan beberapa menit kemudian pintu terbuka dari dalam.
Yuda dan pak Rudi langsung berdiri melihat dokter yang menangani Alena keluar.
"Bagaiman keadaan korban dok?" Tanya Yuda yang khawatir dan juga panik.
"Pasien sudah melewati masa kritisnya, namun pasien belum sadarkan diri, benturan di kepala nya cukup keras sehingga membuat pasien sedikit mengalami gegar otak ringan, namun sudah kami tangani, untuk pemeriksaan lebih lanjut menunggu pasien sadarkan diri." Ucap dokter itu panjang lebar dan pergi setelah permisi.
"Kita berdoa semoga nak Alena baik-baik saja." Rudi adalah tetangga Alena, yang cukup bijak sana. Kecelakaan yang Alena alami adalah musibah.
"Apa Alena mempunyai keluarga?" Tanya Yuda.
"Alena anak yatim piatu yang mempunyai satu adik perempuan." Terang Rudi memberi tahu.
"Kalau begitu bapak bisa bantu saya memberi kabar kepada keluarga nya."
"Nanti saya akan bawa Alisa kesini, kebetulan juga nak Alena baru bertunangan beberapa Minggu lalu." Terang pak Rudi.
"Baiklah kalau begitu, saya sangat berterima kasih sama bapak." Yuda menyalami tangan Rudi.
"Sama-sama nak, lain kali kamu harus hati-hati jika membawa mobil." Nasehat Rudi.
"Baik pak."
Rudi meninggalkan Yuda sendiri menunggu Alena, karena dirinya akan memberi tahu Alisa dan keluarga tunangan Alena.
.
.
Di lain kota Bimo berkemas untuk bersiap menuju bandara, waktu yang di perkirakan hanya satu Minggu ternyata tidak cukup untuk menangani pembangunan proyek yang baru di mulai. Bimo harus menghabiskan waktu selama dua Minggu di kota S, dan sekarang dirinya bersiap pulang ke Jakarta.
"Anda sudah siap tuan?" Daniel muncul dari arah pintu.
"Sudah, semua sudah siap." Bimo memakai jaket untuk melengkapi penampilannya seperti biasa penampilan cansual dan kaca mata hitam adalah aksesoris yang sangat cocok untuk nya.
Daniel masuk dan menarik koper Bimo, kedua nya berjalan memasuki lift menuju lobby hotel.
Ketika pintu lift akan tertutup tiba-tiba seorang wanita berseru dan menahan pintu.
"Tunggu dulu." Wanita itu masuk dengan wajah menunduk sambil mencari ponsel di dalam tasnya, belum menyadari siapa orang yang berada dalam lift.
Bimo hanya menatap lurus kedepan tidak perduli jika ada seorang wanita cantik yang berdiri didepan dengan membelakanginya.
Daniel yang melihat wanita cantik di depan bos nya hanya melirik, melihat ekspresi bosnya yang biasa saja terkesan datar. 'Apa bos itu tidak tertarik dengan wanita' batin Daniel dalam hati. Karena memang Daniel tidak pernah tahu bos mudanya itu dekat dengan seorang wanita.
Bagi Daniel wanita yang berada didepan mereka cukup menarik, cantik dengan pakaian modern dan tubuh langsing profesional seperti model.
Ehem
Bimo berdehem keras ketika melihat Daniel yang diam-diam melirik nya dan bergantian melirik wanita di depannya.
Mendengar deheman seseorang wanita yang baru sadar jika ada orang lain di dalam lift pun menoleh, betapa terkejutnya ketika melihat wajah pria yang satu lift dengan nya.
Pria menyebalkan namun sangat tampan dan rupawan begitulah wanita itu mendeskripsikan penampilan pria di belakang nya itu.
"Eh..anda lagi." Wanita itu merasa gugup karena jarak mereka terlalu dekat berada di dalam kotak persegi itu, sehingga wangi maskulin Bimo bisa wanita itu rasakan.
Ting.
Pintu lift terbuka, tidak perduli wanita didepanya menghalangi jalan Bimo berlalu begitu saja meskipun menyenggol bahu wanita itu hampir jatuh kalau Daniel tidak membatu menahannya.
"Anda tidak apa-apa nona?"
Untuk sesaat wanita itu belum sadar karena melihat wajah Bimo terlalu dekat, membuat jantungnya berdebar.
"Nona." Daniel memanggil sedikit keras, agar wanita itu sadar dan segera berdiri, karena dirinya akan kena masalah jika bosnya lama menunggu.
"Eh.." Buru-buru wanita itu berdiri membenarkan posisinya.
"Lain kali fokus, jangan menghalangi jalan orang lain nona." Daniel berlalu pergi tanpa menghiraukan wajah kesal gadis itu.
"Ck. ternyata bos dan bawahan sama saja, sama-sama menyebalkan."
Wanita itu segera keluar sambil menarik kopernya karena dirinya juga akan pulang ke Jakarta setelah menyelesaikan pemotretan di kota S, namun sialnya harus kembali bertemu pria tampan yang sayang nya menyebalkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
HR_junior
3 x ketemu moga gak jodoh ya
2024-02-19
1
Bella Desiana
kasian alena...
jadi makin seru cetitanya
2023-02-03
1
Nina Nina
dari banyaknya novel yg aku baca hampir semua kaya gini, awal bab seruh,,,,, tp semakin ke sini semakin banyak pemerannya kaya sinetron di ikatan cinta aja thor,,,,
2022-12-23
0