“Loh kamu kenapa naik taksi Bim?” Tanya Rendy yang bertemu Bimo di depan gedung kantor karena Rendy akan keluar menemui Leina istrinya berpapasan dengan Bimo yang baru saja turun dari taksi.
“Mobil Bimo dibengkel Pah, ada yang harus di benerin.” Ucap Bimo. “Papa mau kemana?” melihat papanya yang keluar kantor sendiri.
“Mama kamu ngajakin ketemuan katanya penting, gak tau kenapa?” Jawab Rendy.
“Dih. Kek ABG aja ngajakin ketemuan, tinggal satu rumah aja masih ngajakin ketemuan.” Bimo mencibir papanya.
“Kamu sekarang masih bisa meledek, tunggu aja kalau kamu udah ketemu pawang nya.” Rendy hanya tertawa dan meninggalkan anak semata wayang nya itu.
“Duh, bokap kek nya udah mulai puber lagi tuh.” Bimo geleng kepala dan melangkah masuk menuju ruangan nya.
Seperti biasa para karyawan meyapa hormat padanya dan Bimo hanya mengangguk tanpa ekspresi.
“Duh lak wakil direktur makin hot aja sih.”
“Bikin hati eke jadi klepek-klepek tau gak sih lihat matanya.”
“Sayangnya kita-kita bukan tipenya, makanya dia gak ngelirik.”
Begitulah bisik-bisik para wanita yang masih singgel mengenai seorang Bimo Bagaskara.
Alena yang sudah masuk kerja dan mendegar bisikan para karyawan wanita di sepanjang lorong kantor hanya bernapas lelah. Dih, cowok dingin gitu di ghibahin.” Alena yang memang terlalu kesal karena pertemuan pertamanya dengan Bimo yang ternyata adalah bosnya di kantor menjadi kesal, memang si kesalahanya tapikan ia juga kena imbasnya harus memasukkan motor kesayangan nya kebengkel dan belum membayar ganti rugi mobil bosnya itu.
.
.
.
“Keruangan saya sekarang.”
“Tap_” belum sempat Alena berucap telpon pantry sudah ditutup oleh bosnya.
“Apa lagi ulahnya kali ini.” Alena menggerutu tak urung dirinya mendatangi ruangan bosnya.
Tok..tok..
“Masuk”
“Ada yang bisa saya bantu pak?” tanya Alena yang melihat bosnya sibuk dengan berkas diatas meja.
"Buatkan saya kopi, pake gula bukan lake garam." Ucap Bimo tanpa melihat Alena yang berdiri didepan nya.
"Baik pak." Karena di kantor Alena akan sopan.
"Tunggu."
"Ada lagi pak?"
"Gulanya satu sendok lebih sedikit." Bimo memperagankan menggunakan tangan nya.
"Udah."
"Ya, sana buatkan." Bimo mengibaskan tangan nya mengusir Alena.
"Gitu aja harus keruangan nya." Alena menggerutu, kelakuan bosnya itu sangat menyebalkan sekali.
Sepuluh menit Alena masuk dengan membawa secangkir kopi. "Ini pak kopinya." ucap Alena menaruh gelas kopi diatas meja.
"Hm." Alena pun segera keluar ruangan sebelum bos menyebalkan itu bikin ulah lagi.
Selang lima menit.
"Keruangan saya sekarang."
"Ada apa lagi pak?" Alena yang kembali muncul dengan wajah masam.
"Kamu gak pake takaran ya ngasih gulanya, ini kemanisan." ucap Bimo menatap tajam Alena.
"Tapi sesuai permintaan anda pak, gulanya." Bela Alena yang memang mengikuti perintah Bimo.
"Kalo kamu pakai takaran saya kenapa kemanisan." Bimo terus mencari kesalahan Alena.
"Kalau begitu biar saya ganti." Alena mengambil kembali gelas kopi tadi.
"Ya, harus lah, awas aja sampe salah lagi." Bimo menyeringai ketika Alena sudah hilang dibalik pintu. "Mampus loe, gue kerjain."
tok..tok..
"Masuk."
Alena menaruh nampan berisikan pesanan bosnya.
"Kenapa kamu bawa toples gula segala?" tanya Bimo heran karena Alena membawa nampan yang berisikan dua cangkir air panas, kopi, gula teh masih pada tempatnya masing-masing.
"Bapak tinggal kasih sesuai ukuran bapak biar pas." Alena pun melenggang pergi setelah puas melihat wajah bos nya yang kesal.
Jika bukan bos nya tempat bekerja sudah dikerjain habis-habisan oleh Alena, mengingat dirinya adalah bawahan Bimo sebisa mungkin Alena tidak membuat ulah.
Bimo menatap geram punggung Alena yang menghilang dibalik pintu, dirinya tidak percaya dengan apa yang dilakukan bawahannya itu, sungguh sangat keterlaluan. Lihat saja nanti akan dia balas.
"Dasar, perempuan menyebalkan."
Bimo mengumpati Alena dalam hati, niat ingin mengerjai tetapi malah dirinya yang dikerjai.
"Seumur-umur baru kali ini ada cewek yang berani nantangin gue." Mulut menggerutu tangan sambil meraih sendok meracik kopi.
.
.
.
"Kamu dari mana Len?" tanya Gina yang baru saja sampai di pantry setelah membersihkan toilet.
"Dari ruangan wakil bos, nyebelin tau gak orang nya." Alena bersungut kesal sambil meraih gelas untuk mengambil air minum.
"Wah, gimana-gimana ganteng banget ya orangnya?" Tanya Gina antusias. karena yang ia dengar wakil CEO mereka masih muda dan sangat tampan. tetapi memang Gina yang belum pernah melihat bosnya itu.
"Ganteng doang tapi menyebalkan."
"Iss, kamu gak naksir gitu sama si bos."
"Dih, ogah amat lagian gue udah ada yang punya." Alena menaruh gelas di meja dan mendudukkan dirinya di kursi.
Gina ikut duduk di samping Alena. "Ceritain dong gimana orang nya pak bos aku penasaran." Gina menggoyangkan lengan Alena.
"Ogah gak napsu, ngapain gibahin cowok modelan pak bos, mending gue bikin makanan siapa tahu ada tamu.
Alena pun beranjak dan mengambil bahan kue dari penyimpanan. tugas Alena di bagian pantry direktur adalah melayani satu lantai yang membutuhkan bantuannya, seperti membuat minum untuk atasan dan ketika ada tamu, terkadang juga Alena memanfaatkan bahan yang ada untuk membuat makanan dan di hidangkan bagi siapa yang ingin minum kopi dengan makanan.
"Isss... gak asik kumu Len." Gina mendengus kesal, teman nya itu tidak mau berbagi cerita mengenai bos yang terkenal tampan dan rupawan itu. Gina dipekerjakan bagian bersih-bersih toilet umum di ruangan itu, jadi dirinya belum pernah melayani bos mudanya itu. Ingin sekali Gina melihat tampang ganteng bosnya itu untuk cuci mata agar tidak hanya ember dan pel-pelan melulu yang ada di depan matanya.
Alena tidak habis pikir kenapa semua orang membicarakan tentang bos menyebalkan itu, apa mereka tidak melihat jika bos yang mereka agung-agungkan wajahnya itu adalah pria yang sangat menyebalkan.
Alena sibuk meracik takaran pada bahan kue yang ingin ia buat, Dirinya ingin membuat cake red Velvet seperti bahan yang tersedia.
Sangking asiknya Alena tidak tahu jika Gina sudah meninggalkan pantry.
"Gin, kalau kamu ingin ketemu bos menyebalkan itu, nanti deh kalau dia bikin ulah lagi kamu aku suruh maju, biar kamu tahu wajah menyebalkan bos yang kamu bilang tampan itu." Alena berbicara sangat lancar ketika menyangkut bos menyebalkan itu.
"Kamu tau gak Gin, dia orang kaya tapi masih minta aku untuk ganti rugi mobilnya yang gak sengaja aku tabrak." Lagi-lagi Alena lancar sekali gosipin bos menyebalkan. "Kalau bukan bos udah gue ber_."
"Ehem...Beri apa?"
Deg
Tubuh Alena menegang ketika mendengar suara yang amat dirinya hafal. "Mampus gue."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
HR_junior
beri sunnnn sayang bimo
2024-02-16
0
Ita rahmawati
eh knpa tuh si bos pake dateng pantry 🤦♀️😅
2023-10-22
0
Syifa
kebalik namanya bimo anaknya Randy papahnya kebalikkan.
2023-08-04
0