Gelisah

Happy reading guys

👇👇👇

Perasaan Bianca gelisah, Apa yang di dikerjakannya tidak ada yang beres. Selalu ada kesalahan, sebelum hari berganti. Bianca sudah menjatuhkan beberapa barang, hingga pecah.

"Ada apa denganku hari, kenapa ada rasa tidak nyaman di sini." Bianca mengusap dadanya.

"Apa ada masalah dengan Elvan." gumam Bianca seraya memegang dadanya.

"Atau karena sudah lama aku tidak berziarah ke makam Papa dan Mama? Minggu depan, aku akan membawa Elvan. Elvan harus tahu makam kakek dan neneknya." gumam Bianca.

Bianca melanjutkan pekerjaannya, lagi-lagi karena pikirannya tidak konsentrasi. Apa yang dilakukannya, sering salah. Untung ada Asih yang mengingatkannya, jika tidak. Telur asin yang di buatnya, tidak akan berhasil seperti biasanya.

"Ada apa mbak?" tanya Asih yang melihat Bianca yang tidak konsentrasi, dan terdengar Bianca menarik dan menghela napas.

"Mbak tidak tahu, perasaan mbak tidak enak. Seperti ada yang mengganjal di sini." Bianca memegang dadanya.

"Apa mbak ada penyakit jantung?" tanya Asih.

"Penyakit jantung! Ah.. tidak mungkin. Mbak tidak pernah merasakan sakit didada ini," kata Bianca.

"Apa ada sesuatu terjadi pada Elvan?" timbul kekhawatiran, saat mengingat. Elvan baru saja sembuh dari sakit, dan sudah ikut darmawisata dengan teman kanak-kanaknya.

"Jika mbak khawatir, telpon saja gurunya mbak," kata Asih.

"Oh iya, kenapa tidak mbak telpon gurunya saja," ucap Bianca.

"Mbak akan telpon gurunya, untuk mengetahui keadaan Elvan." sambung Bianca.

Bianca bergegas masuk kedalam rumah, mengambil ponselnya. Dan menghubungi guru yang mengikuti acara wisata.

"Assalamu'alaikum Bu Tari," ucap Bianca pada guru yang dihubunginya.

"Waalaikumsalam Bu Bianca, ada apa ya Bu?" tanya guru kelas Elvan yang bernama Bu Tari.

"Saya ingin tahu kondisi Elvan Bu, saya khawatir. Karena Elvan baru saja pulih dari sakit," kata Bianca.

"Elvan baik-baik saja Bu Bianca, kami lagi dalam perjalanan menuju pulang Bu. Sekitar setengah jam, jika tidak ada rintangan. Kami beserta murid-murid akan tiba di sekolah," kata Bu Tari.

Setelah mendengar bahwa Elvan baik-baik saja, hati Bianca menjadi tenang.

"Sepertinya, perasaan tidak tenang ini karena sudah lama tidak mengunjungi Papa dan Mama. Minggu depan aku akan mengunjungi mereka," ucap Bianca.

🍃🍃🍃

"Apa kabar jeng Maya," ucap Violin seraya cipika-cipiki pada Maya.

"Alhamdulillah, kami baik-baik saja. Kemana saja, sudah lama tidak kelihatan. Arisan jarang datang?" tanya Maya pada Violin.

"Alhamdulillah jeng Maya, kami sekeluarga sehat-sehat saja. Saya selalu ikut suami keluar kota jeng, kalau kita tidak ikut. Bahaya jeng, calon penggoda merajalela. Sama suami percaya jeng, calon penggoda yang tidak percaya," ucap Violin.

Maya tersenyum mendengar perkataan violin.

"Hai Tante?" sapa Mira yang masuk belakangan.

"Ini..?" tanya Maya yang tidak mengenali Mira.

"Ini Mira, jeng Maya. Anak bungsu saya," ujar Violin.

"Mira yang cengeng dulu..!" ucap spontan Maya membuat Mira memanyunkan bibirnya.

"Hahahaha..jeng Maya, masih ingat dengan kelakuannya dulu ya?" Mama Mira, Violin tertawa. Sedangkan sang putri mencebikkan bibirnya, wajahnya di tekuk.

"Kenapa, kejelekan orang yang di ingat." batin Mira.

"Ingatlah, anakmu ini sangat cengeng. Tidak bisa pisah dari kamu jeng Violin, tinggal sebentar. Suaranya sudah memekakkan gendang telinga," kata Maya, lalu tertawa. Mengingat tingkah Mira kecil yang cengeng dan sangat mengesalkan, karena suara tangisnya membuat orang yang mendengarnya kesal.

"Tan, itu Mira dulu. Kalau sekarang ini, Mira sudah tidak cengeng lagi," kata Mira seraya bergelayut manja di lengan sang Mama.

"Kalau sekarang masih cengeng, ih..cowok mana yang mau menikahi gadis cengeng." ledek Maya, tawa kecil menghiasi bibirnya.

"Anak Tante." batin Mira.

"Ayo duduk." Maya mempersilakan, kedua tamunya untuk duduk.

"Kenapa sepi Maya, mana semua orang?" tanya violin.

"Biasalah, libur. Suami main golf, Anak perempuan sudah menikah, tinggal di rumah sendiri. Mereka hari libur sibuk dengan suami dan anaknya," kata Maya.

"Jonathan mana Tante?" tanya Mira yang celingukan, mencari keberadaan pria yang ingin ditemuinya.

"Joe sibuk, dia keluar kota," jawab Maya.

"Sial..! aku ingin bertemu dengannya, dia tidak ada. Tapi tidak apa-apa, aku akan mendekati Mamanya. Melalui Mamanya, aku akan mendapatkan tempat di rumah ini dan dihati Jonathan." batin Mira yang senang.

"Hari libur begini, anakmu juga kerja jeng Maya?" tanya Violin dengan perasaan yang heran.

"Papa dan anaknya gila kerja jeng, apa juga saya katakan. Mereka mana mau dengar."

"Ini jeng violin dan Mira ke sini ada angin apa? Sudah lama tidak kerumah saya?" tanya Maya tanpa basa-basi, to the point Maya menanyakan dengan kedatangan violin dan putrinya Mira. Walaupun sedikitnya, Maya tahu, pasti kunjungan keduanya tidak jauh dari perjodohan.

Tapi entah kenapa, Maya tidak begitu sreg dengan Mira putri Violin. Walaupun Mira gadis yang sangat cantik, tapi attitude nya sangat tidak di sukai oleh Maya.

Karena Maya melihat, saat masuk kedalam rumah tadi. Mata Mira celingukan mencari-cari sesuatu, dan sudah pasti. Pasti mencari pemuda yang tinggal didalam rumah ini. Membuat Maya tidak suka dengan putri teman arisannya tersebut.

"Ini Lo jeng Maya, Mira bilang di kampusnya ada reuni Akbar . Dia tidak punya teman, dia mau mengajak Jonathan putra jeng Maya untuk pergi bersama," kata Violin.

Maya tersenyum memandang ibu dan anak yang duduk diseberang tempat dia duduk.

"Begini ya jeng Violin, putra saya itu sudah hampir kepala tiga. Tahun depan usianya sudah 30 tahun, tidak kewajiban saya untuk mengaturnya untuk pergi dengan seseorang. Mira sendiri yang harus mengajaknya," kata Maya.

"Saya sudah mengajaknya Tan, tapi Jonathan menolak." Mira angkat bicara.

"Jeng Violin kan Mamanya, apa tidak bisa memaksanya. Pakai ancaman gitu,, biar putra jeng Maya mau pergi dengan putri saya Mira" ucap Violin.

"Jeng Violin..! masa saya mengancam anak saya untuk pergi dengan seseorang, seperti yang saya katakan tadi. Putra saya itu sudah cukup tua untuk mengatur apa yang ingin dilakukannya dan tidak ingin dilakukannya..!" suara Maya sedikit terdengar tinggi, dia merasa Violin sudah ingin mengaturnya.

"Mengancam demi kebaikan tidak apa-apa jeng Maya, demi kebahagiaan putra putri kita." Violin, Mama Mira tetap Keukeh membujuk Maya agar mau membujuk Jonathan untuk mau pergi reuni dengan Mira. Putrinya.

"Jeng..! tidak ada itu namanya mengancam demi kebaikan, ajaran mana itu? siapa yang mengatakan, mengancam demi kebaikan. Jeng Violin semakin aneh saja." Maya ngekeh menertawakan teman arisannya tersebut.

Violin juga turut tertawa, tidak ada marah dalam dirinya. Saat Maya menertawakannya.

"Mungkin, dengan mereka sering keluar bersama. Keduanya menjadi dekat jeng Maya, kita bisa menjadi besanan," kata Violin dengan berterus terang.

Maya tertawa kecil, apa yang diduganya tadi kini terbukti. Kedatangan keduanya ada maksudnya.

"Jeng Violin, urusan jodoh itu biar Allah yang menunjukkannya. Kita memantau saja, kita tidak perlu memaksakan anak-anak kita untuk dekat. Jika Allah berkehendak, kita tidak bisa mengelak jodoh di antara keduanya," kata Maya.

Akhirnya, Violin dengan sang putri pulang. Dengan membawa hasil yang tidak baik, Maya tidak mau mencampuri urusan Mira dengan Jonathan.

"Mau dekat dengan Joe, usaha sendiri." gumam Maya seraya berdiri didepan pintu utama, menatap kedua tamunya meninggalkan kediamannya.

Bersambung 👉👉👉

Bantu untuk mengklik tombol like like 🙏🥰

Terpopuler

Comments

Mama Muda

Mama Muda

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻 bunda maya anak umur 30puluhan kok di bujuk untuk acara begituan

2024-04-27

0

Widi Nuhgraeni

Widi Nuhgraeni

bagus bunda Maya

2022-06-19

1

Cece Jumi

Cece Jumi

udah like dan bunga Thor, smangat Thor

2022-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Awal kisah
2 Jebakan
3 Marah
4 Galau
5 Mimpi
6 Takut
7 Masih Flashback
8 Sakit
9 sakit bersama
10 Kriteria calon mantu
11 Bertemu saingan
12 Mengingat
13 Mengingat mantan
14 Ganggu
15 Bertemu
16 Masih bertemu
17 Gelisah
18 Ziarah
19 Lari
20 Marah
21 Pingsan
22 Marahnya sang Mama
23 Masih marah
24 Puas
25 Sedekahkan suami
26 Rahasia
27 Mencari
28 Takut
29 Gosip
30 Akhirnya
31 Bertemu
32 Ancaman
33 Kisah Joe, Chelsea and Riko
34 Hutang seumur hidup
35 Nikah dadakan
36 Nikah terpaksa
37 Ada suka dan tidak suka
38 Marah
39 Ada apa dengan joe?
40 Kembali
41 Gugup
42 Tuan mesum
43 Sudah punya Ayah
44 Anak tiri
45 Drama fitting baju.
46 Go publik
47 Menuju sah
48 Sah
49 Ada saja mulut jahat
50 Ada bahagia dan duka
51 Gatot ??
52 Akhirnya
53 Kehilangan
54 Bebas
55 Takut
56 Ada apa dengan Joe?
57 Bertemu
58 Permintaan El
59 Sakit! Tapi bahagia?
60 Berusaha bahagia
61 Cinta, Tidak harus memiliki.
62 Serangan malam
63 Bahagia yang singkat
64 Ketahuan
65 Saling diam
66 Nyai ratu marah.
67 Menang kalah
68 Layu sebelum berkembang
69 Menghajar
70 Berterus terang
71 Ungkapan abu-abu
72 Mama bertindak
73 Mama vs mantan
74 Mama vs mantan 2
75 Ada yang senang, ada yang marah.
76 Marah
77 Diam-diaman
78 Di sidang
79 Janji Jonathan
80 Merayu ala mas Joe
81 Maaf
82 Ketahuan??
83 Ketahuan 2
84 Mengganggu
85 Menunggu maaf
86 Bodyguard
87 Ungkapan Hati
88 Cemburu
89 Kawan jadi musuh
90 Hukuman
91 Hilang
92 Hilang 2
93 Penyelamatan
94 Salah duga
95 Marah
96 OLD
97 Mengunjungi
98 Tersisih
99 Mencari
100 Rahasia
101 Berbagi
102 Sakit
103 Panik
104 Panik 2
105 Hati ke hati
106 Pernikahan siapa?
107 Pencuri
108 Aneh
109 Kado
110 Surprise
111 Ngidam menyusahkan orang
112 Bertemu
113 Ketahuan
114 Akal-akalan Jonathan
115 Pengakuan Jonathan
116 Mendekati
117 Bertemu
118 Kalap
119 Masa lalu
120 Kaget
121 Kehidupan baru
122 Anggota baru
123 Tamat
124 Info cerita baru
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Awal kisah
2
Jebakan
3
Marah
4
Galau
5
Mimpi
6
Takut
7
Masih Flashback
8
Sakit
9
sakit bersama
10
Kriteria calon mantu
11
Bertemu saingan
12
Mengingat
13
Mengingat mantan
14
Ganggu
15
Bertemu
16
Masih bertemu
17
Gelisah
18
Ziarah
19
Lari
20
Marah
21
Pingsan
22
Marahnya sang Mama
23
Masih marah
24
Puas
25
Sedekahkan suami
26
Rahasia
27
Mencari
28
Takut
29
Gosip
30
Akhirnya
31
Bertemu
32
Ancaman
33
Kisah Joe, Chelsea and Riko
34
Hutang seumur hidup
35
Nikah dadakan
36
Nikah terpaksa
37
Ada suka dan tidak suka
38
Marah
39
Ada apa dengan joe?
40
Kembali
41
Gugup
42
Tuan mesum
43
Sudah punya Ayah
44
Anak tiri
45
Drama fitting baju.
46
Go publik
47
Menuju sah
48
Sah
49
Ada saja mulut jahat
50
Ada bahagia dan duka
51
Gatot ??
52
Akhirnya
53
Kehilangan
54
Bebas
55
Takut
56
Ada apa dengan Joe?
57
Bertemu
58
Permintaan El
59
Sakit! Tapi bahagia?
60
Berusaha bahagia
61
Cinta, Tidak harus memiliki.
62
Serangan malam
63
Bahagia yang singkat
64
Ketahuan
65
Saling diam
66
Nyai ratu marah.
67
Menang kalah
68
Layu sebelum berkembang
69
Menghajar
70
Berterus terang
71
Ungkapan abu-abu
72
Mama bertindak
73
Mama vs mantan
74
Mama vs mantan 2
75
Ada yang senang, ada yang marah.
76
Marah
77
Diam-diaman
78
Di sidang
79
Janji Jonathan
80
Merayu ala mas Joe
81
Maaf
82
Ketahuan??
83
Ketahuan 2
84
Mengganggu
85
Menunggu maaf
86
Bodyguard
87
Ungkapan Hati
88
Cemburu
89
Kawan jadi musuh
90
Hukuman
91
Hilang
92
Hilang 2
93
Penyelamatan
94
Salah duga
95
Marah
96
OLD
97
Mengunjungi
98
Tersisih
99
Mencari
100
Rahasia
101
Berbagi
102
Sakit
103
Panik
104
Panik 2
105
Hati ke hati
106
Pernikahan siapa?
107
Pencuri
108
Aneh
109
Kado
110
Surprise
111
Ngidam menyusahkan orang
112
Bertemu
113
Ketahuan
114
Akal-akalan Jonathan
115
Pengakuan Jonathan
116
Mendekati
117
Bertemu
118
Kalap
119
Masa lalu
120
Kaget
121
Kehidupan baru
122
Anggota baru
123
Tamat
124
Info cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!