Takut

"Selamat pagi Neng..." sapa penjaga sekolah, tempat Elvan menempuh pendidikan taman kanak-kanak.

"Selamat pagi Pak." balas Bianca.

"Selamat pagi kek," ucap Elvan sebelum bergabung dengan teman-temannya.

"Pagi cucu kakek yang ganteng," ucap Pak Mamat pada Elvan.

"Maa, El bermain dengan teman-temannya ya." tanpa menunggu jawaban Mamanya, Elvan langsung berlari ketempat teman-temannya.

"Ini Pak, ada telur asin ." Bianca memberikan sebungkus telur asin kepada Pak Mamat, penjaga sekolah.

"Aduh..bapak jadi malu Neng, selalu dikasih telur. Terima kasih Neng," ucap Pak Mamat sembari menerima bungkusan yang diberikan Bianca.

"Hanya telur Pak, tidak barang mewah," ujar Bianca.

"Telur barang mewah bagi bapak sekeluarga Neng, apalagi telur asin ini," kata Pak Mamat.

🍀🍀🍀

Setelah mengantarkan Elvan, Bianca pergi ke kota dengan mengendarai sepeda motor. Kota yang dituju Bianca bukan kota besar, kota yang ditujunya hanyalah kota kecil.

Bianca menghentikan sepeda motornya didepan Bank, untuk menyetor hasil penjualan telur asinnya.

Dalam Bank, tanpa sengaja Bianca mendengar akan dibangun satu sekolah kejuruan di kota. Agar anak-anak tidak perlu pergi jauh-jauh ke kota besar untuk melanjutkan sekolah.

"Bagus itu, Asih tidak perlu putus sekolah. Dia masih bisa bekerja sambil sekolah." Batin Bianca.

Asih adalah gadis yang membantu Bianca dalam membuat telur asin, untuk di jual.

Setelah selesai urusan dengan Bank, Bianca masuk kedalam toko pakaian. Karena Bianca merasa baju Elvan sudah pada kekecilan, karena postur tubuh Elvan yang bongsor.

"Mbak Bian." sapa seorang gadis yang keluar dari dalam toko, saat Bianca ingin masuk kedalam toko.

"Salmah, apa kabar?" sapa Bianca.

"Alhamdulillah, baik mbak. Mbak Bian bagaimana, Elvan bagaimana mbak? Salmah rindu dengan Elvan," ucap Salmah.

"Kamu ini tidak pernah berubah, kalau bertanya seperti gerbong kereta api. Mbak dan Elvan, Alhamdulillah baik. Kamu itu, sudah nikah lupa dengan kami ."

"Bukan lupa mbak, Salma sibuk Mbak. Mertua Salmah masuk rumah sakit," ujar Salmah.

"Sakit apa ?" tanya Bianca.

"Biasa Mbak sakit tua."

"Salmah tidak bisa lama-lama mbak, Salmah harus kembali kembali ke rumah sakit," ujar Salmah.

"Ya sudah, hati-hati."

"Ya mbak," sahut Salmah.

Setelah membeli beberapa pasang baju untuk Elvan, Bianca kembali ketempat sepeda motornya terparkir.

Tiba-tiba...

Deg...

Pandangan matanya menatap pria sedang berjalan menuju salah satu rumah makan cukup besar dan sangat terkenal dengan makanan serba bebek.

"Mas Joe." Bianca buru-buru mengenakan helm dan menghidupkan sepeda motornya dan langsung melajukan motornya dengan cepat.

Jonathan menghentikan langkahnya didepan pintu masuk kedalam rumah makan, dia merasa. Ada yang mengamatinya. Matanya mengitari tempat dia berada saat ini, tapi tidak ada yang mencurigakan.

"Sepertinya hanya perasaanku saja." batin Jonathan.

"Ada apa Pak?" tanya Zulham, orang yang menangani proyek pembangunan sekolah ditempat dia sekarang berada. Kota T.

"Tidak ada apa-apa." Jonathan kembali melanjutkan langkahnya.

Bianca melajukan motornya dengan kecepatan penuh, ada ketakutan dalam dirinya. Saat melihat Jonathan untuk pertama sekali, setelah kejadian itu.

Yang biasanya satu jam baru Bianca sampai rumah, kini. Hanya menempuh waktu setengah jam, Bianca sudah tiba di rumah.

Bianca buru-buru membuka rumahnya, saking terburu-buru. Dia berkali-kali gagal memasukkan kunci kedalam gemboknya. Setelah berhasil membuka pintu rumah, Bianca masuk kedalam kamar dan menuju kamar mandi.

Bianca masuk kedalam kamar mandi, dan mencuci wajahnya. Kemudian Bianca berdiri didepan cermin, menatap wajah kusutnya didalam cermin.

"Kenapa dia berada di sini?"

"Apa dia mencari keberadaan ku? tidak mungkin, dia sudah tidak mau melihat keberadaan ku. Tidak mungkin dia akan mencari."

Bianca keluar dari dalam kamar mandi, dan merebahkan tubuhnya.

Dia teringat, saat Papanya meninggal. Orangtua Jonathan menghendaki Bianca tinggal bersama mereka, tapi Bianca menolak.

🌟🌟Flashback 🌟🌟

Setelah di usir Jonathan dari apartemen, Bianca langsung pulang. Rumah dalam keadaan sepi, karena Bianca hanya tinggal berdua dengan Papanya di rumah khusus untuk kepala sekolah.

Tok..tok..

"Paa...!" panggil Bianca.

"Bian, baru pulang. Papa kamu di bawa ke rumah sakit, tadi malam pingsan di mesjid," ucap Pak Saleh, penjaga sekolah.

"Rumah sakit? rumah sakit mana Pak?" tanya Bianca.

Pak Saleh mengatakan rumah sakit tempat Papanya di rawat.

"Terima kasih Pak," ucap Bianca.

"Bianca, bawa motor bapak saja. Biar cepat." ucap Pak Saleh seraya memberikan kunci motor pada Bianca.

Dengan mengendarai motor Pak Saleh, Bianca menerobos macetnya jalanan ibukota.

Setelah sampai di rumah sakit, Bianca langsung bertanya kebagian resepsionis kamar Papanya.

Dengan berlari, Bianca mencari nomor kamar tempat Papanya dirawat.

Ceklek..

Bianca membuka pintu, dan melihat Papanya terbaring dengan tangan di infus.

Bianca mendekati Papanya dan memeluknya sembari menangis.

"Papa! maafkan Bianca, Papa sakit begini Bianca tidak tahu." Bianca menangis sembari memeluk papanya dengan erat.

Papa Bianca yang tadinya tidur, kini terbangun.

"Jangan menangis, Papa tidak apa-apa," ucap Papanya seraya menepuk-nepuk punggung Bianca.

Bianca mengurai pelukannya, menatap wajah Papanya yang cekung.

"Mana yang sakit Paa?" tanya Bianca dengan menatap tubuh Papanya yang terlihat kurus.

"Sejak kapan Papa kurus begini?" batin Bianca.

"Bian terlalu larut dengan kesibukan Bian, sehingga tidak mengetahui keadaan Papa yang sakit," ucap Bianca pada Papanya.

"Papa sakit flu saja, jangan khawatir. Besok Papa sudah pulang," ucap Papa Bianca. Yudhistira.

Tangis Bianca masih terdengar, apalagi saat dokter mengatakan prihal penyakit yang diderita sang Papa.

Tanpa sepengetahuan sang Papa, Bianca menemui dokter yang menangani penyakitnya.

Dok, sebenarnya. Papa saya sakit apa?" tanya Bianca yang datang menemui dokter bersama dengan sahabatnya, Yunita.

Rasa khawatir terlihat jelas dalam raut wajah Bianca.

"Tenang Bian." bisik Yunita dengan menggenggam jemari tangan sahabatnya tersebut, untuk memberikan kekuatan.

Dokter menarik napas dalam-dalam, sebelum mengatakan pada putri pasiennya. Yang sudah menjadi pasiennya sejak dua tahun terakhir.

"Maaf, jika apa yang akan saya katakan begitu membuat anda sedih dan terguncang. Sebenarnya, Papa anda terkena penyakit kanker paru-paru sejak dua tahun yang lalu. Dan satu tahun yang lalu, Papa anda melakukan kemoterapi," ucap dokter pada Bianca.

Deg...

Kanker...!" seru Bianca, yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh dokter.

Bianca tidak mengira, penyakit mengerikan itu yang dikatakan oleh dokter. Dia mengharapkan, dokter menyebutkan. Papanya baik-baik saja.

"Bian." Yunita memeluk sahabatnya.

"Iya, kanker. Dan sekarang, kanker papa anda sudah masuk stadium 4. Maaf. Kemoterapi papa anda tidak juga membantu kesembuhannya."

"Papa, kenapa Papa menyembunyikan ini semua dari Bianca?" tangis Bianca tak terbendung, raungannya terdengar dari dalam ruang dokter sampai keluar. Tapi tidak ada yang merasa heran, karena apa yang dilakukan Bianca sudah sering didengar para pengunjung rumah sakit.

"Bian, kamu harus tenang. Jangan tunjukkan kau sedih begini, nanti Om Yudistira akan sedih Bian..!" seru Yunita..

Next next

Terpopuler

Comments

Dream Girl

Dream Girl

Kesian Bianca nasibna

2022-04-22

2

candra rahma

candra rahma

telur asin enak tuh😁😁😁apa lg yg di bakar sedep bgt dah dr baunya sdh khas

2022-03-10

1

🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠

🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠

telur asin bukannya dari Brebes yaa kalo ga salah..🤭

2022-02-12

9

lihat semua
Episodes
1 Awal kisah
2 Jebakan
3 Marah
4 Galau
5 Mimpi
6 Takut
7 Masih Flashback
8 Sakit
9 sakit bersama
10 Kriteria calon mantu
11 Bertemu saingan
12 Mengingat
13 Mengingat mantan
14 Ganggu
15 Bertemu
16 Masih bertemu
17 Gelisah
18 Ziarah
19 Lari
20 Marah
21 Pingsan
22 Marahnya sang Mama
23 Masih marah
24 Puas
25 Sedekahkan suami
26 Rahasia
27 Mencari
28 Takut
29 Gosip
30 Akhirnya
31 Bertemu
32 Ancaman
33 Kisah Joe, Chelsea and Riko
34 Hutang seumur hidup
35 Nikah dadakan
36 Nikah terpaksa
37 Ada suka dan tidak suka
38 Marah
39 Ada apa dengan joe?
40 Kembali
41 Gugup
42 Tuan mesum
43 Sudah punya Ayah
44 Anak tiri
45 Drama fitting baju.
46 Go publik
47 Menuju sah
48 Sah
49 Ada saja mulut jahat
50 Ada bahagia dan duka
51 Gatot ??
52 Akhirnya
53 Kehilangan
54 Bebas
55 Takut
56 Ada apa dengan Joe?
57 Bertemu
58 Permintaan El
59 Sakit! Tapi bahagia?
60 Berusaha bahagia
61 Cinta, Tidak harus memiliki.
62 Serangan malam
63 Bahagia yang singkat
64 Ketahuan
65 Saling diam
66 Nyai ratu marah.
67 Menang kalah
68 Layu sebelum berkembang
69 Menghajar
70 Berterus terang
71 Ungkapan abu-abu
72 Mama bertindak
73 Mama vs mantan
74 Mama vs mantan 2
75 Ada yang senang, ada yang marah.
76 Marah
77 Diam-diaman
78 Di sidang
79 Janji Jonathan
80 Merayu ala mas Joe
81 Maaf
82 Ketahuan??
83 Ketahuan 2
84 Mengganggu
85 Menunggu maaf
86 Bodyguard
87 Ungkapan Hati
88 Cemburu
89 Kawan jadi musuh
90 Hukuman
91 Hilang
92 Hilang 2
93 Penyelamatan
94 Salah duga
95 Marah
96 OLD
97 Mengunjungi
98 Tersisih
99 Mencari
100 Rahasia
101 Berbagi
102 Sakit
103 Panik
104 Panik 2
105 Hati ke hati
106 Pernikahan siapa?
107 Pencuri
108 Aneh
109 Kado
110 Surprise
111 Ngidam menyusahkan orang
112 Bertemu
113 Ketahuan
114 Akal-akalan Jonathan
115 Pengakuan Jonathan
116 Mendekati
117 Bertemu
118 Kalap
119 Masa lalu
120 Kaget
121 Kehidupan baru
122 Anggota baru
123 Tamat
124 Info cerita baru
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Awal kisah
2
Jebakan
3
Marah
4
Galau
5
Mimpi
6
Takut
7
Masih Flashback
8
Sakit
9
sakit bersama
10
Kriteria calon mantu
11
Bertemu saingan
12
Mengingat
13
Mengingat mantan
14
Ganggu
15
Bertemu
16
Masih bertemu
17
Gelisah
18
Ziarah
19
Lari
20
Marah
21
Pingsan
22
Marahnya sang Mama
23
Masih marah
24
Puas
25
Sedekahkan suami
26
Rahasia
27
Mencari
28
Takut
29
Gosip
30
Akhirnya
31
Bertemu
32
Ancaman
33
Kisah Joe, Chelsea and Riko
34
Hutang seumur hidup
35
Nikah dadakan
36
Nikah terpaksa
37
Ada suka dan tidak suka
38
Marah
39
Ada apa dengan joe?
40
Kembali
41
Gugup
42
Tuan mesum
43
Sudah punya Ayah
44
Anak tiri
45
Drama fitting baju.
46
Go publik
47
Menuju sah
48
Sah
49
Ada saja mulut jahat
50
Ada bahagia dan duka
51
Gatot ??
52
Akhirnya
53
Kehilangan
54
Bebas
55
Takut
56
Ada apa dengan Joe?
57
Bertemu
58
Permintaan El
59
Sakit! Tapi bahagia?
60
Berusaha bahagia
61
Cinta, Tidak harus memiliki.
62
Serangan malam
63
Bahagia yang singkat
64
Ketahuan
65
Saling diam
66
Nyai ratu marah.
67
Menang kalah
68
Layu sebelum berkembang
69
Menghajar
70
Berterus terang
71
Ungkapan abu-abu
72
Mama bertindak
73
Mama vs mantan
74
Mama vs mantan 2
75
Ada yang senang, ada yang marah.
76
Marah
77
Diam-diaman
78
Di sidang
79
Janji Jonathan
80
Merayu ala mas Joe
81
Maaf
82
Ketahuan??
83
Ketahuan 2
84
Mengganggu
85
Menunggu maaf
86
Bodyguard
87
Ungkapan Hati
88
Cemburu
89
Kawan jadi musuh
90
Hukuman
91
Hilang
92
Hilang 2
93
Penyelamatan
94
Salah duga
95
Marah
96
OLD
97
Mengunjungi
98
Tersisih
99
Mencari
100
Rahasia
101
Berbagi
102
Sakit
103
Panik
104
Panik 2
105
Hati ke hati
106
Pernikahan siapa?
107
Pencuri
108
Aneh
109
Kado
110
Surprise
111
Ngidam menyusahkan orang
112
Bertemu
113
Ketahuan
114
Akal-akalan Jonathan
115
Pengakuan Jonathan
116
Mendekati
117
Bertemu
118
Kalap
119
Masa lalu
120
Kaget
121
Kehidupan baru
122
Anggota baru
123
Tamat
124
Info cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!