Happy reading guys 🥰🥰
👇👇👇
"Ada apa?" tanya Kamal yang datang menghampiri Jonathan yang masih menatap Elvan makin menjauh dari tempat Jonathan berdiri.
"Itu, ada anak taman kanak-kanak. Naik ke atas pagar," jawab Jonathan.
"Di mana gurunya, kenapa sampai lepas dari pengawasan?" tanya Kamal.
"Gurunya masih dengan murid-murid ditempat lain, anak ini tidak suka dengan hewan yang dilihat teman-temannya.." jelaskan Jonathan.
"Apa gurunya hanya satu yang mendampingi? kalau bawa anak-anak kecil, harus membawa guru pendamping. Guru yang sangat tidak waspada, terus. Anak itu tidak apa-apa?" tanya Kamal.
"Tidak apa-apa, kemana yang lain?" tanya Jonathan, karena Kamal datang sendiri.
"Amar dan Antonio melihat saudara kembarnya," kata Kamal.
"Siapa saudara kembarnya?" tanya Jonathan.
"Suara bunyinya seperti ini, kiah..kiah..kiah.." ucap Kamal seraya menggaruk-garuk perutnya.
"Monyet? tapi lebih cocok kau yang menjadi monyet, sangat mirip kau memperagakannya," ucap Jonathan dan kemudian meninggalkan Kamal.
"Hahahaha.." suara tertawa dari belakang Kamal.
Kamal menoleh, dan melihat beberapa orang melihatnya dengan tertawa. Karena sempat melihat tingkah lucu Kamal.
"Sial, di sangka mereka aku badut kebun binatang. Dasar Jonathan, main tinggal saja " Kamal berlari mengejar Jonathan.
🍂🍂🍂
"Hai Om." Sapa Elvan.
Jonathan dengan ketiga temannya menoleh ke asal suara.
Begitu melihat Elvan, mata ketiga teman Jonathan spontan menoleh kearah Jonathan.
Tiga pria dewasa menatap wajah Jonathan dan Elvan, dengan perasaan yang pertanyaan didalam benak masing-masing.
"Ada apa?" tanya Jonathan yang heran melihat cara ketiga temannya memandangnya dan juga Elvan.
"Apa kau sudah menebar benih mu di kota ini, alasanmu selalu pergi ke kota ini karena kau punya istri dan anak yang kau sembunyikan di sini ?" tanya Kamal dengan suara yang pelan.
"Kau sudah tidak waras! Jangan buat berita tidak benar," kata Jonathan.
Jonathan menghampiri Elvan, dan jongkok didepan Elvan. Jonathan memegang kedua bahu Elvan.
"Nak, apa kau memisahkan diri lagi dengan teman-teman dan gurumu?" tanya Jonathan.
"Tidak Om, mereka di sana. El sudah bilang tadi pada guru, akan ke sini menemui Om. Tadi Elvan lihat Om di sini" kata Elvan.
"Elvan ingin lihat burung itu." jari kecil Elvan menunjuk kearah burung pelikan.
"Ayo kita lihat bersama-sama." Jonathan meraih jemari Elvan dan menggandengnya mendekati kandang burung pelikan.
Saat Jonathan berbincang dengan Elvan sembari menatap burung pelikan, ketiga temannya menatap keduanya dengan intens.
"Aku curiga, anak ini pasti ada hubungan dengan Jonathan Dwipangga," kata Antonio.
"Maksudmu?" tanya Kamal.
"Apa kau curiga, Jonathan ayah dari anak itu." tebak Amar.
"Mungkin, mungkin juga dia adik Jonathan," kata Antonio.
"Maksudmu, Om Budi ada...?" Kamal tidak melanjutkan ucapannya.
"Kalau tidak Om Budi, mungkin Jonathan menanam benihnya di kota ini. Umur anak ini mungkin 4 atau 5 tahun," kata Antonio.
"4 tahun atau 5, Chelsea menghilang sudah 5 tahunan..!" seru Amar dengan mata terbelalak, menutup mulutnya.
"Anak Chelsea dan Jonathan..!" Kamal menatap kedua temannya.
"Atau anak Bianca dan Jonathan," ucap Amar dengan berbisik.
"Tidak mungkin anak Bianca dan Jonathan, itu hanya cinta sebelah pihak. Jonathan hanya menganggap Bianca sebagai adik, tidak mungkin dia melakukan ons dengan Bianca," kata Kamal.
"Jika Jonathan sampai merusak Bianca, aku tidak akan menganggap dia sebagai kawan. Dia tahu, aku menyukai Bianca," kata Amar dengan kesal.
"Jonathan tidak akan melakukan itu pada Bianca, di hatinya hanya ada Chelsea," kata Antonio.
"Semoga anak itu tidak ada hubungannya dengan Jonathan dan Bianca," kata Amar.
Perbincangan ketiganya berhenti, dengan kedatangan Arumi. Jiwa play boy Kamal kumat.
Dengan menampilkan senyum lebar dibibirnya, Kamal mendekati Arumi.
"Arumi, kau kemana saja?" tanya Kamal yang kehilangan Arumi begitu masuk kedalam kebun binatang.
"Saya kembali ke proyek Pak, ada yang harus saya kerjakan," sahut Arumi dengan kaku.
Kamal mendekati Arumi.
"Arum, jangan panggil Pak ya, kesannya saya itu sudah sangat tua. Saya itu masih muda ," kata Kamal.
"Saya harus panggil apa Pak? bapak itu teman Boss saya, saya manggil Pak juga dengan Pak Jonathan," kata Arumi.
"Saya temannya, tapi bukan Boss kamu. Panggil mas ya," ucap Kamal.
Amar dan Antonio tertawa dan geleng-geleng kepala melihat Kamal mengeluarkan rayuan mautnya, menggoda Arumi. Tapi Arumi tidak terpengaruh dengan gombalan Kamal, wajah jutek selalu menghiasi wajahnya.
"Elvan." panggil guru yang berbeda dengan guru yang pertama, yang bertemu dengan Jonathan tadi.
Elvan dan Jonathan menoleh kearah guru yang memanggilnya.
"Ayo, kita sudah mau pulang," kata guru kepada Elvan.
"Om, Elvan pulang ya, da.da..da..!" Elvan melambaikan tangannya kepada Jonathan.
Tetapi, tiba-tiba. Elvan kembali dan memeluk Jonathan.
"Om, boleh El peluk Om?" tanya Elvan dengan mendongak menatap Jonathan.
"Boleh." Jonathan memeluk Elvan, dan mengecup pucuk kepala Elvan.
Elvan melepaskan pelukannya.
"Terima kasih," ucap Elvan.
Elvan melambaikan tangannya kepada Jonathan.
Jonathan membalas lambaian tangan Elvan, ada perasaan yang hilang di hatinya. Saat Elvan meninggalkannya.
"Perasaan apa ini? kenapa aku sepertinya tidak rela berpisah dengannya, sepertinya ada yang tercabut dalam dadanya ini." batin Jonathan.
"Ada apa Bro? apa kau merasa kehilangan anak itu?" tanya Antonio sambil menepuk pundak Jonathan.
"Joe, apa kau tidak merasa heran, anak itu mirip sekali denganmu pada waktu kecil. Kita sudah berteman sejak masih kecil, aku ingat. kau dulu mirip dengan anak itu saat kecil. Apa ada yang kau sembunyikan dari kami?" tanya Antonio, yang berteman dengan Jonathan sejak kecil. Karena pertemanan kedua orangtuanya, membuat keduanya sangat akrab.
"Apa maksudmu?" tanya Jonathan.
"Apa kau ada hubungan dengan seorang gadis di kota T, apa anak itu putramu dengan gadis kota T ini ?" tanya Amar to the point.
Plak..
Tangan Jonathan menyelentik kening Amar, membuat Amar mengaduh kesakitan. Karena selentikan jemari tangan Jonathan keras menimpa keningnya Amar.
"Aduh..! buset kau Joe, keningku ini masih dipakai ya," ujar Amar.
"Kalian, apa ingin seperti Amar?" tanya Jonathan.
"Tidak joe," ujar Kamal, begitu juga dengan Antonio.
Jonathan meninggalkan ketiga temannya, di ikuti oleh Arumi yang tersenyum dalam hati. Melihat ketiga teman Boss nya takut dengan Jonathan.
"Kalian tidak setia kawan, kenapa kalian mengumpankan aku untuk bertanya padanya...!" kesal Amar.
Kamal dan Antonio tertawa, dan beranjak meninggalkan Amar dengan perasaan kesal kepada kedua temannya.
"Awas kalian berdua."
🍂🍂🍂
Bianca terus melakukan kesalahan saat ingin membuat telur asin, selalu saja ada bahan yang lupa untuk digunakan sebagai bahan untuk membuat telur asin.
"Ada apa denganku ini? kenapa ada perasaan tidak enak di sini." Bianca menyentuh area dadanya.
"Semoga tidak ada apa-apa dengan Elvan." gumam Bianca.
"Apa karena aku sudah lama tidak berziarah ke makam Papa dan Mama, mungkin Papa dan Mama rindu. Minggu ini aku akan membawa Elvan untuk berziarah, Elvan harus tahu makam kedua kakek dan neneknya.
Bersambung 👉👉👉
👉Jangan lupa like
👉 Favorit
👉 Vote
👉 kalau mau komen, silakan 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Leya channel
terjawab,sikap dingin joe ke bianca krna dia tau temannya suka sama bianca
2023-08-31
0
🥀⃟ʙʀ 🎀 🅐🅨🅐 🎀
naahhh.. kl dtng ziarah pasti penjaga malam akan menghubungi jo.. dan pastinya mereka bertemu ber 3.semoga aja jo bs menerima anaknya dan bianca..
2023-07-30
0
Widi Nuhgraeni
semakin seru
2022-06-19
0