sakit bersama

Pagi hari, keadaan Elvan belum juga membaik. Panas suhu tubuhnya tidak turun, walaupun sudah minum obat demam.

"Elvan harus bawa ke dokter, semoga puskesmas sudah buka."

Bianca menelpon Ayu untuk mengantarkannya ke puskesmas, selagi menunggu kedatangan Ayu. Bianca mencuci wajahnya, tanpa mandi. Karena dia sangat khawatir dengan kondisi Elvan.

Elvan juga hanya di lap dengan air hangat .

Ketika mendengar suara sepeda motor, Bianca langsung menggendong Elvan. Dan membawanya keluar dari dalam kamar.

Tok..tok..

"Assalamualaikum, Bian...!" suara ketukan dan salam dari Ayu.

"Wa'alaikumsalam, buka saja mbak. Tidak di kunci." sahut Bianca yang sedang memakaikan sepatu pada Elvan yang sedang tidur.

Pintu terbuka, Ayu masuk kedalam rumah.

"Sakit apa Elvan?" tanya Ayu sembari menyentuh kening Elvan.

Seketika Ayu kaget dan menarik jemarinya dari kening Elvan.

"Ya Allah..! panas sekali Bian..! ayo cepat..!" Ayu bergegas keluar dan menghidupkan sepeda motornya.

"Mbak, tolong kunci kan rumah dulu," ucap Bianca, karena dia menggendong Elvan. Sehingga tangannya tidak leluasa.

"Ayo." Bianca naik keatas motor, dengan duduk mengangkang. Elvan ditidurkan ditengah-tengah, antara tubuhnya dan Ayu.

"Sejak kapan Elvan sakit Bian?" tanya Ayu seraya menjalankan motornya.

"Tadi malam mbak, sudah Bian kasih obat penurun panas. Tapi tidak turun-turun juga, tadi pagi sampai menggigil Mbak. Bian jadi takut," ucap Bianca dengan suara yang lirih.

"Apa terkena demam berdarah Bian, di kampung kita ini. Lagi terkena wabah demam berdarah," ucap Ayu.

"Yang benar Mbak, kenapa aku nggak tahu ya?"

"Kamu itu dirumah terus, hanya ngurus bebek dan buat telur asin. Mana tahu kau apa yang terjadi pada kampung kita ini," kata Ayu.

"Mbak, puskesmas sudah buka?" heran Bianca, jam 6 pagi. Puskesmas sudah buka.

"Kan sudah mbak bilang tadi, wabah demam berdarah melanda kampung kita."

Ayu menghentikan motornya didekat pos satpam.

"Pak kenapa ramai puskesmas di pagi-pagi begini?" tanya Ayu.

"Banyak pasien demam berdarah Bu, anak ibu sakit demam berdarah juga. Lebih bagus langsung bawa ke kota T Bu. Di sini tidak ada kamar rawat, tapi minta surat rujukan Bu. Biar cepat di tangani," kata satpam rumah sakit.

"Ayo Bian, kita bawa masuk dulu. Semoga tidak terkena demam berdarah," kata Ayu.

Dengan langkah lebar, keduanya membawa Elvan untuk di periksa. Akhirnya dari hasil pemeriksaan darah, Elvan terkena demam berdarah dan harus di opname. Karena puskesmas tidak ada ruang rawat yang memadai, Elvan di rujuk ke kota T.

Dengan ambulance, Elvan di bawa ke rumah sakit ke kota T. Sampai di rumah sakit kota, Elvan langsung di tangani karena dari hasil pemeriksaan. Trombosit Elvan di bawah normal.

"Sakit Mama..!" Elvan menangis, ketika tangannya di tusuk jarum infus.

"Sebentar ya sayang. Nanti nggak sakit lagi." bujuk Bianca, agar Elvan mau dipasang jarum infus.

"Sakit! Elvan nggak mau di suntik!" Elvan menangis dengan keras, dan meronta saat ujung jarum baru mau menusuk nadinya.

"El, harus mau. Biar bisa bantu budhe jualan, biar kita bisa goyang bokong." ucap Ayu dengan memperagakan goyang bokongnya kekiri dan kanan.

Karena teralihkan melihat Ayo goyang bokong, Elvan lupa dengan jarum yang menusuk urat nadinya.

"Selesai, anak ganteng. Tidak sakit kan ?" tanya suster yang memasang infus ditangan Elvan.

Elvan menoleh kearah tangannya yang dipasang infus, dan menggelengkan kepalanya.

"Anak baik." puji Ayu.

"Kalau apa-apa, tekan ini saja Bu," ucap suster pada Bianca.

"Ya suster, terima kasih," kata Bianca.

"Bye .bye anak ganteng," ucap Suster pada Elvan dengan melambaikan tangannya.

Elvan membalas dengan dengan melambaikan tangannya yang tidak dipasang infus.

"Tidak sakit, good boy." puji Bianca.

"Bian, mbak keluar dulu ya. Mau beli sarapan," ucap Ayu.

"Mbak, ini uang untuk beli sarapan." Bianca mengambil uang dari tasnya dan memberikannya pada Ayu.

"Tidak usah, hanya untuk beli sarapan. Mbak masih bisa belikan, tapi untuk beli mobil. Uang mbak nggak ada," ucap Ayu seraya berjalan keluar dari dalam kamar inap.

Tidak lama keluar dari dalam kamar, kepala Ayu nongol lagi.

"Mbak lupa, El mau sarapan apa dan Bian?" tanya Ayu.

"El, belikan bubur saja mbak," jawab Bianca.

"Bian?" tanya Ayu.

"Bian bagi dengan Elvan saja mbak, El pasti tidak habis."

"Jangan Bian, kau harus jaga stamina. Jangan nanti kau jatuh sakit, sama-sama kalian di rawat di sini," kata Ayu.

"Bian belikan roti saja mbak," ucap Bianca.

"Oke," jawab Ayu.

Bianca menarik kursi dan duduk disebelah ranjang Elvan, jemarinya menggenggam jemari tangan kecil Elvan.

"Maafkan Mama ya El, Mama tidak menjagamu dengan baik. Sehingga Elvan terbaring di rumah sakit," ucap Bianca, air matanya sudah mengalir tanpa bisa ditahannya.

"Maa." mata Elvan terbuka.

"Ya sayang, mau apa? Elvan lapar? sebentar ya. Budhe lagi keluar, beli sarapan," ucap Bianca.

"El tidak mau makan, El mau kekamar mandi. Mau pipis," ucap Elvan.

"Mama gendong ya," ucap Bianca.

Dengan menggendong Elvan dan satu memegang tiang infus, Bianca membawa Elvan kedalam kamar mandi.

Sampai dalam kamar mandi, Bianca menurunkan Elvan didepan closed.

Ketika Bianca ingin menurunkan celana training yang di pakai Elvan, tangan Elvan menahannya.

Bianca tahu, Elvan tidak ingin ia melihat area sensitifnya.

"El, biar Mama bantu ya. Tidak apa-apa, jika mama lihat itu Elvan. Mama ini Mama Elvan, Mama sudah tahu seluruh tubuh Elvan," ucap Bianca.

Akhirnya, Elvan mau di bantu oleh Bianca.

"Anak empat tahun sudah tahu malu.' batin Bianca.

Setelah selesai, Bianca kembali menggendong putra kecilnya, Elvan.

Di kota, di rumah keluarga Budi Dwipangga. Jonathan juga mengalami sakit, sejak dari kecil. Jonathan tidak pernah sakit, apalagi sampai masuk kedalam rumah sakit. Kali ini, Jonathan terpaksa di bawa ke rumah sakit. Karena panasnya tidak turun-turun selama dua hari.

Sampai di rumah sakit, Jonathan periksa darah. Dan hasilnya, Jonathan terkena demam berdarah. Sama seperti yang dialami oleh putranya yang tidak diketahuinya olehnya tentang keberadaannya di dunia ini.

"Kenapa bisa kena sakit demam berdarah, kita tidak ada yang kena," ucap Mama Jonathan, saat mengetahui bahwa sang putra terkena demam berdarah.

"Mungkin, waktu dia berada diluar kota," sahut Papa Jonathan, Budi Dwipangga.

"Mungkin juga, Joe. Apa kau merasakan demam setelah pulang dari luar kota?" tanya sang Papa, saat Jonathan baru keluar dari dalam kamar mandi.

"Iya,":sahut Jonathan.

"Sudah pasti, waktu keluar kota. Kau di gigit nyamuk DBD," kata Mama.

"Minum juicy ini, agar trombosit mu cepat normal. Kau itu harus jaga badan, dulu tidak pernah sakit. Ini, sudah masuk dalam rumah sakit. Kena DBD lagi, kira orang rumah kita jorok, hingga kau kena DBD." Mama Jonathan ngomel panjang lebar.

"Maa, Joe kau tidur," Jonathan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Bersambung 👉👉👉

Terpopuler

Comments

Mama Muda

Mama Muda

kok bisa sama sama sakit ya sama lagi sakitnya

2024-04-26

0

Fitria San gar

Fitria San gar

sweet banget sih🥲🥲🥲

2023-08-14

1

Sulati Cus

Sulati Cus

justru nyamuk aidhes aygepti nyamuk raden g mau di tempat yg jorok 😂

2022-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 Awal kisah
2 Jebakan
3 Marah
4 Galau
5 Mimpi
6 Takut
7 Masih Flashback
8 Sakit
9 sakit bersama
10 Kriteria calon mantu
11 Bertemu saingan
12 Mengingat
13 Mengingat mantan
14 Ganggu
15 Bertemu
16 Masih bertemu
17 Gelisah
18 Ziarah
19 Lari
20 Marah
21 Pingsan
22 Marahnya sang Mama
23 Masih marah
24 Puas
25 Sedekahkan suami
26 Rahasia
27 Mencari
28 Takut
29 Gosip
30 Akhirnya
31 Bertemu
32 Ancaman
33 Kisah Joe, Chelsea and Riko
34 Hutang seumur hidup
35 Nikah dadakan
36 Nikah terpaksa
37 Ada suka dan tidak suka
38 Marah
39 Ada apa dengan joe?
40 Kembali
41 Gugup
42 Tuan mesum
43 Sudah punya Ayah
44 Anak tiri
45 Drama fitting baju.
46 Go publik
47 Menuju sah
48 Sah
49 Ada saja mulut jahat
50 Ada bahagia dan duka
51 Gatot ??
52 Akhirnya
53 Kehilangan
54 Bebas
55 Takut
56 Ada apa dengan Joe?
57 Bertemu
58 Permintaan El
59 Sakit! Tapi bahagia?
60 Berusaha bahagia
61 Cinta, Tidak harus memiliki.
62 Serangan malam
63 Bahagia yang singkat
64 Ketahuan
65 Saling diam
66 Nyai ratu marah.
67 Menang kalah
68 Layu sebelum berkembang
69 Menghajar
70 Berterus terang
71 Ungkapan abu-abu
72 Mama bertindak
73 Mama vs mantan
74 Mama vs mantan 2
75 Ada yang senang, ada yang marah.
76 Marah
77 Diam-diaman
78 Di sidang
79 Janji Jonathan
80 Merayu ala mas Joe
81 Maaf
82 Ketahuan??
83 Ketahuan 2
84 Mengganggu
85 Menunggu maaf
86 Bodyguard
87 Ungkapan Hati
88 Cemburu
89 Kawan jadi musuh
90 Hukuman
91 Hilang
92 Hilang 2
93 Penyelamatan
94 Salah duga
95 Marah
96 OLD
97 Mengunjungi
98 Tersisih
99 Mencari
100 Rahasia
101 Berbagi
102 Sakit
103 Panik
104 Panik 2
105 Hati ke hati
106 Pernikahan siapa?
107 Pencuri
108 Aneh
109 Kado
110 Surprise
111 Ngidam menyusahkan orang
112 Bertemu
113 Ketahuan
114 Akal-akalan Jonathan
115 Pengakuan Jonathan
116 Mendekati
117 Bertemu
118 Kalap
119 Masa lalu
120 Kaget
121 Kehidupan baru
122 Anggota baru
123 Tamat
124 Info cerita baru
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Awal kisah
2
Jebakan
3
Marah
4
Galau
5
Mimpi
6
Takut
7
Masih Flashback
8
Sakit
9
sakit bersama
10
Kriteria calon mantu
11
Bertemu saingan
12
Mengingat
13
Mengingat mantan
14
Ganggu
15
Bertemu
16
Masih bertemu
17
Gelisah
18
Ziarah
19
Lari
20
Marah
21
Pingsan
22
Marahnya sang Mama
23
Masih marah
24
Puas
25
Sedekahkan suami
26
Rahasia
27
Mencari
28
Takut
29
Gosip
30
Akhirnya
31
Bertemu
32
Ancaman
33
Kisah Joe, Chelsea and Riko
34
Hutang seumur hidup
35
Nikah dadakan
36
Nikah terpaksa
37
Ada suka dan tidak suka
38
Marah
39
Ada apa dengan joe?
40
Kembali
41
Gugup
42
Tuan mesum
43
Sudah punya Ayah
44
Anak tiri
45
Drama fitting baju.
46
Go publik
47
Menuju sah
48
Sah
49
Ada saja mulut jahat
50
Ada bahagia dan duka
51
Gatot ??
52
Akhirnya
53
Kehilangan
54
Bebas
55
Takut
56
Ada apa dengan Joe?
57
Bertemu
58
Permintaan El
59
Sakit! Tapi bahagia?
60
Berusaha bahagia
61
Cinta, Tidak harus memiliki.
62
Serangan malam
63
Bahagia yang singkat
64
Ketahuan
65
Saling diam
66
Nyai ratu marah.
67
Menang kalah
68
Layu sebelum berkembang
69
Menghajar
70
Berterus terang
71
Ungkapan abu-abu
72
Mama bertindak
73
Mama vs mantan
74
Mama vs mantan 2
75
Ada yang senang, ada yang marah.
76
Marah
77
Diam-diaman
78
Di sidang
79
Janji Jonathan
80
Merayu ala mas Joe
81
Maaf
82
Ketahuan??
83
Ketahuan 2
84
Mengganggu
85
Menunggu maaf
86
Bodyguard
87
Ungkapan Hati
88
Cemburu
89
Kawan jadi musuh
90
Hukuman
91
Hilang
92
Hilang 2
93
Penyelamatan
94
Salah duga
95
Marah
96
OLD
97
Mengunjungi
98
Tersisih
99
Mencari
100
Rahasia
101
Berbagi
102
Sakit
103
Panik
104
Panik 2
105
Hati ke hati
106
Pernikahan siapa?
107
Pencuri
108
Aneh
109
Kado
110
Surprise
111
Ngidam menyusahkan orang
112
Bertemu
113
Ketahuan
114
Akal-akalan Jonathan
115
Pengakuan Jonathan
116
Mendekati
117
Bertemu
118
Kalap
119
Masa lalu
120
Kaget
121
Kehidupan baru
122
Anggota baru
123
Tamat
124
Info cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!