Happy reading guys 🥰
👇👇👇
Pintu ruang inap Elvan terbuka, masuk seorang dokter dan di ikuti dengan satu orang perawat.
Bianca dan Ayu langsung berdiri dan beranjak menuju ranjang Elvan, sedangkan Elvan sedang tidur. Karena dokter hari ini datang sudah agak larut malam.
"Maaf, saya tidak bisa visit tadi pagi," ucap dokter sebelum memeriksa Elvan.
"Apa masih ada keluhan?" tanya dokter kepada Bianca.
"Tidak ada dokter," sahut Bianca.
"Sus, laporan pemeriksaan darah terakhir kali. Bagaimana?" tanya dokter pada suster.
"Trombositnya sudah mendekati normal dokter, demam juga tidak ada lagi." beritahu suster sambil membaca riwayat medik milik Elvan.
Dokter Danu mengambil riwayat medik milik Elvan dan membacanya sendiri.
"Kalau ingin pulang besok sudah bisa," ucap dokter Danu.
"Alhamdulillah..!" seru Bianca dan Ayu secara bersamaan.
"Harap di jaga lingkungannya ya Bu, DBD sekarang lagi merebak," ucap dokter.
"Iya Dok," sahut Bianca.
Dokter keluar meninggalkan ruang inap Elvan.
"Bian, Pak dokternya ganteng. Ini dokter baru ya, semalam dokternya tua," ujar Ayu.
"Dokter yang biasanya, katanya lagi pergi seminar," jawab Bianca.
"Kalau dokternya seperti itu, aku juga mau sakit Bian. Di suntik setiap menit juga mau mau," kata Ayu.
"Mbak, sakit juga mbak tidak akan disuntik dokter Mbak. Yang menyuntik pasien itu perawat, dokter itu hanya meriksa dada pasien dengan setetoskop," kata Bianca sambil membetulkan posisi selimut Elvan yang dibuka suster, saat akan diperiksa oleh dokter.
"Makin semangat aku Bian, dada montok ini di periksa dokter ganteng itu," ucap Ayu sembari menggerakkan dadanya.
"Dada montok dari mana mbak, datar begitu.." ledek Bianca.
"Ahh .. Bian, kau menjatuhkan hatiku ke dasar jurang." Ayu berlalu dari dekat Bianca, merebahkan tubuhnya di sofa. Lalu memainkan ponselnya.
"Bian, aku penasaran dengan wajah Papa bocah ganteng kita. Apa ada media sosialnya?" tanya Ayu.
Bianca tidak menanggapi pertanyaan Ayu, dia asik dengan menatap televisi yang ada didalam kamar Elvan.
"Bian, ayo beritahu aku sosok papa bocah ganteng kita itu?" Ayu mengulangi pertanyaannya.
"Aku tidak tahu mbak," sahut Bianca akhirnya.
"Namanya siapa? biar aku cari sendiri penyumbang benihmu itu."
"Bian," ucap Ayu, karena Bianca masih dalam mode diam.
"Jonathan Dwipangga." akhirnya, keluar juga nama pria yang ingin dilupakannya.
"Jonathan Dwipangga.. Jonathan Dwipangga.." gumam Ayu sambil mencari sosok dibalik hadirnya, Elvan Dwi Askari.
"Apakah ini Bian?" Ayu bangkit dari dari sofa, dan beranjak mendekati Bianca. Dengan menunjukkan gambar seorang pria pada Bianca.
Deg..
Jantung Bianca berdetak kencang, dan tubuhnya seketika lemas. Untuk kedua kalinya dalam satu bulan ini, dia melihat orang yang di cintainya. Satu bertemu langsung, dan sekarang melihat gambarnya.
"Bian, apa ini orangnya?" tanya Ayu yang sangat penasaran dengan sosok yang sangat di cintai Bianca.
Bianca menganggukkan kepalanya, kemudian berdiri dari tempatnya duduk. Dan berjalan menuju balkon tempat Elvan di rawat.
"Pantas kau sangat menyukainya, dia pemuda yang sangat ganteng," ucap Ayu sambil menatap wajah Jonathan dalam ponselnya, dia tak menyadari. Orang yang berbicara dengannya sudah pergi dari tempat dia berdiri.
"Sepertinya, dia orang yang tidak suka mengepost kehidupan pribadinya. Gambarnya hanya satu, apa mungkin ini media sosial bukan dia yang yang buat," ujar Ayu pada Bianca, yang dikiranya masih didekatnya.
"Bian," ujar Ayu sambil melihat kearah Bianca tadi duduk.
"Lah.. hilang, kemana tu orang? aduh..apa aku telah membangkitkan kenangannya dengan orang yang di cintainya itu?"
Ayu berjalan menuju balkon, tempat Bianca berdiri menatap kelamnya malam.
"Maaf," ucap Ayu.
"Tidak ada yang perlu di maafkan Mbak, akunya saja yang belum bisa move on," kata Bianca.
"Kalau aku seperti kamu, kemungkinan juga akan melakukan apa yang kau lakukan. Pria itu sangat perfect..!" seru Ayu sambil mengacungkan dua jari jempolnya.
"Suami mbak dulu, kenapa tidak minta kenang-kenangan mahluk hidup Mbak?" tanya Bianca yang bernada menggodanya.
"Ih..ogah ya, suami mbak dulu. Sudah cungkring dan gosong lagi, malas jika menatap benihnya setiap hari," ujar Ayu dengan perasaan kesal.
"Sudah tidak ada bagus-bagusnya itu orang, suka selingkuh lagi.Apa yang harus aku kenang darinya..!" ucap Ayu dengan ketus.
"Apa seberengsek itu mantannya mbak, hingga mbak sangat membencinya ?" tanya Bianca dan menatap wajah Ayu dari samping.
"Berengsek..! dia rajanya berengsek..!" seru Ayu dan kemudian masuk kedalam, meninggalkan Bianca yang masih menatap bintang-bintang di langit malam.
☘️☘️☘️
"Akhirnya..! Elvan pulang..!" seru Elvan, saat sepeda motor Ayu tiba didepan rumah Bianca yang kecil.
Walaupun rumahnya tergolong kecil dari rumah-rumah yang lain, tapi halaman belakang rumah Bianca luas. Ada sepetak sawah untuk bebek-bebek peliharaannya bermain air.
Rumah ini dibeli oleh Bianca dari hasil keringat papanya yang ada dalam tabungan, setelah pergi dari rumah kepala sekolah yang didiaminya dengan papa dan mamanya saat keduanya masih hidup.
Sebelum meninggalkan masa lalunya.
Bianca menutup tabungan papanya dan tabungannya sendiri, untuk melupakan kenangan-kenangan di kota J. Dia ingin hidup baru dengan anaknya yang baru diketahuinya bahwa dia sudah berbadan dua, usia kandungannya berusia dua Minggu. Setelah dia menetap dan tinggal di rumah Ayu, bersama dengan ibunya Ayu yang sudah sepuh. Dia baru mengetahui, bahwa dia mengandung.
Bianca sangat gembira, karena kenang-kenangan dari pria yang di cintainya berada dalam kandungannya. Walaupun cari dia memilikinya dengan cara tidak di perbolehkan oleh agama dan norma adat yang ada, tapi CINTA membutakan segalanya.
"Mama..!" teriakkan dan tarikan tangan putranya dilengannya membuat khayalannya terhempas dari dalam pikirannya.
"Ya..ya..ya sayang, ada apa?" tanya Bianca dengan suara yang terbata-bata.
"Mama melamun saja, buka pintunya. El rindu rumah, rindu dengan Ayah bebek juga..!" seru Elvan sembari menarik tangan Mamanya untuk membuka pintu depan segera.
"Cepat buka pintu Bianca, melamun saja. Lihat apa yang ada dipundakku ini, berat ," ujar Ayu yang membawa ransel, tempat baju-baju mereka saat berada di rumah sakit.
"Maaf, aku bukan melamun. Aku lihat rumah masih rapi saja, padahal sudah seminggu aku tinggalkan," ucap Bianca.
"Mang Urip aku suruh membersikannya, setelah dia selesai memberikan makan bebek," ujar Ayu.
"Asih besok sudah bisa masuk kerja, Mbak. Semalam dia menelpon," kata Bianca.
"Sudah sehat ibunya?" tanya Ayu .
"Sudah," sahut Bianca sambil membuka gembok pintu rumahnya.
Begitu pintu terbuka, Elvan langsung masuk kedalam rumah. Kemudian membuka pintu dapur, dan berlari menuju kandang bebek.
"Ayah bebek...!" seru Elvan pada seekor bebek yang berada ditempat tersendiri.
Bebek yang dipanggil Elvan dengan sebutan ayah bebek langsung berjalan mendekati Elvan, dan Elvan membuka tutup pintu kandangnya. Bebek kesayangan Elvan langsung keluar dan mengikuti Elvan untuk minta makan.
Elvan tertawa cekikikan, melihat ayah bebeknya mengikutinya.
"Hahahaha..ayah bebek lapar ya?" Elvan memberikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Mama Muda
😄😄😄😄😄😄😄 ayah bebek
2024-04-27
0
Meili
ngakak🤣🤣
2024-02-11
0
Firgi Septia
😂🤣🤣🤣🤣 bengekkk
2024-01-20
0