Happy reading guys 🥰
🍀🍀
"Tuh..kan, aku lupa mau apa ke sini. Gara-gara membahas badan montok dan semok ini," ucap mbak Ayu dengan menepuk jidatnya.
"Mana telur asin ku Bian, biar cepat jualan. Orang sudah buka lapak, aku masih mengambil barang."
"Ayo kebelakang mbak, belum aku masukkan tempat," ucap Bianca, mengajak Ayu untuk kebelakang rumahnya.
"Kenapa tidak semalam ambil mbak ?" tanya Bianca sembari menuju belakang rumah.
"Semalam aku kondangan, ke kampung sebelah. Mungkin saja ada duda mencari janda yang semok seperti aku," ucap Ayu dengan memainkan pinggulnya ke kiri dan kanan.
"Cari duda tidak perlu ke kampung sebelah Mbak Ayu, Bang Toyib lagi cari jodoh," ucap Bianca.
"Malas dengan bang Toyib, nanti tidak pulang-pulang. Mending jadi janda aku," gurau Ayu.
"Bian, El mana?" tanya Ayu, karena tidak melihat keberadaan Elvan.
"Mandi mbak, El hari ini aneh," ujar Bianca.
"Aneh apa?" tanya Ayu dengan mimik wajah yang serius, membuat Bianca yang melihatnya menjadi tertawa.
"Biasa saja wajahnya mbak," ucap Bianca.
"Aku penasaran Bian, seserius apa keanehan bocah ganteng itu. Tidak sampai menghilangkan kegantengannya kan ?"
"Hih..mbak, tidak sampai segitunya. El aneh saja, hari ini tidak mau di mandikan. Biasanya, aku selalu menggosok punggungnya. Sekarang mbak, aku masuk kedalam kamar mandi. Elvan buru-buru nutup burung parkit dengan tangannya," ucap Bianca.
"Hahahaha..!" tawa Ayu sekeras mungkin, air mata hampir menetes di pipinya.
"Mbak...! Kenapa tertawa, aku serius loh..!" kesal Bianca, ayu menertawakan dirinya.
"Maaf..maaf..!" ucap Ayu sambil menutup mulutnya.
"Aku bukan menertawakan kau Bian, aku merasa lucu saja. Elvan yang baru memasuki usia 4 tahun, sudah merasa dewasa saja. Tidak terasa ya Bian, pertemuan pertama kita yang pertama lalu," ucap Ayu.
Ayu mengingat kembali, saat pertama sekali bertemu dengan Bianca. Gadis kota, yang duduk sendiri di halte dengan pandangan mata yang kosong. Menatap jauh kedepan.
🌟Flashback 🌟
Ayu ingin kembali ke kampung halamannya, setelah sidang perceraiannya dengan sang suami di sah kan oleh negara. Dengan berjalan gontai, Ayu berjalan menuju halte bus menuju kampungnya.
"Ya Allah, apa keputusan yang aku ambil sudah benar. Aku tidak kuat lagi ya Allah, jika hanya di madu. Mungkin saja aku sanggup, tapi siksaan batin yang dilakukan mereka berdua. Aku tidak akan sanggup." gumam Ayu Salsabila, wanita muda yang baru berusia 20 tahun. Sudah menyandang status janda muda, tanpa anak.
Umur 19 tahun, Ayu menikah. Karena gadis-gadis di kampungnya, jika sudah memasuki usia 20 tahun sudah pada menikah. Begitu juga dengan Ayu, yang menikah muda dengan pemuda desa sebelah.
Gadis kampungnya menikah muda, tidak heran lagi. Begitu juga dengan perceraian. Wanita kampungnya, banyak yang bercerai. Saat pernikahan masih seumur jagung, sering percekcokan terjadi. Sehingga, perceraian diambil untuk menyelesaikan masalah rumah tangga.
Ayu meletakkan bokongnya disebelah Bianca, ekspresi Bianca tidak berubah. Tatapan matanya masih kosong, walaupun Ayu krasak-krusuk didekatnya dengan membuka tas yang dibawanya mencari sesuatu didalam tasnya.
"Apa gadis ini buta, atau bisu." batin Ayu, seraya melirik Bianca.
Ayu menggoyangkan jemarinya didepan wajah Bianca, mata Bianca tidak berkedip.
"Buta." gumam Ayu.
Air mata tiba-tiba mengalir, membasahi pipinya si gadis. Membuat Ayu terkejut.
"Aduh! nangis..!" Ayu bingung, melihat Bianca menitikkan air mata.
"Mbak..mbak..! jangan nangis mbak, magrib begini tidak boleh nangis mbak," ucap Ayu.
Bukan berhenti air mata Bianca, air matanya semakin mengalir deras. Tetapi suara tangisan tidak terdengar keluar dari dalam mulutnya, hanya air mata yang menandakan hati Bianca sedang sedih saat ini.
"Lah..makin banjir, mbak. Jangan nangis, mbak mau kemana?" tanya Ayu.
Bianca tidak menjawab, hanya gelengan kepala yang dilakukannya.
"Tidak tahu, mbak dari mana? dan kau kemana?" tanya Ayu lagi
Kembali lagi, hanya gelengan yang dilakukan Bianca.
"Mbak ini sudah mau malam, tidak bagus malam-malam di halte mbak. Banyak pria hidung belang cari mangsa, mbak cantik begini. Besok mbak sudah jatuh ke tangan mami- mami," ucap Ayu, menakut-nakuti Bianca.
"Begini saja mbak, ayo ikut saya pulang ke kampung. Nanti, di sana. Mbak pikirkan mau kemana."
Akhirnya, Bianca ikut dengan Ayu. Sampai sekarang, Bianca sudah betah tinggal di kampung Ayu. Teman yang dikenalnya di halte bus.
✨✨Flashback off ✨
🍀🍀🍀
Jonathan duduk dibelakang meja kerjanya, tangannya bermain diatas keyboard komputer.
Derrt..
Getaran ponselnya menganggu aktivitasnya, matanya melirik kearah ponselnya dan melihat nama siapa yang tertera di ponselnya.
"Mira?"
Jonathan meraih ponselnya dan mengaktifkan speaker ponselnya.
"Mir, ada apa kau menghubungi aku?" tanya Jonathan.
"Apa aku tidak boleh menghubungimu Jo, aku merindukanmu?" suara Mira terdengar sangat lembut.
"Aku sibuk, jika tidak penting sekali. Aku akan memutuskan sambungan telepon ini," kata Jonathan.
"Hei.. tunggu! Jangan diputuskan dulu," ucap Mira.
"Ada apa?" tanya Jonathan.
"Apa kau mau menjadi pendampingku pada acara reuni Akbar universitas kita?" tanya Mira.
Jonathan mengerutkan pelipisnya, dia heran dengan permintaan Mira. Karena Jonathan merasa, permintaan Mira sangat tidak penting. Karena Mira tahu, Jonathan tidak suka dengan keramaian dan pesta. Apalagi hanya reuni, yang tidak penting menurut Jonathan.
"Sejak kapan aku mau pergi ke acara tidak penting seperti itu?"
"Ayolah Joe, sekali ini saja. Teman-teman pasti suka melihat kedatangan mu, mungkin saja Chelsea juga akan hadir. Apa kau tidak ingin bertemu dengannya?"
Jonathan terdiam, mendengar Mira menyebutkan nama Chelsea. Gadis yang hampir menjadi istrinya, tetapi karena kejadian yang tidak diinginkannya. Terpaksa, Jonathan mengakhiri hubungan percintaannya dengan Chelsea. No, bukan Jonathan yang mengakhiri. Tapi, Chelsea yang hilang.
"Tidak, aku sibuk..!"
Jonathan menutup ponselnya dan memasukkannya kedalam laci meja kerjanya.
Jonathan memundurkan tubuhnya, dan menyandarkan kepalanya kesadaran kursi. Ingatannya kembali kepada peristiwa yang telah memporak-porandakan kehidupannya dan juga percintaannya dengan Chelsea yang baru di kenalnya selama 5 bulan, dan juga menjadi pilihannya untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya.
Walaupun sebenarnya, dia dan Chelsea satu universitas. Tapi dia tidak mengenal Chelsea saat di bangku kuliah.
Setelah masuk kedalam dunia kerja, Jonathan baru mengenal Chelsea.
✨✨Flashback ✨✨
Hari itu, Jonathan kembali ke apartemennya. Setelah melakukan kunjungan kerja, memantau perkembangan pembangunan gedung sekolah di luar kota.
Jonathan menghentikan mobilnya ditempat dimana dia selalu memarkirkan mobilnya.
"Mas joe...!" seorang gadis berlari kecil menuju tempat Jonathan berdiri.
"Ada apa?" tanya Jonathan dengan datar, entah kenapa apa. Dulu Jonathan sangat akrab dengan Bianca, putri sahabat orangtuanya. Sekaligus sebagai kepala sekolah pada yayasan pendidikan milik keluarga Dwipangga.
"Bolehkah Bianca ke apartemen mas Joe? Bianca sebenarnya ingin ke apartemen Seruni, tapi Seruni belum berada di apartemennya," kata Bianca.
"Kenapa tidak pulang saja, nanti kembali lagi," ucap Jonathan.
"Kata seruni dia akan datang sebentar lagi mas, Bianca butuh bukunya mas. Besok Bianca ada ujian."
"Baiklah."
Jonathan melangkah menuju apartemennya, di ikuti oleh Bianca dengan wajah yang ceria.
Setelah pintu apartemen terbuka, Jonathan masuk. Begitu juga dengan Bianca.
"Mas, boleh Bianca minta minum. Bianca sangat haus ," ucap Bianca.
🌜 Next🌛
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Dhewy Aruji
menarik
2023-07-16
1
Dream Girl
Menarik 👍🏻
2022-04-22
0
Risty Dwi Afriani
first
2022-03-06
0