Kriteria calon mantu

Happy reading guys 👇👇

"Ini anak, dibilangin terus tidur..!" gerutu Mamanya.

Walaupun Jonathan pura-pura tidur, Mamanya tahu. Jonathan tidak tidur, Makanya sang Mama tetap melanjutkan mengomeli anak bungsunya.

"Makanya, cari istri. Menikah, biar ada yang mengurus. Dulu disuruh menikah dengan Bianca menolak, bilang Bianca masih kecil, hanya menganggap Bianca sebagai adik. Sekarang, perempuan yang mau kau nikahi dulu itu sudah hilang tak tentu rimbanya .!"

"Maa, please. Joe pusing mendengar Mama mengomel terus, apa Mama tidak letih?" tanya Jonathan dengan menarik sedikit selimut yang menutupi tubuhnya.

Ketika sang istri ingin melanjutkan omelnya, Papa Jonathan menghentikan sang istri.

"Sudah Maa," ucap Papa sembari menggelengkan kepalanya, agar sang istri menghentikan mengomel.

"Kenapa sudah Paa.! Mama ini lagi nasihati anak laki-laki Papa satu-satunya itu, sampai kapan kita nunggu dia kasih kita cucu. Joice sudah mau kasih kita cucu ke-dua, anak laki-laki kita. Menikah juga belum, Joe. Besok Mama mau suruh kakak kamu untuk menjodohkan temannya dengan kamu, kalau nunggu kamu cari sendiri. Sampai Mama dan Papa bongkok, kau tidak akan nikah juga."

"Maa, jodoh urusan Joe." Jonathan menutup matanya dan memiringkan badannya membelakangi Mama dan Papanya.

"Maa, sudahlah. Anak kita sedang sakit, Mama kasih ceramah berjilid-jilid. Anak kita bukannya akan sembuh.Makin sakit nantinya," ucap Papa Jonathan.

"Bela terus...! makin besar kepala anak ini, umur sudah mau kepala tiga. Kelakuan masih seperti bayi, patah hati konon..!"

Plok...

Tangan Mama Jonathan menyempatkan untuk memukul pundaknya sang putra yang membelakanginya, sebelum beranjak menuju sofa.

Dan..

Mama menghempaskan bokongnya di sofa, ada lega dihatinya. Karena telah mengeluarkan keluhannya yang selama ini dipendamnya.

Pintu kamar terbuka dengan masuknya wanita cantik yang sedang hamil dengan mengandeng seorang gadis cilik.

"Oma..!" gadis cilik dengan rambut diikat ekor kuda berlari menuju sang Oma yang duduk dengan wajah manyun melotot memandangi punggung sang putra yang memunggunginya.

"Cucu Oma...!" Maya merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan cucunya.

"Oma, Yoan rindu...!" seru Yoana sembari memeluk Oma dan kemudian mengecup kedua pipi Oma Maya.

"Cucu pintar, cucu cantik. Oma senang Yoan datang, hati Oma jadi senang..!" seru sang Oma, Maya.

"Sama Opa tidak rindu?" sapa sang Opa yang sedari tadi mengamati pertemuan sang cucu dan istrinya yang baru saja menyelesaikan ceramah pada putra bungsunya.

Joice, sang kakak meletakkan bawaannya dan menjulurkan kepalanya untuk melihat sang adik yang membelakangi pintu masuk.

"Tidur Maa?" tanya Joice.

"Tidak! pura-pura tidur," sahut sang Mama.

"Habis..." sang Papa menggerakkan tangan dan menunjuk kearah sang istri dan putranya.

"Ooo..." bulatkan mulutnya seraya menganggukkan kepalanya.

"Jo, suamimu tidak ikut?" tanya Papa.

"Tidak Paa, ada kelas jam ini. Mas Tama hanya antar sampai depan, macet di mana-mana. Orang Indonesia makin kaya, semua sudah pada punya motor dan mobil," ucap Joice.

"Duduk sini, sudah besar sekali kandunganmu. Kapan diprediksi Mama tambah cucu?" tanya Maya.

"Insyaallah, kalau tidak keluar dari jadwal. Akhir bulan," jawab Joice.

"Semoga sehat-sehat nanti keluar ya cucu Oma," ucap Maya seraya mengusap perut buncit sang putri yang telah memberinya seorang cucu perempuan yang menggemaskan.

"Iya Oma," sahut Joice.

"Ini kakak cantik, kenapa tidak sekolah?" tanya Maya pada Yoana yang duduk di atas pangkuannya.

"Baru selesai ujian Oma, Yoan akan naik kelas dua Oma. Yoan akan pindah kelas, menjadi kelas kakak-kakak," ucap Yoana yang bangga akan naik kelas.

"Bagus, Yoana akan jadi kakak yang cantik dan juga pintar." puji sang Oma.

Jonathan yang tadinya pura-pura tidur, kini benar-benar tidur. Karena sudah terdengar suara dengkuran halusnya.

"Lah..ngorok Joe Maa," ucap Joice sembari tertawa.

"Baru makan obat, mungkin efek dari obat itu," ucap Papa.

"Jo, ada temanmu yang bisa kau kenalkan pada adikmu?" Mama membuka suara mengenai jodoh yang diinginkannya untuk dikenalkan pada Jonathan.

"Untuk Jonathan?" tanya Joice seraya mengerutkan keningnya menatap sang Mama.

"Iya, tidak mungkin untuk Papa mu..!"

Joice tertawa, begitu juga Papanya. Budi Dwipangga.

"Kalau diberi izin, Papa juga mau nambah satu." gurau sang Papa.

"Berani nambah, berkurang itu panjang burung elangnya." ancam sang istri dengan memberikan tatapan mata yang mengintimidasi, hingga membuat sang suami mengangkat kedua tangan untuk menyerah.

"Papa nggak berani, daripada hilang aset separuh," ucap Papa.

"Yoan, ayo kita keluar. Cari angin." Papa mengajak Yoana sang cucu untuk keluar, karena perbincangan istrinya dan Mama sang cucu belum layak untuk didengar sang cucu menurut anggapan sang Opa.

"Ayo Opa, tapi di mana kita cari angin?" tanya Yoana.

Dengan menggandeng sang cucu keluar, Opa menjawab dengan kalimat yang membuat sang Oma kembali membuka suara.

"Kita ke Mall, kita cari angin sembari mencari-cari Oma baru untuk Yoan," ucap sang Opa sambil tertawa kecil.

"Mama dengar Paa, nanti malam Papa tidur dengan peliharaan Papa di halaman belakang..!" seru sang istri.

"Bercanda Maa, masa Papa disuruh tidur dengan ikan. Dingin Maa, Papa masuk angin nantinya."

"Bagus! tidak perlu keluar untuk cari angin," jawab Mama dengan ketus.

"Apa kita tidak jadi cari angin Opa?" tanya Yoana seraya mendongak menatap wajah sang Opa.

"Jadi, ayo." keduanya pergi, dibawah tatapan mata sang istri yang kesal dengan sang suami.

Joice hanya bisa tertawa, melihat tingkah Mama dan Papa, yang selalu suka bercanda.

"Papa kamu itu, membuat Mama kesal."

"Tapi cinta kan..?" goda Joice.

"Cinta lah! kalau tidak cinta, kalian tidak akan ada. Walaupun kami menikah karena perjodohan, belum tentu menikah karena perjodohan tidak harmonis," ucap sang Mama.

"Begitu juga sebaliknya Maa." timpal Joice.

"Iya juga," sahut Maya, Mama Joice.

"Mama nyuruh Joice mencarikan jodoh untuk Joe? apa dia mau Maa? dia cinta mati dengan gadis yang bernama Chelsea itu," kata Joice.

"Cinta mati juga, kalau orangnya tidak kelihatan batang hidungnya. Untuk apa di tunggu, apa sampai putih itu rambut. Sampai tidak ada tenaga lagi untuk membuat anak..!"

"Ih... Mama." Joice tertawa mendengar perkataan Mamanya yang emosi, hingga keluar kalimat nyeleneh.

"Benar kata Mama ini Joi, untuk apa di tunggu orang yang sudah meninggalkan kita. Mungkin saja orang itu sudah beranak-pinak, itu adikmu saja yang bodo kebangetan karena cinta buta. Terus menunggu gadis pujaan hatinya."

"Ihhh...kesal Mama melihat adikmu itu, pokoknya. Kau harus cari gadis yang baik dan sopan, kalau bisa yang sudah tidak punya orang tua lagi," kata Mama.

"Lah.. kenapa yang tidak punya orang tua Maa?" kaget Joice mendengar perkataan sang Mama.

"Biar Mama yang mengurus cucu, jika dia tidak punya orangtua. Mama kan yang selalu bersama cucu Mama," ucap Maya.

"Mama, ada-ada saja," ucap Joice sambil menampilkan senyum kecil di bibirnya.

"Bagaimana? apa ada gadis seperti kriteria yang mama katakan tadi?"

"Ada sih Maa, tapi janda tanpa anak," sahut Joice.

"Tidak apa-apa janda, asal janda terhormat. Tidak cerai karena ketahuan selingkuh," ucap Maya, Mama Joice.

"Janda karena meninggal Maa, Tapi.." Joice ragu untuk meneruskan ucapannya, dan memandang sang Mama dengan intens.

"Tapi apa? buat penasaran saja," ucap Mama Joice yang tidak sabar menunggu apa yang akan di ucapkan Joice selanjutnya.

"Tapi, usianya sudah 60 tahun Maa," ucap Joice, dan terus tertawa terbahak-bahak sembari memegang perutnya.

"Hihh... lebih tua calon mantu mama dari pada Mama sendiri..!"

"Sorry Maa, kriteria yang mama inginkan. Sangat sulit untuk di cari," kata Joice.

"Cari terus, pasti akan ketemu," sahut sang Mama.

Bersambung 👉👉👉

Terpopuler

Comments

Dream Girl

Dream Girl

60 ud matang kan mendekati bonyok wkwkwk

2022-04-22

1

🤍

🤍

Like hadir 👍

2022-04-14

0

Yati Rosmiyati

Yati Rosmiyati

yang Tante cari sebenarnya Bianca tapi jous gak peka🤭

2022-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Awal kisah
2 Jebakan
3 Marah
4 Galau
5 Mimpi
6 Takut
7 Masih Flashback
8 Sakit
9 sakit bersama
10 Kriteria calon mantu
11 Bertemu saingan
12 Mengingat
13 Mengingat mantan
14 Ganggu
15 Bertemu
16 Masih bertemu
17 Gelisah
18 Ziarah
19 Lari
20 Marah
21 Pingsan
22 Marahnya sang Mama
23 Masih marah
24 Puas
25 Sedekahkan suami
26 Rahasia
27 Mencari
28 Takut
29 Gosip
30 Akhirnya
31 Bertemu
32 Ancaman
33 Kisah Joe, Chelsea and Riko
34 Hutang seumur hidup
35 Nikah dadakan
36 Nikah terpaksa
37 Ada suka dan tidak suka
38 Marah
39 Ada apa dengan joe?
40 Kembali
41 Gugup
42 Tuan mesum
43 Sudah punya Ayah
44 Anak tiri
45 Drama fitting baju.
46 Go publik
47 Menuju sah
48 Sah
49 Ada saja mulut jahat
50 Ada bahagia dan duka
51 Gatot ??
52 Akhirnya
53 Kehilangan
54 Bebas
55 Takut
56 Ada apa dengan Joe?
57 Bertemu
58 Permintaan El
59 Sakit! Tapi bahagia?
60 Berusaha bahagia
61 Cinta, Tidak harus memiliki.
62 Serangan malam
63 Bahagia yang singkat
64 Ketahuan
65 Saling diam
66 Nyai ratu marah.
67 Menang kalah
68 Layu sebelum berkembang
69 Menghajar
70 Berterus terang
71 Ungkapan abu-abu
72 Mama bertindak
73 Mama vs mantan
74 Mama vs mantan 2
75 Ada yang senang, ada yang marah.
76 Marah
77 Diam-diaman
78 Di sidang
79 Janji Jonathan
80 Merayu ala mas Joe
81 Maaf
82 Ketahuan??
83 Ketahuan 2
84 Mengganggu
85 Menunggu maaf
86 Bodyguard
87 Ungkapan Hati
88 Cemburu
89 Kawan jadi musuh
90 Hukuman
91 Hilang
92 Hilang 2
93 Penyelamatan
94 Salah duga
95 Marah
96 OLD
97 Mengunjungi
98 Tersisih
99 Mencari
100 Rahasia
101 Berbagi
102 Sakit
103 Panik
104 Panik 2
105 Hati ke hati
106 Pernikahan siapa?
107 Pencuri
108 Aneh
109 Kado
110 Surprise
111 Ngidam menyusahkan orang
112 Bertemu
113 Ketahuan
114 Akal-akalan Jonathan
115 Pengakuan Jonathan
116 Mendekati
117 Bertemu
118 Kalap
119 Masa lalu
120 Kaget
121 Kehidupan baru
122 Anggota baru
123 Tamat
124 Info cerita baru
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Awal kisah
2
Jebakan
3
Marah
4
Galau
5
Mimpi
6
Takut
7
Masih Flashback
8
Sakit
9
sakit bersama
10
Kriteria calon mantu
11
Bertemu saingan
12
Mengingat
13
Mengingat mantan
14
Ganggu
15
Bertemu
16
Masih bertemu
17
Gelisah
18
Ziarah
19
Lari
20
Marah
21
Pingsan
22
Marahnya sang Mama
23
Masih marah
24
Puas
25
Sedekahkan suami
26
Rahasia
27
Mencari
28
Takut
29
Gosip
30
Akhirnya
31
Bertemu
32
Ancaman
33
Kisah Joe, Chelsea and Riko
34
Hutang seumur hidup
35
Nikah dadakan
36
Nikah terpaksa
37
Ada suka dan tidak suka
38
Marah
39
Ada apa dengan joe?
40
Kembali
41
Gugup
42
Tuan mesum
43
Sudah punya Ayah
44
Anak tiri
45
Drama fitting baju.
46
Go publik
47
Menuju sah
48
Sah
49
Ada saja mulut jahat
50
Ada bahagia dan duka
51
Gatot ??
52
Akhirnya
53
Kehilangan
54
Bebas
55
Takut
56
Ada apa dengan Joe?
57
Bertemu
58
Permintaan El
59
Sakit! Tapi bahagia?
60
Berusaha bahagia
61
Cinta, Tidak harus memiliki.
62
Serangan malam
63
Bahagia yang singkat
64
Ketahuan
65
Saling diam
66
Nyai ratu marah.
67
Menang kalah
68
Layu sebelum berkembang
69
Menghajar
70
Berterus terang
71
Ungkapan abu-abu
72
Mama bertindak
73
Mama vs mantan
74
Mama vs mantan 2
75
Ada yang senang, ada yang marah.
76
Marah
77
Diam-diaman
78
Di sidang
79
Janji Jonathan
80
Merayu ala mas Joe
81
Maaf
82
Ketahuan??
83
Ketahuan 2
84
Mengganggu
85
Menunggu maaf
86
Bodyguard
87
Ungkapan Hati
88
Cemburu
89
Kawan jadi musuh
90
Hukuman
91
Hilang
92
Hilang 2
93
Penyelamatan
94
Salah duga
95
Marah
96
OLD
97
Mengunjungi
98
Tersisih
99
Mencari
100
Rahasia
101
Berbagi
102
Sakit
103
Panik
104
Panik 2
105
Hati ke hati
106
Pernikahan siapa?
107
Pencuri
108
Aneh
109
Kado
110
Surprise
111
Ngidam menyusahkan orang
112
Bertemu
113
Ketahuan
114
Akal-akalan Jonathan
115
Pengakuan Jonathan
116
Mendekati
117
Bertemu
118
Kalap
119
Masa lalu
120
Kaget
121
Kehidupan baru
122
Anggota baru
123
Tamat
124
Info cerita baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!