Dukungan Papa

Aku tak pernah tau apa yang telah terjadi antara Tara dan keluarganya. Mereka memang sering mengadakan arisan keluarga, aku jarang bisa datang bahkan hampir tak pernah.

Alasannya bukan karena kesibukan semata. Keluarga Tara berasal dari menengah ke atas. Omongannya suka menyakiti hati. Aku sudah bilang pada Tara, tak usah ikut aja namun Tara tak mau dengar dengan alasan tak enak, takut dianggap hidup kami terlalu melarat. Ah terserah dia lah!

Aku saat menikah dengan Tara sibuk dengan showroom milikku. Maklum, dulu sales mobil yang kumiliki hanya satu. Saat sales tersebut resign dan memilih bekerja di tempat lain otomatis aku yang menggantikannya berjualan mobil.

Bebanku saat itu bukan hanya harus mengangsur cicilan rumah namun harus mengembalikan uang penjualan mobil milik Tara yang kupinjam. Pinjam ya. Tara bersikeras agar aku memakainya untuk bisnisku namun kutolak.

Aku tau mobil itu adalah hasil kerja keras Tara. Aku tak mau mengambil miliknya. Selama aku bisa pasti aku akan mengusahakan dengan semampuku dulu.

Saat kami bercerai, tatapan kekecewaan dari kedua orang tua Tara begitu kentara. Apalagi penyebab perceraian kami adalah perselingkuhan yang dilakukan anak mereka. Wajar kalau mereka sampai kecewa.

Aku tak menyangka kalau Tara akhirnya diusir oleh keluarganya. Kupikir Ia hidup bahagia dengan Damar dan rukun juga dengan keluarganya. Tapi ternyata....

Kadang manusia tuh dengan mudahnya menyembunyikan dengan rapat kesedihannya. Memasang wajah berpura-pura dan terlihat bahagia. Padahal dibalik itu semua terdapat air mata yang ditahan demi memasang senyum di depan semua orang. Miris.

Mama bilang keluarga Tara begitu malu dengan kelakuan anaknya yang sudah mencoreng nama baik orangtuanya. Keluarganya sendiri tak tahu bagaimana keadaan anaknya sekarang!

"Mama tak menyangka Tara masih saja berusaha menyakiti hati kamu, Gas! Apa maksudnya coba dia tinggal bersama selingkuhannya yang kini sudah jadi suaminya dan tinggal di depan rumah kamu? Mau pamer?" kata Mama dengan sebal.

Apa yang Mama rasakan adalah apa yang aku pikirkan saat melihat Tara pertama kali pindah. Dasar anak dan Mama sama saja!

"Biarkan saja, Ma. Toh Agas tak terpengaruh!" jawabku dengan santainya.

"Kamu tidak terpengaruh tapi Mama yang terpengaruh. Mama tak menyangka ternyata Tara segitu enggak punya hatinya jadi manusia! Apa salah kamu coba sampai tega menyakiti kamu terus menerus?!" Mama masih meluapkan kekesalannya.

"Solusinya cuma satu, Ma." Papa akhirnya buka suara.

"Solusi apa Pa?" tanya Mama.

Aku menyimak apa yang akan Papa katakan. Solusi apa yang Papa maksud? Kenapa perasaanku mengatakan kalau solusi dari Papa ini tak akan benar?

"Agas menikah saja. Beres toh? Biar kebahagiaan keluarga baru Agas membuat Tara sadar akan kesalahannya menyia-nyiakan anak kita. Jelas saja dalam sekali lihat Papa bisa tahu kalau Agas lebih baik dari Damar suaminya yang anak mami itu!" ujar Papa.

Aku tahu saran dari Papa akan membuat segalanya makin rumit. Namun tak bisa kupungkiri, sarannya bisa membuat balas dendamku terlaksana dengan mudah.

"Benar tuh Gas ide dari Papa! Mama dukung! Kamu sudah punya pacar belum? Kalau sudah, Mama akan datang melamarnya!" Mama lupa dengan kekesalannya dan malah terlihat bersemangat dengan ide Papa.

"Enggak punya! Agas jomblo!" jawabku cepat.

"Tapi tadi Papa melihat seorang gadis yang cocok untuk Agas, Ma." Papa kembali menimpali percakapan kami.

"Siapa Pa?" tanya Mama.

"Tari."

"Jangan ngaco deh, Pa!" sahutku cepat.

"Tari siapa?" tanya Mama makin penasaran.

"Jangan dengerin Papa, Ma. Papa ngaco!"

"Siapa yang ngaco? Papa serius kok. Papa bisa lihat kalau Tari akan menjadi istri yang baik buat kamu!" jawab Papa.

"Tari siapa sih? Kenapa enggak ada yang mau kasih tau Mama?!" Mama kesal karena tak ada yang menjawab pertanyaannya.

"Tari itu karyawan di warung soto depan showroom Agas, Ma. " jawab Papa.

"Hah? Cuma karyawan warung soto?" Mama terkejut dengan informasi dari Papa.

"Tuh kan! Makanya Agas bilang kalau Papa ngaco! Mama jangan dengerin!" aku mulai mempengaruhi Mama.

"Ya Mama lihat dulu deh anaknya. Anak baik-baik itu. Kelihatan cerdas meski pendidikannya tidak tinggi. Cara bicaranya juga sopan. Kalau masalah penampilan, saat Ia didandani juga akan sama cantiknya kayak Tara!" jawab Papa.

"Ya tapi enggak dengan karyawan warung soto juga kali, Pa. Bagaimana dengan nama baik kita nanti?!" asyik Mama di kubuku.

"Betul tuh, Ma!" aku dukung Mama.

"Nama baik? Mama lupa siapa orang tua Tara? Kurang baik apa mereka? Orangtuanya dari keluarga berpendidikan dan punya jabatan di perusahaan. Lalu kelakuan anaknya gimana? Tukang selingkuh di belakang suaminya! Jaman sekarang ya Ma, enggak jaminan latar belakang keluarganya seperti apa. Kalau anaknya rusak, ya rusak saja!" oceh Papa panjang lebar.

Mama kini terdiam. Papa tuh orang cerdas. Kalau bicara suka benar. Dalam berbisnis saja jago. Analisa Papa patut dibanggakan.

"Ya... Tapi jangan dengan penjual warung soto atuh, Pa. Cari lagi yang lebih baik." jawab Mama.

"Ada sih karyawannya Agas, masih mahasiswa tapi udah kecentilan sama Agas. Sekarang aja kecentilan, nanti kalau sudah jadi menantu dan diubah sama Agas jadi kinclong, bibit selingkuh kayak Tara lagi pastinya." sindir Papa.

Ucapan Papa mengagetkanku. "Karyawanku? Siapa Pa?"

"Yang tadi keluar dari kamar mandi!"

Deg...

Papa juga tau?

Aku diam. Mukaku pasti sudah pucat saat ini. Gila ini sih! Aku ketahuan sama Papa! Gila... gimana ini?

Papa menyunggingkan selulas senyum melihat perubahan ekspresiku. "Jangan seperti itu lagi! Tak baik."

"Tak baik kenapa Pa?" tanya Mama ingin tahu.

"Tak baik didekati karyawan, Ma. Bedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan pekerjaan. Jangan dicampuradukkan!" inilah Papa, dan bagaimana caranya menyembunyikan masalah yang akan membuat Mama mencak-mencak.

Percakapan tentang jodohku pun selesai. Mama ternyata mengajak barbeque di depan rumah. Acara memasak makan malamnya dibatalkan karena melihat Tara didepan rumahku. Mama membuat rencana darurat, yakni barbequean.

Aku dan Papa menyiapkan panggangan sementara Mama sibuk di dapur menyiapkan ayam bakar. Mama memasak banyak dan akan membagikannya ke tetangga.

"Pa. Mengenai tadi siang di kantor..." aku bingung mengatakannya dengan Papa.

"Tari juga melihatnya. Kamu sering seperti itu?" tanya Papa.

"Agas enggak pernah meniduri Cici, Pa. Sumpah!"

"Jadi kamu menjadikanya sebagai alat pemuas hasratmu saja?" tanya Papa.

Aku salah bicara. Papa jadi tau lebih dalam apa yang aku lakukan di kamar mandi. Agas bodoh!

"Ya... begitulah." aku mengakui perbuatanku. Aku sampai garuk-garuk kepalaku karena terpojok dengan perkataan Papa.

"Papa tahu tak mudah untuk hidup menduda. Ada hasrat lelakimu yang butuh untuk dipuaskan. Selain dengan Cici, ada yang lain juga?" tanya Papa.

"Hmm... Kadang."

"Sampai tidur bareng?" tebak Papa.

Aku mengagguk. Tak bisa selamanya menyembunyikan dari Papa.

"Menikahlah! Tari mungkin bisa menyembuhkan kebiasaan buruk kamu! Pikirkan saran dari Papa. Yang perlu disembuhkan bukan hanya kebiasaan buruk kamu namun rasa trauma dalam diri kamu. Papa yakin Tari bisa menyembuhkan keduanya. Tari bisa menjadi istri yang baik untukmu. Papa percaya itu."

"Apa yang Tari katakan sama Papa sampai Papa begitu mendukungnya?"

"Papa tadi bertanya pada Tari, dia bilang bukan sekali saja melihatmu seperti itu. Ia bilang kalau Ia sudah menawarkan diri untuk menikahi kamu asalkan kamu membayar hutangnya. Ia tak meminta hal lain. Rumah peninggalan ibunya yang membuat Ia bertahan membayar hutang Ayah tirinya. Kalau kamu tak mau membayarinya, biar Papa saja. Toh tidak besar, hanya dua ratus juta!"

"Maksudnya Papa mau menolong Tari?"

"Tentu saja! Nanti Papa akan buatkan sertifikat tanah atas nama dirinya. Agar ayah tirinya tak bisa lagi mengancamnya."

"Pa." aku menghirup nafas dalam. "Agas tak mau menikahi Tari! "

"Tapi Papa yang mau! Sembuhkan penyakitmu! Papa percaya Tari bisa membantumu!"

****

Done ya 2 bab! Ayo yang belum baca, segera baca. Karena kalau revisi akan banyak kata vulgar yang diperbaiki 🤣🤣🤣

Terpopuler

Comments

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

Tari agak gimana gituh yah

2024-02-20

0

siti yanti

siti yanti

Iya anak sudah salah langkaj pergaulan moral sang orangtua lah yang harus garda terdepan memperbaiki salah akhlak sang anak

2023-11-14

0

anonim

anonim

papa Agas mah berhati nurani baik mau menolong Tari lunasi hutangnya. syukur2 Agas mau menikahi Tari, harapan papanya biar tidak nackal

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Perselingkuhan Tara
2 Perceraian
3 Tetangga Baru
4 Penawaran Service
5 Duda Nackal
6 DJ yang Terpesona
7 Tetangga Lucknut
8 Rasa Ingin Tahu
9 Si Gadis Polos
10 Vira Si Anak Mahasiswa
11 Tara Anggraini
12 Cobaan Rumah Tangga
13 Pemaksaan
14 Kedatangan Papa dan Mama
15 Cici yang Semakin Agresif
16 Dukungan Papa
17 Papa Si Pedas Lidah
18 Permintaan Tari
19 Baju Ganti Untuk Tari
20 Percakapan Di Bawah Langit Malam
21 Saran Papa
22 Setuju
23 Perjanjian
24 Si Polos yang Tak Mudah Dibohongi
25 Si Jadul
26 Si Gaptek Yang Pintar
27 Rasa Ingin Tahu Tara
28 Membujuk Mama
29 Menyambut Calon Suami Nackal Pulang
30 Om-om Gaje
31 Mixer Baru
32 Mama yang Jutek
33 My Wedding Day
34 Ternyata Ini Pengalaman Pertamanya
35 Istri Solehah
36 Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
37 Kesempatan Dari Allah
38 Nama yang Hampir Sama
39 Aku Akan Merubah Om Agas
40 Usaha Tari
41 Kita Akhiri Semuanya
42 Aku Akan Mendukungmu
43 Merajut Mimpi Bersamamu
44 Syarat dari Tari
45 Kursus
46 Cerita Mbak Inah
47 Membuat Perang Makin Memanas
48 Tara Vs Tari
49 Ajakan Sholat
50 Lari Pagi
51 Melampiaskan Kekesalan
52 KDRT
53 Sepanjang Jalan Kenangan
54 Warung Seafood
55 Arti Bersyukur
56 Si Polos yang Cepat Tanggap
57 Mie Ayam Homemade
58 Pelukan Penyesalan
59 Menangis Tanpa Suara
60 Cita-cita Tari
61 Mengajak Si Polos Ke Diskotek
62 Aku adalah Buaya
63 Kamu Itu Belanda
64 Doa di Tengah Malam
65 Bukan Manusia Suci
66 Belajar Membuat Butter Cream
67 Mencari Kado
68 Memata-matai Istri Sendiri
69 Konflik Memanas
70 Musibah
71 Rumah Sakit
72 Berkata Jujur
73 Apa Kamu Punya Teman?
74 Pulang Kursus yang Menegangkan
75 Tempat Ternyaman
76 Menasehati Mama
77 Terpaan Fitnah
78 Sebuah Senyum
79 Akrab
80 Istri Vs Mantan
81 Permohonan Tara
82 Ajakan Poligami
83 Hadiah
84 Permintaan Tara
85 Sakit Malas
86 Mirip
87 Pusing
88 Rumah yang Gelap
89 Pengunduran Diri
90 Pertengkaran-1
91 Pertengkaran-2
92 Konsep Cafe Baru
93 Balada Sirup
94 Barbeque
95 Aku Bersyukur
96 Bad Dream
97 Resepsi Pernikahan Bastian
98 Membuka Ikatan yang Membelenggu
99 Mood Swing Lagi
100 Testpack
101 Aku Akan Menjadi Seorang Papa
102 Bak Seonggok Batu
103 Bukan Teh Ini Tapi Teh Itu
104 Abi
105 Pembukaan Cafe
106 Belajar Untuk Lebih Baik Lagi
107 Anak Mahasiswa Centil
108 Cafe di Hari Senin
109 Terus Belajar dan Belajar
110 Weekend
111 Trauma Masa Lalu
112 Iblis Berkedok Sahabat
113 Tari si Keras Kepala
114 Menginap di Cafe
115 Mimpi Buruk
116 Level Cinta Tertinggi
117 Andai Bisa Kembali ke Masa Lalu
118 Dukungan Sahabat
119 Awal Timbulnya Sebuah Keberanian
120 Kedatangan Vira
121 Bertemu Vira
122 Ketakutan Tari
123 Gombalan Mantan Duda Nackal
124 Teror
125 Merasa Takut
126 Bertemu Pak Menteri
127 Negosiasi
128 Dibuntuti
129 Babak Belur
130 Teror Baru
131 Permintaan Maaf
132 Agastya Wisesa Dilawan!
133 Dibalik Layar Usaha Agas-1
134 Dibalik Layar Usaha Agas-2
135 Dibalik Layar Usaha Agas-3
136 Permintaan Maaf-1
137 Permintaan Maaf-2
138 Maaf = Bayar Kompensasi
139 Kerukunan Antar Tetangga
140 Ngidam yang Aneh
141 Kedatangan Nyonya Besar
142 Memeriksa Cafe Baru
143 Jalan-jalan di Mall
144 Ngidam yang Aneh (Lagi)
145 Pulang Kampung Dadakan-1
146 Pulang Kampung Dadakan-2
147 Pulang Kampung Dadakan-3
148 Pembukaan Cafe Kembali
149 Meyakinkan Pelanggan Ala Mantan Duda Nackal
150 Kesibukan di Cafe
151 Investasi Masa Depan
152 Proses Melahirkan
153 Proses Melahirkan-2
154 Mencari Nama Anak
155 Wirata Agastya
156 Tamu yang Datang Menjenguk Wira
157 Kedatangan Mama di Rumah Sakit
158 Malam Pertama Menjadi Abi
159 Mamanya Mbak Tara
160 Kedatangan Oma
161 Membuktikan Tanpa Harus Melalui Tes DNA
162 Ulah Jahil Mama
163 Tanda Lahir
164 Abi Vs Wira
165 Acara Aqiqah
166 Menjaga Wira
167 Sehari Bersama Oma
168 Ijin Menambah Ilmu
169 Hamil... Lagi
170 My Boy
171 Ngeeng.... Ngeeng....
172 Wira Hilang!!
173 Si Pembuat Onar
174 Si Biang Keladi Datang
175 Melindungi Wira dari Pengaruh Buruk
176 I Love You
177 Boncap: Dan Terjadi Lagi
178 Boncap: Kisah Lama yang Terulang Kembali (End)
179 Bisnis Plus Plus
180 PERANGKAP CINTA CARMEN
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Perselingkuhan Tara
2
Perceraian
3
Tetangga Baru
4
Penawaran Service
5
Duda Nackal
6
DJ yang Terpesona
7
Tetangga Lucknut
8
Rasa Ingin Tahu
9
Si Gadis Polos
10
Vira Si Anak Mahasiswa
11
Tara Anggraini
12
Cobaan Rumah Tangga
13
Pemaksaan
14
Kedatangan Papa dan Mama
15
Cici yang Semakin Agresif
16
Dukungan Papa
17
Papa Si Pedas Lidah
18
Permintaan Tari
19
Baju Ganti Untuk Tari
20
Percakapan Di Bawah Langit Malam
21
Saran Papa
22
Setuju
23
Perjanjian
24
Si Polos yang Tak Mudah Dibohongi
25
Si Jadul
26
Si Gaptek Yang Pintar
27
Rasa Ingin Tahu Tara
28
Membujuk Mama
29
Menyambut Calon Suami Nackal Pulang
30
Om-om Gaje
31
Mixer Baru
32
Mama yang Jutek
33
My Wedding Day
34
Ternyata Ini Pengalaman Pertamanya
35
Istri Solehah
36
Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
37
Kesempatan Dari Allah
38
Nama yang Hampir Sama
39
Aku Akan Merubah Om Agas
40
Usaha Tari
41
Kita Akhiri Semuanya
42
Aku Akan Mendukungmu
43
Merajut Mimpi Bersamamu
44
Syarat dari Tari
45
Kursus
46
Cerita Mbak Inah
47
Membuat Perang Makin Memanas
48
Tara Vs Tari
49
Ajakan Sholat
50
Lari Pagi
51
Melampiaskan Kekesalan
52
KDRT
53
Sepanjang Jalan Kenangan
54
Warung Seafood
55
Arti Bersyukur
56
Si Polos yang Cepat Tanggap
57
Mie Ayam Homemade
58
Pelukan Penyesalan
59
Menangis Tanpa Suara
60
Cita-cita Tari
61
Mengajak Si Polos Ke Diskotek
62
Aku adalah Buaya
63
Kamu Itu Belanda
64
Doa di Tengah Malam
65
Bukan Manusia Suci
66
Belajar Membuat Butter Cream
67
Mencari Kado
68
Memata-matai Istri Sendiri
69
Konflik Memanas
70
Musibah
71
Rumah Sakit
72
Berkata Jujur
73
Apa Kamu Punya Teman?
74
Pulang Kursus yang Menegangkan
75
Tempat Ternyaman
76
Menasehati Mama
77
Terpaan Fitnah
78
Sebuah Senyum
79
Akrab
80
Istri Vs Mantan
81
Permohonan Tara
82
Ajakan Poligami
83
Hadiah
84
Permintaan Tara
85
Sakit Malas
86
Mirip
87
Pusing
88
Rumah yang Gelap
89
Pengunduran Diri
90
Pertengkaran-1
91
Pertengkaran-2
92
Konsep Cafe Baru
93
Balada Sirup
94
Barbeque
95
Aku Bersyukur
96
Bad Dream
97
Resepsi Pernikahan Bastian
98
Membuka Ikatan yang Membelenggu
99
Mood Swing Lagi
100
Testpack
101
Aku Akan Menjadi Seorang Papa
102
Bak Seonggok Batu
103
Bukan Teh Ini Tapi Teh Itu
104
Abi
105
Pembukaan Cafe
106
Belajar Untuk Lebih Baik Lagi
107
Anak Mahasiswa Centil
108
Cafe di Hari Senin
109
Terus Belajar dan Belajar
110
Weekend
111
Trauma Masa Lalu
112
Iblis Berkedok Sahabat
113
Tari si Keras Kepala
114
Menginap di Cafe
115
Mimpi Buruk
116
Level Cinta Tertinggi
117
Andai Bisa Kembali ke Masa Lalu
118
Dukungan Sahabat
119
Awal Timbulnya Sebuah Keberanian
120
Kedatangan Vira
121
Bertemu Vira
122
Ketakutan Tari
123
Gombalan Mantan Duda Nackal
124
Teror
125
Merasa Takut
126
Bertemu Pak Menteri
127
Negosiasi
128
Dibuntuti
129
Babak Belur
130
Teror Baru
131
Permintaan Maaf
132
Agastya Wisesa Dilawan!
133
Dibalik Layar Usaha Agas-1
134
Dibalik Layar Usaha Agas-2
135
Dibalik Layar Usaha Agas-3
136
Permintaan Maaf-1
137
Permintaan Maaf-2
138
Maaf = Bayar Kompensasi
139
Kerukunan Antar Tetangga
140
Ngidam yang Aneh
141
Kedatangan Nyonya Besar
142
Memeriksa Cafe Baru
143
Jalan-jalan di Mall
144
Ngidam yang Aneh (Lagi)
145
Pulang Kampung Dadakan-1
146
Pulang Kampung Dadakan-2
147
Pulang Kampung Dadakan-3
148
Pembukaan Cafe Kembali
149
Meyakinkan Pelanggan Ala Mantan Duda Nackal
150
Kesibukan di Cafe
151
Investasi Masa Depan
152
Proses Melahirkan
153
Proses Melahirkan-2
154
Mencari Nama Anak
155
Wirata Agastya
156
Tamu yang Datang Menjenguk Wira
157
Kedatangan Mama di Rumah Sakit
158
Malam Pertama Menjadi Abi
159
Mamanya Mbak Tara
160
Kedatangan Oma
161
Membuktikan Tanpa Harus Melalui Tes DNA
162
Ulah Jahil Mama
163
Tanda Lahir
164
Abi Vs Wira
165
Acara Aqiqah
166
Menjaga Wira
167
Sehari Bersama Oma
168
Ijin Menambah Ilmu
169
Hamil... Lagi
170
My Boy
171
Ngeeng.... Ngeeng....
172
Wira Hilang!!
173
Si Pembuat Onar
174
Si Biang Keladi Datang
175
Melindungi Wira dari Pengaruh Buruk
176
I Love You
177
Boncap: Dan Terjadi Lagi
178
Boncap: Kisah Lama yang Terulang Kembali (End)
179
Bisnis Plus Plus
180
PERANGKAP CINTA CARMEN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!