Tara
Kehidupan rumah tanggaku mulai mengalami gejolak sejak Agas terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Agas berusaha keras agar modal dari penjualan mobilku dapat Ia kembalikan.
Kerja keras Agas membuahkan hasil, Ia berhasil mengembalikan uang penjualan mobilku. Ini yang aku tak suka. Agas tak menganggap aku sebagai istrinya. Apa salahnya kalau aku ingin menanamkan modal dalam usahanya? Toh ini untuk kebaikan kita berdua?
Nyatanya Agas tak mau menerima uangku. Alasannya karena ini tanggung jawabnya. Ia tak mau memakai uang hasil kerja kerasku.
Alasan Agas bisa aku terima, namun kesibukan Agas yang mulai asyik dengan pekerjaannya sampai melupakanku yang tidak bisa aku terima. Agas tak menemaniku ke acara arisan keluarga besarku dengan alasan harus ke showroom.
Agas tak tahu kalau disana aku menjadi bahan pergunjingan karena tak juga hamil. Perkataan dan sindiran sumbang kudengar dan itu sangat menyakiti hatiku.
"Belum hamil juga kamu Tara?" tanya salah seorang tanteku.
Aku menggelengkan kepalaku. "Belum Tante."
"Kamu udah coba diurut belum? Coba urut! Siapa tau peranakan kamu turun makanya susah punya anak!" pedas sekali perkataannya.
"Iya. Nanti Tara urut."
Tak hanya tanteku saja. Saudara sepupuku juga mengatakan sesuatu yang sangat menyakiti hatiku.
"Tara, udah periksa ke dokter belum? Periksa dong! Kalau ada yang mandul kan bisa ketahuan!" pedas sekali bukan perkataannya? Kayak Bon Ceba level 20!
"Iya. Nanti aku periksa."
"Jadi beneran belum diperiksa? Kenapa? Enggak punya uang?"
Aku terdiam. Itu memang salah satu alasanku. Aku punya uang dari penjualan mobil, namun kalau aku pakai nanti gimana pendapat Agas?
"Eh lupa, kamu kan ukuran bajunya sama kayak aku. Di rumah banyak baju aku yang udah enggak kepake. Lumayan kan daripada kamu pakai baju itu-itu aja. Nanti aku bawain ya!"
Lengkap sudah. Kata-kata pedas dan juga begitu menyakitkan kudapatkan dalam sehari. Andai ada Agas disini, pasti aku tak akan mendengar ini semua.
Rasa kecewa dan amarah yang kusimpan dengan rapat makin bertambah manakala Agas yang tak bisa memuaskan kebutuhan rohaniku. Alasannya karena Agas terlalu lelah bekerja sampai tak kuat lama saat kami berhubungan suami istri.
Bukan hanya sekali. Sudah beberapa kali dan aku harus menahan kekecewaanku sendiri.
Sampai aku tak tahan dan mulai memuaskan diriku sendiri. Saat itulah segala kegilaan ini mulai terjadi.
Aku yang jarang mengunci pintu sedang memuaskan diriku sendiri di dalam kamar. Aku tak sadar kalau Damar baru saja datang dan hendak menitipkan motornya.
Damar memanggilku namun aku tak mendengarnya. Suara musik klasik membuat gairahku membuncah, namun memuaskan diri sendiri rasanya kentang. Kurang saja.
Lalu aku tak terkejut saat Damar masuk ke dalam kamarku dan melihatku mendesah sendirian. Ia tahu apa yang kulakukan.
Aku menghentikan apa yang kulakukan. Wajahku memerah menahan malu.
"Kamu mau nitip motor ya? Titip a-" belum selesai aku menuntaskan perkataanku Damar sudah membungkamku dengan ciumannya.
Aku berusaha menolak. Aku tak mau selingkuh. Aku menahan tubuh Damar namun lama kelamaan aku tak kuasa.
Damar menciumku dengan rakusnya, seakan aku adalah hidangan lezat yang tak mau Ia lewatkan sama sekali. Aku pun mulai terbawa gairahku yang sudah lama mati. Aku membalas ciuman Damar dan kegilaan kami pun dimulai.
Damar mulai menyentuhku di titik-titik yang sudah lama Agas tak pernah sentuh. Titik-titik yang selama ini aku sentuh sendiri demi kepuasan batin yang selama ini kuanggap kurang.
Aku menyukainya....
Aku menyukai bagaimana Damar menyentuhku...
Aku mau lebih dan lebih...
Maka aku pun mempersilahkan saat tangan Damar membuka kancing baju dasterku. Aku persilahkan saat tangannya masuk ke dalam bra-ku.
Dua buah sintalku Ia pegang dan mengalirkan aliran listrik yang membuatku rela melakukan apapun agar Damar terus melakukannya.
Aku butuh belaian...
Aku suka sentuhannya....
Aku mau lebih lagi...
Maka saat Damar mulai mencicipi buah sintalku, aku pun mendesah dengan nikmat. Hal yang sudah lama aku inginkan.
Aku dengan kesadaran penuh mengijinkan Damar menyatukan miliknya dengan milikku. Aku menikmati lagi hubungan yang sudah lama tak kunikmati.
Aku mendesah, mencakar punggung Damar bahkan menjabak rambutnya. Aku mau Damar terus membuatku melayang.
Aku tau Damar sudah mau selesai dan aku pun juga, namun ternyata Damar mengeluarkan miliknya dan tak mau membuahiku. Tak apa. Ini yang aku inginkan. Aku sudah puas.
Satu menit, dua menit, lima menit dan aku mulai menyadari kalau yang aku lakukan ini salah. Aku sudah mengkhianati Agas.
"Apa yang kita lakukan salah! Kita sudah mengkhianati Agas." kataku setelah bersih-bersih dan memakai bajuku.
"Ini bukan kesalahan! Kamu menyukainya!" Damar tak mau mengakui kesalahan yang kami buat.
"Ini salah, Damar! Salah! Aku istri Agas! Sudah, pergilah kerja! Jangan pernah bilang Agas apa yang sudah kita lakukan!"
****
Aku mulai menjauhi Damar. Aku mau melupakan kesalahanku. Suatu hari nanti aku akan berterus terang dengan Agas apa dosaku. Nanti, saat aku memiliki keberanian.
Aku kembali dengan peranku sebagai istri yang baik. Menyiapkan keperluan Agas, merawat rumah dan berharap akan memiliki keturunan dengan Agas.
Lalu bulan berikutnya aku kembali datang ke arisan keluarga sendirian. Agas tak bisa menemani dengan alasan pekerjaan.
Aku kembali menerima penghinaan dan menahannya seorang diri. Tak ada Agas yang menemani. Tak ada.
Aku pulang ke rumah dan menangis dengan sesegukan sendirian. Siapa yang menemaniku? Agas! Big no!
Lagi-lagi Damar yang menemaniku. Ia sengaja berangkat kerja lebih awal, tujuannya adalah untuk bisa mengobrol denganku tapi kami malah berakhir dengan saling memuaskan kebutuhan rohani masing-masing.
Aku bisa dibawa Damar melayang sampai ke langit ketujuh. Aku bisa mencoba berbagai gaya dan kebutuhan rohaniku terpenuhi dengan baik. Membuatku kembali normal ditengah pemikiran yang semakin menggila.
Aku sudah tidak tertekan lagi. Aku bisa menikmati hidupku. Agas tak tahu dan Damar bisa memuaskanku. Tak masalah kalau Agas lemah di ranjang, toh ada Damar yang menggantikan tugasnya memuaskanku.
Aku berpura-pura seakan rumah tangga kami baik-baik saja. Aku tetap memainkan peranku sebagai seorang istri yang baik. Namun saat Agas berangkat kerja aku pun siap menyambut Damar yang menawarkan kebahagiaan dan kepuasan yang tidak Agas berikan.
Aku memasang senyum di depan Agas dan aku mendesah di belakangnya bersama Damar. Aku tak peduli dengan pendapat saudaraku kalau aku tak juga hamil. Aku hanya ingin bahagia. Aku hanya ingin menikmati hidup ini.
Perasaanku dengan Damar semakin mendalam. Damar suka bermanja ria denganku, beda sekali dengan Agas yang mandiri.
Aku suka perhatian yang Damar berikan. Caranya begitu membutuhkanku membuat aku merasa cintaku terhadap Agas lama kelamaan pudar dan menghilang.
"Musik klasik membuat percintaan kita semakin panas." kataku saat Damar memilih untuk bolos kerja demi permintaanku yang minta dipuaskan. Ini yang aku sukai darinya. Mengikuti apa keinginan hatiku.
Kami memulai percintaan dengan pemanasan dan saling menggoda. Berdansa diiringi musik klasik sambil sesekali berciuman. Benar-benar dunia indah milik kami berdua.
Sampai kami akhirnya memulai permainan inti. Menyatukan dua jiwa yang haus akan belaian dan cinta kasih.
Kami begitu hanyut dengan permainan sampai tak menyadari kalau Agas pulang dan melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang telah kami lakukan.
Terjadi pertikaian dan perkelahian. Aku membela Damar tentu saja. Semua ini terjadi karena Agas. Kalau saja Agas mau menjadi suami yang sepengertian Damar. Kalau Agas sehebat Damar. Kalau Agas sekuat Damar di kasur, semua ini tak akan terjadi.
***
Double Up hari ini done ya!
Aku masih up satu-satu dulu sekalian nabung bab. nanti aku double klo udah waktunya, oke? jangan lupa vote, like, komen dan add favorit ya 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
tetap saja penghinatan yg kmu lakukan tdk dpt dibenarkan. persoalan Agas yg kurang perhatian yah dibicarakan deep talk dulu sm pasangan. maunya gimana. manurut aku sih yah
2024-02-20
2
anonim
bisa ya istri selingkuh ma sahabat suami
2023-10-19
0
Queen Mother
Ada kelainan
2023-07-15
0