Pemaksaan

Tara

Aku tak terima saat mulut pedas Agas menghinaku. Aku reflek membela diriku dan balas menghinanya mati-matian. Siapa dia sampai berhak mengataiku seperti itu.

Memang sih dia suamiku, tapi semua ini atas kesalahannya. Semua ini ulahnya juga makanya aku jadi seperti ini.

Andai Agas lebih meluangkan waktunya agar kami bisa punya waktu berdua untuk punya anak, aku tak akan selingkuh. Ya meski aku akui kalau Damar lah yang selama ini selalu memuaskan kebutuhanku.

Aku keluar dari rumah Agas dan dengan penuh emosi kulayangkan gugatan cerai untuknya. Damar selalu disisiku. Ia meyakinkanku kalau memilihnya adalah jalan terbaik.

Wajah Damar yang babak belur tentu saja membuat Mamanya marah besar dan berniat menuntut Agas. Namun pengacaranya mengatakan kalau apa yang kami lakukan akan sia-sia belaka. Kami juga akan kalah karena Agas bisa menuntut balik atas dugaan perselingkuhan.

Mama Damar yang emosi tak terima anaknya disentuh memutuskan agar Damar jadi orang yang hebat. Jangan sampai Agas lebih hebat dari anaknya.

Ia juga merestui hubungan kami, tak mau kalau perselingkuhan kami malah membuat nama anaknya makin jelek. Aku dan Damar pun dinikahkan.

Pernikahanku dengan Damar berlangsung setelah aku mengantongi surat cerai. Pernikahan meriah dan mewah sesuai keinginan Mamanya Damar.

Awal pernikahan kami masih tinggal di rumah Mamanya Damar. Mulanya aku diperlakukan bak seorang menantu kesayangan. Segala fasilitas dan kemewahan aku miliki.

Aku berbahagia di atas penderitaan Agas. Aku akui itu. Memang kenapa? Setiap orang bebas meraih kebahagiaannya sendiri!

Orang tak ada yang tahu kan bagaimana keluargaku mencemoohku setelah bercerai dengan Agas?

"Pantas saja tidak punya anak, tukang selingkuh begitu!"

"Kasihan ya Agas, punya istri yang tak bisa memberi keturunan eh diselingkuhi pula!"

"Jangan terlalu matre jadi orang! Harta tidak dibawa mati!"

Maka kalau aku hidup dengan bergelimang harta dan menikmati semuanya ya jangan salahkan aku!

Namun ternyata cobaan rumah tanggaku juga dimulai. Mamanya Damar mulai menuntutku untuk memberikannya cucu. Mamanya mau memamerkan cucunya pada teman-temannya yang lain.

Aku mulai merasa khawatir. Dengan Agas saja aku belum dikaruniai anak, bagaimana dengan Damar?

Aku beralasan kalau selama dua tahun ini hidup bersama mertua jadi kurang bisa punya waktu berdua dengan Damar. Aku meminta untuk tinggal mandiri.

Awalnya Damar tak mau tinggal jauh dari Mamanya. Namun aku terus menerus memaksanya. Aku beralasan, kalau aku mengalami stress karena banyak tekanan makanya butuh tinggal sendiri agar bisa cepat hamil.

Damar pun luluh. Ia meminta ijin pada Mamanya untuk tinggal di rumah sendiri. Kalau Damar yang bujuk, Mamanya pun dengan mudahnya memberi ijin. Coba kalau aku?

Kami mencari rumah yang dekat dengan kantor Damar dan juga dekat dengan rumah Mamanya. Beberapa kali mencari belum ada yang cocok.

Sampai akhirnya aku dan Damar melihat iklan kalau ada sebuah rumah yang dijual. Letaknya tepat di depan rumah Agas.

Damar awalnya tak setuju. Ia malas bersitegang dengan Agas. Aku yang membujuknya hingga mau.

"Kalau kita disana, kita bisa buktikan pada Agas kalau kita hidup bahagia. Justru kamu bisa membalas luka karena dulu dipukulinya sampai babak belur!" aku memang pandai bermain kata-kata. Hasutanku dengan mudah diterima oleh Damar. Ia setuju.

Kami pun pindah ke depan rumah Agas, rumahku dahulu yang pernah kutempati selama setahun.

Saat pindahan pertama, Agas tak ada di rumah. Mobilnya pun tak ada di garasi. Entah dia masih tinggal disana atau tidak aku tak tahu lagi kabar tentangnya.

Lalu keesokan harinya saat aku membeli kursi yang bagus untuk ruang tamuku, aku akhirnya melihat Agas. Niatnya aku ingin menyindirnya dan membuatnya merasakan sakit hati yang kurasakan selama ini. Tapi apa yang kudapat? Agas malah sudah berani membalas perkataanku.

Tak henti sampai disitu. Saat Damar pergi bekerja, aku sengaja meminjam palu pada Agas. Ternyata saat kukembalikan Ia mau pergi bekerja.

Aku terkesima dengan penampilannya saat ini. Bagaimana Ia bisa berubah menjadi jauh lebih tampan dibanding saat kami belum menikah dulu?

Penampilannya bak seorang cowok metroseksual. Modis. Harum. Semua serba mahal.

Mobilnya juga bagus. Meski tidak semewah mobil milik Damar, namun dibandingkan dulu jelas ini jauh lebih bagus. Apa Agas sudah sukses ya sekarang?

Oh iya, aku juga pernah melihatnya bertelanjang dada. Ototnya terbentuk dengan sempurna di tubuhnya, menunjang wajah tampannya.

Wow... Kurasa aku mulai tergoda...

Sayangnya Agas tetaplah Agas yang jarang di rumah. Sibuk bekerja di luar dan aku jarang bertemu dengannya.

Namun pagi ini aku melihat Ia bertelanjang dada dan hanya memakai boxer sedang mengantar seorang anak mahasiswa.

Saudaranya? Aku tak yakin!

Aku tak pernah melihat cewek itu. Aku terus memperhatikan seraya mengantar Damar berangkat kerja.

Mereka lebih terlihat seperti sugar daddy dan peliharaannya. Tapi apa mungkin?

Enggak! Agas tak mungkin seperti itu! Agas yang kukenal adalah laki-laki baik yang hidupnya lurus. Tak mungkin Agas akan melakukan hal yang nakal seperti itu.

Kami saling sindir dan berkata pedas. Entah kenapa aku seperti terbakar api cemburu. Aku tak suka Agas bersama mahasiswa itu. Apa mungkin rasa cintaku padanya belum hilang seluruhnhya?

Aku masuk ke dalam rumah dan kembali dengan rutinitasku. Merapihkan rumah dan memasak untuk Damar.

Aku terkejut saat Damar tiba-tiba pulang ke rumah. "Aku lagi pengen!"

"Apa? Bukannya kamu sedang kerja?" tanyaku.

Damar tak menjawab pertanyaanku. Ia menarikku ke kamar dengan paksa dan membuat vas bunga yang kupegang terjatuh dan pecah.

"Kamu kenapa sih? Sabar dong!" protesku.

Entah apa yang terjadi, Damar mulai membuka celananya dan meniduriku dengan kasar. Aku menangis minta Damar berhenti namun tidak Ia dengarkan.

"Kamu harus hamil! Harus! Aku mau kamu hamil!" ujarnya saat kami melakukan penyatuan.

Aku menahan rasa sakitku dan hanya bisa menangis. Damar begitu kasar hari ini. Setelah selesai menuntaskan keinginannya dia pun pergi meninggalkanku yang menangis sendiri.

Damar tak memberiku jawaban kenapa Ia melakukan itu, tapi aku tahu pasti desakan Mamanya yang membuatnya jadi sekasar itu.

Aku berjalan dengan menahan rasa sakit di area intiku. Melakukan penyatuan tanpa pemanasan terlebih dahulu apalagi dilakukan secara kasar membuatku merasa seperti ada yang robek di bagian intiku.

Aku memunguti pakaianku dan mulai memakainya. Kuhapus air mata yang terus menetes tanpa bisa kutahan lagi. Andai saja keluargaku masih bisa menerima keberadaanku dengan tangan terbuka seperti dulu, mungkin aku sudah pulang ke rumah Papa dan Mama.

Sayangnya kini aku bagai anak yang terbuang karena mengkhianati pernikahanku sendiri dengan berselingkuh. Aku dianggap sebagai anak yang mencoreng nama orang tua.

"Tara! Tara!"

Aku mendengar suara Agas yang memanggil namaku. Enggak! Agas tak boleh tau kalau aku tidak baik-baik saja. Ia akan tersenyum puas dan menertawakanku karena salah memilih pasangan.

Kutahan rasa sakitku dan berjalan keluar kamar. Kulihat Ia sedang melihat rumahku yang berantakan bak kapal pecah.

"Ada apa?" tanyaku dengan memasang wajah jutek.

"Kamu enggak apa-apa?" Ia terlihat mengkhawatirkan keadaanku. Membuat ada rasa tak enak di dalam dadaku. Kenapa Ia masih sebaik itu padaku setelah apa yang kulakukan padanya?

"Enggak apa-apa kok! Kamu lihat saja! Aku baik-baik saja." aku menjawabnya dengan berbohong.

"Tapi... ini..." Ia menunjuk berantakannya rumahku.

"Oh... Aku sama Damar kalau sedang berhasrat suka main agak ekstrim. Kayak lagi pura-pura adegan penculikan gitu. Tapi enggak apa-apa kok! Kamu lihat saja aku tak ada luka sama sekali. Kita berdua memang seromantis itu. Kamu mah enggak akan tau!"

Agas diam. Ia melihatku dari atas ke bawah dan memastikan kalau aku memang baik-baik saja.

"Bagus deh kalau baik-baik saja. Lain kali jangan lebay mainnya! Hampir saja kulaporin sama polisi. Takut KDRT aja. Banyak tuh pasangan sekarang KDRT! Kalau enggak ada apa-apa aku pulang! Have fun ya! Awas kena beling, susah nyabutnya nanti!" Agas pun pergi sambil menyunggingkan senyum meledeknya.

****

Terpopuler

Comments

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

ngapain sih Gas.

2024-02-20

1

Reni Ajja Dech

Reni Ajja Dech

Agas bego

2023-12-05

0

Queen Mother

Queen Mother

Hadeeehh ngapain juga disamperin ntar lama” tergoda pula

2023-07-15

1

lihat semua
Episodes
1 Perselingkuhan Tara
2 Perceraian
3 Tetangga Baru
4 Penawaran Service
5 Duda Nackal
6 DJ yang Terpesona
7 Tetangga Lucknut
8 Rasa Ingin Tahu
9 Si Gadis Polos
10 Vira Si Anak Mahasiswa
11 Tara Anggraini
12 Cobaan Rumah Tangga
13 Pemaksaan
14 Kedatangan Papa dan Mama
15 Cici yang Semakin Agresif
16 Dukungan Papa
17 Papa Si Pedas Lidah
18 Permintaan Tari
19 Baju Ganti Untuk Tari
20 Percakapan Di Bawah Langit Malam
21 Saran Papa
22 Setuju
23 Perjanjian
24 Si Polos yang Tak Mudah Dibohongi
25 Si Jadul
26 Si Gaptek Yang Pintar
27 Rasa Ingin Tahu Tara
28 Membujuk Mama
29 Menyambut Calon Suami Nackal Pulang
30 Om-om Gaje
31 Mixer Baru
32 Mama yang Jutek
33 My Wedding Day
34 Ternyata Ini Pengalaman Pertamanya
35 Istri Solehah
36 Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
37 Kesempatan Dari Allah
38 Nama yang Hampir Sama
39 Aku Akan Merubah Om Agas
40 Usaha Tari
41 Kita Akhiri Semuanya
42 Aku Akan Mendukungmu
43 Merajut Mimpi Bersamamu
44 Syarat dari Tari
45 Kursus
46 Cerita Mbak Inah
47 Membuat Perang Makin Memanas
48 Tara Vs Tari
49 Ajakan Sholat
50 Lari Pagi
51 Melampiaskan Kekesalan
52 KDRT
53 Sepanjang Jalan Kenangan
54 Warung Seafood
55 Arti Bersyukur
56 Si Polos yang Cepat Tanggap
57 Mie Ayam Homemade
58 Pelukan Penyesalan
59 Menangis Tanpa Suara
60 Cita-cita Tari
61 Mengajak Si Polos Ke Diskotek
62 Aku adalah Buaya
63 Kamu Itu Belanda
64 Doa di Tengah Malam
65 Bukan Manusia Suci
66 Belajar Membuat Butter Cream
67 Mencari Kado
68 Memata-matai Istri Sendiri
69 Konflik Memanas
70 Musibah
71 Rumah Sakit
72 Berkata Jujur
73 Apa Kamu Punya Teman?
74 Pulang Kursus yang Menegangkan
75 Tempat Ternyaman
76 Menasehati Mama
77 Terpaan Fitnah
78 Sebuah Senyum
79 Akrab
80 Istri Vs Mantan
81 Permohonan Tara
82 Ajakan Poligami
83 Hadiah
84 Permintaan Tara
85 Sakit Malas
86 Mirip
87 Pusing
88 Rumah yang Gelap
89 Pengunduran Diri
90 Pertengkaran-1
91 Pertengkaran-2
92 Konsep Cafe Baru
93 Balada Sirup
94 Barbeque
95 Aku Bersyukur
96 Bad Dream
97 Resepsi Pernikahan Bastian
98 Membuka Ikatan yang Membelenggu
99 Mood Swing Lagi
100 Testpack
101 Aku Akan Menjadi Seorang Papa
102 Bak Seonggok Batu
103 Bukan Teh Ini Tapi Teh Itu
104 Abi
105 Pembukaan Cafe
106 Belajar Untuk Lebih Baik Lagi
107 Anak Mahasiswa Centil
108 Cafe di Hari Senin
109 Terus Belajar dan Belajar
110 Weekend
111 Trauma Masa Lalu
112 Iblis Berkedok Sahabat
113 Tari si Keras Kepala
114 Menginap di Cafe
115 Mimpi Buruk
116 Level Cinta Tertinggi
117 Andai Bisa Kembali ke Masa Lalu
118 Dukungan Sahabat
119 Awal Timbulnya Sebuah Keberanian
120 Kedatangan Vira
121 Bertemu Vira
122 Ketakutan Tari
123 Gombalan Mantan Duda Nackal
124 Teror
125 Merasa Takut
126 Bertemu Pak Menteri
127 Negosiasi
128 Dibuntuti
129 Babak Belur
130 Teror Baru
131 Permintaan Maaf
132 Agastya Wisesa Dilawan!
133 Dibalik Layar Usaha Agas-1
134 Dibalik Layar Usaha Agas-2
135 Dibalik Layar Usaha Agas-3
136 Permintaan Maaf-1
137 Permintaan Maaf-2
138 Maaf = Bayar Kompensasi
139 Kerukunan Antar Tetangga
140 Ngidam yang Aneh
141 Kedatangan Nyonya Besar
142 Memeriksa Cafe Baru
143 Jalan-jalan di Mall
144 Ngidam yang Aneh (Lagi)
145 Pulang Kampung Dadakan-1
146 Pulang Kampung Dadakan-2
147 Pulang Kampung Dadakan-3
148 Pembukaan Cafe Kembali
149 Meyakinkan Pelanggan Ala Mantan Duda Nackal
150 Kesibukan di Cafe
151 Investasi Masa Depan
152 Proses Melahirkan
153 Proses Melahirkan-2
154 Mencari Nama Anak
155 Wirata Agastya
156 Tamu yang Datang Menjenguk Wira
157 Kedatangan Mama di Rumah Sakit
158 Malam Pertama Menjadi Abi
159 Mamanya Mbak Tara
160 Kedatangan Oma
161 Membuktikan Tanpa Harus Melalui Tes DNA
162 Ulah Jahil Mama
163 Tanda Lahir
164 Abi Vs Wira
165 Acara Aqiqah
166 Menjaga Wira
167 Sehari Bersama Oma
168 Ijin Menambah Ilmu
169 Hamil... Lagi
170 My Boy
171 Ngeeng.... Ngeeng....
172 Wira Hilang!!
173 Si Pembuat Onar
174 Si Biang Keladi Datang
175 Melindungi Wira dari Pengaruh Buruk
176 I Love You
177 Boncap: Dan Terjadi Lagi
178 Boncap: Kisah Lama yang Terulang Kembali (End)
179 Bisnis Plus Plus
180 PERANGKAP CINTA CARMEN
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Perselingkuhan Tara
2
Perceraian
3
Tetangga Baru
4
Penawaran Service
5
Duda Nackal
6
DJ yang Terpesona
7
Tetangga Lucknut
8
Rasa Ingin Tahu
9
Si Gadis Polos
10
Vira Si Anak Mahasiswa
11
Tara Anggraini
12
Cobaan Rumah Tangga
13
Pemaksaan
14
Kedatangan Papa dan Mama
15
Cici yang Semakin Agresif
16
Dukungan Papa
17
Papa Si Pedas Lidah
18
Permintaan Tari
19
Baju Ganti Untuk Tari
20
Percakapan Di Bawah Langit Malam
21
Saran Papa
22
Setuju
23
Perjanjian
24
Si Polos yang Tak Mudah Dibohongi
25
Si Jadul
26
Si Gaptek Yang Pintar
27
Rasa Ingin Tahu Tara
28
Membujuk Mama
29
Menyambut Calon Suami Nackal Pulang
30
Om-om Gaje
31
Mixer Baru
32
Mama yang Jutek
33
My Wedding Day
34
Ternyata Ini Pengalaman Pertamanya
35
Istri Solehah
36
Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
37
Kesempatan Dari Allah
38
Nama yang Hampir Sama
39
Aku Akan Merubah Om Agas
40
Usaha Tari
41
Kita Akhiri Semuanya
42
Aku Akan Mendukungmu
43
Merajut Mimpi Bersamamu
44
Syarat dari Tari
45
Kursus
46
Cerita Mbak Inah
47
Membuat Perang Makin Memanas
48
Tara Vs Tari
49
Ajakan Sholat
50
Lari Pagi
51
Melampiaskan Kekesalan
52
KDRT
53
Sepanjang Jalan Kenangan
54
Warung Seafood
55
Arti Bersyukur
56
Si Polos yang Cepat Tanggap
57
Mie Ayam Homemade
58
Pelukan Penyesalan
59
Menangis Tanpa Suara
60
Cita-cita Tari
61
Mengajak Si Polos Ke Diskotek
62
Aku adalah Buaya
63
Kamu Itu Belanda
64
Doa di Tengah Malam
65
Bukan Manusia Suci
66
Belajar Membuat Butter Cream
67
Mencari Kado
68
Memata-matai Istri Sendiri
69
Konflik Memanas
70
Musibah
71
Rumah Sakit
72
Berkata Jujur
73
Apa Kamu Punya Teman?
74
Pulang Kursus yang Menegangkan
75
Tempat Ternyaman
76
Menasehati Mama
77
Terpaan Fitnah
78
Sebuah Senyum
79
Akrab
80
Istri Vs Mantan
81
Permohonan Tara
82
Ajakan Poligami
83
Hadiah
84
Permintaan Tara
85
Sakit Malas
86
Mirip
87
Pusing
88
Rumah yang Gelap
89
Pengunduran Diri
90
Pertengkaran-1
91
Pertengkaran-2
92
Konsep Cafe Baru
93
Balada Sirup
94
Barbeque
95
Aku Bersyukur
96
Bad Dream
97
Resepsi Pernikahan Bastian
98
Membuka Ikatan yang Membelenggu
99
Mood Swing Lagi
100
Testpack
101
Aku Akan Menjadi Seorang Papa
102
Bak Seonggok Batu
103
Bukan Teh Ini Tapi Teh Itu
104
Abi
105
Pembukaan Cafe
106
Belajar Untuk Lebih Baik Lagi
107
Anak Mahasiswa Centil
108
Cafe di Hari Senin
109
Terus Belajar dan Belajar
110
Weekend
111
Trauma Masa Lalu
112
Iblis Berkedok Sahabat
113
Tari si Keras Kepala
114
Menginap di Cafe
115
Mimpi Buruk
116
Level Cinta Tertinggi
117
Andai Bisa Kembali ke Masa Lalu
118
Dukungan Sahabat
119
Awal Timbulnya Sebuah Keberanian
120
Kedatangan Vira
121
Bertemu Vira
122
Ketakutan Tari
123
Gombalan Mantan Duda Nackal
124
Teror
125
Merasa Takut
126
Bertemu Pak Menteri
127
Negosiasi
128
Dibuntuti
129
Babak Belur
130
Teror Baru
131
Permintaan Maaf
132
Agastya Wisesa Dilawan!
133
Dibalik Layar Usaha Agas-1
134
Dibalik Layar Usaha Agas-2
135
Dibalik Layar Usaha Agas-3
136
Permintaan Maaf-1
137
Permintaan Maaf-2
138
Maaf = Bayar Kompensasi
139
Kerukunan Antar Tetangga
140
Ngidam yang Aneh
141
Kedatangan Nyonya Besar
142
Memeriksa Cafe Baru
143
Jalan-jalan di Mall
144
Ngidam yang Aneh (Lagi)
145
Pulang Kampung Dadakan-1
146
Pulang Kampung Dadakan-2
147
Pulang Kampung Dadakan-3
148
Pembukaan Cafe Kembali
149
Meyakinkan Pelanggan Ala Mantan Duda Nackal
150
Kesibukan di Cafe
151
Investasi Masa Depan
152
Proses Melahirkan
153
Proses Melahirkan-2
154
Mencari Nama Anak
155
Wirata Agastya
156
Tamu yang Datang Menjenguk Wira
157
Kedatangan Mama di Rumah Sakit
158
Malam Pertama Menjadi Abi
159
Mamanya Mbak Tara
160
Kedatangan Oma
161
Membuktikan Tanpa Harus Melalui Tes DNA
162
Ulah Jahil Mama
163
Tanda Lahir
164
Abi Vs Wira
165
Acara Aqiqah
166
Menjaga Wira
167
Sehari Bersama Oma
168
Ijin Menambah Ilmu
169
Hamil... Lagi
170
My Boy
171
Ngeeng.... Ngeeng....
172
Wira Hilang!!
173
Si Pembuat Onar
174
Si Biang Keladi Datang
175
Melindungi Wira dari Pengaruh Buruk
176
I Love You
177
Boncap: Dan Terjadi Lagi
178
Boncap: Kisah Lama yang Terulang Kembali (End)
179
Bisnis Plus Plus
180
PERANGKAP CINTA CARMEN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!