Perceraian

Agas

Namaku Agastya Wisesa. Aku sudah menikah setahun lalu dengan Tara Anggraini, wanita pertama dan satu-satunya yang aku cintai.

Pernikahan kami selama ini sangat harmonis. Kedua orang tua kami akur dan merestui pernikahan kami. Meskipun belum diberi momongan namun kami tetap berbahagia dengan rumah tangga sederhana yang kami bangun dengan penuh cinta.

Hal itulah yang biasanya aku banggakan didepan orang lain, tentang kebahagiaan rumah tanggaku. Namun ternyata semua kebahagiaan itu semu...

Perkataan Tara barusan benar-benar sudah menamparku sedemikian kerasnya.

Apa maksudnya aku tak pernah memuaskannya di atas ranjang? Bukankah kalau kami melakukan hubungan suami istri Ia selalu mende sah dan puas atas pelayananku?

"Kenapa? Kamu pikir aku puas selama bercinta dengan kamu? " Tara lalu menertawaiku. "Kamu beneran percaya? Dasar laki-laki bodoh! Ha... Ha... Ha..."

Baru kali ini aku merasa sangat terhina. Setelah dikhianati aku pun dihina dan diinjak harga dirinya!Apa salahku? Aku mengepalkan tanganku dengan kencang sampai buku-buku jariku memerah.

"Sayang, si bodoh ini percaya kalau aku puas dengannya? ha...ha...ha... Dasar bodoh! Tak tahu saja dia kalau kamu yang selalu memuaskan aku, bukan dia? Dasar laki-laki bodoh!" Tara dan Damar, mereka berdua tertawa, menertawaiku secara kompak.

"Ya, Damarlah yang memuaskan batinku setahun ini. Kamu hanyalah laki-laki lemah. Sangat lemah malah diatas ranjang ha...ha...ha..." Tara dan Damar, mereka menertawaiku, menghinaku, mempermalukanku...

"Kamu tuh kayak gini." Tara mengacungkan telunjuknya, awalnya dibuat tegak berdiri lalu lama kelamaan menekuk. "Keliatannya aja kuat, padahal mah loyo ha...ha...ha...."

Mereka menertawaiku dengan puas. Tawa menghina dari sepasang pendosa yang merasa apa yang mereka lakukan benar.

Aku yang emosi lalu bangun dan hendak mencekik Tara, namun Damar sudah siap siaga dengan reaksiku. Ia pasang badan melindungi Tara. Damar bahkan membalas pukulan yang tadi aku layangkan.

Bukk... Buk...

Dua pukulan aku terima. Aku pun tersungkur di lantai.

"Lo pikir gue tadi enggak bisa ngelawan lo? Lo salah! Gue tadi cuma mau ngetes kekuatan lo aja! Ternyata benar kata Tara, lo cuma laki-laki lemah! Jangan-jangan lo impoten lagi ha...ha...ha..."

Aku masih tak menyangka kalau Damar sahabatku tega menyakitiku seperti ini. Aku menatap Damar dengan tatapan kecewa.

"Kenapa? Lo pasti engak nyangka kan kalau gue bakalan menghianati lo? Lo pikir gue sudi sahabatan sama lo? Dasar bodoh! Gue tuh deketin dan bersahabat sama lo supaya gue bisa bebas nidurin bini lo secara gratis!" Damar dan Tara tertawa puas sambil melihat ke arahku.

Lengkap sudah cobaan hari ini. Diselingkuhi, dipukuli dan dihina. Hari ini adalah hari paling apes dalam hidupku ternyata.

"Makanya jadi laki-laki jangan lemah! Jangan onderdil aja lo gedein tapi enggak tahan lama ha...ha...ha... Minum obat kuat sana! Sampai overdosis pun tetap saja lo enggak bakalan tahan lama. Baru sebentar udah keluar, gimana bini lo bisa puas?"

"Sialan!" aku bangun dan hendak membalas segala penghinaan yang Damar berikan.

Buk... Aku kembali meninju wajah Damar. Tara berteriak saat bibir Damar mngeluarkan darah segar.

"Segitu aja kekuatan lo?" Damar maju dan balas memukuliku. Kami saling bertengkar dan memukul.

Suara keributan kami terdengar oleh tetanggaku yang melaporkan keributan kami ke ketua RT. Mereka pun melerai pertikaian kami. Kalau saja tidak dipisahkan, bisa dipastikan kami akan saling membunuh malam itu.

****

Aku menatap surat cerai diriku dan Tara. Setahun. Hanya setahun rumah tangga kami bisa bertahan. Apakah Tara lupa kalau kami saling mencintai? Apakah hanya demi pemenuhan kebutuhan batin saja Ia rela rumah tangga yang kami bangun atas nama cinta semudah itu untuk dihancurkan?

Pengadilan mengabulkan gugatan Tara terhadapku. Ya, Tara yang menggugat cerai. Aku juga tak mau mempertahankan rumah tangga ini setelah semua yang Ia lakukan.

Tara rupanya tak menuntut harta gono gini. Ia tak mau sama sekali. Jelas saja, Damar anak orang kaya. Jauh berbeda dengan aku yang masih banting tulang pontang-panting demi membayar berbagai tagihan.

Tara mengulurkan tangannya, mungkin ingin berjabat tangan denganku untuk yang terakhir kalinya. Keluarganya menatap sedih akan akhir rumah tangga kami. Begitupun keluargaku yang menatap sedih karena putusnya hubungan dua keluarga karena kami bercerai.

Aku tak menyambut uluran tangan Tara. Jijik rasanya. Tangan itu begitu kotor di mataku. Tangan wanita pendosa yang telah berkhianat dan menghinaku secara sadis.

Tara menarik kembali tangannya. Ia lalu berjalan melewatiku, namun berhenti sebentar saat kami berpapasan.

Tara berkata pelan hampir setengah berbisik hanya agar aku saja yang mendengarnya. "Selamat tinggal laki-laki lemah. Makanya jangan loyo, jadi ditinggalin deh."

Aku menengok ke arahnya. Tara tersenyum puas. Tanpa kata Ia ucapkan "Bye... Bye..."

***

Sehabis bercerai, aku merasa hidupku amat hancur. Aku tak semangat bekerja dan hanya berada di dalam rumah saja.

Kerjaanku hanya minum-minuman beralkohol dan merokok saja. Tak ada makanan yang masuk ke dalam tubuhku.

Sampai aku akhirnya masuk rumah sakit. Papa dan Mama yang membawaku. Mereka sangat sedih dengan keadaanku.

Hidupku sudah gagal. Semua hancur. Tak ada yang bisa kuperbaiki.

"Mau sampai kapan kamu jadi laki-laki lemah kayak gini?" tanya Papa saat Ia kesal karena aku bahkan tak mau makan sama sekali sampai harus diinfus.

Aku tak menjawab perkataan Papa. Menengok saja aku tidak.

"Pantas saja Tara meninggalkanmu dan berselingkuh. Kamu memang laki-laki lemah yang bisanya hanya menangis merenungi nasib. Cemen!"

Emosiku tersulut mendengar perkataan Papa. "Apa maksud Papa berkata seperti itu? Agas tidak lemah. Agas kuat!"

"Laki-laki kuat apa yang makan saja harus melalui selang infus? Kayak anak kecil! Seharusnya kegagalan kamu bisa menjadi pecut agar kamu memperbaiki hidup kamu yang hancur! Bukan hanya meratapi nasib saja seperti ini! Kalau kamu selemah ini, main Barbie saja sana!" inilah Papa yang keras dalam mendidikku. Aku jadi lemah juga karena terlalu takut pada Papa.

"Apa yang harus Agas lakukan, Pa? Tara sudah pergi meninggalkan Agas. Rumah tangga Agas sudah berantakan. Apa yang Agas punya sekarang?" aku meluapkan kekesalanku dengan berteriak pada Papa.

Papa bukannya menjawabku malah melemparkan sebuah map padaku. "Papa kasih modal."

Aku membuka map dan terkejut. Ternyata isinya adalah beberapa sertifikat tanah milik Papa yang bernilai lumayan besar.

"Perbesar usaha kamu! Pakai modal yang Papa berikan. Buktikan kalau kamu bukan laki-laki lemah seperti yang Tara katakan. Anak Papa bukan laki-laki lemah! Tampar mereka yang menghina dan mengkhianati kamu dengan kesuksesan. Jangan cuma menangis kayak anak kecil!"

Aku menatap Papa. Aku tahu bukan hanya aku saja yang sakit hati dengan perceraianku dan Tara. Papa juga.

Papa merasa terhina dengan alasan bercerai Tara yang mengatakan pada keluarganya kalau aku hanyalah pria impoten, karena itu kami tak jua dikarunia anak. Alasan yang jelas-jelas tak masuk akal! Papa begitu murka pada Tara. Papa tak terima anaknya dikatakan seperti itu.

Aku diam sambil menatap map berisi beberapa surat tanah milik Papa. Benar yang Papa katakan, aku tak boleh hanya berdiam diri saja dan menangisi nasib seperti seorang pengecut.

"Agas akan buktikan sama Papa kalau Agas bukan laki-laki lemah. Papa lihat saja, Agas akan buktikan kalau pengorbanan Papa tak akan sia-sia. Agas akan mengembalikan semua modal yang Papa berikan!" tekadku.

****

Hi Semua... Langsung Add favorit ya novel ini. Jangan lupa di like juga. Aku masih Up sehari sekali dulu ya. Nanti aku Up rutin 2x, oke?

Terpopuler

Comments

anonim

anonim

semangat Agas...sambutlah kesuksesanmu dg modal dari papamu

2023-10-19

0

Queen Mother

Queen Mother

🤮🤮🤮🤮🤮🤮🤑

2023-07-15

0

Queen Mother

Queen Mother

Hmm betul tuh, ga usah disambut

2023-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Perselingkuhan Tara
2 Perceraian
3 Tetangga Baru
4 Penawaran Service
5 Duda Nackal
6 DJ yang Terpesona
7 Tetangga Lucknut
8 Rasa Ingin Tahu
9 Si Gadis Polos
10 Vira Si Anak Mahasiswa
11 Tara Anggraini
12 Cobaan Rumah Tangga
13 Pemaksaan
14 Kedatangan Papa dan Mama
15 Cici yang Semakin Agresif
16 Dukungan Papa
17 Papa Si Pedas Lidah
18 Permintaan Tari
19 Baju Ganti Untuk Tari
20 Percakapan Di Bawah Langit Malam
21 Saran Papa
22 Setuju
23 Perjanjian
24 Si Polos yang Tak Mudah Dibohongi
25 Si Jadul
26 Si Gaptek Yang Pintar
27 Rasa Ingin Tahu Tara
28 Membujuk Mama
29 Menyambut Calon Suami Nackal Pulang
30 Om-om Gaje
31 Mixer Baru
32 Mama yang Jutek
33 My Wedding Day
34 Ternyata Ini Pengalaman Pertamanya
35 Istri Solehah
36 Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
37 Kesempatan Dari Allah
38 Nama yang Hampir Sama
39 Aku Akan Merubah Om Agas
40 Usaha Tari
41 Kita Akhiri Semuanya
42 Aku Akan Mendukungmu
43 Merajut Mimpi Bersamamu
44 Syarat dari Tari
45 Kursus
46 Cerita Mbak Inah
47 Membuat Perang Makin Memanas
48 Tara Vs Tari
49 Ajakan Sholat
50 Lari Pagi
51 Melampiaskan Kekesalan
52 KDRT
53 Sepanjang Jalan Kenangan
54 Warung Seafood
55 Arti Bersyukur
56 Si Polos yang Cepat Tanggap
57 Mie Ayam Homemade
58 Pelukan Penyesalan
59 Menangis Tanpa Suara
60 Cita-cita Tari
61 Mengajak Si Polos Ke Diskotek
62 Aku adalah Buaya
63 Kamu Itu Belanda
64 Doa di Tengah Malam
65 Bukan Manusia Suci
66 Belajar Membuat Butter Cream
67 Mencari Kado
68 Memata-matai Istri Sendiri
69 Konflik Memanas
70 Musibah
71 Rumah Sakit
72 Berkata Jujur
73 Apa Kamu Punya Teman?
74 Pulang Kursus yang Menegangkan
75 Tempat Ternyaman
76 Menasehati Mama
77 Terpaan Fitnah
78 Sebuah Senyum
79 Akrab
80 Istri Vs Mantan
81 Permohonan Tara
82 Ajakan Poligami
83 Hadiah
84 Permintaan Tara
85 Sakit Malas
86 Mirip
87 Pusing
88 Rumah yang Gelap
89 Pengunduran Diri
90 Pertengkaran-1
91 Pertengkaran-2
92 Konsep Cafe Baru
93 Balada Sirup
94 Barbeque
95 Aku Bersyukur
96 Bad Dream
97 Resepsi Pernikahan Bastian
98 Membuka Ikatan yang Membelenggu
99 Mood Swing Lagi
100 Testpack
101 Aku Akan Menjadi Seorang Papa
102 Bak Seonggok Batu
103 Bukan Teh Ini Tapi Teh Itu
104 Abi
105 Pembukaan Cafe
106 Belajar Untuk Lebih Baik Lagi
107 Anak Mahasiswa Centil
108 Cafe di Hari Senin
109 Terus Belajar dan Belajar
110 Weekend
111 Trauma Masa Lalu
112 Iblis Berkedok Sahabat
113 Tari si Keras Kepala
114 Menginap di Cafe
115 Mimpi Buruk
116 Level Cinta Tertinggi
117 Andai Bisa Kembali ke Masa Lalu
118 Dukungan Sahabat
119 Awal Timbulnya Sebuah Keberanian
120 Kedatangan Vira
121 Bertemu Vira
122 Ketakutan Tari
123 Gombalan Mantan Duda Nackal
124 Teror
125 Merasa Takut
126 Bertemu Pak Menteri
127 Negosiasi
128 Dibuntuti
129 Babak Belur
130 Teror Baru
131 Permintaan Maaf
132 Agastya Wisesa Dilawan!
133 Dibalik Layar Usaha Agas-1
134 Dibalik Layar Usaha Agas-2
135 Dibalik Layar Usaha Agas-3
136 Permintaan Maaf-1
137 Permintaan Maaf-2
138 Maaf = Bayar Kompensasi
139 Kerukunan Antar Tetangga
140 Ngidam yang Aneh
141 Kedatangan Nyonya Besar
142 Memeriksa Cafe Baru
143 Jalan-jalan di Mall
144 Ngidam yang Aneh (Lagi)
145 Pulang Kampung Dadakan-1
146 Pulang Kampung Dadakan-2
147 Pulang Kampung Dadakan-3
148 Pembukaan Cafe Kembali
149 Meyakinkan Pelanggan Ala Mantan Duda Nackal
150 Kesibukan di Cafe
151 Investasi Masa Depan
152 Proses Melahirkan
153 Proses Melahirkan-2
154 Mencari Nama Anak
155 Wirata Agastya
156 Tamu yang Datang Menjenguk Wira
157 Kedatangan Mama di Rumah Sakit
158 Malam Pertama Menjadi Abi
159 Mamanya Mbak Tara
160 Kedatangan Oma
161 Membuktikan Tanpa Harus Melalui Tes DNA
162 Ulah Jahil Mama
163 Tanda Lahir
164 Abi Vs Wira
165 Acara Aqiqah
166 Menjaga Wira
167 Sehari Bersama Oma
168 Ijin Menambah Ilmu
169 Hamil... Lagi
170 My Boy
171 Ngeeng.... Ngeeng....
172 Wira Hilang!!
173 Si Pembuat Onar
174 Si Biang Keladi Datang
175 Melindungi Wira dari Pengaruh Buruk
176 I Love You
177 Boncap: Dan Terjadi Lagi
178 Boncap: Kisah Lama yang Terulang Kembali (End)
179 Bisnis Plus Plus
180 PERANGKAP CINTA CARMEN
Episodes

Updated 180 Episodes

1
Perselingkuhan Tara
2
Perceraian
3
Tetangga Baru
4
Penawaran Service
5
Duda Nackal
6
DJ yang Terpesona
7
Tetangga Lucknut
8
Rasa Ingin Tahu
9
Si Gadis Polos
10
Vira Si Anak Mahasiswa
11
Tara Anggraini
12
Cobaan Rumah Tangga
13
Pemaksaan
14
Kedatangan Papa dan Mama
15
Cici yang Semakin Agresif
16
Dukungan Papa
17
Papa Si Pedas Lidah
18
Permintaan Tari
19
Baju Ganti Untuk Tari
20
Percakapan Di Bawah Langit Malam
21
Saran Papa
22
Setuju
23
Perjanjian
24
Si Polos yang Tak Mudah Dibohongi
25
Si Jadul
26
Si Gaptek Yang Pintar
27
Rasa Ingin Tahu Tara
28
Membujuk Mama
29
Menyambut Calon Suami Nackal Pulang
30
Om-om Gaje
31
Mixer Baru
32
Mama yang Jutek
33
My Wedding Day
34
Ternyata Ini Pengalaman Pertamanya
35
Istri Solehah
36
Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
37
Kesempatan Dari Allah
38
Nama yang Hampir Sama
39
Aku Akan Merubah Om Agas
40
Usaha Tari
41
Kita Akhiri Semuanya
42
Aku Akan Mendukungmu
43
Merajut Mimpi Bersamamu
44
Syarat dari Tari
45
Kursus
46
Cerita Mbak Inah
47
Membuat Perang Makin Memanas
48
Tara Vs Tari
49
Ajakan Sholat
50
Lari Pagi
51
Melampiaskan Kekesalan
52
KDRT
53
Sepanjang Jalan Kenangan
54
Warung Seafood
55
Arti Bersyukur
56
Si Polos yang Cepat Tanggap
57
Mie Ayam Homemade
58
Pelukan Penyesalan
59
Menangis Tanpa Suara
60
Cita-cita Tari
61
Mengajak Si Polos Ke Diskotek
62
Aku adalah Buaya
63
Kamu Itu Belanda
64
Doa di Tengah Malam
65
Bukan Manusia Suci
66
Belajar Membuat Butter Cream
67
Mencari Kado
68
Memata-matai Istri Sendiri
69
Konflik Memanas
70
Musibah
71
Rumah Sakit
72
Berkata Jujur
73
Apa Kamu Punya Teman?
74
Pulang Kursus yang Menegangkan
75
Tempat Ternyaman
76
Menasehati Mama
77
Terpaan Fitnah
78
Sebuah Senyum
79
Akrab
80
Istri Vs Mantan
81
Permohonan Tara
82
Ajakan Poligami
83
Hadiah
84
Permintaan Tara
85
Sakit Malas
86
Mirip
87
Pusing
88
Rumah yang Gelap
89
Pengunduran Diri
90
Pertengkaran-1
91
Pertengkaran-2
92
Konsep Cafe Baru
93
Balada Sirup
94
Barbeque
95
Aku Bersyukur
96
Bad Dream
97
Resepsi Pernikahan Bastian
98
Membuka Ikatan yang Membelenggu
99
Mood Swing Lagi
100
Testpack
101
Aku Akan Menjadi Seorang Papa
102
Bak Seonggok Batu
103
Bukan Teh Ini Tapi Teh Itu
104
Abi
105
Pembukaan Cafe
106
Belajar Untuk Lebih Baik Lagi
107
Anak Mahasiswa Centil
108
Cafe di Hari Senin
109
Terus Belajar dan Belajar
110
Weekend
111
Trauma Masa Lalu
112
Iblis Berkedok Sahabat
113
Tari si Keras Kepala
114
Menginap di Cafe
115
Mimpi Buruk
116
Level Cinta Tertinggi
117
Andai Bisa Kembali ke Masa Lalu
118
Dukungan Sahabat
119
Awal Timbulnya Sebuah Keberanian
120
Kedatangan Vira
121
Bertemu Vira
122
Ketakutan Tari
123
Gombalan Mantan Duda Nackal
124
Teror
125
Merasa Takut
126
Bertemu Pak Menteri
127
Negosiasi
128
Dibuntuti
129
Babak Belur
130
Teror Baru
131
Permintaan Maaf
132
Agastya Wisesa Dilawan!
133
Dibalik Layar Usaha Agas-1
134
Dibalik Layar Usaha Agas-2
135
Dibalik Layar Usaha Agas-3
136
Permintaan Maaf-1
137
Permintaan Maaf-2
138
Maaf = Bayar Kompensasi
139
Kerukunan Antar Tetangga
140
Ngidam yang Aneh
141
Kedatangan Nyonya Besar
142
Memeriksa Cafe Baru
143
Jalan-jalan di Mall
144
Ngidam yang Aneh (Lagi)
145
Pulang Kampung Dadakan-1
146
Pulang Kampung Dadakan-2
147
Pulang Kampung Dadakan-3
148
Pembukaan Cafe Kembali
149
Meyakinkan Pelanggan Ala Mantan Duda Nackal
150
Kesibukan di Cafe
151
Investasi Masa Depan
152
Proses Melahirkan
153
Proses Melahirkan-2
154
Mencari Nama Anak
155
Wirata Agastya
156
Tamu yang Datang Menjenguk Wira
157
Kedatangan Mama di Rumah Sakit
158
Malam Pertama Menjadi Abi
159
Mamanya Mbak Tara
160
Kedatangan Oma
161
Membuktikan Tanpa Harus Melalui Tes DNA
162
Ulah Jahil Mama
163
Tanda Lahir
164
Abi Vs Wira
165
Acara Aqiqah
166
Menjaga Wira
167
Sehari Bersama Oma
168
Ijin Menambah Ilmu
169
Hamil... Lagi
170
My Boy
171
Ngeeng.... Ngeeng....
172
Wira Hilang!!
173
Si Pembuat Onar
174
Si Biang Keladi Datang
175
Melindungi Wira dari Pengaruh Buruk
176
I Love You
177
Boncap: Dan Terjadi Lagi
178
Boncap: Kisah Lama yang Terulang Kembali (End)
179
Bisnis Plus Plus
180
PERANGKAP CINTA CARMEN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!