Tanpa Tujuan

Tanpa Tujuan

Awal yang membingungkan

..."Mungkin ini yang dinamakan Blackout. Setiap hasil awal yang dibanggakan seringkali sirna karena hal sepele, mulai dari meremehkan, kurang fokus, tak berkomitmen, dan hal yang tak sesuai prediksi. Bahkan kejadian ini terjadi pada waktu yang tidak tepat."...

Sudah hampir dua tahun lamanya Hadad melakukan setiap aktivitas yang ada tanpa terkecuali. Mulai dari pekerjaan akhir pekan yang berasa setiap  hari, kegiatan perkumpulan organisasi yang tiada henti di setiap malamnya, dan acara-acara mendadak dari setiap insan yang mempunyai urusan dengannya.

Terkadang waktu yang ia lakukan hanyalah kebiasaan berulang yang tidak jelas hasilnya namun rutin hadirnya. Merencanakan setiap kegiatan memang bukanlah hal  yang sulit untuk dihadapi jikalau Hadad mengandalkan teman-temannya, akan tetapi hasil yang ia prediksi seringkali melenceng daripada apa yang ia mau.

"Apakah hari ini sudah selesai? Semua pasti sudah sesuai rencana" gumamnya.

Ini merupakan sekilas perasaan random yang selalu membayang-bayangi pemikirannya. Perasaan campur aduk antara senang dan gelisah pun sudah jadi rutinitas yang ia rasakan. Kekeliruan pun muncul dalam benaknya tanpa henti seakan kesadarannya perlahan mulai diambang batasnya. Ruangan sekitar Hadad pun semakin membuat hal absurd ini semakin menjadi-jadi.

Anehnya hari ini seperti lebih membingungkan daripada hari-hari yang telah dilewati sebelumnya. Dengan mempertahankan kesadarannya Hadad mencoba untuk tetap fokus sambil meminum air mineral yang telah disimpan didekat meja belajar yang ia gunakan. Tanpa pikir panjang Hadad pun kembali mengerjakan pekerjaan yang masih tersisa pada hari ini.

"Tap.....Tap....Tap....Tap....."

Suara yang tiba-tiba mendekati ruangan yang sedang Hadad tempati. Padahal jarak diluar pintu kamarnya hanya beberapa langkah saja dari jalan dekat rumahnya, namun suara yang ia dengarkan tadi seakan menunjukkan bahwa sosok ini berlari tanpa halangan.

"Permisi.... apakah benar ini kediaman Kak Romli?" suara yang terdengar diluar pintu itu.

"Sebentar...... saya kesitu sekarang." jawab Hadad dengan terburu-buru mendekati sumber suara.

Setelah Hadad sudah mendekati pintu tersebut, ia pun mencoba untuk membuka pintu didepannya. Tak terduga ternyata orang yang berada didepannya adalah seorang gadis cantik yang sedang membawa kertas laporan.

"Mohon maaf kak apabila saya mengganggu waktunya sebentar, nama saya Sirlia Ajram. Saya disini diamanatkan untuk menyampaikan laporan dari organisasi pemuda bahwasanya kami ingin mengadakan rapat anggota perihal acara besar yang akan diadakan 3 hari lagi." ucapnya dengan nada yang sedikit cepat.

"Memangnya acara apa yang akan dibuat oleh para pemuda ini? Bukankah 3 hari yang akan datang itu hari yang cukup sibuk?" Tanya Hadad dengan sedikit frustasi dikarenakan pekerjaan yang masih belum sepenuhnya ia selesaikan.

"Hanya acara informal saja tidak lebih. Plus penerimaan data-data dari setiap kegiatan yang sudah terlaksana, karena data tersebut sangatlah penting dan dapat bermanfaat di lain waktu."

"Baiklah akan saya tanda tangani suratnya, coba saya lihat terlebih dahulu."

"Silahkan kak,semoga sesuai dengan ekspetasi."

Hadad pun mulai mencek setiap surat yang telah ia dapatkan sambil menandatangani surat-surat tersebut. Ia merasa kurang familiar dengan seorang gadis muda yang diam dihadapannya. Belum lagi gadis tersebut baru saja ia temui dengan tidak sengaja. Semakin Hadad fokus membaca surat ia sempatkan pandangannya untuk menoleh kearah lawan bicaranya. Hanya saja ia kurang baik dalam memulai pembicaraan dengan seseorang yang baru ia kenal, sehingga suasana ruangan pun menjadi canggung. Gadis yang berada dihadapannya pun hanya terpaku diam sambil melihat setiap surat yang sudah Hadad tanda tangani.

Dalam hati, Hadad merasakan bahwa gadis ini memiliki aura yang berbeda dengannya. Ia menyaksikan secara langsung seorang gadis yang berperawakan tidak terlalu tinggi, memiliki kulit yang putih dan halus. Kedua  bibirnya yang merah, kelopak matanya yang indah, serta kecantikan alami yang terpancar dari wajahnya. Semua hal yang ia pikirkan hampir membuatnya kehilangan fokus sehingga Hadad pun hampir saja melakukan kesalahan.

"Kak.... Kak Romli.... Kak....." suara lembut yang sekelebat terdengar dalam halusinasi yang sedang Hadad bayangkan. Tetapi ia tetap mencoba untuk tetap tenang dalam menghadapi kondisi tersebut.

"Ya ada apa?" Tanya Hadad

"Bukannya surat yang kak Romli tanda tangani ini agak janggal ya?"

"Janggal..... ah masa padahal aku sudah fokus menandatanganinya."

"Iya saya juga tau, tapi kan lembaran yang kak Romli tanda tangani sudah beres loh. Kenapa kak Romli masih menandatangani kertas lain?"

Seketika Hadad pun terdiam dan mencoba berpikir cepat perihal kejadian yang sedang terjadi. Dan ternyata benar saja yang ia  katakan, diriku malah menandatangani surat ujian kuliah kemarin. Tak lama kemudian aku pun langsung bergerak mengambil surat itu dan menyimpannya ditempat yang aman. Sirlia pun mencoba untuk tidak melihat apa yang sedang terjadi didepannya. Namun apa daya, surat yang Hadad simpan ada yang terjatuh didepannya. Dan ketika Sirlia membaca surat tersebut ia pun tersenyum ringan dihadapan Hadad sambil berkata,

"Kak Romli ini ternyata orangnya cekatan sekali ya."

"Cekatan? maksudnya?" Hadad berbalik bertanya penasaran sambil menggendong kardus yang akan ia simpan diatas lemari.

"Iya cekatan menyembunyikan hasil ulangan......"

Seketika Hadad merasa bahwa kertas yang sedang Sirlia baca merupakan hasil nilai ulangannya semester kemarin. Sontak Hadad pun malu dan mendadak tidak bisa berkata apapun. Melihat tingkah laku Hadad, Sirlia hanya tersenyum ringan. Lantas ia pun mencoba untuk membantu Hadad merapihkan surat-surat yang ada.

......................

Setelah hampir setengah jam menyelesaikan semuanya Sirlia mulai mengucapkan terima kasih pada Hadad dan mengatakan bahwa ia akan mengurusi sisa suratnya dengan perwakilan organisasi pemuda itu. Disaat berpamitan Hadad mulai merasakan rasa sesak yang belum pernah ia rasakan selama hidupnya. Ia bertanya-tanya perasaan apakah yang sedang melandanya secara tiba-tiba ini. Mengapa  ia mulai merasakan perasaan yang tidak karuan ini. Rasa kagum apa yang mendadak membuatnya terdiam seribu bahasa tanpa bergerak sedikitpun. Sirlia telah meninggalkan kediamannya beberapa menit yang lalu, tapi mengapa perasaan ini tak kunjung hilang dan tetap membekas dihatinya.

...----------------...

Hari demi hari berlalu begitu cepat tanpa ada kepastian apapun didalamnya. Namun satu hal yang pasti, yakni perasaan Hadad yang masih gelisah. Hari yang ditunggu pun telah tiba. Hari dimana rapat acara organisasi kepemudaan diadakan. Ruangan yang ditata sedemikian rupa bentuknya telah membuat aura yang positif semerbak terasa dampaknya. Kumpulan meja dan kursi yang dihadapkan secara memutar, lampu LED putih yang menerangi ruangan, dinding berwarna hijau tua yang telah dicat sebelumnya, langit-langit yang dihiasi berbagai dekorasi minimalis, serta kerapihan yang menjadi kata terbaik dalam mendeskripsikan suasana ruangan tersebut. Para pemuda pun sudah mulai terlihat  kedatangannya, perlahan tapi pasti ruangan pun sudah menjadi tempat yang padat akan aktivitas yang berbeda-beda. Hadad yang tidak terlalu pandai berkomunikasi hanya bisa melihat keadaan sekitarnya tanpa berbicara sepatah katapun.

"Rapatnya saja sudah semeriah ini apalagi acaranya ya." gumam Hadad.

"Bangunlah engkau....... sebelum semuanya terlambat......." Suara misterius yang tiba-tiba muncul didekat Hadad.

"Buanglah kegelisahanmu hari ini...... sebelum hal yang buruk akan terjadi........"

"Biarkan rasa penasaranmu itu...... sebelum kamu berpaling dari hal yang engkau ketahui......."

"Benarkan sikapmu itu....... sebelum kamu menghadapi sesuatu........"

Suara seseorang yang terdengar langsung ditelinga Hadad, namun tak terlihat sosoknya berada dimana. Semua orang yang Hadad lihat saat itu hanyalah orang-orang yang sedang bercanda dan tertawa dengan lawan bicara mereka masing-masing. Tidak ada seorangpun yang berbicara sendirian kecuali dirinya. Anehnya semakin Hadad pikirkan suara tersebut maka semakin sulit pula Hadad merasakan hal disekitarnya. 

Karena efek tersebut Hadad pun berlari dari ruangan itu dan kembali ketempat yang biasa ia kunjungi, yakni rumahnya. Dan benar saja disaat ia sudah memasuki ruangan didalam rumahnya, suara yang ia dengar kembali berbisik-bisik kepadanya. Hadad mencoba untuk tetap mempertahankan kesadarannya yang semakin memudar. Melawan setiap rasa pening yang ia rasakan menyerang kepalanya dengan bertubi-tubi. Hingga akhirnya Hadad pun tak bisa melawan aura yang disebabkan bisikan tersebut. Dan tak lama kemudian Hadad sedikit demi sedikit kehilangan kesadarannya, tubuhnya mulai melemas dan wajahnya tak karuan. Disaat hal yang terburuk itu sedang terjadi, tiba-tiba ia mendengar teriakan diluar pintu kamarnya.

"Kak Romli.....!  Kak Romli.......! Kak Romli......! Buka pintunya Kak....... !!!"

"Sirlia.....???"

Episodes
1 Awal yang membingungkan
2 Gelap Gulita
3 Misteri Pertama
4 Ketenangan Sementara
5 Hubungan Mendadak
6 Hal yang tak terduga
7 Misteri Kehancuran
8 Pelarian yang berbuah malapetaka
9 Momen Deja Vu
10 Darah dan Sihir
11 Rahasia Kerajaan
12 Petualang yang kebingungan
13 Perjalanan yang bermakna
14 Sosok yang dikagumi
15 Menggapai Kebangkitan
16 Saling Bahu-membahu
17 Diantara jalan yang mulus dan terjal
18 Beristirahat Sejenak
19 Kembali Sibuk
20 Pekerjaan Baru
21 Tamu Bencana
22 Kepribadian yang merepotkan
23 Jalannya Konflik Baru
24 Menyesal dan Bersalah
25 Di Balik Layar
26 Tragedi Baru
27 Meneruskan Misi Terdahulu
28 Reinkarnasi Kedua
29 Mencari Kebenaran
30 Mengadaptasikan Diri
31 Hal yang tak disangka
32 Segel Kegelapan
33 Sebuah Fakta
34 Duel yang sengit
35 Surga Duniawi
36 Pelarian Besar
37 Tersesat
38 Monster Mengerikan
39 Bertahan Hidup
40 Sang Penyihir Waktu
41 Artefak Kuno
42 Reuni Keluarga
43 Terpukul oleh Realita
44 Merenovasi Ulang
45 Gadis Dimasa Lalu
46 Sebuah Malapetaka
47 Perasaan Bimbang
48 Penyihir Bayangan
49 Momen Dejavu
50 Mitos Jadul
51 Penguasa Lautan
52 Kerajaan Air
53 Di Luar Ekspektasi
54 Seorang Pembelot
55 Terungkapnya Sebuah Rahasia
56 Jalan Pintas
57 Sosok yang Berharga
58 Menyusun Rencana
59 Konflik Batin
60 Tekad yang kuat
61 Membuat Kesepakatan
62 Berita Buruk
63 Kembali Terdampar
64 Jejak Ekspedisi
65 Tombol Petunjuk
66 Rute Berbahaya
67 Pelayan Anomali
68 Menentang Takdir
69 Misi Penyamaran
70 Pembajak Sistem
71 Sang Penghancur
72 Rekan Sementara
73 Pertarungan yang Sengit
74 Kepribadian Ganda
75 Pemeran Utama
76 Kilas Balik
77 Menjadi Pengkhianat
78 Perusak Perdamaian
79 Kejam dan Licik
80 Kembali Berkelana
81 Misi Berbahaya
82 Kampung Halaman
83 Ingatan yang Hilang
84 Bencana Buatan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Awal yang membingungkan
2
Gelap Gulita
3
Misteri Pertama
4
Ketenangan Sementara
5
Hubungan Mendadak
6
Hal yang tak terduga
7
Misteri Kehancuran
8
Pelarian yang berbuah malapetaka
9
Momen Deja Vu
10
Darah dan Sihir
11
Rahasia Kerajaan
12
Petualang yang kebingungan
13
Perjalanan yang bermakna
14
Sosok yang dikagumi
15
Menggapai Kebangkitan
16
Saling Bahu-membahu
17
Diantara jalan yang mulus dan terjal
18
Beristirahat Sejenak
19
Kembali Sibuk
20
Pekerjaan Baru
21
Tamu Bencana
22
Kepribadian yang merepotkan
23
Jalannya Konflik Baru
24
Menyesal dan Bersalah
25
Di Balik Layar
26
Tragedi Baru
27
Meneruskan Misi Terdahulu
28
Reinkarnasi Kedua
29
Mencari Kebenaran
30
Mengadaptasikan Diri
31
Hal yang tak disangka
32
Segel Kegelapan
33
Sebuah Fakta
34
Duel yang sengit
35
Surga Duniawi
36
Pelarian Besar
37
Tersesat
38
Monster Mengerikan
39
Bertahan Hidup
40
Sang Penyihir Waktu
41
Artefak Kuno
42
Reuni Keluarga
43
Terpukul oleh Realita
44
Merenovasi Ulang
45
Gadis Dimasa Lalu
46
Sebuah Malapetaka
47
Perasaan Bimbang
48
Penyihir Bayangan
49
Momen Dejavu
50
Mitos Jadul
51
Penguasa Lautan
52
Kerajaan Air
53
Di Luar Ekspektasi
54
Seorang Pembelot
55
Terungkapnya Sebuah Rahasia
56
Jalan Pintas
57
Sosok yang Berharga
58
Menyusun Rencana
59
Konflik Batin
60
Tekad yang kuat
61
Membuat Kesepakatan
62
Berita Buruk
63
Kembali Terdampar
64
Jejak Ekspedisi
65
Tombol Petunjuk
66
Rute Berbahaya
67
Pelayan Anomali
68
Menentang Takdir
69
Misi Penyamaran
70
Pembajak Sistem
71
Sang Penghancur
72
Rekan Sementara
73
Pertarungan yang Sengit
74
Kepribadian Ganda
75
Pemeran Utama
76
Kilas Balik
77
Menjadi Pengkhianat
78
Perusak Perdamaian
79
Kejam dan Licik
80
Kembali Berkelana
81
Misi Berbahaya
82
Kampung Halaman
83
Ingatan yang Hilang
84
Bencana Buatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!