Belum sampai Gendis menjawab pertanyaan Damar, dia sudah melihat perempuan menor tadi melempar senyuman padanya.
"Kamu tidak berbohong rupanya. Panggil aku mbak Titi, aslinya Surti. Tapi nama Surti kurang sesuai dengan pekerjaanku. Ayo kalian ikut, mbak! Jangan takut, Aku tidak sekejam ibu tiri kalian atau setega bapak kandung kalian. Aku bukan perempuan baik-baik, tapi aku tidak akan memanfaatkan tenaga orang gratisan." Perempuan itu terus berjalan, menyusuri jalan menuju jalanan utama.
Gendis dan Damar mengikuti saja langkah kaki Surti alias Titi tanpa banyak tanya. Di saat kondisi mendesak dan sudah tidak ada lagi yang diandalkan, percaya tapi tetap waspada pada pertolongan di depan mata adalah keharusan.
Surti membuka pintu mobil dengan menggunakan kunci sensor di genggamannya. "Masuk saja," perintahnya.
Gendis dan Damar menuruti perintah Surti. Gendis di bangku depan, sedangkan Damar di bangku belakang mobil Honda Jazz RS warna merah itu.
"Kita ke kontrakan, Mbak. Tidak jauh dari sini." Surti memasang seat belt dan segera menyalakan mobilnya. Lalu menginjak gas perlahan.
"Kalian sudah makan?" tanya Surti.
"Sudah, Mbak. Tapi saya pengen mandi. Badan saya sudah lengket. Sore tadi saya dapat pelanggan lumayan banyak. Meski agak pelit-pelit." Gendis menjawab dengan jujur.
"Kamu kerja di Tikea Shiatsu kan?"
"Kok mbak Titi tau?"
Damar hanya menyimak pembicaraan dua orang dewasa itu. Dia percaya sepenuhnya dengan langkah apapun yang akan diambil Gendis.
"Siapa lagi yang ngasih tau kalau bukan Jubaedah. Dia minta kamu kerja sama mbak. Tapi melihat bagaimana kalian diperlakukan tadi, aku kok jadi tidak tega. Kamu mbak kenalin sama miss Alika saja. Dia manager di pusat pemijatan shiatsu yang pelanggannya kalangan atas semua." Surti menjeda bicaranya sebentar, sekedar ingin mengatur nafasnya.
"Sekalipun tidak di kasih tips. Bayaranmu sudah lumayan. Tapi lihat kemampuanmu dulu, mbak saja nggak lulus. Tangan mbak mungkin cocoknya memang buat ngelus-ngelus keris om-om buncit saja. Gak cocok megang kulit orang tajir kayak yang di sana." Surti mengatakan dengan gayanya yang tanpa basa basi.
"Mbak, Di sana mbak Gendis tidak akan ada yang berani macam-macam kan?" Kali ini Damar sedikit khawatir dan terusik untuk bertanya.
"Tidak akan! Mereka bukan dari kalangan biasa, kalaupun mau macem-macem jelas untung dikita. Uang mereka banyak, kalau sudah sreg. Jangankan uang, bulu-bulunya juga dikasih." Surti membelokkan setir mobilnya ke sebuah pekarangan rumah tidak berpagar.
"Kalian turun dulu, kontrakan mbak yang ketiga dari kanan." Tangannya menunjuk bangunan berwarna hijau dengan lampu kelap kelip layaknya tempat remang-remang.
Gendis dan Damar lagi-lagi menurut saja. Tidak ingin membantah. Selain tidak ada pilihan, kelihatannya, Surti juga baik dan tulus. Meski bicaranya tidak disaring sekalipun ada Damar di antara mereka.
"Kamu mandi dulu, malam ini kita langsung ketemu miss Alika. Kalau siang dia sibuk." Surti membuka pintu rumah yang sebenarnya tidak pernah dia kunci.
Sampai di dalam Gendis langsung membuka buntelan sepreinya, mengambil baju terbaik menurut versinya.
"Kamar mandinya di ujung situ! Kamu Damar kan? Kamu langsung istirahat di kamar itu, besok kamu harus tetap sekolah. Biar kami saja yang berjuang, kamu jangan. Belum saatnya. Nanti ada saatnya kamu harus mengangkat derajat dan membanggakan mbakmu." Surti menunjuk kamar mandi dan kamar yang letaknya berdampingan.
Gendis langsung menuju kamar mandi, menyegarkan dirinya. lalu memakai rok plisket panjang warna hijau botol di padu kemeja longgar sepinggang dengan warna senada. Pakaian terbaik yang dia punya. Gendis sering memakainya saat kuliah.
Di luar gandis mengoleskan lotion di tangan dan kakinya, lalu menyemprotkan body cologne seharga dua bungkus nasi padang lauk telur dadar.
Surti tercengang melihat penampilan Gendis, bukan karena parasnya yang memang sudah cantik apa adanya. Tapi dengan baju yang dipakainya, seolah dia sedang mengajak gadis culun.
Dengan cepat Surti membuka lemari, dilihatnya postur badan Gendis tidak jauh berbeda dengan dirinya. Beda di bagian dada saja. Dada Surti sudah berubah dua ukuran lebih besar berkat implan yang dilakukannya di negeri gajah putih. Berkat kebaikan salah satu Sugar uncle pecinta big size, tapi tidak mau ke lain body selain Surti. Dia akhirnya mampu mengupgrade size bagian dadanya yang menonjol. Ternyata dengan begitu pelanggannya semakin bertambah.
Surti memberikan dress selutut berwarna merah marun pada Gendis. Dress berbahan brokat halus itu hanya dia pakai sekali saat candle light dinner dengan Naryo, satpam club malam yang ternyata sudah beristri dan hanya menguras isi dompetnya saja.
Gendis menerima dress itu, lalu memakainya di kamar mandi. Sangat pas di badan, wajahnya terlihat semakin bersinar dengan warna baju yang mencolok seperti itu. Kulit Gendis yang putih bersih membuat warna itu terlihat kontras, semakin menegaskan bahwa Gendis memang berlian yang tertimbun batu koral.
Surti tersenyum puas melihat penampilan Gendis. Kini semua bergantung kemampuan tangan gadis cantik dengan hati setegar batu karang itu.
Gendis dan Surti kembali naik ke dalam mobil. Surti mengendarai dengan kecepatan lumayan tinggi, karena sudah pukul sembilan malam, jalanan cukup lengang.
Tidak sampai satu jam perjalanan, mereka sampai di sebuah bangunan tinggi. Terlihat seperti gedung perkantoran exclusive memang, mobil yang terparkir di halaman depan dan juga lalu-lalang di lobby pun bisa dikatakan termasuk mobil-mobil built up dan mewah.
Rupanya ada yang terlewatkan dari penampilan sempurna Gendis malam ini. Sepatu flat yang dikenakannya sangat usang. Bahkan jempol kakinya sedikit menyembul keluar.
Tidak ada waktu lagi untuk membeli atau sekedar mengganti sepatu itu, Surti membiarkan begitu saja. Pura-pura tidak melihat, adalah cara Surti untuk tetap tenang agar tidak gugup saat menghadapi miss Alika yang sangat perfeksionis.
Tidak mudah untuk menemui miss Alika, insting dan jiwa cenayang Surti sedang dipertaruhkan. Kalau sampai kedatangannya dianggap sia-sia dan membuang waktu perempuan keturunan Jepang - Irlandia itu, maka kesempatannya untuk menjadi penyambung tugas Terapis akan hilang. Tidak semua Terapis di tempat ini, bisa melayani pelanggan lebih. Untuk itulah jasa penyambung tugas Terapis di butuhkan.
Miss Alika langsung memutari tubuh Gendis ketika tiba di sana. Mengamati dengan teliti dari ujung kaki hingga ujung kepala, sedikit tersenyum mengejek ketika melihat jempol kaki Gendis.
"Lihat tanganmu," ucapnya.
Gendis mengulurkan kedua tangannya tanpa ragu. Dia memang bukan pribadi yang ragu ataupun malu-malu meskipun baru pertama kali bertemu dengan seseorang.
"Sini pijat pundakku." Miss Alika menepuk bagian yang dia maksud.
Gendis melangkah pelan, bukan ragu. Hanya sedikit memperpanjang waktunya untuk berdoa. Berharap Tuhan menuntun tangannya agar pijatan yang diberikan bisa menenangkan, menyegarkan dan menyembuhkan.
Gendis mulai menggunakan ibu jarinya nya untuk menekan pundak miss Alika. Jemarinya yang lain juga kadang ikut bergerak. Wajah perempuan indo oriental yang dipijatnya nampak menunjukkan kepuasan.
"Cukup!"
Seorang pegawai kepercayaan langsung masuk, mendekati dan membisikkan sesuatu pada miss Alika.
"Kamu mulai bekerja malam ini, aku langsung memberimu kepercayaan memijat pelanggan VVIP kami. Jangan kecewakan dia, jika dia puas. Mulai besok, selain bekerja kamu juga akan mendapatkan pelatihan khusus dari ahli Shiatsu dari Jepang langsung. Kamu harus sangat ahli jika tidak ingin menjadi Terapis plus-plus. Karena itu kamu juga harus belajar. Bagaimana?" tanya miss Alika.
Gendis menoleh pada Surti, sekedar ingin meminta pendapat dan pertimbangan. Urusan kuliah, Gendis akan mengabaikan dan mengurus cuti sementara. Tapi melayani pelanggan VVIP di hari pertama bekerja. Tentu membuatnya sangat tidak percaya diri.
Miss Alika menyodorkan sebuah foto di ponsel miliknya. "Ini pelanggan yang akan kamu layani."
Gendis melangkahkan kaki ke belakang, menutup mulutnya yang menganga dengan satu tangan.
'Astaga, kenapa dunia ini sempit sekali,' batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
???
mungkin sosok yg menyebalkan bagi Gendis 😁
2022-10-20
0
Rissa Audy
ngkak mbak lun😅😅
2022-09-23
0
ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
siapa kah pelanggan pertama VVIP Gendis??? akan kah dia adlh jodoh Gendis nantinya??? mari kita laaanjoootkan membaca😆😆😆
2022-09-09
2