Eser Sevket & Ozge Sevket

Eser Sevket, ceo sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Seorang keturunan Turki yang ketampanannya tidak perlu diragukan lagi. Mapan, muda dan sangat rupawan. Definisi kesempurnaan seorang laki-laki yang layak didambakan.

Pria itu pernah membuat kepala Gendis sedikit benjol karena lemparan penghapus whiteboard yang salah sasaran. Eser sebenarnya hanya ingin memberi peringatan pada mahasiswa yang duduk dibelakang Gendis. Apa daya mata, tangan dan pikirannya saat itu sedang tidak satu tujuan.

Selain seorang ceo, Eser sering mengisi mata kuliah negosiasi bisnis di beberapa fakultas bisnis manajemen ternama di Indonesia. Khusus di kampusnya, Eser adalah dosen tetap untuk mata kuliah itu.

Membayangkan pria perfeksionis itu membuat, kepercayaan dirinya menciut. Tidak ada mahasiswa yang memperoleh nilai A sempurna. Gendis yang sudah mati-matian berusaha saja, seringkali harus menyerah dengan hasil akhir A-.

"Ndis, Ndis ...." panggil Surti, menyadarkannya dari lamunan penuh keraguan.

"Bagaimana?" miss Alika kembali bertanya.

"I--Itu Pak Eser Sevket, dosen saya, miss." Gendis mencoba mencari alasan.

"Owh, kalau begitu, kamu adiknya saja. Dia sedikit lebih kalem. Masih mau menolak?" miss Alika terlihat tidak sabar.

"Tidak, Miss. Saya bersedia." jawab Gendis, akhirnya.

"Ti, Urus!" miss Alika memberikan kode pada Surti untuk mendandani dan mengganti baju Gendis dengan baju standart pemijat di sana.

Surti membawa Gendis ke dalam sebuah ruangan dua kali tiga meter. "Ini akan menjadi tempat istirahatmu, saat menunggu tamu." Perempuan itu memberikan baju berbahan satin halus bermotif bunga dengan model kimono.

Setelah mengganti bajunya, Surti menata rambut gendis menjadi tergelung rapi ke atas. Lalu menyematkan tusuk konde kayu khas jepang di sana. Memoles bibir Gendis dengan lipstik merah menyala.

'Perfect,' batin Surti.

Gendis melihat pantulan wajahnya di cermin, terlalu cantik kalau hanya untuk memijat Shiatsu seperti yang dilakukannya selama ini. Biasanya seragamnya hanya kaos berwarna hijau dengan celana hitam. Tidak perlu gincu semerah ini, karena pelanggan Gendis kebanyakan ibu-ibu tanggung. Mereka hanya menginginkan pijatan dan telinga yang sabar mendengar ocehan.

"Ayo, aku antar kamu." tuntun Surti.

Gendis terperangah begitu menjejakkan kaki keluar lift. Bangunan yang luarnya hanya terlihat seperti gedung perkantoran megah, di dalamnya ternyata berlipat-lipat jauh lebih mewah.

Partisi kayu yang elegan hampir mendominasi semua bangunan. Replika bunga sakura yang terbuat dari bahan pilihan terpajang di berbagai sudut, lampu kuning mahal yang temaram, dan aroma wewangian terapi membuat suasana Indonesia hampir tidak terasa di tempat ini.

"Tugasku mengantar hanya sampai di sini. Kamu akan selesai dua jam lagi. Aku akan menunggumu di lobby. Lakukan tugasmu dengan baik, apapun yang terjadi. Ingat impian Damar." Surti meninggalkan Gendis di depan sebuah kamar bertuliskan VVIP 2A.

'Tuntun aku, Tuhan ... Sertai aku dalam setiap langkahku. Berikanlah kemudahan dan keberkahan dari setiap yang kukerjakan. Amin ....' Gendis membuka pintu sembari berdoa dalam hati.

Seorang pria, sudah menunggunya di sana. Memakai kimono dengan kaki telanjang.

"Selamat malam, Tuan. Nama saya Gendis. Saya yang akan memijat Tuan malam ini. Bisa kita mulai sekarang?" Gendis terus menundukkan kepala, menjaga matanya dari rasa kekaguman.

Pria itu tidak menjawab, berjalan memutari tubuh Gendis yang berdiri tegak seperti hendak mengikuti upacara bendera, tapi dengan wajah menunduk.

Dia membuka Kimono yang tadi menutup tubuhnya, lalu langsung tengkurap diatas papan kayu beralaskan kain putih tebal dan empuk dengan santai.

"Permisi, Tuan." Gendis mulai menggerakkan jempolnya di pundak putih mulus si pelanggan dengan tekanan lumayan kuat.

Si pelanggan begitu menikmati pijatan Shiatsu ala Gendis. Sungguh sentuhan jemari gadis itu membuatnya sangat nyaman. Kekuatan yang diberikan sangat pas, titik yang disentuh Gendis tidak hanya membuat Rilex, tapi sakit kepala yang tadi sempat dirasakannya, hilang seketika.

Bagi si pelanggan, waktu dua jam terasa begitu cepat. Tapi bagi Gendis, lama dan menyiksa. Bukan karena dia kehabisan tenaga. Tapi keindahan dan ketampanan yang ada di depannya, sungguh membuatnya menelan ludah sendiri berkali-kali.

"Sudah selesai, Tuan." Gendis membungkukkan badan, lalu mencuci tangannya di wastafel.

"Siapa namamu tadi?" tanyanya, sembari memakai kembali handuk kimononya.

"Gendis, Tuan. Apa saya boleh permisi sekarang? tugas saya sudah selesai," ucap Gendis dengan hati-hati.

Pria itu mengernyitkan keningnya, menyatukan alis tebal yang ada di atas kedua mata. "Apa Alika tidak memberi tahu siapa Aku?"

"Tuan adalah adik dari Pak Eser Sevket." Gendis menjawab dengan polos.

"Bukan itu maksudku, apa Alika tidak memberitahumu apa yang harus kamu lakukan setelah memijatku?" Pria yang belum memperkenalkan namanya itu, melangkah maju mendekati Gendis.

Merasa apa yang akan terjadi sudah tidak benar, gadis itu berjalan mundur agar jaraknya tetap terjaga dengan baik.

Tapi tembok membuat langkahnya harus berhenti. "Aku suka pijatanmu, sejauh ini baru kamu yang bisa membuat sakit kepalaku langsung hilang. Itu artinya, kamu hanya boleh memegang tamu tertentu. Aku tidak ingin, yang memegangku adalah bekasan banyak orang."

"Maaf, Tuan. Bisa kan, Tuan bicaranya agak jauhan dari saya," Gendis meletakkan kedua tangan tepat di dada, melindungi dirinya yang hampir terhimpit sempurna.

"Panggil aku Ozge, aku tidak suka di panggil Tuan. Kamu bukan budakku, jika kamu melayaniku. Maka kita harus melakukannya dengan senang hati. Aku tidak suka perbudakan. Aku menyukai permainan yang melibatkan perasaan, meski sejauh ini aku belum pernah merasakan. Berapa yang kamu inginkan?" pertanyaan pria bernama Ozge itu berhasil membuat Gendis semakin berpikiran negatif.

Gadis itu memejamkan mata, meremas baju yang dikenakannya untuk menekan kegugupan luar biasa yang baru pertama kali ini dirasakan.

Ozge menelan ludahnya sendiri, ini kali pertama dia bertemu dengan Gendis, tapi entah kenapa sentuhan gadis itu bukan sekedar menenangkan, tapi juga bisa menegangkan inti tubuhnya tanpa sentuhan langsung.

Segala yang nampak di depannya sungguh menggoda iman. Se* appeal yang dimiliki Gendis memang sangat kuat. Dia sanggup membuat lawan jenis selalu nyaman sekaligus tertantang saat berada di dekatnya.

Ozge tersenyum lembut, dia sedang menggunakan instingnya saat ini. Dia merasa gadis yang ada di depannya, adalah gadis baik-baik.

Meskipun dia sanggup membayar dan bisa saja memaksa, tapi dia tidak ingin melakukan hal-hal berlebihan. Kali ini, dia hanya ingin memastikan kalau dugaannya benar.

"Tuan--" suara Gendis semakin bergetar.

"Ozge, Ndis, bukan Tuan." bisiknya, seraya menarik tusuk konde di rambut gendis. Membuat rambut gadis itu terurai sempurna.

'Cantik,' batin Ozge, matanya tidak bisa berbohong kalau dia sedang terpesona pada pandangan pertama.

Mata Gendis tak kunjung terbuka, dia benar-benar merasa ketakutan sekarang. Wajahnya memucat, Nafas tersengal, apalagi saat dia merasakan hidung Ozge sedikit menempel di hidungnya. Tangan Gendis begitu dingin dan berkeringat.

Ozge tersenyum puas. Keberuntungan sedang berada di pihaknya, malam ini dia menemukan mainan baru yang masih Orisinil.

Di tengah situasi terjepit, seseorang memang harus berani bertindak dan mengambil keputusan dengan cepat. Inilah yang terlintas di kepala Gendis. Dengan keberanian dan tenaga yang kuat, Gadis itu menekuk lututnya setinggi paha, lalu mengayun lututnya itu tegak lurus ke atas tepat mengenai sasaran yang dituju.

"Auwww ...." Ozge meringis kesakitan, menjauh dari Gendis dengan tertatih-tatih dan mendekap aset berharga di antara kedua paha miliknya menggunakan dua telapak tangan.

Melihat ada kesempatan, Gendis segera berlari keluar pintu tanpa melihat ke kanan, kiri dan ke depan. Gadis itu hanya berusaha lari secepat mungkin.

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Gendis malah menabrak punggung seseorang dengan sangat keras.

"Maaf, Tuan. Tolong maafkan Saya."

Terpopuler

Comments

Me ☺

Me ☺

selamat,dpt bonus pijatan dr Gendis😂

2022-10-20

0

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

duhh aset nya Ozge semoga gpp... si Gendis mah😆😆😆😆😆

2022-09-09

2

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𐑦͛ꭼ ꮯ𐑦ᷛꭼᷮꮓᷤ

🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤ🍀⃟ꮓ𐑦͛ꭼ ꮯ𐑦ᷛꭼᷮꮓᷤ

sayang g liat aq nya..

2022-09-08

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah Neraka
2 Pergi dari rumah
3 Mulai bekerja
4 Eser Sevket & Ozge Sevket
5 Kesialan Gendis
6 Akal licil Eser
7 Dijemput Tesla
8 Kantor Eser
9 Ozge
10 Bullying di tempat kerja
11 Bersama Ozge
12 perjodohan di keluarga Sevket
13 Nyamuk
14 Bebeg
15 Janji harus ditunaikan
16 Ke mana Damar?
17 Rumah Tua
18 Apartemen Eser
19 Tentang Ozge 1
20 Tentang Ozge 2
21 Kediaman Sevket 1
22 Kediaman Sevket 2
23 Hantu Ozge
24 Ponsel baru
25 Siapa
26 kopinya pas
27 semakin dekat
28 Jia
29 Rencana Ozge
30 Pernikahan dibatalkan
31 Akal-akalan Eser
32 Pernikahan sederhana
33 Tidak seperti pengantin
34 Phiu Mhiu
35 Bingung
36 Gia
37 Sop dan Tempe
38 Eser mulai ser-ser
39 Nonton bioskop
40 Hari yang agak manis
41 Membantu Ozge
42 Melihat Jia atau Gia
43 Sevket teki
44 Ketahuan
45 Tiga kekasih
46 Kunjungan Ozge
47 Ke tempat Alex
48 Ulah Gendis
49 Satu lagi Ancaman untuk Eser
50 Amarah Eser
51 Ingin mengulang hukuman
52 Kerjasama dengan Ozge
53 Licik vs Licik
54 Accident
55 Paraplegia
56 Bisa sembuh
57 Rencana Gendis dan Ozge
58 Emosi yang mulai tidak stabil
59 Bertemu anak Ozge
60 Berbicara dengan Sevket
61 Kekhawatiran untuk Gendis
62 Ada yang menyerah
63 Firasat Phiu
64 Pergi dengan ikhlas
65 kesepakatan apa?
66 Syarat
67 Menikahi Jia?
68 Percaya akan kekuatan doa
69 Kangen tapi gengsi
70 Ada yang bergerak tapi belum tegak
71 Masih mode berusaha
72 Tidak tahu dirinya Ozge
73 Ricuh
74 Ozge masih berharap
75 Sudah bisa kah?
76 Ke rumah sakit
77 Ke gereja
78 Salah menyuarakan isi hati
79 Kembalinya si Teser
80 Masih ingat punya suami, Mhi?
81 Masih saja jahat
82 Membuntuti Jia
83 Tidak paham kode
84 Mendekati Erick
85 Negosiasi dengan Erick
86 Video sudah di tangan
87 Pembuktian Teser
88 Dahlia
89 Penangkapan Gia dan Baron
90 Neraka Ozge
91 Eser anak siapa?
92 Melihat rumah baru
93 Dahlia dan Gendis
94 Tes DNA
95 Siksaan untuk Jia
96 Siapa Lagi?
97 Reuni
98 sapa
99 Bertemu idola
100 Gengsi gede-gedean
101 Ingin lepas dari bayang-bayang Eser
102 Awal pertengkaran
103 Keras Kepala
104 Hasil tes DNA?
105 Kenapa harus begini?
106 Memutuskan pergi sebentar
107 Berita duka
108 Kepergian Darto
109 Perasaan Gendis tidak enak
110 Masih menunggu kabar Gendis
111 Gendis bertemu Damar
112 Teringat Gendis dan Esju
113 Salah sangka
114 Curiga
115 Rencana Eser untuk Gendis
116 Menjalankan rencana
117 Rencana masih berjalan
118 Pulang, Mhi
119 Tersiksanya Eser dan Teser
120 Rumit
121 Rencana Sevket
122 Mengetahui rencana
123 Acara Sevket 1
124 Acara Sevket 2
125 Masih tanda tanya
126 Penolakan Gendis
127 Tidak nyaman
128 Hasil tes DNA Ozge dan Eser
129 Tidak sedarah.
130 Berbicara dengan Sevket
131 Kekesalan Eser
132 Cemburu selalu meresahkan
133 Kecewa pada Eser
134 Accident Sevket
135 Rahasia yang belum terkuak
136 Rahasia Eser
137 Kepergian Eser
138 Kematian Sevket
139 Siapakah Rose dan Julles?
140 Bersama Julles dan Rose
141 Julles yang culas
142 Ingin menghubungi Gendis
143 Menjalankan rencana
144 Rencana belum selesai
145 Bertemu dengan Eser
146 Terapi
147 Siapa dan mengapa?
148 Demi Gendis dan Esju
149 Usaha Eser
150 Masih rencana Eser
151 Usaha menumbangkan Julles dahulu
152 Selangkah menuju tumbangnya Julles
153 Mulai Eksekusi
154 Eksekusi awal
155 Bukti dari Sevket
156 Berakhirnya nyawa seseorang
157 Tumbangnya Julles
158 Terungkap
159 Awal pertemuan yang tak biasa
160 Kedatangan Giano dan Salsa
161 Menyerah
162 Berakhir indah
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Rumah Neraka
2
Pergi dari rumah
3
Mulai bekerja
4
Eser Sevket & Ozge Sevket
5
Kesialan Gendis
6
Akal licil Eser
7
Dijemput Tesla
8
Kantor Eser
9
Ozge
10
Bullying di tempat kerja
11
Bersama Ozge
12
perjodohan di keluarga Sevket
13
Nyamuk
14
Bebeg
15
Janji harus ditunaikan
16
Ke mana Damar?
17
Rumah Tua
18
Apartemen Eser
19
Tentang Ozge 1
20
Tentang Ozge 2
21
Kediaman Sevket 1
22
Kediaman Sevket 2
23
Hantu Ozge
24
Ponsel baru
25
Siapa
26
kopinya pas
27
semakin dekat
28
Jia
29
Rencana Ozge
30
Pernikahan dibatalkan
31
Akal-akalan Eser
32
Pernikahan sederhana
33
Tidak seperti pengantin
34
Phiu Mhiu
35
Bingung
36
Gia
37
Sop dan Tempe
38
Eser mulai ser-ser
39
Nonton bioskop
40
Hari yang agak manis
41
Membantu Ozge
42
Melihat Jia atau Gia
43
Sevket teki
44
Ketahuan
45
Tiga kekasih
46
Kunjungan Ozge
47
Ke tempat Alex
48
Ulah Gendis
49
Satu lagi Ancaman untuk Eser
50
Amarah Eser
51
Ingin mengulang hukuman
52
Kerjasama dengan Ozge
53
Licik vs Licik
54
Accident
55
Paraplegia
56
Bisa sembuh
57
Rencana Gendis dan Ozge
58
Emosi yang mulai tidak stabil
59
Bertemu anak Ozge
60
Berbicara dengan Sevket
61
Kekhawatiran untuk Gendis
62
Ada yang menyerah
63
Firasat Phiu
64
Pergi dengan ikhlas
65
kesepakatan apa?
66
Syarat
67
Menikahi Jia?
68
Percaya akan kekuatan doa
69
Kangen tapi gengsi
70
Ada yang bergerak tapi belum tegak
71
Masih mode berusaha
72
Tidak tahu dirinya Ozge
73
Ricuh
74
Ozge masih berharap
75
Sudah bisa kah?
76
Ke rumah sakit
77
Ke gereja
78
Salah menyuarakan isi hati
79
Kembalinya si Teser
80
Masih ingat punya suami, Mhi?
81
Masih saja jahat
82
Membuntuti Jia
83
Tidak paham kode
84
Mendekati Erick
85
Negosiasi dengan Erick
86
Video sudah di tangan
87
Pembuktian Teser
88
Dahlia
89
Penangkapan Gia dan Baron
90
Neraka Ozge
91
Eser anak siapa?
92
Melihat rumah baru
93
Dahlia dan Gendis
94
Tes DNA
95
Siksaan untuk Jia
96
Siapa Lagi?
97
Reuni
98
sapa
99
Bertemu idola
100
Gengsi gede-gedean
101
Ingin lepas dari bayang-bayang Eser
102
Awal pertengkaran
103
Keras Kepala
104
Hasil tes DNA?
105
Kenapa harus begini?
106
Memutuskan pergi sebentar
107
Berita duka
108
Kepergian Darto
109
Perasaan Gendis tidak enak
110
Masih menunggu kabar Gendis
111
Gendis bertemu Damar
112
Teringat Gendis dan Esju
113
Salah sangka
114
Curiga
115
Rencana Eser untuk Gendis
116
Menjalankan rencana
117
Rencana masih berjalan
118
Pulang, Mhi
119
Tersiksanya Eser dan Teser
120
Rumit
121
Rencana Sevket
122
Mengetahui rencana
123
Acara Sevket 1
124
Acara Sevket 2
125
Masih tanda tanya
126
Penolakan Gendis
127
Tidak nyaman
128
Hasil tes DNA Ozge dan Eser
129
Tidak sedarah.
130
Berbicara dengan Sevket
131
Kekesalan Eser
132
Cemburu selalu meresahkan
133
Kecewa pada Eser
134
Accident Sevket
135
Rahasia yang belum terkuak
136
Rahasia Eser
137
Kepergian Eser
138
Kematian Sevket
139
Siapakah Rose dan Julles?
140
Bersama Julles dan Rose
141
Julles yang culas
142
Ingin menghubungi Gendis
143
Menjalankan rencana
144
Rencana belum selesai
145
Bertemu dengan Eser
146
Terapi
147
Siapa dan mengapa?
148
Demi Gendis dan Esju
149
Usaha Eser
150
Masih rencana Eser
151
Usaha menumbangkan Julles dahulu
152
Selangkah menuju tumbangnya Julles
153
Mulai Eksekusi
154
Eksekusi awal
155
Bukti dari Sevket
156
Berakhirnya nyawa seseorang
157
Tumbangnya Julles
158
Terungkap
159
Awal pertemuan yang tak biasa
160
Kedatangan Giano dan Salsa
161
Menyerah
162
Berakhir indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!