Dijemput Tesla

Gendis sudah memakai baju pemberian Surti kembali. Kini dia hanya menunggu kemunculan wanita menor itu.

"Ngapaian saja? lembur?" tanya Surti yang tiba-tiba berada di belakang Gendis.

"Ketiduran, Mbak. Sumpah demi Allah, Gendis tidak aneh-aneh." Gadis itu terlihat sangat salah tingkah.

"Mau aneh-aneh juga tidak masalah, menyentuh Eser Sevket dan Ozge Sevket adalah impian para terapis. Kamu beruntung di hari pertama malah langsung bisa menyentuh keduanya. Berapa yang mereka kasih?" selidik Surti.

"Mereka tidak ngasih apa-apa, Mbak," jawab Gendis dengan jujur.

"Astaga! Ndis, kamu ini be9o apa polos? kamu pikir kenapa terapis-terapis ingin memijat mereka? tentu saja karena tips nya besar. Apalagi Ozge itu, dia tidak macem-macem. Cuman butuh kepiawaian tangan dan mulut. Milikmu tetap utuh, tapi kalau dia puas, tipsnya buat satu bulan cicilan mobilku ini," cerocos Surti, sedikit merutuki kebodohan Gendis.

Gendis mengernyitkan keningnya, masih tidak paham dengan apa yang dibicarakan oleh Surti. "Sudahlah, Mbak. Bukan rejeki, kita pulang. Damar harus sekolah, Gendis juga harus ke kampus. Mau urus cuti kuliah dulu." Gendis menarik tangan Surti dari kamar gantinya.

Melewati meja resepsionis, yang pastinya sudah berganti shift, langkah Surti dan Gendis dihentikan oleh perempuan muda yang berjaga di sana.

"Gendis, ya?" tanya perempuan bernama Ninda itu.

"Iya, Mbak."

"Ini ada titipan," Ninda memberikan dua amplop tebal berwarna coklat pada Gendis.

Gadis itu ragu-ragu untuk menerima, tapi tidak dengan Surti. Dia menyambar begitu saja dari tangan Ninda.

"Jangan lupa bagi-bagi rejeki ya, Ndis." Ninda senyum-senyum ke arah Gendis.

Surti mengintip isi amplopnya, lalu tersenyum tipis, meski wajahnya tidak bisa menyembunyikan raut bahagia yang teramat sangat. Dia mengambil tiga lembar seratus ribuan dari sana, lalu memberikannya pada Ninda tanpa mengucap sepatah kata pun.

"Terimakasih, ya. Ndis. Sering-sering begini." Ninda langsung melipat dan memasukkan uang itu ke kantong bajunya.

"Yang ngasi aku, Nin. Bukan Gendis," sahut Surti, yang merasa dicampakkan begitu saja oleh Ninda.

"Tapi itu uangnya Gendis, Ti. Kamu sudah kayak mami-mami saja," dengus Nindi.

"Saya pulang dulu, kak," pamit Gendis, menghentikan perdebatan tidak penting antara Surti dan Nindi.

Nindi mengangguk dan tersenyum. 'boleh juga anak baru itu, pakai susuk di mana kira-kira,' batinnya dengan pikiran negatif.

******

Sesampainya di rumah, Damar sudah bersiap untuk ke sekolah. Karena lokasi kontrakan Surti tidak terlalu jauh dari rumah neraka mereka. Damar maupun Gendis tidak akan kesulitan untuk mengetahui angkot mana yang bisa digunakan untuk mengantar ke tempat yang mereka tuju.

Surti memberikan dua lembar pecahan uang sepuluh ribuan pada Damar.

"Ini terlalu banyak, Mbak. segini cukup." Damar mengembalikan satu lembar pada Surti.

"Kalau dikasih, langsung bilang terimakasih. Jangan ngucapin yang lain. Jangan sombong, cukupmu pasti cuman buat bayar angkot saja. Sesekali jajan, biar kamu tau rasanya cilok dan siomay itu bikin nagih. Kalau kamu merasa lebih, ya disimpen," nasehat Surti dengan gayanya yang ceplas ceplos dan logat jawa timuran yang khas.

Tidak ingin mendengar ocehan lebih lama lagi, Damar pun langsung berpamitan pada Surti dan Gendis.

Baru saja, Gendis melangkahkan kaki ke kamar mandi, Surti malah menahan lengannya.

"Ini uangmu, simpen baik-baik." Surti memberikan kedua amplop tadi pada Gendis.

"Mbak saja yang simpan. Memang berapa, Mbak? banyak banget ya?" tanya Gendis dengan polosnya.

Surti mengeluarkan isi dari kedua amplop tersebut. Ternyata di masing-masing amplop, ada kertasnya. Ada nomer ponsel yang tertulis di sana, dengan pesan singkat di bawahnya 'Save.'

"Jumlahnya sama, Ndis. Segepok semua. Rupanya mereka puas sekali sama pijatanmu. Ini tapi nomernya tidak ada namanya lho, Ndis. Jadi mana yang nomernya Eser, mana yang Ozge, kita tidak tahu." Wajah Surti terlihat sangat bingung.

"Sudah, Mbak. Tidak usah dipikirin. Wajarnya, memang orang-orang kaya kasih tipnya berapa?" tanya Gendis, akirnya memilih untuk menunda sebentar mandinya.

"Setahuku, tidak sebanyak ini. Jujur sama Mbak, Kamu ngapain mereka?" desak Surti, tatapannya seperti seorang penyelidik.

"Mbak Surti?! Gendis, hanya memijat mereka seperti normalnya tukang pijat lain. Tidak lebih dan tidak kurang. Kalau memang itu kebanyakan, nanti Gendis kembalikan saja. Itu kan ada nomer teleponnya, nanti biar Gendis hubungi."

"Sayang, Ndis. Jangan dikembalikan. Yang penting kamu tidak minta dan ini halal. Simpan saja." Surti menyodorkan uang itu.

Gendis berpikir sejenak, menimbang-nimbang apa yang akan dilakukan dengan uang itu. Dia mengambil uang itu dari tangan Surti, lalu mengambil masing-masing beberapa lembar. Tidak lupa menghitung juga bagian yang tadi di ambil untuk Nindi.

"Ini, Mbak Surti, pegang saja. Buat bayar kontrakan. Yang ini, Gendis kembalikan. Biar kesannya, Gendis ini tidak sembarangan. Tapi kalau mereka memaksa, apa boleh buat. Kita terima dengan senang hati saja." Gendis memberikan uang yang diambilnya pada Surti. Lalu memasukkan lagi yang lain ke masing-masing amplop.

"Jangan, Ndis. Ini uang hasil kerjamu pertama." Surti pura-pura tidak enak dan menolak.

"Sudah, Mbak. Tidak perlu sok nggak butuh gitu. Gendis, sudah terimakasih sekali boleh tinggal di sini sementara. Nanti, kalau kerjaan sudah mapan. Gendis pindah, kalau perlu langsung beli rumah."

"Aku tidak tahu, doaku akan dikabulkan apa tidak. Tapi Mbak, doakan apa keinginanmu dan Damar bisa tercapai." Surti mengatakan dengan raut wajah serius.

Gendis membalasnya dengan sebuah senyuman, lalu langsung berjalan ke kamar mandi, tetap dengan membawa amplop coklat tadi.

Seusai mandi dan bersiap-siap, dia langsung berangkat menuju kampusnya. Sedangkan Surti langsung kembali tidur. Jam kerja di malam hari, membuatnya harus mengisi daya di siang hari.

Dengan berbagai pertimbangan, setelah berdiskusi dengan beberapa dosen. Gendis akhirnya tidak jadi mengambil cuti. Karena sebenarnya, dia hanya sedang bingung menentukan judul skripsi yang tepat. Akan sangat disayangkan memang, kalau cuti disaat sudah sampai di tahap skripsi.

Gendis pun meninggalkan kampus dengan perasaan lega. Dia menghentikan langkah kakinya di halte tak jauh gedung kampus.

Tiba-tiba mobil Tesla hitam metalik berhenti tepat di depannya, driver turun dari sana dan berjalan menghampirinya.

"Silahkan naik, Nyonya. Tuan saya, ingin berbicara dengan Nyonya, " ucap driver pada Gendis.

Gadis itu menatap driver dengan pandangan penuh curiga. Badan laki-laki itu begitu tegap, warna kulitnya sawo matang, dan berbaju safari dengan sepatu hitam mengkilat.

"Maaf, saya tidak bisa. Saya menunggu bus saja," tolak Gendis dengan sopan.

"Mohon, jangan membuat saya dimarahi,Nyonya," ucap Driver itu, lagi.

"Memang siapa atasan, Bapak?" tanya Gendis dengan ketus.

Driver menoleh ke arah mobil, bersamaan dengan itu kaca pintu mobil terbuka separuh. Mengetahui siapa yang berada di dalam mobil, membuat nyali Gendis menciut.

"Bagaimana, Nyonya?"

Terpopuler

Comments

Me ☺

Me ☺

wah ketemu lagi 😆😆😅

2022-10-20

0

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

salah satu sevket ya, eh apa td?

2022-09-07

1

Ayahnya putra fajar ㊍㊍

Ayahnya putra fajar ㊍㊍

siapa ini ngeres ya yg didalam mobil wkwkwkwkwkwk

2022-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Neraka
2 Pergi dari rumah
3 Mulai bekerja
4 Eser Sevket & Ozge Sevket
5 Kesialan Gendis
6 Akal licil Eser
7 Dijemput Tesla
8 Kantor Eser
9 Ozge
10 Bullying di tempat kerja
11 Bersama Ozge
12 perjodohan di keluarga Sevket
13 Nyamuk
14 Bebeg
15 Janji harus ditunaikan
16 Ke mana Damar?
17 Rumah Tua
18 Apartemen Eser
19 Tentang Ozge 1
20 Tentang Ozge 2
21 Kediaman Sevket 1
22 Kediaman Sevket 2
23 Hantu Ozge
24 Ponsel baru
25 Siapa
26 kopinya pas
27 semakin dekat
28 Jia
29 Rencana Ozge
30 Pernikahan dibatalkan
31 Akal-akalan Eser
32 Pernikahan sederhana
33 Tidak seperti pengantin
34 Phiu Mhiu
35 Bingung
36 Gia
37 Sop dan Tempe
38 Eser mulai ser-ser
39 Nonton bioskop
40 Hari yang agak manis
41 Membantu Ozge
42 Melihat Jia atau Gia
43 Sevket teki
44 Ketahuan
45 Tiga kekasih
46 Kunjungan Ozge
47 Ke tempat Alex
48 Ulah Gendis
49 Satu lagi Ancaman untuk Eser
50 Amarah Eser
51 Ingin mengulang hukuman
52 Kerjasama dengan Ozge
53 Licik vs Licik
54 Accident
55 Paraplegia
56 Bisa sembuh
57 Rencana Gendis dan Ozge
58 Emosi yang mulai tidak stabil
59 Bertemu anak Ozge
60 Berbicara dengan Sevket
61 Kekhawatiran untuk Gendis
62 Ada yang menyerah
63 Firasat Phiu
64 Pergi dengan ikhlas
65 kesepakatan apa?
66 Syarat
67 Menikahi Jia?
68 Percaya akan kekuatan doa
69 Kangen tapi gengsi
70 Ada yang bergerak tapi belum tegak
71 Masih mode berusaha
72 Tidak tahu dirinya Ozge
73 Ricuh
74 Ozge masih berharap
75 Sudah bisa kah?
76 Ke rumah sakit
77 Ke gereja
78 Salah menyuarakan isi hati
79 Kembalinya si Teser
80 Masih ingat punya suami, Mhi?
81 Masih saja jahat
82 Membuntuti Jia
83 Tidak paham kode
84 Mendekati Erick
85 Negosiasi dengan Erick
86 Video sudah di tangan
87 Pembuktian Teser
88 Dahlia
89 Penangkapan Gia dan Baron
90 Neraka Ozge
91 Eser anak siapa?
92 Melihat rumah baru
93 Dahlia dan Gendis
94 Tes DNA
95 Siksaan untuk Jia
96 Siapa Lagi?
97 Reuni
98 sapa
99 Bertemu idola
100 Gengsi gede-gedean
101 Ingin lepas dari bayang-bayang Eser
102 Awal pertengkaran
103 Keras Kepala
104 Hasil tes DNA?
105 Kenapa harus begini?
106 Memutuskan pergi sebentar
107 Berita duka
108 Kepergian Darto
109 Perasaan Gendis tidak enak
110 Masih menunggu kabar Gendis
111 Gendis bertemu Damar
112 Teringat Gendis dan Esju
113 Salah sangka
114 Curiga
115 Rencana Eser untuk Gendis
116 Menjalankan rencana
117 Rencana masih berjalan
118 Pulang, Mhi
119 Tersiksanya Eser dan Teser
120 Rumit
121 Rencana Sevket
122 Mengetahui rencana
123 Acara Sevket 1
124 Acara Sevket 2
125 Masih tanda tanya
126 Penolakan Gendis
127 Tidak nyaman
128 Hasil tes DNA Ozge dan Eser
129 Tidak sedarah.
130 Berbicara dengan Sevket
131 Kekesalan Eser
132 Cemburu selalu meresahkan
133 Kecewa pada Eser
134 Accident Sevket
135 Rahasia yang belum terkuak
136 Rahasia Eser
137 Kepergian Eser
138 Kematian Sevket
139 Siapakah Rose dan Julles?
140 Bersama Julles dan Rose
141 Julles yang culas
142 Ingin menghubungi Gendis
143 Menjalankan rencana
144 Rencana belum selesai
145 Bertemu dengan Eser
146 Terapi
147 Siapa dan mengapa?
148 Demi Gendis dan Esju
149 Usaha Eser
150 Masih rencana Eser
151 Usaha menumbangkan Julles dahulu
152 Selangkah menuju tumbangnya Julles
153 Mulai Eksekusi
154 Eksekusi awal
155 Bukti dari Sevket
156 Berakhirnya nyawa seseorang
157 Tumbangnya Julles
158 Terungkap
159 Awal pertemuan yang tak biasa
160 Kedatangan Giano dan Salsa
161 Menyerah
162 Berakhir indah
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Rumah Neraka
2
Pergi dari rumah
3
Mulai bekerja
4
Eser Sevket & Ozge Sevket
5
Kesialan Gendis
6
Akal licil Eser
7
Dijemput Tesla
8
Kantor Eser
9
Ozge
10
Bullying di tempat kerja
11
Bersama Ozge
12
perjodohan di keluarga Sevket
13
Nyamuk
14
Bebeg
15
Janji harus ditunaikan
16
Ke mana Damar?
17
Rumah Tua
18
Apartemen Eser
19
Tentang Ozge 1
20
Tentang Ozge 2
21
Kediaman Sevket 1
22
Kediaman Sevket 2
23
Hantu Ozge
24
Ponsel baru
25
Siapa
26
kopinya pas
27
semakin dekat
28
Jia
29
Rencana Ozge
30
Pernikahan dibatalkan
31
Akal-akalan Eser
32
Pernikahan sederhana
33
Tidak seperti pengantin
34
Phiu Mhiu
35
Bingung
36
Gia
37
Sop dan Tempe
38
Eser mulai ser-ser
39
Nonton bioskop
40
Hari yang agak manis
41
Membantu Ozge
42
Melihat Jia atau Gia
43
Sevket teki
44
Ketahuan
45
Tiga kekasih
46
Kunjungan Ozge
47
Ke tempat Alex
48
Ulah Gendis
49
Satu lagi Ancaman untuk Eser
50
Amarah Eser
51
Ingin mengulang hukuman
52
Kerjasama dengan Ozge
53
Licik vs Licik
54
Accident
55
Paraplegia
56
Bisa sembuh
57
Rencana Gendis dan Ozge
58
Emosi yang mulai tidak stabil
59
Bertemu anak Ozge
60
Berbicara dengan Sevket
61
Kekhawatiran untuk Gendis
62
Ada yang menyerah
63
Firasat Phiu
64
Pergi dengan ikhlas
65
kesepakatan apa?
66
Syarat
67
Menikahi Jia?
68
Percaya akan kekuatan doa
69
Kangen tapi gengsi
70
Ada yang bergerak tapi belum tegak
71
Masih mode berusaha
72
Tidak tahu dirinya Ozge
73
Ricuh
74
Ozge masih berharap
75
Sudah bisa kah?
76
Ke rumah sakit
77
Ke gereja
78
Salah menyuarakan isi hati
79
Kembalinya si Teser
80
Masih ingat punya suami, Mhi?
81
Masih saja jahat
82
Membuntuti Jia
83
Tidak paham kode
84
Mendekati Erick
85
Negosiasi dengan Erick
86
Video sudah di tangan
87
Pembuktian Teser
88
Dahlia
89
Penangkapan Gia dan Baron
90
Neraka Ozge
91
Eser anak siapa?
92
Melihat rumah baru
93
Dahlia dan Gendis
94
Tes DNA
95
Siksaan untuk Jia
96
Siapa Lagi?
97
Reuni
98
sapa
99
Bertemu idola
100
Gengsi gede-gedean
101
Ingin lepas dari bayang-bayang Eser
102
Awal pertengkaran
103
Keras Kepala
104
Hasil tes DNA?
105
Kenapa harus begini?
106
Memutuskan pergi sebentar
107
Berita duka
108
Kepergian Darto
109
Perasaan Gendis tidak enak
110
Masih menunggu kabar Gendis
111
Gendis bertemu Damar
112
Teringat Gendis dan Esju
113
Salah sangka
114
Curiga
115
Rencana Eser untuk Gendis
116
Menjalankan rencana
117
Rencana masih berjalan
118
Pulang, Mhi
119
Tersiksanya Eser dan Teser
120
Rumit
121
Rencana Sevket
122
Mengetahui rencana
123
Acara Sevket 1
124
Acara Sevket 2
125
Masih tanda tanya
126
Penolakan Gendis
127
Tidak nyaman
128
Hasil tes DNA Ozge dan Eser
129
Tidak sedarah.
130
Berbicara dengan Sevket
131
Kekesalan Eser
132
Cemburu selalu meresahkan
133
Kecewa pada Eser
134
Accident Sevket
135
Rahasia yang belum terkuak
136
Rahasia Eser
137
Kepergian Eser
138
Kematian Sevket
139
Siapakah Rose dan Julles?
140
Bersama Julles dan Rose
141
Julles yang culas
142
Ingin menghubungi Gendis
143
Menjalankan rencana
144
Rencana belum selesai
145
Bertemu dengan Eser
146
Terapi
147
Siapa dan mengapa?
148
Demi Gendis dan Esju
149
Usaha Eser
150
Masih rencana Eser
151
Usaha menumbangkan Julles dahulu
152
Selangkah menuju tumbangnya Julles
153
Mulai Eksekusi
154
Eksekusi awal
155
Bukti dari Sevket
156
Berakhirnya nyawa seseorang
157
Tumbangnya Julles
158
Terungkap
159
Awal pertemuan yang tak biasa
160
Kedatangan Giano dan Salsa
161
Menyerah
162
Berakhir indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!