Bab 10

Allura menatap bingkisan yang baru di terimanya beberapa saat lalu dengan pandangan yang sulit diartikan, sepupu Viana mendatanginya saat ia sedang bekerja di toko dengan membawakan barang titipan dari majikannya, Rivera.

Ya Tuhan, padahal aku baru kemarin mulai mengkonsumsi vitamin penyubur ASI, tapi sekarang sudah dikirimi alat pumping, batin Allura seraya memerhatikan box pumping yang masih tersegel itu.

Setelah mengetahui isi bingkisannya, Allura segera menyimpan alat itu di dalam lokernya. Ia juga tidak lupa merapikan kembali bungkusannya supaya tak ada yang curiga atau melihat alat yang ia miliki itu, bisa-bisa dia menjadi bahan perbincangan oleh teman-temannya.

Selepas merapikan bungkusan itu, Allura kembali ke tempatnya bekerja yang memegang mesin kasir. Baru saja Allura menutup pintu lokernya, tiba-tiba Dewi menghampirinya.

Dewi adalah teman satu toko dengannya, tapi gadis itu tak pernah menyukai Allura dari sejak gadis itu bergabung kerja di sana. Alasannya simpel, Allura selalu mendapatkan pujian dari pemilik toko, sedangkan dirinya tidak.

"Allura, kamu lagi ngapain di sini? Orang-orang lagi sibuk, tapi kamu malah diem aja di sini. Kedepan sana!" titahnya dengan nada ketus.

Allura sudah tahu jika Dewi memang tidak menyukainya, tapi gadis itu hanya mendiamkannya saja. Ia tidak menanggapi semua ocehan atau kata-kata pedas Dewi karena menurut Allura, itu tidak ada manfaatnya.

"Heh, Lura, kamu denger aku bicara tidak?" tanya Dewi lagi saat ia melihat Allura yang tak menanggapinya.

Allura menghentikan langkahnya yang sudah mulai menjauh dari hadapan Dewi, ia memutar tubuh untuk melihat Dewi sepenuhnya.

"Apa, Dew? Bukannya kamu suruh aku untuk kedepan?" tanya Allura seraya menaikan sebelah alisnya.

"Tadi ... siapa? Apa yang kamu terima darinya?" tanya Dewi dengan pandangan menyelidik.

Allura melipat kedua tangannya seraya tersenyum tipis. Ternyata selain fanatikan, dia juga punya sifat kepo yang cukup tinggi, batin Allura.

"Buat apa aku bilang sama kamu, Dew? Toh kamu tidak punya hak untuk mengetahuinya," jawab Allura.

Gadis itu melihat Dewi yang mengepalkan tangannya dengan erat, kemudian ia melangkah untuk menghampirinya.

"Dewi yang cantik, kamu tidak perlu mengetahui semua tentang kehidupanku. Kamu tidak berhak melakukannya, karena apa?" tanya Allura seraya menatap lekat netra milik Dewi dengan tajam. "Karena kamu bukan siapa-siapa diriku," sambungnya.

Allura baru kali ini menegur Dewi, jika biasanya gadis itu tidak menanggapinya, lain halnya dengan hari ini. Allura berani menegurnya, ia tidak ingin Dewi sampai mengetahui profesinya kali ini. Jadi, dia memutuskan untuk menegur Dewi, dengan harapan gadis itu tidak akan berani untuk mengusik kehidupannya lagi.

Dewi cukup tercengang dengan apa yang dilakukan oleh Allura padanya, selama ini dia berani mengusik kehidupan Allura karena hanya gadis itu yang tidak berani menegurnya ataupun membalas semua perbuatannya, tapi kini Allura sudah menegurnya. Bahkan gadis itu berani menatap tajam Dewi.

Si*lan, sejak kapan Allura berani melawanku? Bahkan sepertinya dia sama sekali tidak merasa takut padaku, batin Dewi.

Tanpa menunggu ucapan Dewi, Allura segera berbalik dan meninggalkan gadis yang masih mematung itu. Ia harus segera kembali ke tempat kerja sebelum ibu pemilik toko datang mencari keberadaannya.

Suasana toko tidak terlalu ramai hari ini, jadi ibu pemilik toko memutuskan untuk segera menutup tokonya saat hari menjelang malam. Jika biasanya toko itu tutup pukul sepuluh malam, maka hari ini toko itu tutup saat pukul delapan malam.

Allura sedikit beruntung, malam ini ia tidak harus pulang ke rumah sakit dengan berjalan kaki karena ada seorang pria yang tadi sempat mampir di tokonya dan sekarang menawarinya tumpangan. Awalnya Allura menolak, tapi setelah pria itu mengatakan jika dirinya hendak mendatangi rumah sakit yang ada di sekitaran sana, Allura pun menerima tawaran itu.

"Namanya siapa, Mbak?" tanya pria itu sedikit berteriak karena posisinya saat ini mereka tengah berboncengan di atas motor.

"Allura, Mas. Nama Masnya siapa?" Kini giliran Allura yang bertanya. Sama halnya dengan pria tadi, Allura pun bertanya dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Edwin, Mbak," jawab pria itu.

"Oh. Mas Edwin ke rumah sakit mau menengok siapa? Setahu saya biasanya jam segini jam besuk sudah habis."

Meskipun di atas motor, Allura tidak sedikitpun menyentuh pria itu untuk berpegangan, ia malah berpegangan pada besi yang terdapat di bagian belakang motor untuk menopang badannya.

"Atasan saya kemarin mengalami kecelakaan. Jadi hari ini saya berniat untuk menemaninya di sana bersama seorang pelayannya yang lain."

Allura menganggukan kepalanya beberapa kali. Setelah itu, tak lagi pembicaraan di antara keduanya. Allura membiarkan Edwin untuk fokus pada jalanan yang mereka lalui.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 25 menit kemudian, akhirnya kedua insan itupun sampai di pelataran rumah sakit. Allura segera turun dari motor milik Edwin setelah pria itu memarkirkan motornya, sebelum pergi dari sana, Allura juga tidak lupa untuk mengucapkan kata terima kasih.

"Terima kasih, Mas Edwin," ucap Allura sedikit membungkukkan badannya.

"Sama-sama, Mbak." Edwin tersenyum hangat melihat gadis di depannya.

"Kalau begitu saya pamit terlebih dulu, Mas. Kebetulan arah kita berbeda. Jadi, sekali lagi terima kasih banyak," ucap Allura sebelum ia pergi meninggalkan Edwin yang masih berdiri sendirian di dekat motor miliknya.

Edwin sendiri memilih untuk membiarkan Allura. Sementara dirinya menghubungi Arzan dulu karena atasannya itu tadi sempat menelepon dia saat sedang berkendara.

Setelah menunggu beberapa saat, panggilan itu pun terjawab di seberang sana.

"Halo, Tuan. Maaf karena saya baru menghubungi Anda. Apa Anda sedang membutuhkan sesuatu?" tanya Edwin sambil meneliti kembali barang bawaannya yang tadi ia simpan di dalam jok motor.

"Kenapa lama sekali? Cepatlah kemari, aku butuh bantuanmu!" perintah Arzan sebelum ia mengakhiri panggilannya secara sepihak.

Ya Tuhan, kenapa aku memiliki bos yang menyebalkan seperti dia? Padahal aku lama karena harus mencari makanan yang dia inginkan, tapi saat dia lama menunggu, dia langsung menggerutu, batin Edwin seraya menggeleng pelan.

Setelah memastikan semua barang yang ia bawa lengkap dan aman, pria itu pun melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat di mana bosnya berada.

Sedangkan di ruang rawat Arzan, pria itu terlihat gelisah. Mungkin karena efek Rivera yang tengah hamil anaknya, ia kini menginginkan makanan yang cukup aneh jika dikonsumsi malam hari. Bahkan pria itu juga menyuruh Edwin untuk memakai motor dan melarangnya memakai mobil, tidak ada alasan yang pasti untuk permintaannya itu.

Arzan menunggu kedatangan Edwin dengan gusar. Bahkan ia beberapa kali menengok kearah pintu, berharap jika asistennya itu segera datang dan membawakan apa yang ia inginkan.

Setelah menunggu beberapa saat kemudian, Edwin datang ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

"Mana pesanannya?" tanya Arzan begitu Edwin masuk ke ruang rawatnya.

Dengan sigap, Edwin segera mengeluarkan makanan yang diinginkan oleh Arzan.

"Silakan, Tuan."

Mata Arzan seketika berbinar kala melihat rujak bebek yang sudah tersedia di depannya. Tanpa menunggu lama dan menawari bawahannya, Arzan segera melahap rujak bebek itu dengan semangat hingga membuat Edwin serta Pak Ujang menggeleng pelan.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

enak banget Rivera, pantes belagu yg ngidam suaminya

2022-02-23

3

Yani

Yani

Asisten Arzam

2022-02-19

1

Rusnani Crb

Rusnani Crb

uhuy salting dua dua nya

2022-02-05

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!