Bab 6

Pagi menyapa, Allura segera bangkit dari tidurnya saat ia mendengar suara adzan subuh yang berkumandang. Allura menggoyangkan bahu Viana pelan untuk membangunkannya. Gadis itu menginap di rumah sakit untuk menemani Allura, mereka tidur di bawah brankar Ibu Ani dengan beralaskan tikar tipis.

"Na, bangun. Ayo ke mushola dulu," ucap Allura.

Viana mulai mengerjapkan matanya, ia terlihat sangat mengantuk. Mungkin tidurnya kurang nyaman karena hanya beralaskan tikar tipis.

"Ayo!" Allura mengulurkan tangannya untuk membangunkan Viana.

Gadis itu menerima uluran tangan Allura, mereka bangkit bersama dan segera merapikan alas bekas tidurnya. Setelah itu, mereka pun mulai berjalan keluar dari ruang rawat bersama beberapa penunggu pasien lain dan menuju tempat di mana mushola berada.

Selesai shalat, Allura tak sengaja bertemu dengan dokter yang tadi malam menerima korban kecelakaan yang ia tolong, lebih tepatnya Dokter Nandi yang terlebih dahulu melihat Allura.

"Lho, Mbak Lura, ya?" sapa Dokter Nandi saat mereka tengah berjalan di lorong menuju kantin, Viana mengajaknya ke sana untuk membeli minuman hangat.

Allura dan Viana berbalik untuk melihat orang yang menyapanya.

"Lho, bukankah Anda dokter yang tadi malam, ya?" tanya Allura untuk memastikan.

"Iya. Perkenalkan, saya Nandi." Dokter Nandi mengulurkan tangannya untuk bersalaman, Allura dan Viana menerima uluran tangan itu secara bergantian.

Tadi malam mereka belum saling mengenal satu sama lain. Jadi, mereka baru perkenalan resmi saat ini. Setelah saling mengenal, akhirnya ketiga orang itu pun melanjutkan kembali perjalanan mereka menuju kantin rumah sakit.

"Bagaimana dengan korban yang tadi malam, Dokter? Apa sekarang dia sudah sadar?" tanya Allura yang ingin mengetahui kondisi orang yang pernah ditolongnya.

"Alhamdulillah, sudah sejak tadi malam dia sadarkan diri. Dan saat ini kondisinya sudah membaik. Mungkin dua hari ke depan juga sudah pulang," jawab Dokter Nandi di iringi dengan senyuman.

Allura melihat senyuman itu biasa saja, tapi tidak dengan Viana. Gadis itu mendadak jadi pendiam setelah bertemu dengan Dokter Nandi.

"Na, kenapa kamu sejak tadi hanya diam saja?" tanya Allura pada Viana.

Gadis yang sejak tadi terdiam dengan memerhatikan Dokter Nandi pun terlihat gelagapan.

"Hah, ehm, aku ... aku tidak apa-apa," jawab Viana dengan gugup.

Allura memicingkan matanya saat ia melihat gelagat Viana yang menurutnya aneh.

"Apa benar kamu baik-baik saja, Na?" tanya Allura lagi untuk memastikan bahwa temannya itu baik-baik saja.

"Apa, sih, Ra?! Aku sungguh baik-baik saja," jawab Viana dengan wajah yang memerah malu karena sejak tadi Dokter Nandi menatapnya.

Allura hanya mengangguk sesaat, ia tahu jika sahabatnya itu tengah gugup karena terus diperhatikan oleh dokter muda di depannya. Allura pun kembali ke topik awal pembicaraan mereka, ia merasa lega setelah mendengar bahwa orang yang ditolongnya baik-baik saja.

"Syukurlah kalau begitu. Semoga beliau cepat sembuh, Dok," ucap Allura.

"Amin. Terima kasih atas doanya," ucap Dokter Nandi.

Allura hanya tersenyum simpul untuk menanggapi ucapan dokter itu.

"Apakah Nona berniat untuk menjenguknya? Jika 'Iya' saya bisa mengantarkan Anda ke ruang rawatnya," tanya Dokter Nandi.

Allura tersenyum sembari menggeleng pelan, ia tidak berniat untuk menemui korban yang ditolongnya.

"Terima kasih, Dokter. Tapi, Anda tidak perlu melakukan hal itu. Semoga saja beliau cepat sembuh dan cepat kembali berkumpul bersama keluarganya," jawab Allura.

Dokter Nandi pun hanya bisa mengangguk samar, kali ini tebakan Arzan salah. Orang yang sudah menolongnya menolak untuk bertemu dengannya.

Setelah minuman yang mereka pesan siap, ketiganya pun berpisah di lorong. Arah yang Dokter Nandi tuju, berbeda dengan arah Allura dan Viana tuju.

Sesampai di ruangan Ibu Ani, Viana segera menodong Allura dengan berbagai pertanyaan seputar bagaimana cara dia bisa mengenal Dokter Nandi.

"Ra, kenapa kamu tidak mengatakan jika dokter yang kamu temui itu adalah Dokter Nandi?" tanyanya heboh.

Allura menatap Viana dengan heran. Sejak kapan Viana ingin mengetahui seluk beluk pria? Bukankah selama ini justru Viana—lah yang paling enggan untuk didekati mahluk yang bernamakan pria? tanya Allura dalam hatinya.

Allura menjahili Viana dengan menyentuh kening gadis itu seraya bergumam, "Tidak panas. Tapi, kenapa sikapnya berbeda dari biasanya?"

Viana yang diperlakukan seperti itu langsung menepis tangan Allura dari keningnya. Ia menatap sebal Allura yang sedang menahan tawanya.

"Hei cantik, jangan merajuk seperti ini dong," rayu Allura seraya menyentuh dagu Viana.

Terkadang Viana merasa sedikit heran terhadap Allura, gadis itu sangat jarang menunjukkan perasaannya. Di antara mereka berdua, yang paling sering tertawa dan terlihat bahagia itu adalah Allura, padahal yang paling berat bebannya juga Allura. Sedangkan dirinya, orang yang tidak terlalu menanggung beban karena keluarganya terbilang cukup mampu, tapi ia lebih sering mengeluh dan menangis pada Allura. Yang Viana ketahui, Allura hanya akan menangis jika melihat Ibu Ani sakit, apalagi sedang tidak sadarkan diri seperti saat ini, hatinya bisa benar-benar rapuh secara tiba-tiba.

"Na, kamu kenapa melihatku dengan tatapan menyedihkan seperti itu?" tanya Allura. Sedari tadi, Viana tampak menatap iba dirinya dan hal itu tidak disukai oleh Allura. Ia tak ingin orang lain mengasihaninya.

Viana tahu maksud dari pertanyaan Allura, ia pun segera merubah kembali raut wajahnya.

"Memangnya aku menatapmu seperti apa, hmmm?" tanyanya.

Allura tersenyum tipis, ia cukup terhibur dengan kehadiran Viana disampingnya.

"Tidak ada," jawabnya.

Setelah itu, di antara keduanya pun hanya ada keheningan. Allura terus memperhatikan layar monitor pendeteksi detak jantung Ibu Ani, hingga sesaat kemudian ia mengingat sesuatu.

"Na, jam berapa kita akan bertemu orang itu?" tanya Allura.

Viana sedikit mengernyitkan keningnya, ia lupa dengan jadwalnya hari ini. "Siapa yang kamu maksud, Ra?" tanyanya dengan bingung.

Allura berbalik untuk menatap Viana. "Jangan bilang kamu lupa, kalau hari ini kita akan bertemu dengan majikan sepupumu itu?" desisnya seraya menunjuk wajah Viana.

Seketika itu juga Viana menepuk keningnya, ia benar-benar melupakan hal itu.

"Forgive me. I forgot about it," ucapnya dengan wajah bersalah.

"Kebiasaan," gerutu Allura dengan malas.

"Ya maaf, Ra. Namanya juga manusia," jawab Viana. Sesaat kemudian, ia merogoh tasnya untuk mengambil ponsel. "Biar aku tanya Dian dulu. Mumpung sekarang dia belum berangkat ke rumah majikannya," sambung Viana dengan menempelkan benda pipih itu di telinganya.

Allura hanya mengangguk pelan. Jika saja tidak sedang membutuhkan uang, Allura pun enggan untuk menanyakan hal itu.

Viana berjalan ke luar ruangan, ia menelpon sepupunya di luar. Hingga Allura tak mengetahui apa yang sedang ditanyakan Viana pada Dian.

Setelah beberapa menit kemudian, Viana pun kembali masuk dan memberitahukan tentang Dian yang meminta Allura serta Viana untuk bertemu majikannya saat siang nanti.

Terpopuler

Comments

Rahma Nomnom Gowess

Rahma Nomnom Gowess

emng bisa ya thor klo blom lahirin .,.bisa keluar asi

2022-03-02

2

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

next thour

2022-02-23

0

Yani

Yani

Semangat thor

2022-02-19

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!