Pintu ruangan Riri terbuka, menampilkan sosok seorang Aryan yang masuk ke ruangan Riri.
Riri pun berdiri dari tempat duduknya, saat mengetahui siapa yang masuk.
"Aryan" gumam pelan Riri.
"Apa sudah selesai pekerjaannya?" tanya Aryan mendekat pada Riri.
"Be..belum" jawab Riri tanpa menatap Aryan.
"Rara, ada apa denganmu?" tanya Aryan dengan menaikkan alisnya.
"A...apa?" balik tanya Riri kini menatap bingung Aryan.
"Hanya pekerjaan sedikit saja, kau belum selesai!" ucap Aryan dengan mengambil berkas itu dan melemparkannya pada Riri, Riri pun terkejut saat kertas kertas berhamburan.
"Maaf!" ucap Riri menunduk.
"Cepat selesaikan, atau aku akan memecatmu" ucap Aryan dengan menatap tajam pada Riri, membuat Riri menciut melihat Aryan seperti itu.
"Ba... baik"
Aryan pun pergi meninggalkan ruangan Riri, kini Riri yang sangat sedih akhirnya menjatuhkan air matanya.
"Ada apa denganmu Aryan, hikz kemarin kau mengatakan mencintai diriku, tapi apa sekarang? kau memarahiku!" ucap pelan Riri dengan menutup wajahnya.
Aryan masuk keruangan nya, di sana masih ada Sherly, wanita yang mengejar Aryan, lebih tepatnya mencintai Aryan namun Aryan tidak mencintainya.
"Aryan, darimana saja kau?" tanya Sherly saat melihat Aryan masuk.
"Ini bukan urusanmu Sherly, sebaiknya kau pergi saja!" ucap Aryan melangkahkan kakinya dan duduk di tempat kursi kebanggaan nya.
"Suasana hatimu menjadi buruk saat keluar, ada apa Aryan?" tanya Sherly dengan mendekat ke pada Aryan, lalu memijat pundaknya Aryan dengan berusaha terus menggoda.
"Aryan aku mencintaimu sangat mencintai dirimu" bisik Sherly pelan.
"Cinta? benarkah kau mencintai diriku Sherly?" tanya Aryan menatap sinis ke arah Sherly.
"Te...tentu saja Aryan, aku sangat mencintaimu!" ucap Sherly gugup apalagi saat tatapan yang seakan menerkam nya hidup hidup.
"Pergi dari sini Sherly!" perintah Aryan dengan menunjukkan pintu pada Sherly.
Sherly yang kesal karena mendapat pengusiran akhirnya keluar dengan rasa kesal dan amarahnya.
"Sia sia saja aku menggodanya" pelan Sherly saat akan membuka pintu, terdapat Riri dengan berkas berkas yang sudah di selesaikannya itu.
"Siapa kau?" tanya Sherly menatap tajam ke arah Riri.
"Ehh, harusnya saya yang bertanya!" ucap Riri tak ingin menjawab.
"Cihhh, dasar sialan"
Aryan yang mendengar pembicaraan itu pun membalikkan badannya, dan melihat Riri dan Sherly adu mulut.
"Sayang, ada apa?" tanya Aryan dengan lembut.
"Aryan, dia yang memulai" adu Riri pada Aryan.
"Bukan kepadamu nona Rara! aku bertanya kepada Sherly kekasihku!" ucap Aryan, mendengar hal itu Sherly pun langsung memeluk Aryan dengan cepat.
"Apa maksudmu Aryan?"
"Aku bos mu Rara! tidak baik memanggil bos mu dengan sebutan nama!" sinis Aryan.
Tak terasa air mata pun jatuh dari matanya Riri, sakit? tentu! karena Aryan yang iya cintai, malah menganggap dirinya sebagai sekertaris biasa.
"Ada apa kau kesini?" tanya Aryan, tak ingin melihat air mata yang jatuh dari matanya itu, membuat Aryan menatap ke arah kaca yang terdapat gedung gedung tinggi di sana.
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaan, dimana aku harus menyimpannya?" ucap Riri lalu bertanya dengan menunduk.
"Di mejaku saja"
"Ba...baik"
Sherly pun hanya tersenyum melihat itu, tak apa meskipun Aryan hanya membuat wanita itu cemburu atau apalah.
"Saya permisi pak!"
"Hmmm"
Setelah Riri pergi, Aryan melepaskan pelukannya dari Sherly, sedangkan Sherly kesal dengan apa yang di lakukan oleh Aryan.
"Pergilah Sherly!" ucap Aryan dengan pelan namun penuh penekanan.
"Tapi Aryan aku-"
"Pergi!!" bentak Aryan membuat Sherly menunduk dan pergi.
"Cihh, dasar! hanya menggunakanku untuk membuat wanita itu cemburu saja!" cicit Sherly dengan kesal.
Jam makan siang pun berlangsung, kini Riri telah di jemput oleh Luna, untuk makan siang bersama.
Riri ingin mengajak Aryan makan bersama, tapi apa yang telah dia lakukan membuat Riri menjadi sedih dan takut.
"Rara ada apa denganmu?" tanya Luna yang melihat Riri seperti tak bersemangat.
"Tidak apa apa kak! aku hanya sedikit lelah saja"
"Ohh, kau mau makan apa, aku yang traktir!" ucap Luna.
"Benarkah aku akan di traktir?" tanya Riri dengan sumringah nya itu.
"Tentu saja Rara, aku tidak akan berbohong!" jawab Luna dengan tersenyum.
"Baiklah, aku akan menghabiskan bonusmu Minggu ini hahaha!" ucap Riri tertawa.
"Huhfftt, terserah kau saja Rara, asalkan kau harus menghabiskannya" ujar Luna dengan ikut tertawa.
Aryan kini berjalan ke kantin, saat berjalan Aryan yang tiba tiba berhenti membuat seseorang office boy menubruknya, membuat Aryan kesal.
"Hey, ada apa denganmu?" teriak Aryan memarahi laki laki itu.
"Ma...maaf tuan, sa..saya tidak sengaja" jawab laki laki itu dengan gugup.
semua orang yang ada di kantin kini sedang melihat Aryan dengan tatapan takut, karena kini Aryan sangat menyeramkan dari yang biasa mereka lihat.
"Ada apa dengan pak Aryan ya, kenapa akhir akhir ini dia selalu marah marah?" tanya Luna, Riri pun menengok ke belakang, memang terdapat Aryan di sana.
"Tidak tahu kak, kita makan saja dulu, aku sangat lapar" ucap Riri lalu memakan makanan itu.
"Apanya yang tidak sengaja!" bentak Aryan, Riri pun semakin takut mendengar Aryan yang seperti itu.
"Saya sungguh ti..tidak sengaja pak!" jawab laki laki itu dengan terus menunduk.
"Ahhh, sial kau, pergi dari sini, dan jangan datang kemari!" bentak Aryan dan menghancurkan piring yang ada di meja makan itu.
"Maaf kan saya pak, sa...saya butuh pekerjaaan ini" ujar laki laki itu, dengan bersujud di kaki Aryan, mendengar itu Aryan pun sangat kesal dengan apa yang di lakukan laki laki itu.
"Berdiri dan langsung pergi" ucap Aryan kini tanpa bisa di tentang.
"Apa Aryan selalu seperti ini?" tanya Riri yang penasaran.
"Iya akhir akhir ini dia selalu seperti itu, kemarin yang parah, sampai menghancurkan vas bunga yang indah Rara"
"Memangnya kenapa?"
"Ya karena hal sepele, CS kita tak membersihkannya dengan benar" jawab Luna dengan pelan.
"Sampai separah itu?"
"Iya, makanya kau jangan terlalu dekat dengan pak Aryan, atau kalau tidak, pekerjaanmu akan hilang, pyussss" peringat Luna dengan membentangkan tangannya.
"Ya ampun kau menakuti diriku kak!" ucap Riri pura pura takut.
"Ahh, masih takut pada pak Aryan Rara!" sela Luna.
Luna yang sedang bercanda dengan Riri, langsung berdiri diam saat melihat Aryan, Riri pun menengok dan langsung berdiri.
"Ada pekerjaan Rara, sebaiknya balik ke ruanganmu!" ucap Aryan lalu membalikkan badannya.
"Ahhh, Aryan kau tidak lihat aku sedang makan!" rengek Riri.
mendengar rengekan Riri, Luna meringis, entah kenapa dia bisa seperti itu, sama saja masuk ke lubang singa. batin Luna.
Aryan berbalik dan menaikkan alisnya sebelah.
"Memangnya apa? saya juga belum makan Rara!" tanya Aryan.
"Bagaimana kalau kita makan bersama!" usul Riri dengan tersenyum dan menyodorkan piringnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
tarik uluuuur, layanganya... kira kira balik apa putus ya🤔
2022-03-05
1