Kini mereka sedang duduk di sisi kasur, udara yang dingin membuat Riri menggigil.
"Ini untukmu" ucap Reza dengan memberikan kotak .
"Apa ini?"
"Hadiah untuk Mu sayang"
"Hadiah lagi?!" tanya Riri dengan kaget.
"Kenapa memangnya? kau tidak suka sayang?" tanya Reza dengan terlihat murung.
"Tidak! maksudku, kakak telah memberikan hal ini!"
"Ini tidak ada apa apa nya sayang"
"Aku pakaikan ya" ucap Reza lalu memasang anting dan cincin berlian itu.
"Cincinnya sangat indah kak, kira kira jika aku menjualnya berapa ya" ucap Riri dengan jahil, membuat Reza menatap tajam padanya.
"Aku hanya bercanda kakak! kenapa wajahmu menjadi seperti itu!"
"Awas saja, jika cincin ini tidak ada saat aku kembali lagi kesini! aku akan menculikmu dan membawamu dari sini" ancam Reza yang hanya di tawai oleh adiknya.
"Aku mengantuk, padahal aku belum mandi" ucap Riri dengan menguap.
"Ayok kita mandi bareng" ajak Reza, seketika Riri pun yang tadi di peluk langsung menatap Reza sinis.
"Aku hanya bercanda sayang" ucap Reza terus mencium leher jenjangnya Riri, membuat Riri kelimpungan dibuatnya.
"Ahhh, kak, jangan seperti ini, rassanya aku ingin pipis" desah Riri membuat Reza semakin ingin.
"Kau mau melakukannya denganku?" tanya Reza dengan menatap lekat pada Riri.
"Mau apa?" tanya Riri bingung.
"Emmm, tidak sayang, bagaimana kalau kita tidur saja, kau mau tidur di dalam hotel atau disini saja?"
"Aku di sini saja, lagi pula besok aku tidak bekerja, jadi aku ingin disini menghabiskan waktu ku bersamamu" jawab Riri dengan mencium leher Reza.
"Ahhh Riri, jangan lakukan hal itu"
"Kakak juga melakukannya padaku, rasakan apa yang aku rasakan" ucap Riri nakal.
"Kapan kau belajar untuk balas dendam?"
"Saat tadi kau mencium leherku, sepertinya besok aku akan menggunakan syal, agar orang tidak mengetahui hal ini"
"Tidak perlu, lebih baik kita disini saja, Riri apa kau mencintaiku?" tanya Reza menatap Riri sendu.
"Aku? tentu kak, sangat, bahkan aku sangat mencintaimu" ucap Riri menyentuh wajahnya Reza.
"Terima kasih Riri, aku sangat mencintaimu" ujar Reza menciumi Riri dengan nafsunya.
"Kak, geli!" ucap Riri yang kini berada di bawah Reza.
"Tidak akan sayang, bukankah kita terbiasa waktu dulu" ucap Reza membuat Riri malu dan menutup wajahnya.
"Jangan menutupnya sayang, aku tidak bisa mengecup bibir yang indah ini" ujar Reza mereka pun berciuman untuk waktu yang lama.
"Kak, aku ingin pipis" ucap Riri membuat Reza tertawa.
"Hhahaa, ya ampun Riri, itu bukan ingin pipis, tapi ingin melakukan sesuatu" ucap Reza menggulung gulung bajunya Riri.
"Sesuatu seperti suami istri?"
"Iya, bagaimana jika kau dan aku menikah, kita akan memiliki anak dan hidup bahagia!" ucap Reza senang, seketika Riri teringat Aryan yang mencintainya dan Riri pun mulai mencintai Aryan.
"Riri!" panggil Reza karena Riri berdiam saja.
"Kak, aku mengantuk ayok tidur" ajak Riri mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah, ayok tidur".
Merekapun tidur dengan saling berhadapan, saling memeluk karena Riri tak mau saat membuka matanya, Reza tidak ada di sisinya, cukup terbilang bahwa Riri sangat manja pada Reza, Reza pun yang menanggapi manjanya itu membuat riri semakin manja.
Pagi hari, Reza sudah terbangun sedangkan Riri masih tertidur pulas, jahilnya Reza kembali mengisi otaknya, mulai dari mencubit pipinya Riri, menggelitiki telinganya, sampai hidungnya tak lepas dari Reza, kini matanya fokus ke arah bibirnya Riri, Reza pun mendekat dan mencium tentu Riri tahu siapa yang melakukannya, diapun malah membalasnya, membuat mereka akhirnya saling mendesah.
"Ahhh, kak" desah Riri.
"Riri" gumam Reza membelai buah dada milik Riri.
"kak, ah, aku tidak tahan, ingin pipis"
"Tenang lah sayang, kau akan menikmatinya"
"Kak ahhh"
"Baiklah, ayok bangun dan sarapan" ucap Reza.
"Aku tidak mau, aku ingin seperti ini" ucap Riri memasukkan tangan Reza ke dalam bajunya.
"Kak, jangan diam saja" ucap Riri Reza pun sadar, lalu mengelusnya dengan pelan, ******* yang membuat Reza tak tahan, akhirnya menghentikannya.
"Ayok, makan dulu lalu kita lanjutkan ini lagi"
"Baiklah, angkat aku kak, ala bridal style" rengek Riri pada Reza.
"Baiklah, kakak akan mengangkatmu"
"Kau sangat ringan sayang, kenapa bisa sampai ringan seperti ini"
"Ringan bagimu, bagiku tidak, bahkan ini sangat berat, berjalan setengah jam saja, membuatku ingin pingsan" celoteh Riri, Reza pun tertawa mendengarnya.
"Baiklah, tuan putri, ayok kita duduk dan makan" ucap Reza lalu menurunkan Riri dari gendongannya.
"Aku tak mau kak, kapan lagi aku bisa seperti ini!" tolak Riri mengencangkan pelukannya.
"Riri, jangan seperti ini, aku akan pingsan mengendongmu terus" ujar Reza dengan nada kesal.
"Tidak mau! aku ingin terus seperti ini" kekeh Riri dengan rengekan nya.
"Baiklah, setidaknya kakak duduk, dan kau peluk lah kakak sepuasnya" ide Reza, dan Riri pun mengangguk.
Merekapun sarapan, Riri yang sifat manjanya itu makin menjadi jadi, meminta Reza untuk menyuapinya, Reza pun terus menuruti perintah Riri, itulah yang membuat Riri senang bersama Reza, sebenarnya bersama Rara pun Riri selalu manja padanya, apalagi Rara yang juga langsung menuruti permintaannya.
Di kantor Aryan, Rara sudah baru keluar dari mobilnya, menuju ke kantor, namun sangat kaget saat ada tangan menyentuh tangannya.
"Ehhh, pak Aryan! selamat pagi" sapa Rara dengan formal biasanya.
"Selamat pagi juga sayang"
DEGH
'Apa ini? biasanya dia tak pernah menjawab sapaanku' batin Rara.
"Kau mau sarapan denganku sayang?" tanya Aryan dengan lembut pada Rara, sedangkan Rara terlihat sangat bingung.
"Pak Aryan, apa ada yang salah?" tanya rada dengan hati hati.
"Iya ada, kau meninggalkanku di sini begitu saja Rara!" jawab Aryan membuat Rara menaikkan alisnya.
"Sayang, aku hanya ingin sarapan denganmu, apa tidak bisa!" ucap Aryan dengan merengek, Rara pun sangat bingung atas sikap bos nya ini.
"Ahh, pak Aryan, anda salah"
"Salah apa Rara, jelas jelas kau seperti menolaknya" ucap Aryan dengan tegas.
Aryan memeluk Rara dan mencium tangannya Rara, sedangkan rara bingung dan risih mendapat perlakuan seperti itu.
'Ada apa ini Riri, kau harus menjelaskannya!' batin Rara dengan marah.
"Sayang kau mau makan apa? biar aku yang traktir" tanya Aryan membuat bingung Rara lagi.
"Tidak usah pak Aryan, saya harus bekerja, selamat pagi" ucap Rara dan langsung pergi begitu saja.
"Ada apa denganmu Rara, kenapa sikapmu berbeda?" gumam Aryan dengan pelan.
Akhirnya Rara bernafas lega karena sudah tak ada Aryan, Rara pun berjalan pada nikil, dan menanyakan apa ada pekerjaan, biasanya nikil akan sangat senang bila di tanya seperti itu, karena beban pekerjaannya akan sedikit teratasi, tapi sekarang berbeda dengan dulu, membuat nikil enggan untuk memberikannya.
"Nikil, apa ada pekerjaan?" tanya Rara membuat nikil langsung tersenyum, namun langsung pudar ketika mengingat bosnya itu.
"Ada, tapi pak Aryan menyuruhku untuk tidak memberimu pekerjaan" jawab nikil.
"Kenapa? apa selama ini pekerjaanku tidak bagus?" tanya Rara dengan bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
ayo riri, etaterangkanlah🤣🤣🤣🤣
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-03
1