"Mommy, ada apa?" tanya Alena saat dia sedang lewat.
"Kakakmu, dia tersenyum dan tertawa, tidak biasanya kan!" jawab Gista dengan mengedipkan matanya.
"Ohhh, ya ampun, really?" ucap Alena pelan lalu berteriak.
"Ya ampun pelan pelan jika berbicara!" tegur Gista.
"Hehehe maaf mom, tapi tidak biasanya kan?" tanya Alena.
"Iya, bahkan mommy bingung, dia pulang dengan tersenyum, tertawa berkali kali!" jawab Gista dengan senyum licik.
"Ahhh, aku tahu apa yang di pikiran mommy ku ini!" ucap Alena, mengerti sifat mommynya.
"Kau tahu kan Alena?" tanya Gista dengan senyum jahatnya.
"Hahahaha! hahahaha!" tawa mereka berdua.
"Apa obat kalian habis?" tanya Dian suaminya Gista, mendengar itu, membuat mereka diam seketika.
"Iya suamiku, bahkan sekarang aku sudah lama tidak pergi ke mall!" jawab istrinya Dian dengan tak nyambung.
"Benarkah?" tanya Rian sekarang yang baru pulang bekerja.
"Alena, kita pergi saja yuk, disini ada tukang kepo!" sindir Gista pada suami dan anaknya.
"Iya mommy, yuk kita ke kamarku saja!" balas Alena, lalu mereka pun langsung melangkah.
"Daddy?"
"Daddy tidak tahu Rian, tanya saja pada mommy mu!" sela Dian yang tak ingin di tanyai oleh anaknya.
"Kenapa mereka semua jadi meninggalkan diriku? apa aku ini hantu?" tanya Rian bingung.
"Di rumah Riri, dia sedang berada di kamarnya, ingin menanyakan tentang hubungan bos dan kakaknya, tapi takut kakaknya akan tersinggung.
"Riri! sayang ada apa?" tanya Hana yang melihat putrinya uring uringan.
"Ehhh bunda, Riri tidak apa apa Bun? hanya sedikit sakit pantat nya riri!" ucap Riri dengan mengelus pantatnya.
"Benarkah? bagaimana bisa terjadi? kau terjatuh lagi sayang?" tanya Hana dengan khawatir.
"Iya bunda, tapi tadi kak Lina sudah memeriksanya" jawab Riri dengan merengek pada bundanya.
"Lohh, bagaimana bisa Lina memeriksamu? bukankah kau sedang di kantor sayang?" tanya bundanya yang bingung.
"Iya bunda, bos nya Riri atau bosnya kak Rara yang memanggil!" jelas Riri pada bundanya.
"Ohhh, baiklah sebaiknya kau istirahat, bunda akan membawa makanan ke kamar!" ucap bundanya lalu pergi setelah Riri mengangguk.
Rara kini sudah pulang setelah menyelesaikan tugas memilih tempat nya, dan sekalian jalan jalan dengan kekasihnya.
"Riri, kau sudah pulang?" tanya Rara saat melihat Riri di kamarnya.
"Iya kak, sudah, sekarang sedang istirahat, pantatku sangat sakit!" rengek Riri pada Rara.
"Aduhhh adikku! maaf ya sayang membuat kamu seperti ini" ucap Rara menanggapi rengekan Riri.
"Hmmm, iya kakak!" balas Riri dengan mengangguk pelan berulang kali, dengan sendu, padahal tak sesakit itu.
"Baiklah, kalau begitu besok kakak yang akan menggantikannya lagi!" ucap Rara.
"Tidak perlu kak! aku kuat! besok pasti sembuh, lagi pula bukankah besok waktunya kakak memilih cincin nya?" sergah Riri lalu bertanya pada Rara
"Iya Ri, tapi itu tidak terlalu penting, yang penting kau saja dulu!" ucap Rara.
"Tidak kak! selama seminggu, aku akan menggantikan kakak bekerja di perusahaan!" ucap Riri dengan tegas.
"Hmmm, baiklah terserah kau saja Riri, kak Reza sebentar lagi akan tiba ke rumah, kau mau menyambutnya?" ucap Rara dan bertanya.
"Wahh, benarkah? aku mau kak, aku bahkan sangat rindu padanya" ucap Riri antusias.
"Iya, tapi mungkin nanti malam Ri, kak Reza kan sore naiknya!" ucap Rara, membuat Riri sedih, karena itu artinya ia harus menunggu besok, karena jika malam pasti tengah malam baru akan tiba.
"Hmmm, kenapa kak Reza pulang nya sore, kenapa tidak pagi saja!" ucap Riri dengan kesal, sedangkan Rara hanya menahan tertawa karena Riri berhasil di bohongi.
"Baiklah, kau istirahat saja sekarang, pasti kau capek kan!" ucap Rara.
"Tidak kak, bahkan aku sangat bosan di sana, terus di ruangan bos kakak itu, menyebalkan sekali!" ucap Riri dengan mendengkur kesal.
"Apa?!" teriak Rara membuat diri kaget.
"Ada apa kak?" tanya Riri yang tidak tahu apa apa.
"Kau terus di ruangan nya pak Aryan?" tanya Rara dengan mendekat pada Riri.
"Aduhh, kak menjauh dikit, nanti bunda kira kita lagi ngapain lagi!" ucap Riri dnegan kesal.
"Iya, jawab dulu sekarang!" ucap Rara lalu menjauh dari Riri.
"Iya, aku bahkan di traktir!" ucap Riri dnegan polos.
"Hahh?! jangan bercanda Riri!" ucap Rara dengan penuh penekanan.
"Tidak ada gunanya aku berbohong kak, tanya saja pada tuan Aryan sendiri!" ucap Riri enteng.
"Enak jidatmu Ri, bahkan aku saja belum pernah lama lama di ruangan pak Aryan!" ucap Rara, membuat Riri melotot.
"Kak! jangan berbohong, aku pikir kau memang sangat dekat, karena itu lah, aku mendekat seperti orang sahabat!" ucap Riri, membuat Rara dan Riri memikirkan sesuatu.
'Apa benar pak Aryan seperti itu? aku bahkan belum pernah berjalan berdua meskipun di kantor' batin Rara.
'Jadi? apa ini? jika kak Rara tidak begitu dekat, lalu? hahh?!' batin Riri dengan kaget.
"Itu tidak mungkin!" ucap mereka berdua kompak.
"Tidak mungkin apa?" tanya bundanya bingung, yang baru masuk dengan membawa makanan untuk Riri.
"Ehhh, bunda tidak apa apa!" ucap mereka berdua lagi.
"Kalian sombong sekali mentang mentang kembar, bicarapun harus sama!" ucap ayahnya yang saat itu berada di belakang istrinya.
"Ehhh ayah, ya tentu itu harus, kami kan kembar!" ucap Rara menggandeng Riri.
"Iya ayah, kenapa ayah begitu iri sekali!" ucap Riri sekarang.
"Bunda kita ke kamar yuk, terus bikin anak kembar lagi!" ucap suaminya Arif, membuat istrinya melotot kepadanya.
"Ayahhhh!!!!" teriak Riri dan Rara.
"Ayah, aku tidak mau jika nanti mempunyai adik seumuran dengan anakku!" ucap Rara dengan tegas.
"Iya ayah, aku juga tidak mau!" timpal Riri dengan tegas.
"Bunda! sedih sekali ya, kita di tentang!" ucap suaminya memelas kepada istrinya nya.
"Kau saja yang salah suamiku!" balas Hana lalu meninggalkan mereka, tak ingin ikut drama seperti itu.
"Ohhh ayah, kasihan sekali di tinggali oleh istrimu!" ucap Riri dengan wajah meledek.
"Iya Riri, ayah sangat terlihat sedih sekali!" timpal Rara sekarang.
"Kalian enak sekali! lihatlah istri ayah akan datang untung menjemput!" ucap Arif dengan sombong.
"Terserah ayah saja, aku tidak peduli!" ucap Rara, sedangkan Riri tertawa melihat ayahnya dan kakaknya.
"Hmmm kalian, lihat saja nanti!" ucap Arif lalu pergi.
"Hahaha hahaha, ya ampun ntah kenapa kita mempunyai lawakan setiap hari Riri!" ucap Rara.
"Iya kak, tapi itu lebih bagus kan, membuat suasana rumah menjadi hangat" balas Riri dan di balas senyuman oleh Rara.
Kini Rara pergi ke kamarnya sedangkan Riri sedang makan, yang tadi di antarkan bundanya.
Setelah selesai makan, Riri pun tertidur dengan pulas, tanpa tahu kakaknya Reza ada di rumahnya sekarang.
"Bunda, dimana Riri?" tanya Reza pada bundanya.
"Riri sedang di kamar, dia sedang tidur jangan ganggu tidurnya, penyakit nya kambuh lagi!" jawab Hana dan memperingati Reza.
"Iya bunda, baiklah kalau begitu aku ke kamarnya Riri dulu!" ucap Reza lalu melangkah kan kakinya.
Pintupun di buka oleh Reza, Riri yang tidurnya selalu random membuat Reza tertawa.
"Ya ampun, adikku kenapa tidurmu tidak teratur?" tanya Reza yang heran.
Reza menyentuh wajahnya Riri, Riri merasa risih karena merasa ada yang menyentuh.
"Ihhh" gumam Riri dengan menepuk tangan Reza dengan masih tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
😂😂😂😂😂
ayah arif lucu juga😂 gk papa kl mo bikin dede kembar lagi, silahkaaaan...
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-03
1