"Aku tidak mau! aku ingin disini saja, lebih baik di makan oleh hantu, dari pada mendengar kau menghinaku seperti itu!" ucap Riri kesal, dan tak bergeming.
"Rara! jangan membantahku!" kesal Aryan melihat Riri sama sekali tak bergerak sedikitpun.
"Aku tidak mau Aryan, aku ingin disini, pergilah jika ingin pergi!" kekeh riri, membuat Aryan semakin kesal.
"Rara ayok, kau mau pulang atau tidak?" tanya Aryan semakin kesal tak mendapat jawaban.
"Rara, jangan seperti anak kecil!"
"Rara!" panggil Aryan kesekian kalinya.
"Tidak mau, jika belum mendapatkan kata cinta darimu!" ucap Riri dengan bersedekap tangan di dada.
"Rara! jangan seperti ini, aku juga ingin pulang!" ucap Aryan.
"Tidak mau, aku ingin mendengarkan kata cinta darimu" ucap Riri dengan memelas.
"Baiklah, Rara, aku mencintaimu"
"Katakan lebih jelas!" paksa Riri seolah tak mendengar Aryan.
"Aku mencintaimu Rara!" ucap Aryan sedikit meninggi.
"Katakan lagi Aryan!" teriak Riri semakin keras.
"AKU MENCINTAIMU RARA, SANGAT MENCINTAI DIRIMU!" teriak Aryan, membuat Riri mengulas senyum dan berlari kecil pada Aryan yang tak jauh dari hadapannya.
"Aryan, aku sangat mencintaimu, aku mohon jangan seperti ini!" punya Riri memeluk Aryan dengan erat.
"Baiklah sayang, aku meminta maaf padamu" ucap Aryan yang kini lemah dengan hatinya.
"Terima kasih, aku sangat lapar Aryan" rengek Riri dengan menatap Aryan.
"Ayok kita makan dulu" ucap Aryan dengan mencubit hidungnya Riri.
"Tidak, tapi yang lain"
"Apa?"
Riri pun mendekatkan wajahnya dan men***m bibir Aryan, Aryan yang memang tahu harus apa, kini membalas ci**man Riri.
"Ahh, Aryan nafasku pendek" celetuk Riri membuat Aryan tertawa lepas.
"Rara sayang, aku mencintaimu, sangat!" ucap Aryan menatap Riri.
"Jadi bagaimana? ke hotel saja?" canda Riri membuat Aryan menatap tajam.
"Emmm, aku hanya bercanda Aryan!" ucap Riri mencubit pipi Aryan.
"Ayok pulang, aku akan mengantarmu"
"Emm iya, ayok!" ucap Riri bersenang gembira.
Aryan pun tak bisa menghapus senyuman dari wajahnya, seolah lupa bahwa Rara akan menikah beberapa hari lagi.
"Aku mencintaimu Rara!" ucap Aryan saat sudah berada di pintu gerbang rumah Riri.
"Aku bahkan lebih mencintai dirimu Aryan, aku bisa kehilangan hidupku, tapi tidak dengan dirimu!" ucap Riri, dan akhirnya mereka pun ber***man.
"Baiklah, kau masuk dulu Rara!" ucap Aryan kini menatap Riri.
"Iya, hati hati Aryan, jaga dirimu baik baik untuk diriku" ucap Riri lalu berlari keluar mobil karena tak ingin di hentikan oleh Aryan.
Setelah Riri masuk, Aryan pun mengemudikan mobilnya.
Aryan masih tak bisa menghapus senyumannya, bahkan selalu mengingat dirinya seperti orang gila saat mengatakan dirinya mencintai Rara dengan berteriak.
Sampai mansion pun, Aryan masih tak bisa menghapusnya, saat melangkahkan kakinya masuk, Aryan melihat mommy Thalita dan Daddy Seno, membuat senyuman Aryan pudar apalagi mereka tengah membicarakan pernikahan Alex dan Rara.
"Hahaha aku senang sekali bisa mempunyai menantu dari ponakanku, aku pikir akan mendapatkan menantu dari putraku, ternyata aku akan mendapatkan nya dari Alexander" ucap Dian dengan tertawa.
"Hahaha, kau kalah kak Dian, harusnya kau paksa saja Aryan menikah dengan Riri, adiknya Rara!" ucap Seno dengan tawanya itu.
"Benarkah? siapa wanita itu?" tanya Dian dengan sumringah.
"Tanya saja pada Alex, dia mengetahui semuanya, aku bahkan belum pernah bertemu dengan Riri adiknya Rara!" jawab Seno melihat ke arah putranya.
"Alex, kau tahu siapa dia?" tanya Dian yang penasaran, jika bisa, dia akan memaksa Aryan menikahi Riri.
"Ahh, Daddy itu-"
"Ahhh, Aryan kau disini?" tanya Seno gembira melihat Aryan berada di sana, dan sekaligus memotong pembicaraan Alex.
"Daddy, ada apa datang kesini?" tanya Aryan, basa basi meskipun sudah tahu mengenai hal apa.
"Biasa, hanya menyempatkan untuk datang kepada kakakku Dian Daddy mu Aryan" jawab Seno menepuk pundaknya Aryan.
"Ohh, iya Dady, aku akan kekamar, aku lelah" ucap Aryan.
"Baiklah, kau jangan terlalu menggilai pekerjaan Aryan, atau jika tidak kau tidak akan mendapatkan istri!" peringat Seno pada Aryan.
Aryan pun mendengus kesal setelah di kamar, ingin sekali berteriak, dengan bodohnya terjerat cinta palsu Rara lagi.
"Bodoh, bodoh sekali kau Aryan arrgghhh" teriak Aryan dengan kesal.
Matahari kini sudah menaik ke atas namun Riri masih belum ingin terbangun, dia merindukan kakaknya Reza, kesal karena Reza pergi tanpa sepengetahuan dirinya, membuat hari Riri kesal sekarang.
"Pagi sayang!" sapa sang ayah pada Riri yang baru turun dari kamarnya.
"Pagi ayah" balas Riri lalu mencium ayah dan bundanya.
"Kakek dan nenek kemana?" tanya Riri yang tak melihatnya kakek neneknya.
"Mereka makan di kamar berdua sayang, jangan ganggu mereka" jawab Hana dengan kedipan matanya, Riri pun mengerti apa maksudnya.
"Mereka sudah tua bunda tapi anehnya masih romantis seperti sang kekasih" celetuk Rara dengan tawanya.
"Ya memang wajar, apalagi cinta pertama Rara" timpal sang ayah.
"Riri, pagi pagi wajahmu sudah seperti pakaian kusut, ada apa?" ucap Rara yang mengetahui adiknya sedang kesal.
"Tidak apa apa kak! hanya kesal pada seseorang!" jawab Riri dengan memakan roti yang ada di depan nya.
"Hmmm, aku ingin mengajakmu jalan jalan Riri, tapi aku ada janji dengan Alex, bagiamana jika nanti weekend?" ide Rara dan bertanya.
"Terserah kakak sajalah, aku ikut saja!" ucap Riri dengan malas menanggapi hal tersebut.
"Kau ini Riri, sangat tidak bersemangat, bagaimana pekerjaan mu di kantor?" ucap Rara dan bertanya pada Riri tentang kantor.
"Banyak pekerjaan kak, kakak tidak lihat, aku pulang malam?" jawab Riri dengan wajah kesal.
"Apa itu benar bunda?" tanya Rara pada Hana bundanya.
"Iya sayang, dan Riri di antar oleh atasannya mungkin, karena kemarin bunda melihat Riri di antar dengan mobil" jawab Hana tertawa geli
"Mana ada bunda! bunda berbohong!" teriak Riri dengan kesal nya itu.
"Jangan seperti itu Riri, harusnya kau mengaku jika mencintai pak Aryan!" ucap Rara dengan mengedipkan matanya.
"Ishhh kakak, sudah lah aku mau berangkat kerja dulu, jika tidak maka bos mu akan memarahi diriku nanti!" ucap Riri pamit kepada mereka bertiga.
Setelah sampai di kantor, Riri pun masuk dengan gembira karena ia merindukan sosok Aryan, ingin terus bersamanya itu adalah keinginannya.
Riri pun berjalan melewati ruangannya Aryan, namun saat melewati nya, Riri mendengar pembicaraan Aryan dengan seorang wanita.
Riri pun mendekat dan menguping pembicaraan kekasihnya itu, dengan kesal Riri hanya bisa memegang tas nya kuat kuat, apalagi mendengar Aryan berbicara seperti sudah akrab saja.
Riri yang kesal hanya berlari masuk ke dalam ruangannya, menangis hanya itulah yang bisa dia lakukan untuk sekarang, ia tak tahu harus apa, karena hatinya sangat sakit melihat dan mendengar hal itu.
Setelah beberapa menit menenangkan diri, Riri pun berkutat dengan pekerjaannya yang semalam belum tertuntaskan, masih menyeka air matanya yang tiba tiba keluar begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
cemburu ni ye, cemburuuuu
2022-03-05
1