Riri keluar sambil menghentak hentakkan kakinya itu, setelah menemukan Reza, Riri pun berlari dengan kencang dan langsung memeluk Reza, Reza yang bingung kenapa tiba tiba Riri menjadi seperti itu pun bertanya.
"Ada apa sayang?" tanya Reza dengan membalikkan badannya.
"Huaaaaahhh!!! kakak! bunda ngerjain aku kak!" tangis Riri pecah seketika dengan berteriak.
"Menjahili apa?" tanya Reza yang bingung.
"Riri yang tidak boleh keluar bersamaan jika kak Rara sedang keluar!" jawab Riri dengan polos.
"Bunda memberitahumu?" tanya Reza yang kecewa.
"Iya, tadi bunda mengatakan hal itu" jawab Riri dengan memeluk Reza kembali.
'Kenapa bunda memberitahu kan hal ini, bukankah sudah ku bilang untuk tidak memberitahu kan hal ini!' batin Reza dengan kesal.
"Sudahlah sayang, berhenti menangis" ucap Reza dengan menyeka air mata Riri.
"Tapi mereka semua mengerjaiku, bukankah ini sangat berlebihan, waktu dulu aku sampai di tuduh menampar teman nya kak Rara, dan berakhir aku yang di marahi!" ucap Riri dengan mengenang masa lalunya yang kelam.
"Sudahlah sayang, jangan pikirkan hal itu, ini semua sudah terjadi kan" ucap Reza mengelus rambutnya sesekali mencium dahinya Riri.
"Ahh, tapi-"
"Sudah, sebaiknya kita jalan jalan saja yuk, bukankah besok kakak akan kembali, kau tidak ingin menghabiskan waktumu bersama kakakmu ini?" ucap Reza dengan bertanya.
"Tidak bisa kah seminggu lagi kakak di sini?"
"Tidak sayang, perusahaan kakak sangat membutuhkan kakak, tenang saja sebulan lagi kakak akan kembali kesini, oke!" ucap Reza dengan berjanji.
"Benarkah? kalau begitu ayok sekarang saja kak" ucap Riri yang tadinya sedih menjadi sumringah.
"Tidak ingin mengganti bajumu? rasanya kakak tidak dapat menahan godaan dari tubuhmu" ucap Reza dengan menghirup lehernya Riri.
"Kakak, tidak bisakah jangan seperti ini?" tanya riri dengan kesal.
"Memangnya kenapa? kakak memang sudah seperti ini kan?" tanya Reza dengan semakin menghirup lehernya.
"Baiklah, aku akan mengganti bajuku, agar kakakku tidak menggodaku terus" ucap Riri dengan mendengus kesal dan berlari ke kamarnya.
"Setelah 10menit kemudian, Riri pun memegang tangannya Reza, Riri tidak memikirkan Aryan sama sekali yang tersiksa oleh dirinya, mungkin karena dirinya pun sakit setelah apa yang di lakukan Aryan padanya.
"Riri naiklah" panggil Reza saat Riri masih di luar mobil.
"Iya kak"
"Sudah siap? kau memasang sabuknya sendiri?" tanya Reza saat melihat sabuk pengaman itu sudah di pakai oleh Riri.
"Iya kak, memang nya kenapa?" tanya Riri yang bingung.
"Tidak apa apa, ini hukuman karena kau memakai sabuk pengaman itu sendiri" ucap Reza lalu ber***man dengan Riri, lama ber***man membuat Riri menelusuri badannya Reza, saling bersahutan de**han yang membuat mereka tergoda satu sama lain.
"Kak, aku menginginkan dirimu" ucapan diri membuat Reza sontak melepaskan c**man di leher Riri.
"Apa maksudmu Riri?" tanya Reza bingung.
"Aku sangat inginkan sentuhan lembut darimu!"
"Seperti menyatukan diri?"
"Ya aku ingin kau memasukkan junior mu" sekali lagi Reza dibuat bingung atas sikap Riri yang tak biasanya.
"Tidak sayang, kita tak bisa melakukannya, bukankah itu melanggar hubungan kita sebagai kakak adik?" ucap Reza dengan tegas.
"Tidak ada yang namanya adik kakak bila mereka sama sama menginginkan hal itu!" ucap Riri dengan membuka kancing baju Reza.
"Stop Riri, sudah ya kita jalan sekarang" ucap Reza dengan sedikit membentak, membuat riri tersadar.
"Kakak menolak hal ini? kakak tidak mencintai diriku? hah?" tanya Riri dengan berteriak kepada Reza.
"Tidak sayang, bukan itu maksud kakak, kakak bahkan sangat mencintai dirimu lebih dari nyawa kakakmu ini" ucap Reza menjelaskan.
"Memberikan nyawa, namun tidak memberiku hal yang sangat sepele" ucap Riri dan memutuskan untuk duduk dengan diam.
"Jangan seperti itu sayang, kau mau aku peluk hmm?" tanya Reza, Riri pun memeluk Reza dengan kesal.
"Apa tidak jadi jalan jalannya?" tanya Riri dengan menatap Reza sinis.
"Jadi, bagaimana kalau kita ke taman hiburan" usul Reza dengan tersenyum.
"Hmmm baiklah, tidak terlalu buruk"
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk kesana, dan Reza mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Di sisi lain, Aryan sedang kesal, dia juga sedang di taman hiburan, sendiri, dia ingin mengajak Riri ke sini, namun apalah daya tak sesuai keinginannya, dirinya kini begitu menyedihkan karena mencintai wanita yang sudah memiliki calon suami.
"Sayang kakak mohon maafkan aku ya" ucap Reza dengan berteriak, karena Reza tak memenangkan hadiah yang di inginkan Riri.
Aryan yang mendengar itu pun langsung menoleh, melihat Riri di kejar laki laki.
"Apa ini Rara? bukannya mencari ku, kau malah bermesraan dengan laki laki lain?" ucap Aryan dengan kesal, terlebih saat melihat Reza menyembunyikan wajahnya di leher Riri.
"Maaf sayang, kakak tidak bisa, bagaimana kalau kakak membelikannya saja ya?" ucap Reza merayu adiknya.
"Tidak, aku tidak mau!" ucap Riri bersedekap tangan di dada.
"Jangan seperti ini, kau akan membunuhku jika kau melakukan hal ini!" ucap Reza, Aryan mengikuti Riri dan Reza, penasaran apa hubungannya dengan Riri.
"Baiklah, baiklah, apa yang harus kakak lakukan?" tanya Reza yang menyerah adiknya ini marah.
"Tidak tahu!"
"Apa harus aku men***mmu?" tanya Reza dengan memelas, mendengar itu Aryan mendadak mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras, apa yang di dengarnya? apa ini hanya lelucon?.
"Bagaimana, kau hanya ingin aku men***mmu dan tak akan marah lagi kan?" tanya Reza dengan mendekatkan wajahnya.
"Iya, aku mau, tapi tidak disini, disini banyak orang!" ucap Riri kini Aryan yakin bahwa bukan hanya Alex yang menjadi kekasih Rara, tapi dia dan laki laki itu juga.
Aryan melihat Riri ber***man membuat kepalanya hampir meledak, ingin sekali menyeret Riri dari sini dan mendengar penjelasannya.
Aryan pun pergi, ia telah menyiapkan rencana agar Riri dapat balasan dari semua ini, dia akan mengatakan hal ini pada Alex, Alex adalah sepupunya, namun jauh dari kata sepupu yang biasanya akrab, namun Aryan dan Alex tidak dekat bahkan sangat jauh karena tidak pernah bertemu sama sekali.
"Sudah?" tanya Reza, Riri pun mengangguk.
"Kau mau main apa lagi?"
"Bagaimana jika melukis?"
"Itu ide bagus, kau akan menggambar kakak" ucap Reza lalu menarik tangannya Riri
Setelah selesai, akhirnya Riri dan Reza pun pulang karena merasa cukup lelah.
"Setelah pulang, mandilah dan langsung makan Riri" ucap Reza dengan mengelus rambutnya Riri.
"Tentu, bagiamana kalau mandi bersama?"
"Kita bukan anak kecil, sudahlah, cepat mandi dan langsung ke bawah lagi, kita makan malam bersama semuanya" ucap Reza lalu di angguki oleh Riri.
Semuanya sudah berada di bawah untuk makan malam, pelayan di rumah Maxwell itu sudah menyiapkan semuanya.
"Reza! kau benar akan kembali besok?" tanya sang ayah kepada Reza
"Iya ayah, ada masalah di perusahaan ku, jadi aku harus menyelesaikan" jawab Reza dengan menyantap makanan.
"Ohhh, lalu Rara? sebentar lagi dia akan menikah, apa kau akan hadir?" tanya ayahnya kembali.
"Akan aku usahakan, sebenarnya sebulan lagi aku akan kesini, tapi mungkin dua haru sebelum pernikahan adikku, aku akan kembali ke sini"
"Ohhh baiklah hati hati disana" ucap ayahnya.
"Jagalah dirimu baik baik Reza, jangan sampai kau sakit" ucap bundanya dengan mengelus rambut putranya.
'Terpaksa bunda melakukan ini sayang, jika tidak bunda takut kau akan melakukannya lebih jauh' batin Hana dengan sedikit kesal harus berjauhan dengan putranya.
"Tentu bunda, aku akan selalu menjaga diri"
"Huhhfftt" dengus kesal Riri dan Rara.
"Kenapa?" tanya Arif, Hana, kakek, nenek dan Reza, secara bersamaan.
"Tidak apa apa!" jawab Rara dan Riri bersamaan lagi
"Kau kenapa mengikuti aku Riri?" tanya Rara dengan kesal.
"Ehh, bukankah kakak yang mengikuti!" jawab Riri seolah memikirkan sesuatu.
"Ck, kau ini!" kepala Rara memukul tangan Riri pelan.
"Ahhh, sakittt!!! kak Reza!!!" teriak Riri kepada Reza
"Jangan lebay Riri, aku hanya memukulmu pelan" ucap Rara memperagakan pukulannya pada Riri.
"Ahhh, sakit kak Rara!" teriak Riri kembali.
"Kalian ini, kenapa seperti anak kecil" ucap Hana sebal.
"Bukankah di hadapan kita ini anak kecil yang kekurangan jajan Bun?" tanya Reza dengan tersenyum nakal.
"Kakak!!!" teriak mereka memanggil Reza.
"Sudahlah, Riri, jangan seperti anak kecil" ucap Reza menarik Riri untuk duduk di pangkuannya.
"Lepaskan aku kak!" rengek Riri saat Reza tak melepaskan Riri yang ingin berdiri.
"Sudah disini saja, ayok makan lah ini" ucap Reza menyodorkan makanannya pada Riri.
Sedangkan mereka berlima hanya tertawa melihat kelakuan putra dan putrinya, tidak ada yang mengganjal karena Reza selalu seperti itu pada Riri.
"Ayah hanya aneh pada Reza, dari kami berempat hanya bunda kalian yang mengetahui wajah Riri atau Rara, tapi kau bisa menebak meskipun mereka menyembunyikan wajahnya" ucap Arif dengan bingung.
"Karena Riri dan Rara berbeda ayah! Rara tak pernah manja padaku, sedangkan Riri selalu manja padaku" jawab Reza memeluk Riri.
"Ya tentu saja, aku malas manja dengan kak Reza ayah, sedangkan kak Reza hanya fokus pada Riri" timpal Rara dengan kesal.
"Jangan salahkan aku Rara, kau yang selalu menjauh saat aku memelukmu" ucap Reza dengan kesal.
"Kapan aku menolak pelukanmu kak?" tanya Rara dengan menatap Reza.
"Saat waktu itu, di sekolah!" jawab Reza dengan menunjuk nunjuk tangannya.
"Karena itu aku sedang bersama kekasihku Alex! dan aku juga tak mau di peluk oleh mu karena takut Alex salah faham" jelas Rara.
"Saat di mall, kau hanya sendiri"
"Itu Alex sedang di toilet"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
semakin rumit perasaan riri🤔
2022-03-05
1