Menunggu beberapa saat, barulah dokter wanita datang, dokter Lina, yang tak lain adalah temannya Riri, Lina bingung bagaimana bisa Riri berada di sana.
"Ehhh, Riri kenapa bisa ada di sini?" tanya dokter Lina saat melihat temannya itu.
"Hmm aku menggantikan kakakku kak Lina, dia sebentar lagi menikah ka!" jawab Riri.
"Ohhh, iya aku tahu, tapi bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Lina yang aneh Riri ada di ruangannya Aryan, tentu Lina tahu siapa itu Aryan, karena keluarga Aryan sangat terkenal.
"Kau tahu kak Lina, dia menyuruhku untuk tetap disini, dia begitu lama di luar, aku melihat ke sana kemari saja.."
"Dengan berjalan mundur!" sela Lina yang tahu kelakuan temannya.
"Hehehe, maafkan aku, aku sangat tidak sengaja, sungguh?" balas Riri dengan penuh keyakinan.
"Baiklah, baiklah, minum ini saja! aku sudah bilang jangan berjalan seperti itu lagi, jika kau terbiasa jatuh maka itu akan membahayakan pantatmu ini" peringat Lina pada temannya.
"Iya, iya, aku tahu kak!" balas Riri dengan memutar matanya itu.
"Jika di bilangin harus nurut! jangan memutar mata kecilmu itu!" ucap Lina dengan memukul kepala Riri pelan.
"Aduhh! kakkk!!! sakitt!" teriak Riri dengan merengek.
"Ishhh, hanya begitu saja kau sangat lebay sekali Riri!" ucap Lina dengan menghembuskan nafas kasar.
"Untung saja aku tidak bodoh keseringan di getok!" ucap Riri mengusap kepalanya.
"Rara, ada apa?" tanya Aryan masuk karena mendengar teriakan Riri.
"Hahh?" tanya Riri dengan bingung, ada apa?
"Tadi kau menjerit, Lina ada apa ini?" tanya Aryan pada dokter Lina.
"Maaf tuan, saya hanya memeriksa nona Rara!" jawab Lina.
"Tapi tidak mungkin Rara menjerit sampai seperti itu!" ucap Aryan dengan marah.
Riri yang melihat itu merasa bersalah pada Lina, harusnya iya tidak menjerit.
"Tuan, saya tidak apa apa, tidak usah khawatir!" ucap Riri menenangkan Aryan.
"Tapi kau menjerit, apa ada yang sakit?" tanya Aryan, dengan duduk di samping kasur.
"Tidak, tenang saja, aku tidak sakit apa apa!"
"Baiklah, dokter Lina, sekarang anda boleh pergi, sekertaris ku akan mengantar anda" ucap Aryan, lalu Lina pergi dengan sekertaris laki lakinya itu.
"Bagaimana? apa masih sakit?" tanya Aryan yang khawatir.
"Ehh, tentu tidak tuan, saya akan beristirahat sebentar lalu akan sembuh!" ucap Riri dengan tersenyum.
"Baiklah, kau disini saja, aku akan bekerja lagi!" ucap Aryan lalu pergi dari kamar itu.
'Hmmm, apa Aryan selalu begitu pada kak Rara? sedangkan kak Rara akan menikah, bukankah harusnya menjaga jarak? kenapa malah seperti sepasang kekasih? hahh? tidak mungkin kak Rara selingkuh, dia bahkan sangat mencintai kekasihnya yang bernama Alex itu.' batin Riri bertanya tanya.
Kini waktu menunjukkan jam 17:30, waktunya Riri pulang, dan beristirahat di rumah lebih lama, karena jatuhnya itu sangat keras membentur ke keramik yang bagus itu.
"Tuan, saya mau pulang!" izin Riri kepada Aryan yang masih duduk di sana.
"Pulang? ohhh iya baiklah, aku antar ya!" ajak Aryan lalu berdiri.
"Tidak perlu! aku akan pulang sendiri!" ucap Riri mencegah Aryan untuk berjalan.
"Benarkah? bukankah kau masih sakit?" tanya Aryan dengan mengangkat alisnya sebelah.
"Tentu, aku akan pulang sendiri saja tuan!" jawab Riri dengan tersenyum.
"Tidak! aku tidak akan membiarkanmu pulang sendiri! ayok kita pulang!" ucap Aryan lalu menarik tangannya Riri, Riri pun hanya bisa menghela nafas.
"Pak semua orang melihat kita!" ucap Riri pelan.
"Tidak penting, justru itu bagus kan!" balas Aryan dengan menatap Riri yang takut.
"Ohhh ya ampun, lihatlah tadi pelukan, sekarang menarik Rara!" ucap pekerja wanita.
"Iya, melihat ini, aku semakin yakin kalau pak bos mempunyai hubungan dengan Rara!" balas salah satunya.
"Yah! aku juga sangat yakin!" timpal mereka.
"Kalian akan pulang atau hanya akan berghosip disini?" ucap wanita tua itu lagi.
"Emm, maaf!" ucap mereka bertiga.
"Baiklah, cepat bereskan barang kalian dan pulanglah!" ucap wanita itu lagi.
"Baik"
"Ayok masuk!" ucap Aryan saat pintu mobilnya sudah ia buka.
"Iya tuan, terima kasih!" ucap Riri lalu masuk ke dalam mobil.
"Biar aku saja yang memasangnya!" ucap Aryan lalu memasangkan sabuk pengaman nya Riri.
'Aduh, ini kenapa lagi harus dekat seperti ini!' batin Riri resah.
"Sudah!" ucap Aryan lalu langsung melakukan mobilnya.
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, Riri yang masih heran atas perilaku bosnya ini membuat dia bingung, apa yang terjadi sebenarnya, nanti dia akan menanyakan hal ini pada kakaknya.
"Di mana rumah mu?" tanya Aryan pada Riri yang sedang melamun.
"Ahh?" Riri yang mendapat pertanyaan seperti itu pun bingung, jika memang memiliki hubungan, kenapa tidak tahu rumah kak Rara? batin Riri.
"Dimana rumahmu Rara?" tanya Aryan kembali.
"Jalan s*****" Jawab Riri.
"Ohhh baiklah!"
Mereka berdua sama sama diam masing masing, Riri dengan berpikiran apakah kakaknya mengkhianati Alex calon suaminya, atau tuan Aryan yang mencintai kakaknya Rara. Sedangkan Aryan diam karena perasaannya berkecamuk, karena khawatirnya pada Rara sangat tidak biasa, entah apa yang terjadi nanti.
"Apa ini rumah mu?" tanya Aryan setelah menemukan rumah Rara.
"Ehh, iya tuan, aku akan keluar!" ucap Riri yang akan beranjak dari kursi mobil, namun Aryan menahannya.
"Rara, tunggu sebentar!" ucap Aryan dengan memejamkan matanya, lalu mendekat ke arah Riri, cup! Aryan mencium bibirnya Riri dengan tanpa sadar, sedangkan Riri hanya diam karena tubuhnya Kelu dan tak bisa bergerak
"Maaf, Rara!" ucap Aryan yang sudah membuka matanya.
"I...iya tuan, tidak apa apa! terima kasih sudah mengantarku!" ucap Riri lalu langsung keluar.
"Rara!" panggil Aryan lalu keluar, Riri yang langsung berhenti kini menoleh, Aryan semakin mendekat lalu memeluk Riri dengan sangat erat.
"Emmm, tuan!" panggil Riri karena ia hampir sesak karena Aryan.
"Biarkan seperti ini, aku mohon!" pinta Aryan, memejamkan matanya.
"Ahhh"
"Baiklah, kau bisa pergi, hati hati ya!" ucap Aryan melepaskan pelukannya.
"Iya tuan!" ucap Riri membungkukkan badannya.
Setelah itu Riri langsung ngacir lari karena takut akan di panggil Aryan lagi, sedangkan Aryan hanya tersenyum melihat perilaku Riri.
Aryan pun masuk ke mobil lalu pulang ke mansion nya itu, di mobil Aryan terus teringat kejadian tadi membuat dia tak berhenti tertawa dan tersenyum, setelah di mansion, Aryan terus tersenyum kadang tertawa saat mengingat bagaimana Riri berlari seperti itu, membuat mommy nya kaget karena anaknya tertawa seperti tidak sadar.
"Aryan ada apa? kenapa kau tertawa sayang?" tanya mommy nya yang melihat Aryan tertawa.
"Ahhh, mommy, tidak aku hanya teringat sesuatu!" jawab Aryan yang kaget mendengar pertanyaan sang mommy nya.
"Ohhh baiklah, mommy hanya khawatir kau tertawa seperti itu!" ucap mommy nya.
"Baiklah, aku akan ke kamar dulu"
"Baiklah sayang!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
mood aryan lagi bae, mom😁
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-03
1
Mak Aul
lanjutt donggg
2022-02-26
1
Mak Aul
mak masih bingung dia rara atau riri??
maaf otak tinggal secomot🤧
2022-02-26
0