Pagi hari pun, Riri sedang bersiap siap untuk berangkat bekerja, dia sudah merindukan kekasihnya itu, tentu saja Aryan, dia akan segera pergi ke kantor pagi pagi sekali, membuat keluarga Riri terheran.
"Sayang, masih ada setengah jam lagi untuk berangkat" ucap bundanya Hana.
"Iya Riri, kenapa terburu buru sekali" timpal Rara, iya ingin menanyakan hubungan Riri dengan Aryan, tapi tak jadi karena tak ada kesempatan.
"Aku hanya ingin merasakan menjadi pegawai sungguhan saja, bunda, kakak!" jawab Riri asal.
"Tapi tidak sepagi ini sayang, lebih baik sarapan dulu, baru kau boleh pergi" ucap bundanya.
"Tidak bunda, Riri akan makan di kantin saja" ucap Riri merengek.
"Baiklah sayang, sebaiknya lakukan sesukamu, minta Reza mengantarmu" ucap Arif pada Riri.
"Lihatlah bunda, ayah saja mengizinkanku" celetuk Riri dengan memanyunkan bibirnya.
"Baiklah, terserah kau saja Riri, hati hati sayang" ucap bundanya mencium kening Riri, Riri pun mencium semuanya termasuk Rara kembarannya.
"Ayok kak, bunda ayah aku berangkat dulu" ucap Riri lalu Reza dan Riri pun pergi.
"Kak, kapan akan pulang kesana lagi?" tanya Riri memecah keheningan.
"Maaf Riri, besok kakak akan pergi lagi" jawab Reza sendu.
"Hmmm, kenapa harus kakak yang pergi, apa tidak bisa disini saja" tanya Riri dengan menangis.
"Jangan seperti itu sayang, ini adalah tanggung jawab kakak, apalagi ini juga untukmu sayang" jawab Reza tersenyum pada adiknya.
"Hmmm, tapi setidaknya kita harus jalan jalan dulu, untuk acara perpisahan" ucap Riri.
"Tentu, kau mau malam ini pergi bersamaku?" tanya Reza mengiyakan keinginan adiknya.
"Tentu kakak, aku ingin bersamamu, jika bisa selamanya" ucap Riri dengan memeluk tangan kakaknya.
"Kau mau bersama ku selamanya, sedangkan aku mengajak menikah kau malah tidak mau" ucap Reza dengan sebal.
"Ya, tapi tidak seperti itu yang aku maksud kan!" balas Riri dengan manja.
"Baiklah baiklah, sebentar lagi sampai, kau tak mau mencium kakakmu?" ucap Reza.
"Tentu aku tidak pernah melupakannya kakak" jawab Riri, lalu mencium kedua pipinya.
"Baiklah, sebaiknya sekarang kau turun sekarang, sudah sampai" ucap Reza dengan jahil.
"Really? kak kau mau membunuhku?"
"Hanya beberapa meter saja sayang" tawa nakal Reza.
"Tidak mau! aku lelah kak, apalagi harus berjalan ke arah lift, sangat jauhhhh" rengek Riri membuat Reza mencium bibirnya Riri.
"Baiklah, kakak akan mengantarmu, sampai ke depan" ucap Reza lalu memajukan mobilnya sedikit lagi.
"Terima kasih kakakku sayang, yang mungkin kakakku tak menyayangiku" celetuk Riri dengan memelas.
PLAK
Reza menepuk jidatnya Riri.
"Aduhhh, kak!!! sakit" teriak Riri beraduh.
"Kakakmu begitu menyayangimu, tapi kenapa berpikiran seperti itu!" ucap Reza dengan marah.
"Maafkan aku ya kakak ganteng" rayu Riri dengan mengeluarkan purple eyes nya itu.
"Baiklah, sebaiknya cepat bekerja dengan rajin" ucap Reza, lalu keluar untuk membuat pintu Riri.
"Terima kasih kakak!"
"Sama sama tuan putri"
"Kakak, aku masuk dulu, bye" ucap Riri melambaikan tangannya kepada Reza dan di balas oleh Reza.
Saat masuk, hanya ada beberapa orang saja yang ada di sana, karena memang belum waktunya masuk, tapi karena Riri merindukan sosok Aryan, akhirnya ia pun mau tak mau mengalah demi hatinya.
Riri pun berjalan ke arah lift, namun tak bisa, karena memang yang di tumpangi itu adalah lift pribadi, dan akhirnya saat ada orang yang masuk ke lift umum, Riri pun mengikutinya.
Lift terbuka, Riri yang sudah tak sabar ingin menemui Aryan, langsung saja menghampar kenop pintu ruangan Aryan.
"Ehh, Ra! kamu mau ngapain?" tanya nikil, Riri pun menoleh terdapat nikil disana.
"Ehh, pak nikil, aku mau ke ruangannya Aryan" ucap Riri membuat nikil terbengong.
'Bukannya kemarin si Rara cuek saja ya sama pak Aryan, kenapa malah sekarang jadi seperti ini, bahasanya formal banget lagi!' batin nikil, bercampur aduk.
"Ada apa pak nikil?" tanya Riri yang heran melihat sikap nikil.
"Ehhh, tidak hanya saja pak Aryan sedang mengamuk" ucap nikil.
"Mengamuk? memangnya ada masalah apa?"
'Tuh, malah tanya lagi, sudah jelas Rara ada di sini kemarin' batin nikil memikirkannya lagi.
"Itu, ya kamu masuk saja Ra, mungkin dia butuh kamu" ucap nikil dengan tersenyum merasa aneh.
"Yasudah, saya masuk dulu ya pak" ucap Riri lalu membuka pintu ruangan Aryan.
Setelah menutupnya kembali, Riri heran kenapa bisa sampai seperti ini? apa yang terjadi? batin Riri.
"Sayang, Aryan, dimana kamu?" panggil Riri dengan sedikit berteriak.
Setelah mencari kemana-mana, akhirnya Riri menemukan Aryan berada di lantai sedang tertidur, Riri pun menghampiri Aryan, memangku kepala Aryan ke pahanya.
"Sayang? apa yang terjadi? kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya Riri bingung.
"Rara, jangan tinggalkan aku, aku mohon padamu" gumam Aryan memegang tangannya Riri.
"Aku tidak akan pernah meninggalkan dirimu Aryan" ucap Riri meyakinkan.
Aryan pun membuka matanya, terlihat sekali oleh Riri melihat kantung matanya Aryan.
"Aryan, apa yang sebenarnya terjadi?" sebelum bertanya lagi, Aryan sudah mencium Riri dengan tergesa gesa.
"Ahh Aryan, sudah" desah Riri membuat Aryan semakin menjadi jadi.
"Rara, jangan tinggalkan aku,aku mohon" ucap Aryan setelah melepaskan ciumannya.
"Tidak akan, aku hanya mencintai dirimu saja Aryan" yakin Riri pada Aryan.
"Aku sangat mencintaimu Rara, jangan pergi aku mohon" ucap Aryan dengan menangis histeris.
"Tapi, apa yang terjadi? kenapa bisa seperti ini?" tanya Riri yang heran.
"Karena dirimu Rara, kau menyiksaku dengan hati ini" jawab Aryan memukul dadanya.
"Jangan lakukan itu Aryan, kau sebaiknya tidur sekarang, ayok aku akan mengantarmu ke kamar yang disana saja" ajak Riri pada Aryan.
"Baik, tapi tetap disini, jangan kemana mana" pinta Aryan dengan memegang tangan nya Riri.
"Tentu, aku akan di sini, selamanya bersamamu" ucap Riri meyakinkan.
Setelah Aryan dan Riri di kamar itu, akhirnya Aryan tertidur juga.
Nikil masuk ke ruangan Aryan karena takut terjadi apa apa pada Rara, atau Riri.
"Tuh kan bener Rara tidak ada disini, jangan jangan" ucap pelan nikil saat melihat riri tidak ada.
"Aduh pak nikil, ada apa?" tanya Riri saat melihat nikil berada di ruangannya Aryan.
"Ehhh, Ra, kamu baik baik saja kan? tidak terjadi apa apa kan?" tanya nikil dengan membalik balikkan tubuhnya Riri.
"Aduhh, pak nikil jangan seperti ini" sela Riri yang merasa risih.
"Lagian kamu Ra, kenapa berani masuk ke ruangannya pak nikil?" tanya nikil dengan mendengus kesal.
"Ya hanya memastikan bahwa Aryan tidak apa apa" jawab Riri enteng.
"Demen banget tuh bibir kamu ngomong asal jeplak saja Ra!"
"Sudah lah pak nikil, lebih baik suruh orang buat bersihin ini saja, rasanya serem lihat ruangan ini kek angker, saya saja tadi sampai merinding pas masuk" celetuk Riri dengan tertawa pelan.
"Ohh, yasudah kalau begitu Ra, aku mau nyuruh orang untuk membersihkan ini!" ucap nikil lalu pergi setelah Riri mengangguk.
Riri pun masuk ke kamar lagi dan naik keatas kasur, mengelus rambut Aryan dengan lembut.
"Apa yang terjadi Aryan? kenapa bisa seperti ini?" tanya Riri dengan pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
karena otor...
salahkan otor...
gara gara otor
😂😂😂😂😂
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-03
1