Kini Riri dan Aryan kembali keruangan Riri, sebenarnya Aryan ingin di ruangannya, tapi Riri menolak, dan akhirnya Aryan pun menuruti kemauan Riri.
"Rara, apa kau akan pulang?" tanya Aryan dengan sedih.
"Tidak sayang, aku tidak pulang sekarang masih ada satu jam lagi kan!" jawab Riri yang kini mulai memanggil Aryan dengan sebutan sayang
"Aku senang sayang, aku ingin memelukmu seperti itu terus"
"Baiklah baiklah, kau bisa melakukan apapun sayang!" ucap Riri mencium keningnya Aryan.
"Terima kasih Rara, aku bahagia bersamamu, jangan membuatku kecewa ya!" pinta Aryan pada Riri, Riri pun menganggukan kepalanya.
Sudah saatnya Riri pulang, lagipula di kantor pun dia tak mempunyai pekerjaan disini, bosan? tentu dia sangat bosan.
"Sayang, jangan pulang, disini saja!" rengek Aryan pada Riri.
"Tidak sayang, aku akan pulang, tidak bisa aku disini terus menerus!" balas Riri menyentuh wajah kekasihnya itu.
"Baiklah, tapi izinkan aku mengantarmu untuk pulang" pinta Aryan dengan memelas.
"Hmmm, tidak bisa sayang, aku harus membagi waktu dengan kakakku, apa tidak cukup seharian bersamaku?" jelas Riri dan bertanya.
"Tentu tidak, aku bahkan ingin dunia ini berhenti sebentar saja, agar aku bisa bersamamu lebih lama"
"Rayuan mu sangat ketinggalan zaman sayang" ucap Riri dengan terkekeh.
"Tidak, tapi itu adalah kata kata dari lubuk hatiku yang terdalam" ucap Aryan dengan serius lalu mendekat kepada Riri.
"Aku tahu, aku akan pulang dulu".
Telepon Riri pun berdering menampilkan nama kak Reza di handphone nya.
"Hallo kak, ada apa? apa kau sudah di bawah?" tanya Riri langsung.
"Iya, aku sudah di bawah sayang, cepatlah turun ya" jawab Reza lalu segera Riri berjalan, tanpa pamit kepada Aryan.
"Rara! tunggu!" cegah Aryan yang merasa di abaikan.
"Ehh, iya, ada apa Aryan?" tanya Riri seolah tak tahu apa apa.
"Kenapa tidak izin padaku dulu?" tanya Aryan membuat riri bingung.
"Bukankah aku sudah mengatakannya?"
"Tidak sayang, kau harusnya meminta izin pada kekasihmu ini" jawab Aryan mencium Riri.
"Baiklah, aku akan pulang, bye" ucap Riri berlari dengan melambaikan tangannya.
Riri pun berjalan keluar, mencari mobil kakaknya itu, setelah menemukan nya, Riri langsung berlari dan memeluk Reza.
"Kakak!" peluk Riri dengan erat.
"Ohh, ya ampun kakak sangat merindukanmu Riri, kenapa sangat lama?" ucap Reza mencium kening adiknya itu.
"Bos nya kak Rara kak, dia selalu mengekang Riri" adu Riri pada Reza.
"Ohhh benarkah? apa kau lelah sayang?" tanya Reza menanggapi sikap manja adiknya.
"Aku sangat lelah kakak, aku ingin memelukmu" ucap Riri lalu memeluk Reza, padahal Riri sama sekali tak di beri pekerjaan sedikitpun, sedangkan di belakang Riri banyak sepasang mata yang menatap mereka dengan heran dan sinis.
"Rara, siapa itu, kenapa sikapmu berbeda padaku?" tanya Aryan yang melihat itu di lantai atas, jelas sekali Riri tertawa dan bermanja pada kakaknya itu.
"Ayok kak, aku ingin segera pulang, ingin merebahkan badanku!"
"Baiklah, ayok tuan putri!" ucap Reza membukakan pintu.
"Terima kasih kakakku tersayang" balas Riri membungkukkan badannya.
"Ayok masuk, kakak akan membawamu sesuai apa yang kakak janjikan" ucap Reza membuat Riri antusias.
"Kakak akan memberikan hadiah padaku?" tanya Riri dengan bahagia.
"Iya sayang, kakak akan memberikan hadiah untukmu nanti, setelah ini"
"Baik, aku sudah tidak sabar kak" jawab Riri dengan senang.
Lama mereka di mobil, bahkan matahari sudah tenggelam, namun Reza masih belum memberhentikan mobilnya itu, membuat Riri tertidur pulas.
Saat Reza memarkirkan mobilnya, Reza melihat Riri telah tertidur dan tanpa berpikir panjang, Reza pun langsung mengangkat Riri untuk turun dari mobilnya.
Reza berjalan ke arah pantai, disana adalah pantai yang indah, keinginan Riri yang masih belum tercapai olehnya, dan sekarang baru bisa dilakukan oleh Reza
Reza membaringkan tubuh Riri di kasur, yang telah di pesan oleh pemilik pantai ini, Reza ingin memberikan hadiah yang tidak akan di lupakan oleh Riri.
Reza menunggu Riri untuk bangun, setengah jam Reza mengamati wajah Riri, ingin sekali dia melakukannya, menikah dengan Riri, namun kenyataan pahit harus Reza akui bahwa Riri adalah adiknya, membuat Reza tak bisa menerima ini.
Beberapa saat kemudian, Riri pun terbangun, kaget melihat Reza berada di atasnya sedang melihat dirinya.
"Kakak!" panggil Riri.
"Iya sayang? kau sudah bangun?"
"Hmm iya, ini dimana?"
"Ini di pantai sayang, keinginanmu untuk kesini, baru tercapai sayang" jawab Reza lalu mencium bibirnya Riri, ia tak kuasa menahan nya, melihat bibirnya Riri membuatnya terbuai.
"Kak, tapi ini sudah malam"
"Biarkan saja sayang, lagi pula, bunda sudah mengizinkannya" jawab Reza dengan berbohong.
"Benarkah? baiklah, lagi pula besok kak Rara akan menggantikanku lagi, jadi kita bisa bermalam disini" ucap Riri dengan antusias.
"Tentu sayang, ini adalah keinginanmu, kakak tidak akan bisa menolaknya"
"Ayok kita makan dulu, baru kakak akan menunjukkan hadiah lagi untukmu" ucap Reza lalu membantu Riri untuk duduk.
"Benarkah? aku pikir ini hadiah dari kakak"
"Tidak sayang, ini adalah hadiah pertama, nanti ada hadiah ke dua"
"Ahhh, terima kasih kakakku" ucap Riri berterimakasih dengan memeluk Reza.
"Untukmu apa saja sayang, yang pasti ini adalah keinginanmu, dan keinginan kakak adalah mengabulkannya"
"Ayok, makanan sudah di siapkan" ajak Reza lalu memegang pinggang Riri
"Ya ampun, makanan lobster, udang, kerang, ini kesukaan ku kakak, kau tahu saja aku ingin memakan ini semua"
"Untukmu sayang"
Pelayan pun masuk ke sana dengan beberapa minuman lain, malam yang cukup dingin membuat Riri menggigil, lalu Reza pun menyerahkan jaket tebal kepada Riri, lalu Riri pun memakainya.
Saat makan, kembang api pun menyala , banyak sekali, membuat Riri sontak kaget, dan terlihat bahagia.
"Kau senang sayang?" tanya Reza dengan melihat Riri yang menatap ke langit.
"Tentu saja kak, aku senang, terima kasih banyak banyak banyak sekali"
"Kau sudah beberapa kali mengatakan terima kasih, apa tidak bosan!"
"Tentu tidak, harusnya aku yang bertanya apa kakak tidak bosan seperti ini padaku"
"Untukmu akan aku lakukan sayang"
"Huhhfftt jawaban itu lagi"
"Lalu apa mau mu sayang? mau berdansa denganku?
"Aku tidak berdansa kak, lagipula tak ada musik"
Seketika musik pun menyala, membuat diri kaget lagi.
"Kau telah merencanakan ini semua?" tanya Riri bingung
"Tentu sayang, aku melakukan ini tak tanggung tanggung"
"Ya, aku percaya sekarang"
"Kau harus percaya pada kakakmu ini Riri, atau jika tidak...."Ucap Reza menggantung.
"Atau apa?"
"Atau aku akan menciummu seperti ini" ucap Reza dengan mencium leher nya Riri.
"Ahh, kakak, jangan lakukan itu, leherku bisa merah nanti"
"Tidak apa apa, lagi pula kita akan menginap disini, kau mau?" jawab Reza dan bertanya.
"Tentu, disini bagus sekali, aku tidak ingin menyiakannya"
"Bagus sayang, aku mencintaimu"
"Aku menyayangimu kakak"
"Tidak mencintai diriku?" tanya Reza merajuk.
"Aku sangat sangat sangat mencintaimu kakak" teriak Riri membuat Reza tertawa terbahak-bahak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
ckckck, hubungan yg rumit...🤔
bagaimana kau mau jelaskan padaku, tor?😅
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-03
1