Riri menangis melihat Aryan seperti tersiksa, hanya satu hari saja dia tidak bertemu membuat Aryan seperti ini, tapi bukankah kak Rara ada di sini kemari, kenapa Aryan jadi seperti ini.
Aryan mengerjap, membuka matanya, senang melihat kekasihnya masih ada di sampingnya.
Aryan menarik Riri untuk tidur bersamanya dan memeluknya.
"Aryan, kau sudah bangun?" tanya Riri saat akan bangun Aryan malah menarik riri kembali untuk tetap disisinya.
"Aku ingin bersamamu sayang, aku mohon" pinta Aryan membuat Riri mengalah pada hatinya.
"Baiklah, tapi kau harus makan, pasti kau belum makan dari kemarin" ucap Riri dengan menyentuh wajahnya?
"Aku lapar sangat tidak adil" ucap Riri memanyunkan bibirnya.
"Ahhh, aku ingin menciummu Rara melihatmu seperti itu membuatku tergoda" rengek Aryan.
"Aku juga ingin sekali memukulmu Aryan karena melakukan hal itu" ucap Riri dengan kesal.
"Jangan marah sayang! aku akan mentraktir mu, jangan menolak seperti kemarin sayang, aku begitu tidak sanggup mendengar penolakanmu" pinta Aryan dengan tulus dari hatinya.
"Tidak akan, mendengar traktiran darimu, ingin sekali aku menghabiskan uang mu itu Aryan" ucap diri tertawa, lalu di ikuti oleh Aryan dengan tawanya.
"Bahkan jika kau menginginkan seluruh hartaku, aku akan memberikan nya untukmu" ucap Aryan membuat jantung Riri bergetar.
"Hmmm, berarti jika aku memiliki uangmu, aku akan kaya dalam waktu satu hari! hahahaha" ucap Riri tak menanggapi serius omongan Aryan.
"Aku bisa menyerahkannya untukmu sayang, hanya untukmu raraku, hanya kamu yang aku cintai!" ucap Aryan mendekat lalu mereka pun bertukar saliva, cukup lama, akhirnya Riri yang menyerah duluan.
"Aku lapar ingin makan, dari tadi pagi belum makan!" rengek Riri pada Aryan.
"Baiklah, aku akan bersiap siap dulu sayang, tunggu sebentar ya" ucap. Aryan lalu mencium bibir Riri sekilas.
"Baiklah, aku tunggu di sini"
Setelah 10menitan menunggu, akhirnya Aryan pun keluar dengan memegang dasi di tangannya.
"Kenapa?" tanya Riri heran.
"Aku ingin di pasangan kan dasi oleh kekasihku" ucap Aryan dengan manja.
"Tapi aku tak bisa"
"Aku akan mengajarkan nya"
Aryan pun dengan hati hati mengajarkan nya memasang dasi.
"Sudah, kau terlihat tampan dari sebelumnya Aryan"
"Benarkah? apa aku semenyeramkan itu?" tanya Aryan dengan penasaran.
"Iya, saat aku melihatmu rasanya aku ingin kabur saja, tapi hatiku" ucap Riri menggantung, menunjuk pada hatinya.
"Aku sangat mencintaimu Aryan, hingga hatiku tak bisa berpaling darimu" ucap Riri meneruskan.
"Aku juga mencintaimu Rara, sangat, jangan tinggalkan aku lagi!" pinta Aryan, dan merekapun saling bertukar Saliva.
"Sudah Aryan, aku sangat lapar"
"Baiklah, ayok kita keluar"
Mereka pun keluar bersama, orang orang melihat Riri dengan tatapan bingung.
"Kemarin Rara tidak seperti itu, malah terbilang acuh nes, kenapa sekarang seperti kekasih?" tanya rekan kerjanya yang sedang berada di sana
"Tidak tahu, lagi pula bukan urusan kita juga lah, mau Rara apakan juga tidak masalah bagiku" ucap rekan kerja satunya lagi.
Rara dan Aryan berjalan, membuat orang orang menatap mereka berdua, saling tersenyum seperti tidak terjadi apa apa.
"Ayok duduk sayang" ucap Aryan dengan lembut.
"Terima kasih sayang"
"Sama sama, untukmu akan ku lakukan"
Mendengar itu Riri hanya bisa tersenyum malu dan menunduk.
"Jangan malu sayang" ucap Aryan lalu mencium bibir Riri, padahal di sana banyak orang yang melihatnya.
"Ahh, Aryan jangan lakukan ini di sini" tegur Riri meskipun dia sedang mendesah.
"Biarkan saja mereka melihat Riri, itu artinya aku sangat mencintaimu dan milikmu dan sebaliknya" ucap Aryan dengan enteng.
"Ya ampun mereka tega sekali padaku" celetuk rekan laki laki yang melihat Aryan dan Riri.
"Memangnya kenapa?" tanya yang satu lagi.
"Aku jomblo fer, kenapa nasib jomblo seperti ini ya" jawab nya dengan menatap mereka terus menerus.
"Makanya, jangan lama kejombloan nanti jodoh di ambil orang baru tahu rasa!" ucap temannya dengan sadis.
"Ehh, jadi temen kok gitu banget fer" ucapnya kesal pada temannya itu.
"Sudahlah, lebih baik fokus ke makanan, nanti makanan kamu di ambil kucing emang mau?" ujar teman wanitanya.
"Ehh, mana ada kucing nes disini tidak ada!" ucap tegasnya.
Aryan dan Riri pun selesai makan siang, kembali ke ruangan untuk bekerja, namun seperti biasa, Aryan akan merengek untuk tidak bekerja, dan alhasil nikil yang menjadi sasarannya.
"jangan membebani nikil seperti itu sayang" ucapan Riri dengan lembut kepada Aryan.
"iya asistenku sayang aku berhak menyuruhnya"
"dan aku sekretaris mu sayang" sela Riri tak mau kalah.
"Sudahlah sayang, aku hanya ingin bersamamu" rengek Aryan.
"Ya ampun!!! kenapa jadi terbalik seperti ini? harusnya aku yang merengek seperti itu!" ucap Riri dengan kesal.
"Biarkan saja, aku kekasihmu, aku berhak melakukan nya" ujar Aryan dengan memeluk Riri terus.
"Sayang jangan seperti tadi saat kita di kantin, atau aku marah padamu" ucap Riri dengan mengancam.
"Maaf sayang, aku tidak bermaksud seperti itu" ucap Aryan dengan tersenyum menampilkan gigi putihnya itu.
"Baik tapi jangan di ulangi"
"Oke, tapi jika di sini kita bisa melakukan apa saja kan?" tanya Aryan mendorong Riri ke sofa, dan menindihnya, membuat Riri tak bisa berkutit, dan menyerah apa yang di lakukan Aryan.
"Ahhh, Aryan!" desah Riri membuat Aryan semakin menjadi.
"Sayang, boleh aku melakukannya?" tanya Aryan pada Riri.
"Boleh sayang, aku milikmu" ucap Riri dengan menatap Aryan.
"Baiklah aku akan melakukannya, akan sakit jika itu pertama bagimu sayang"
"Iya Aryan"
"Ahhh, Aryan, stop" ujar Riri menghentikan aktivitas Aryan
"Ada apa?" tanya Aryan bingung.
"Aku ingin pipis Aryan"
"Itu bukan pipis sayang, tapi kau ingin aku segera memasukkannya"
"Memasukkan apa?" tanya Riri polos.
"Milikku, dan aku akan merenggut kesucianmu" jawab Aryan dengan tersenyum.
"Benarkah? apa kau akan meninggalkan diriku Aryan?" tanya Riri dengan sedih.
"Tentu tidak, aku tidak akan meninggalkan dirimu, kau milikku aku milikmu." tegas Aryan.
"Ahhh, Aryan" desah Riri saat Aryan menghisap lehenya Riri.
"Aryan!" gumam Riri, saat Aryan menyentuh miliknya.
Pintu terbuka lebar, menampilkan Gista di sana, Gista yang melihat pemandangan itu, merasa syok tiba tiba.
Aryan dan Riri terpaku melihat siapa yang datang.
Gista berjalan dengan cepat.
PLAK
"Dasar wanita ******! kau berani menggoda anakku sedangkan dua Minggu lagi kau akan menikah" teriak Gista, sedangkan Riri merasa nyeri karena tamparan yang di buat oleh Gista.
"Mah! apa maksudnya?!" tanya Aryan dengan berteriak.
"Aryan! sadar! dia akan menikah sebentar lagi!" teriak Gista menyadarkan Aryan.
Seketika Aryan pun mengingat kejadian kemarin, yang mengatakan bahwa Rara akan menikah sebentar lagi.
Aryan meremas rambutnya sendiri dengan tangannya.
"Apa itu benar Rara?!" tanya Aryan dengan mengguncangkan badan Riri.
Riri yang bingung harus menjawab apa, dia tidak ingin pernikahan kakaknya hancur di tangannya, Riri pun dengan pasrah menganggukkan kepalanya, ia sangat mencintai Aryan namun demi kakaknya ia harus mengorbankan cintanya juga hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
itu bajunya gimana tor???
keppo, gk di jelasin😂😂😂😂😂
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-03
1