"Apa maksud mu Aryan?" tanya Alex yang mendengar gumaman Aryan.
"Tidak Alex, aku hanya mengatakan semoga pernikahan mu lancar!" sergah Aryan.
"Benarkah?, mommy Gista dan Daddy Dian, aku pergi dulu, 9 hari lagi aku akan menikah, tolong persiapkan untuk menghadiri pernikahan ku" ucap Alex.
"Tentu saja Alex, Daddy dan semuanya akan menghadiri pernikahan mu, tidak mungkin melewatkan pernikahan keponakan sendiri" balas Dian dengan tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu aku akan pulang" pamit Alex lagi dan pergi setelah di angguki Daddy nya Dian.
Setelah kepergian Alex, Dian menatap istrinya dengan tatapan tajam.
"Ada apa?" tanya Gista yang menyadari tatapan dari suaminya itu yang seakan akan menerkam dirinya hidup hidup.
"kau bertanya apa? kenapa pertanyaanmu lancang Gista?" bentak Dian kepada Gista.
"kenapa kau tiba-tiba memarahiku suamiku?" tanya Gista yang belum menyadari hal itu.
"Pertanyaan mu pada Alex sangat lancang Gista, seperti tidak terdidik!" jawab Dian dengan berdiri karena kesal dengan istrinya itu.
"Aku hanya bertanya pada Alex, karena Rara tidak baik untuknya!" balas Gista dengan kesal.
"Tidak baik apanya Gista? bahkan dia sangat mencintainya!" ucap Dian.
Perdebatan pun tak bisa di elakkan oleh Gista.
"Karena Rara berusaha menggoda Aryan, suamiku!" pekik Gista.
"Jangan berbohong Gista, aku tahu orang seperti apa Rara!" ucap Dian dengan marah.
"Jika kau tidak percaya, tanyakan saja pada Aryan!" ucap Gista dengan menunjuk Aryan.
"Apa benar Aryan?" tanya Dian pada Aryan kini.
"Iya Daddy, bahkan aku berencana menikah dengannya" jawab Aryan menatap daddy-nya itu.
"Tidak mungkin ini-"
"Ini buktinya!" ucap Gista dengan menunjukkan Vidio berciuman Rara dan Aryan.
Seketika daddy-nya pun melebarkan matanya setelah melihat Vidio itu.
"Apa kau percaya sekarang?" tanya Gista dengan menatap sinis sekarang.
"Tidak mungkin"
"Daddy mommy, aku pergi dulu" pamit Aryan yang tak ingin membahas masalah hal itu lagi.
"Apa sekarang suamiku?" tanya Gista pada suaminya.
"Tapi bagaimana jika itu editan?" tanya Dian tak percaya.
"Bagaimana bisa editan? bahkan ini aku yang memvidio mereka saat sedang di kantin!" jawab Gista dengan kesal karena suaminya masih tak percaya dengan apa yang di lihat nya.
"Aku ingin membatalkan pernikahan Alex suamiku!" ucap Gista dengan memelas.
"Apa maksudmu? kita bukan orang tua Alex!" sergah Dian yang tak mau ikut campur meskipun takut jika Alex akan terluka suatu saat nanti.
"Kita bisa membuktikan semuanya lewat Vidio Vidio ini" ucap Gista dengan menunjukkan hp nya itu.
"Ini saja tidak cukup untuk membuat mereka percaya Gista!" bentak Dian.
"Kau memang selalu seperti ini suamiku, kau tidak pernah memikirkan kebahagiaan putramu sendiri!" pekik Gista lalu pergi meninggalkan Dian.
Dian pun hanya diam tak bergeming, karena masih tak percaya apa yang di lihatnya.
Di kantor Aryan, kini Aryan akan membalaskan dendam di hatinya kepada Riri atau Rara yang ada di pikirannya.
"Rara, ini tugasmu hari ini!" ucap Aryan dengan meletakkan berkas berkas di meja Riri.
"Banyak sekali Aryan, apa tidak salah?" tanya Riri dengan bahasa biasanya.
"Apa Rara? saya bos mu tidak berhak memanggil bosmu dengan nama!" ucap Aryan dengan menatap tajam pada Riri.
"Ma...maafkan aku tuan!" ucap diri menundukkan kepalanya.
"Bagus, sekarang cepat selesaikan pekerjaan ini" ucap Aryan lalu meninggalkan Riri di sana.
"Ya ampun, bagaimana ini? aku tidak tahu apa apa, karena aku lupa yang di pelajari oleh kakak!" ucap Riri pelan merasa tak berdaya, apalagi sangat banyak.
"Rara, ada apa?" tanya nikil yang masuk ke ruangan nya Riri.
"Pak nikil, bantu aku ya, bos membuatku sengsara!" ucap Riri dengan menangis.
"Ehhh, jangan menangis Rara, baik aku bantu ya!" ucap nikil yang panik melihat Riri menangis tiba tiba.
Nikil pun membantu Riri mengerjakan semuanya, setelah beberapa jam, pekerjaan masih belum selesai karena memang sangat banyak pekerjaan yang di bawa Aryan kepada Riri.
"Nikil, kenapa bantu dia?" tanya Aryan mengagetkan Riri dan Nikil.
"Pak, maaf saya hanya membantu Rara!" jawab Nikil dengan menundukkan kepalanya.
"Kau masih mempunyai pekerjaan nikil, jangan bantu dia" ucap Aryan dengan menatap Riri.
"Aryan, aku mohon jangan seperti ini!" rengek Riri mendekat pada Aryan.
"Aryan, aku mohon aku sangat lapar sekarang!" rengek Riri kembali, membuat Nikil meringis karena ia jomblo sekarang.
"Rara, anda tidak berhak seperti ini!" ucap Aryan dengan dingin.
"Maaf pak" ucapan Aryan barusan membuat nyali Riri ciut seketika.
"Kerjakan baik baik Rara, jangan ada yang salah!" ucap Aryan lalu meninggalkan Riri dan Nikil.
"Pak nikil, Aryan ku berubah! huaaaaa!" nikil yang melihat Riri menangis kembali bingung harus alat, tidak mungkin memeluknya dan menenangkannya.
"Rara, sebaiknya kerjakan saja, aku sudah memberitahumu kan!" ucap Nikil lalu pergi setelah di angguki oleh riri.
"Kak Rara! kau membuat diriku menyengsara!" ucap Riri dengan nada sedihnya itu.
"Ayok Riri, semangat jangan lemah hanya beberapa berkas saja massa tidak bisa!" ucap Riri menyemangati.
"Apa? beberapa, lihatlah Riri ini sangat banyak!" ucap Riri kembali seolah sedang berbicara dengan orang lain.
"Mau bagaimana lagi? kekasihku marah sayang"
"Kekasihmu jahat sekali ya"
"Iya, tapi awas saja kalau dia selingkuh, aku akan menghajarnya!" tekad Riri dengan mengacungkan jari telunjuknya sebagai ancaman.
Setelah itu, Riri pun berkutat dengan pekerjaannya, sampai lupa jika ini sudah larut malam.
"Ya ampun kenapa masih banyak!" teriak Riri karena merasa orang sudah tidak ada lagi.
Trek trek suara gesrekan membuat Riri ketakutan setengah mati.
BRANG
suara keras mengagetkan Riri.
"Aryan!!! tolong aku!" teriak Riri, Aryan yang masih ada disana kaget mendengar suara Riri atau Rara.
BRANG
"ARYAN!!!"
"Riri!" gumam Aryan, lalu berlari ke ruangannya Riri.
"Tidak!! aku tidak membawa makanan, aku tidak membawa uang, aku... aku.. aku akan menelpon kakakku lalu meminta uang!" celoteh Riri yang panik saat pintu ruangannya terbuka.
"Tidak, sungguh aku akan memberikannya, tolong Aryan?!!" teriak Riri kembali saat Aryan memeluknya.
"Rara! tenanglah!" bentak Aryan, karena Riri terus mengoceh.
"Aryan!" pekik Riri.
"Aryan aku sangat takut, tolong aku!" pinta Riri membalas pelukan Aryan.
"Tidak apa apa, tapi kenapa sampai seperti ini?" tanya Aryan yang heran.
"Aku... aku mendengar suara dari luar Aryan, aku sangat takut" ucap Riri memeluk Aryan kembali.
"Sudahlah, tenangkan dirimu sayang" ucap Aryan yang kini lembut.
"Aryan, apa kau tidak mencintai diriku lagi?" tanya Riri disaat seperti ini masih saja membahas hal itu.
"Tentu, maksud ku, tidak!" jawab Aryan terbata bata.
"Jangan berbohong Aryan, aku tahu hatimu!" ucap Riri, kini menatap mata Aryan.
"Rara, jangan membuatku terlena oleh omongannu" ucap Aryan menjauh dari Riri.
"Aryan, aku takut, antarkan aku pulang!" rengek Riri menarik baju Aryan.
"Baiklah baiklah, ayok!" ucap Aryan kini tak bisa menolak hatinya.
Merekapun berjalan, Riri yang tak mau di belakang atau depan, kini memeluk Aryan membuat Aryan kesusahan jalan.
"Rara, lepaskan aku!"
"Tidak mau! aku kekasihmu Aryan! apa kau ingin kekasihmu di makan oleh hantu!" ucap Riri dengan kesal.
"Kau akan menikah Rara, kau bukan kekasihku"
"Aku kekasihmu! akan tetap menjadi kekasihmu!"
"Cih, kau hanya ingin hartaku saja Rara" kata kata Aryan membuat Riri melepaskan pelukannya dari Aryan.
"Ada apa? kenapa kau berhenti? kau ingin di makan oleh hantu?" tanya Aryan melihat Riri diam saja.
"Rara? ada apa?" tanya Aryan yang aneh melihat sikap Riri.
"Aryan, apa salah aku mencintaimu?" tanya Riri menatap Aryan lekat.
"Rara!"
"Jawab aku Aryan, kau menuduhku ingin memiliki hartamu?!" tanya Riri dengan berteriak.
"Tidak, bukan itu, ayok pulang, ini sudah larut malam Rara!" ucap Aryan yang tak tahu harus apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
suara apa tadi itu, toooor?😫
2022-03-05
1