Reza mencubit hidung Riri dengan pelan membuat Riri tak bisa bernafas lalu melepaskannya.
"Riri sayang" bisik Reza dengan pelan di telinga Riri.
"Ahh, ih!" gumam Riri dengan kesal
"Hahahaha" Reza yang tak kuasa menahan tawanya.
"Riri, bangun sayang, memangnya tak mau melihat kakakmu yang ganteng ini ya?" bisik Reza mencium keningnya Riri.
Reza pun semakin jahil menggigit daun telinga Riri.
"Riri, ayok bangun!" ucap Reza semakin kesal, kenapa tidak bangun bangun.
"Riri ayok bangun!" teriak Reza membuat Riri akhirnya terbangun.
"Ehh, kak jangan berisik!" ucap Riri yang belum menyadari Reza berada di sana.
Riri pun tertidur kembali, namun saat sadar itu Reza dia pun bangun lagi.
"Kak Reza! ahhh bunda, ayah, kak! kak Reza ada disini!" teriak Riri membuat mereka semua ke kamarnya Riri.
"Kakak, emuach, aku merindukan kak!" ucap diri mencium bibirnya Reza.
"Aku juga merindukan mu Riri sayang! emuach" balas Reza memeluk dan mencium Riri.
"Reza, jangan mencium Riri seperti itu, dia bukan anak kecil!" tegur bundanya Hana pada Reza, membuat Reza sedikit kesal.
"Dia adikku, dia berhak dan aku berhak!" balas Reza
"Tapi Riri sudah besar, lalu kamu juga pria normal, kami takut kau akan melakukan hal yang tak seharusnya!" tegas bundanya.
"Tidak apa apa, jika aku melakukannya, aku akan menikah dengan Riri, benarkan Riri?" ucap Reza dengan enteng, lalu menatap Riri.
"Iya, kami akan menikah!" balas Riri.
"Kalian adik kakak, Tidak boleh seperti itu!" ucap ayahnya Arif.
"Riri, kau mau tidur? sekarang tidurlah!" ucap Reza tak mengindahkan peringatan ayah ibunya.
"Reza sebaiknya kau juga masuk ke kamarmu dan tidur!" perintah Arif pada Reza.
"Kak Reza aku ingin banyak bercerita, aku mohon disini!" ucap Riri dengan merengek.
"Baiklah, kakak akan tetap disini ya!" balas Reza mencium keningnya.
"Riri bisa besok, Reza! sekarang kamu keluar ayok!" ucap Hana dengan lembut, lalu memerintah pada Reza.
"Tidak bunda, aku ingin di sini menemani adikku"
"Iya bunda, lagi pula besok kan aku bekerja!" ucap Riri dengan memelas.
"Baiklah terserah, Reza! jaga batasanmu!" ucap Arif menghela nafasnya kasar.
"Tenang saja ayah, aku tidak akan melakukan apapun!"
Setelah itu merekapun keluar membiarkan anaknya Reza berada di kamar Riri berdua, meskipun khawatir Reza akan melakukannya, tapi hati nya berkata Reza tak akan melakukannya.
"Kakak! kau disini, sejak kapan?" panggil Riri dan bertanya.
"Kakakmu yang menghalangi kita Riri, dia tak ingin kita cepat bertemu!" jawab Reza memegang rambutnya Riri.
"Benarkah, kak Rara bilang kak Reza pulang malam!"
"Tidak, kak Reza jam 7 tadi sudah ada disini, tapi Rara menghalangi kita untuk bertemu" ucap Reza lalu memeluk adiknya.
"Kak Reza, Disini ya temani Riri tidur, Riri kesepian terus!" pinta Riri pada Reza.
"Wahhh, kesepian? bukankah rumah ini selalu ramai ya!" tanya Reza pura pura tak tahu.
"Hehehe iya, tapi Riri rindu pada kak Reza, ayah mengirim kakak terlalu jauh, hingga Riri tak bisa menemui kakak!" ucap Riri, lalu menciumin bibirnya Reza.
"Sudahlah, kita bisa melakukannya besok, ini sudah tengah malam, ayok tidur!" ajak Reza lalu mendorong Riri untuk tidur.
Hubungan Riri dan Reza bukan hanya seperti adik kakak, tapi seperti suami istri, meski tak melakukan hubungan intim, namun mereka seperti sepasang pasutri.
"Kak Reza, Riri mengganti kan kak Rara, kak reza tahu itu?" ucap Riri dan bertanya.
"Tidak! tapi apa emang benar, kamu menggantikan Rara?" tanya Reza.
"Iya kak, bahkan aku bosan sekali di ruangannya tuan Aryan, hufftt tapi aku senang dia menyuruhku menggambar" ucap Riri dengan gembira.
"Ohhh benarkah? kakak mau memberikan hadiah untukmu besok!"
"Ahhh, tidak sekarang saja kak? aku tidak bisa menunggunya!" pinta Riri dengan merengek.
"Sekarang kau harus tidur sayang, Ayok!" ajak Reza lalu memeluk Riri.
"Baiklah, kak Reza tidak mencium Riri? padahal Riri sudah menginginkan manja dari kak Reza!" ucap Riri dengan kesal.
"Tidak sayang, apa kata tadi, jika kita melakukan itu, takut tidak bisa menghentikannya!"
"Tapi jika seperti itu, bukankah kita bisa dinikahkan?" ucap Riri, Riri memang polos jika dengan Reza, namun tak sepolos saat bersama orang lain, Reza langsung naik ke atas Riri, membuat adik kecilnya itu tegang.
DUBRAK
"Reza!!!" teriak Hana bundanya.
"Bunda!" panggil mereka kaget.
"Reza bunda sudah bilang, jangan melakukan hal itu lagi" ucap Hana memukul Reza.
"Maaf bunda, Reza tidak tahu, maaf!"
"Kamu bagaimana bisa tidak tahu, Reza!" ucap Hana dengan berteriak.
"Bunda, ini Riri yang melakukannya!" ucap Riri karena tak ingin Reza di salahkan.
"Reza! keluar sekarang, jika tidak kamu tidak boleh bertemu dengan Riri!"
"Baik Bun"
"kak Reza!!" rengek Riri
"Maaf sayang! kakak harus ke kamar, kakak tidak bisa menemani Riri, oke!" ucap Reza menenangkan Riri.
"Tapi kak Reza sudah berjanji!"
"bunda, ini tidak adil bagiku!" rengekan Riri membuat Rara datang.
"Riri ada apa?" tanya Rara yang heran.
"Kak Reza kak, hanya mencium saja massa tidak boleh!" ucap Riri.
"Riri, tidak baik seperti itu, kakakmu Reza bisa kehilangan kendali!" ucap Rara menjelaskan dengan lembut.
"Sekarang aku temani tidur ya, jangan seperti ini, kakakmu juga pasti lelah!" ucap Rara lalu ke samping kasur Riri.
"Bunda, bunda bisa pergi, dan kak Reza bisa tidur di kamar kak Reza sekarang!" ucap Rara.
"Baiklah, Reza ayok!" ucap bundanya lalu menarik tangannya Reza.
Riri yang melihat itu hanya bisa diam dan pasrah.
"Ayok tidur, bukankah kau akan bekerja lagi?" ucap Riri lalu menarik Riri untuk tidur.
Merekapun akhirnya tertidur pulas, saling berhadapan namun sama sama memeluk guling.
Pagi hari pun telah datang, matahari bersinar terang hari ini.
"Pagi semua!" ucap Rara dan Riri.
"Pagi!" balas kakek, nenek, Arif, Hana dan Reza.
Riri dan Rara pun mencium pipi mereka satu persatu, di bagian Reza, Riri membisikkan sesuatu pada Reza.
"Kak, maafkan aku!" bisik Riri.
"kak Reza selamat pagi emmuach!" ucap Rara.
"Ayok makan, atau kita akan terlambat nanti!" ucap Hana, lalu menyendokkan makanan ke piring.
Mereka semua pun makan, berbicara dengan gembira, seolah melupakan kejadian kemarin malam.
Setelah selasai, Arif pun berangkat untuk bekerja, Reza mengantarkan Riri untuk bekerja.
"Riri, pakai sabuk pengaman mu!" ucap Reza saat sudah berada di mobil.
"Riri!" panggil Reza namun Riri mengacuhkannya.
"Huhh, baiklah aku yang akan memakaikannya!" ucap Reza dengan mendengus.
"Apa kak Reza marah padaku?" tanya Riri dengan sendu.
"Tidak sayang, kakak tidak marah!" jawab Reza.
"Tapi saat di meja makan, bahkan kakak tidak membalas untuk mencium ku!" ucap Riri dengan nada sedih.
"Tidak sayang, ayok kita berangkat, agar tidak telat" ucap Reza lalu mengemudikan mobilnya.
Riri di sana terus saja mencium Reza membuat Reza geli.
"Riri! kakak sedang mengemudikan mobil, Jangan membuat kakak hilang konsentrasi!" tegur Reza.
"Aku hanya seperti ini, kakak langsung marah" ucap Riri lalu melihat pandangan ke luar jendela.
Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai.
"Riri sudah sampai!" ucap Reza namun di acuhkan.
"Riri sayang, ayok!" ajak Reza
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
💮Aroe🌸
manza banget, riri ma reza😆
2022-03-03
1