Chapter 19

"Kita kayak pasangan yang mau ngedate ya om" Ucap Davina malu-malu. Tangannya menggandeng lengan Zio saat keduanya tengah menyusuri mall terbesar di kota itu menuju bioskop. Hari masih menunjukkan pukul 07.00 malam, Zio sengaja mengambil waktu yang masih agak sore karena esok hari Davina masih harus sekolah. Ia tak mau Davina sampai mengantuk di dalam kelas jika pulang terlalu malam.

"Emang kamu uda pernah ngedate sebelumnya?" Pertanyaan Zio membuat Davina menyeringai sambil menggelengkan kepalanya.

"Belum" Ekspresinya terlihat lucu.

"Terus tau dari mana kita kayak pasangan mau ngedate?" Zio menatap curiga.

"Kan teman-teman Davina cerita om, mereka rata-rata udah punya pacar dan sering ngedate sama pacarnya. Apalagi Lea om, dia udah 3 kali ganti pacar" Zio menggelengkan kepalanya, ia merasa pergaulan anak muda zaman sekarang benar-benar berbahaya. Ia harus ekstra menjaga Davina dari pergaulan yang menyesatkan.

"Kalo om Zio uda pengalaman banget ya ngedate-ngedate kayak gini?" tanya Davina dengan raut wajah masam. Selalu ada gelenyar tak suka setiap ia membahas seputar kisah percintaan pria itu.

"Enggak, kata siapa?" Dulu saat masih ada Sandi dan Danisya dirinya sibuk bekerja untuk membiayai ibu dan adiknya. Sekarang saat 2 orang yang dihormatinya itu pergi untuk selama-lamanya ia hanya fokus pada pekerjaan dan juga Davina. Tak ada waktu baginya untuk melakukan kencan-kencan receh seperti anak muda kebanyakan. Apalagi sekarang usianya sudah tak muda lagi.

"Bohong banget kalo enggak pengalaman. Om Zio kan pernah punya pacar. Pasti banyak kan?" cecar Davina .

"Om Zio cuma pernah pacaran satu kali sama tante Silla, jalan juga paling makan sebentar. Om Zio sama tante Silla sama-sama sibuk, jadi nggak sempat buat ngedate kayak nonton atau jalan-jalan berdua kayak gini" Zio mencubit hidung Davina, membuat gadis itu memanyunkan bibirnya. Zio segera mengalihkan tatapan nya ke arah lain sebelum fikiran kotornya melanglang buana pada hal yang tidak-tidak saat melihat bibir Davina yang mempesona.

"Jadi ini pertama kalinya om Zio nonton bioskop sama cewek?" Tanya Davina dengan penuh semangat.

"Iya ini pertama kalinya" Zio menganggukkan kepalanya sembari tersenyum tipis

"Wah Davina beruntung banget ya om bisa jadi teman ngedate om Zio yang pertama kali" Davina mengulum senyum malu-malu. Zio pura-pura tak mendengar dan tak peduli pada raut bahagia Davina. Ia takut hatinya semakin jauh tersesat hingga timbul sebuah pengharapan untuk memiliki Davina.

Padahal ia tau dirinya jauh dari kata pantas. Davina berhak mendapatkan pria yang sepadan dengannya. Gadis itu harus mendapatkan pria baik dan terhormat. Bukan pria seperti dirinya.

"Tunggu di sini ya, om beli tiketnya dulu" Zio meminta Davina menunggu di sebuah bangku kosong. Melihat antrian yang mengular Zio tak tega mengajak Davina ikut berdiri lama karena mengantri.

"Jangan lupa beli popcorn sama minuman ya om" pesan Davina setengah berteriak saat Zio sudah mulai melangkah meninggalkannya.

"Oke sayang" Zio mengangkat tangannya dan menyatukan ibu jari dan jari telunjuk nya hingga membentuk lingkaran lalu kembali melanjutkan jalannya.

Davina memandangi Zio yang sedang mengantri. Diantara banyak laki-laki muda yang berada di sekitar pria itu, Davina bisa melihat bahwa pria itu terlihat paling bersinar dengan ketampanan dan kematangannya.

Davina meraba jantungnya yang berdebar pemikiran-pemikiran aneh mulai mengerubungi otaknya, namun karena tak ingin menyimpulkan dengan cepat Davina buru-buru menepis semua perasaan nya juga pendapat-pendapat yang sejak tadi berusaha menguasai fikiran nya.

🍁🍁🍁

Zio memandangi wajah Davina yang tampak fokus menonton adegan-adegan romantis di layar, sementara Zio sama sekali tak menikmati film yang sedang diputar. Sebuah film romansa khas anak remaja, Ia merasa terlalu tua untuk larut dalam kisah itu.

"Om nggak suka filmnya ya?" Bisik Davina, Hadis itu sejak tadi memeluk erat lengan Zio dan menyandarkan kepala nya di pundak pria itu. Bisikan Davina begitu dekat dengan telinganya hingga membuat dirinya meremang.

Zio mati-matian menahan diri agar tak menoleh pada gadis itu, karena ia sadar posisi wajah mereka akan sangat dekat.

"Suka" Ucap Zio sambil fokus pada adegan di depannya.

"Mereka romantis ya om? mau deh punya pacar kayak yg di film itu" Bisik Davina lagi sambil terkekeh.

"Nanti kamu pasti akan bertemu pasangan yang baik seperti di film itu, tapi untuk jadi suami aja ya. Nggak usah pacar-pacaran" Zio sepertinya harus melarang Davina untuk memiliki kekasih selama ia menempuh pendidikan, salah satu pemicunya adalah Zio tak sengaja melihat pasangan remaja yang tengah berciuman di sisi sebelah kanan nya yang berjarak sekitar 5 bangku dari tempat duduknya.

Zio merasa lega karena Davina tak melihat adegan 18 tahun ke atas secara live di dalam bioskop yang tengah dilakoni oleh sepasang remaja puber.

"Om di sebelah om ada yang lagi ciuman" Zio tercekat, baru saja ia merasa lega Davina tak melihat adegan tak senonoh itu. Namun ternyata gadis itu sudah terlanjur ikut menyaksikannya.

"Fokus nonton aja, nggak usah ngeliatin yang aneh-aneh" Zio menutup mata Davina yang tampak masih penasaran menyaksikan ulah sepasang remaja tersebut.

"Iya Davina mau nonton aja, lepasin tangan om dong. Jangan ngehalangin mata aku"

Davina berusaha menarik tangan Zio yang berada di wajahnya.

"Jangan toleh kanan toleh kiri, hadap ke depan aja" bisik Zio namun terdengar tegas. Davina menganggukkan kepalanya dengan patuh tanpa membuka mulutnya.

Mata Zio awas menatap pada Davina, ia takut gadis itu kembali menyaksikan adegan dewasa secara langsung di dalam bioskop ini.

Setelah dirasa aman, Zio kembali menatap layar. Meski ia tak menyukainya namun Zio berusaha menyimak kisah yang disuguhkan agar nanti saat Davina mengajaknya diskusi perihal cerita yang baru saja mereka tonton ia bisa mengimbangi dnegan baik.

"Om emang gimana sih rasanya ciuman kayak gitu?" Zio menatap cepat pada Davina yang terpaku menatap ke arah percumbuan sepasang remaja yang ia lihat sebelumnya. Gadis itu benar-benar merepotkan, Zio baru saja lengah beberapa menit Davina sudah mengambil kesempatan untuk mencuri pandang ke arah sana.

"Nanti setelah menikah kamu akan merasakan nya." Zio memutar kepala Davina agar kembali menatap pada layar bioskop.

"Film yang mau kamu tonton itu di sana sayang" Zio menunjuk layar bioskop yang sedang menayangkan adegan film. "bukan di situ" Zio menunjuk pada sepasang remaja yang seolah tak peduli pada sekelilingnya. Mereka seperti sedang dimabuk asmara hingga tanpa malu melakukan adegan tak senonoh di tempat umum.

"Iya om iya" ucap Davina sambil terkekeh.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Sry Rahayu

Sry Rahayu

waduh ..

2022-12-02

0

Siti Nurul Awalia

Siti Nurul Awalia

ajqkwkwkkwwm

2022-02-16

0

𝓙𝓪𝓷𝓲𝓮 🍵

𝓙𝓪𝓷𝓲𝓮 🍵

ajarin davina kissing om biar ga penasaran 🤭

2022-02-15

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!