"Jadi menurut mama Zio harus bagaimana?" Tanya pria itu setelah mencurahkan semua kegelisahannya pada sang mama.
Mama Ayumi terdiam beberapa saat. Sebagai seorang ibu yang sudah berusia senja bohong jika ia tak menginginkan putra sulung nya segera menikah. Ia juga mendambakan cucu yang akan membuat hari-harinya lebih ceria. Setidaknya sebelum ia menutup mata dan meninggalkan segala perkara dunia ia sangat ingin melihat Zio telah menemukan pendamping nya dan hidup dengan bahagia.
Namun mengingat betapa berat beban sang putra, mama Ayumi berusaha menepis egonya. "Ikuti kata hatimu nak, kamu yang paling tau apa yang baik bagimu. Apapun keputusan kamu mama mendukung sepenuhnya" Ucap mama Ayumi dengan senyum tulusnya.
Meski ia sudah menginginkan seorang menantu namun ia yakin Zio tak akan bahagia jika menuruti permintaan Silla dan meninggalkan Davina. Mama Ayumi sangat paham bahwa rasa bersalah masih setia mengiringi setiap langkah putranya. Sebanyak apapun ia mengatakan bahwa Zio tak bersalah tetap saja penyesalan itu masih enggan beranjak dari sisi putranya.
Melihat dari sisi Davina, mama Ayumi juga tak akan tega jika Zio meninggalkan gadis kecil yang begitu bergantung pada putranya. Terlebih ia tau tak ada seorang pun yang Davina miliki selain Zio. Mengingat Sandi dan Danisya adalah orang yang telah mengulurkan tangan nya di saat Zio kehilangan harapan maka sudah selayaknya mereka mendedikasikan diri untuk melindungi satu-satunya peninggalan sepasang suami istri berhati malaikat itu.
"Restui Zio untuk melepaskan Silla ma, Zio tak ingin menahan nya lebih lama lagi. Dia juga berhak bahagia. Dia harus menemukan pria yang bisa memberikan kehidupan yang tak bisa Zio berikan" Zio sangat paham meski tak sekalipun terucap namun mama Ayumi sudah sangat menginginkan dirinya menikah dan memiliki anak.
"Zio janji akan menemukan wanita yang baik yang mau ikut merawat dan menyayangi Davina dengan tulus" ucap Zio lagi
"Tidak perlu meminta maaf pada mama nak, apa yang terbaik bagi mu dan membahagiakan hatimu mama akan selalu mendukung kamu" ucap mama Ayumi, tatapan nya penuh kehangatan.
"Yara juga akan selalu mendukung kak Zio" Yara yang baru pulang dari kuliah ikut menimbrung ucapan mama dan kakak satu-satunya itu.
"Emang kamu tau apa yang kita bahas, asal mendukung saja" Mama Ayumi terkekeh pada Yara yang bergelayut manja di lengannya.
"Tau kok ma, kak Zio nggak bisa menikahi kak Silla karena kak Silla nggak mau nerima Davina. Yara nggak habis fikir sama kak Silla, kok bisa menolak anak secantik dan selucu Davina. Padahal Davina itu manis banget loh nggak ada rewelnya sama sekali" Yara terbilang sangat dekat dengan Davina, Keduanya tampak saling menyayangi saat tengah bersama. Hampir setiap hari Yara akan mengunjungi Davina bahkan sesekali Yara dan sang mama menginap di rumah yang ditinggali Zio dan Davina.
Mereka bisa saja menawarkan diri untuk merawat Davina jika Zio harus menikahi Silla. Namun mereka tau Zio tak akan bersedia melakukan nya. Zio sudah berjanji untuk merawat dan membesarkan Davina dengan tangannya sendiri.
"Kakak tenang aja, ada banyak gadis baik di dunia ini yang mau menerima kakak apa adanya. Kakak pasti akan segera menemukan nya" Yara tau bagi kakak laki-lakinya itu Davina adalah segalanya. Bahkan mungkin Zio sudah meletakkan urusan hatinya di urutan terakhir. Semenjak peristiwa naas 4 tahun yang lalu Zio telah banyak berubah. Yara jarang sekali melihat senyuman di bibir pria itu jika tak ada Davina di dekatnya. Yara cukup memahami bahwa Zio hanya hidup untuk Davina.
Miris memang namun itu lebih baik setidaknya sang kakak masih bersedia hidup hingga detik ini. Ia berharap kesedihan dan rasa sesal serta rasa bersalah yang menekan sang kakak perlahan bisa segera sirna agar Zio bisa menjalani hidup dengan bahagia tanpa beban apapun.
"Makasih Yara" Zio lega karena mama dan adiknya mendukung keputusan yang akan ia ambil.
🍁🍁🍁
"Jadi itu keputusan mu?" Tanya Silla pahit. Sudah ia duga akan seperti ini. Meski ia sudah tau akan begini akhirnya namun tetap saja ia tak sekuat itu untuk menerima semuanya dengan mudah.
"Maaf ini juga herat bagiku, tapi ini mungkin pilihan terbaik. Maaf sudah menggantung perasaanmu sekian lama." ucap Zio dengan tatapan iba.
"Yah kamu sudah terlalu banyak membuang waktu ku hanya untuk mendapatkan akhir yang sia-sia seperti ini. Ini sangat menyakitkan Zio" Silla menahan rasa sakit yang teramat menusuk. Bukan mudah untuk berbesar hati menerima kekalahannya, terlebih pada seorang anak kecil.
"Maaf tak bisa memberikan akhir yang baik Silla, maaf untuk keterbatasan ku yang tak bisa memberimu kebahagiaan seperti keinginan mu" Jika bisa Zio tak ingin menyakiti siapapun.
"Kata maaf mu sama sekali nggak guna! Toh semua tak akan merubah kenyataan bahwa kamu mencampakkan aku Zio. Penantian ku selama 5 tahun berakhir sia-sia" Zio sudah memberikan pilihan yang dirasa paling baik namun Silla menolak nya mentah-mentah, lantas saat ia mengambil keputusan ini Silla juga begitu tak terima. Lantas benarkah dirinya yang sepenuhnya salah?
Tapi Zio tak ingin membahasnya lagi, masalah ini tak akan berkesudahan dan tak akan pernah menemui titik temu. Maka Zio lebih memilih untuk diam.
"Terima kasih untuk semua rasa sakit ini Zio. Aku akan selalu mengenangnya" Ucap Silla sambil menghapus kasar air matanya lalu beranjak meninggalkan Zio begitu saja. Hatinya terlalu perih untuk menatap wajah pria yang amat ia cintai namun juga sangat menyakitinya itu lebih lama lagi.
Salahkah keinginan nya untuk memiliki Zio seutuhnya tanpa ada gangguan dari siapapun? Silla ingin tatapan Zio hanya tertuju padanya, ia tak mau fokus pria itu terbagi.
Salahkah dirinya yang berharap Zio meletakkan dirinya pada urutan pertama prioritasnya? salahkah jika ia menginginkan Zio memilih dirinya dengan tulus tanpa syarat apapun yang harus ia penuhi?
Ia juga tak bisa untuk berpura-pura menerima Davina hanya demi sebuah ikatan antara dirinya dan Zio. Ia tau akan lebih menyakitkan nantinya.
Sementara itu Zio menatap kepergian Silla dengan tatapan kosong, ia tak menyalahkan gadis itu atas sikapnya. Mereka sudah 5 tahun bersama, Meski 4 tahun terakhir terasa hambar namun mereka pernah melewati satu tahun yang begitu indah.
Ia berharap Silla bisa menemukan laki-laki tepat yang bisa memberikan kebahagiaan utuh. Laki-laki tanpa beban luka di masa lalu yang bisa memberikan kehidupan yang normal untuk gadis itu. Bukan lelaki seperti nya yang selalu dihantui kisah pahit masa lalu.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
susi 2020
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2023-01-20
0
susi 2020
😔😔😔
2023-01-20
0
💦
lepaskan saja silla, kan sudah ada davina yang siap menunggumu...
2022-09-01
0