Chapter 18

"Safira maaf saya mendadak ada kerjaan malam ini. Jadi makan malamnya kita tunda besok malam. Kamu bisa?" Zio mendatangi Safira di meja kerjanya. Ia tak mungkin memanggil Safira ke ruangannya karena ada Davina.

"Iya nggak apa-apa pak. Besok malam saya bisa" Jawab gadis itu, ia menyimpan kekecewaan sedalam-dalam nya agar Zio tak menyadarinya.

"Terima kasih" Zio lalu kembali ke ruangannya, ia mendapati Davina yang bermain ponsel sambil merebahkan diri di sofa. Hal yang selalu gadis itu lakukan jika menemani Zio bekerja.

"Tadi tante Silla ke sini?" Zio mengerutkan keningnya, ia heran darimana Davina tau hal itu.

"Iya tadi dia datang. Dari mana kamu tau?" Zio duduk di seberang Davina dan mengamati gadis itu yang kini mengubah posisinya menjadi duduk.

"Wangi Parfume nya masih tertinggal" ekspresi Davina terlihat kesal.

"Masa sih? hidung kamu hebat banget bisa mencium dan mengenali wangi parfume orang lain" Zio terkekeh.

"Wangi tante Silla tu khas banget om, mungkin satu botol ditumpahin ke badan makanya wangi parfumenya lengket sampai berjam-jam. Ngapain dia ke sini om?" Davina menatap Zio tanpa senyuman. "Om yang nyuruh dia datang?" lanjut gadis itu dengan nada mengintimidasi.

"Enggak, om juga nggak tau dia tiba-tiba datang dan menangis" Zio tak berniat membohongi Davina. Tak ada gunanya, Davina terlalu peka untuk ia kelabui.

"Nangis? om kasih pelukan ke dia?" Davina setengah berteriak membuat Zio terkaget-kaget

"Enggak, Om Zio tetap di kursi sana sepanjang dia ada di sini" Zio menunjuk kursi miliknya.

"Beneran? om nggak bohong?" Davina menatap tajam pada Zio. Pria itu jengah, sikap yang Davina tunjukkan membuat ia seperti tersangka yang sedang diintrogasi oleh kekasihnya karena kedapatan berselingkuh.

"Mau lihat cctv?" tawar Zio.

"Boleh" Zio terperangah, ia mengira Davina tidak akan bertindak sejauh itu. Nyatanya gadis itu menyetujui tawaran yang hanya basa-basi dari Zio.

"Oke, om akan menghubungi penjaga ruang cctv untuk meminta rekamannya" Zio mengeluarkan ponsel di sakunya dan bersiap menelfon. Namun Davina mencegahnya.

"Kita langsung ke sana aja, bisa jadi om Zio meminta petugas untuk menghapus bagian saat om memeluk tante Silla" Zio menatap tak percaya pada Davina. Ia tak menyangka gadis itu begitu mengerikan.

"Santai aja om, Davina cuma bercanda. Davina percaya kok sama Om Zio" Davina terbahak melihat raut wajah pria itu.

Zio menggelengkan kepalanya.

"Kamu ini kenapa jadi mengerikan begini sayang"

"Davina nggak mau om balikan lagi sama tante Silla. Om Zio nggak cocok sama dia"

"Om sama sekali nggak berniat untuk kembali sama dia, lagipula Silla sudah punya suami dan anak. Kami nggak mungkin kembali lagi" Zio menatap Davina untuk meyakinkan gadis itu. Dia berusaha menahan getaran di hatinya saat melihat wajah cantik gadis kecilnya yang sedang beranjak dewasa.

"Davina percaya sama om, tapi nggak percaya sama tante Silla. Sepertinya tante Silla sedang merencanakan sesuatu. Oh ya emang kenapa dia nangis?"

"Dia bilang suaminya selingkuh" Jawab Zio apa adanya.

"Tuh kan, tante Silla uda mulai cari-cari perhatian tuh sama om Zio. Licik banget dia" Davina mengepalkan tangannya menunjukkan rasa kesal.

"Tapi om Zio nggak terpancing kok sayang tenang aja. Kisah om Zio dan tante Silla udah berakhir, nggak ada niat sedikitpun di hati om Zio untuk mengulang kisah itu lagi" Ucap Zio dengan penuh kesungguhan.

"Om Zio punya niat untuk memulai kisah bersama orang lain?" Zio terdiam, ia kesulitan menjawab pertanyaan yang Davina utarakan.

"Mungkin iya, om Zio nggak mungkin melajang seumur hidup kan? meski om nggak masalah, tapi kasihan oma Ayumi yang menginginkan cucu dari om Zio" jawab Zio setelah terdiam cukup lama. Raut wajah Davina menuntut jawaban hingga mau tidak mau dia harus memberikan penjelasan.

"Om Zio uda mulai mencari?" ada ketidak relaan di hati Davina.

"Nggak ada salahnya kan? kamu juga uda besar sekarang. Mungkin sudah saat nya om mulai membuka hati. Jadi saat kamu uda menemukan orang yang bisa menjaga kamu dan menurut om Zio pria itu tepat om bisa melanjutkan hidup om bersama orang itu"

"Tapi om Zio udah janji nggak akan pernah ninggalin Davina" Davina tersenyum pahit.

"Membuka hati bukan berarti om Zio akan ninggalin kamu sayang. Om Zio akan tetap ada untuk kamu, kasih sayang om ke kamu akan tetap sama"

"Jadi itu alasan om mengajak tante Safira makan malam berdua malam ini? om sedang melakukan penjajakan pada tante Safira?" Zio tak bisa menutupi keterkejutan nya.

"Davina mendengar om membatalkan janji makan malam pada tante Safira" Lanjut Safira sebelum pria itu bertanya.

"Sudah sejauh mana om?" Zio tak mengerti kenapa Davina tampak begitu sedih.

"Baru akan memulai" ucap Zio, lagi-lagi ia tak bisa berbohong pada Davina.

"Om uda yakin?" Zio menggeleng membuat Davina menghembuskan nafas kasar.

"Kalau belum yakin kenapa dimulai?"

'Hanya bentuk pengalihan rasa karena om Zio kesulitan menghadapi perasaan om padamu Davina' Sayang nya kali ini Zio hanya bisa mengungkapkan di dalam hati. Ia masih belum bisa jujur pada Davina atas perasaan yang membuat dirinya resah. Mungkin sampai kapanpun ia tak akan pernah sanggup mengutarakannya pada gadis itu, ia berharap perasaan nya akan kembali seperti sedia kala.

"Batalin aja rencana nonton malam ini, om Zio jalan aja sama tante Safira" Ucap Davina dengan berat hati.

"Nggak sayang, kita tetap pada rencana awal. Kita pergi nonton malam ini" tegas Zio.

"Nggak usah om, om Zio juga berhak menentukan hidup. Udah cukup om Zio terbebani oleh Davina selama 12 tahun ini. Udah saatnya om Zio memikirkan masa depan om Zio sendiri" Davina tak rela namun ia tak bisa egois dengan memikirkan perasaannya terus menerus, Zio juga berhak bahagia.

"Prioritas utama om Zio belum berubah, masih tetap kamu sayang, dan sedikitpun om Zio nggak pernah merasa terbebani oleh kamu. Malam ini kita tetap akan pergi" ucap Zio final. Ia tak akan sampai hati pada gadis itu, meski bibirnya berucap demikian namun Zio dapat melihat kekecewaan tercetak jelas di wajah Davina.

"Gini aja, Davina akan ajak Tomi om Zio bareng tante Safira. Biar om Zio bisa tetap pergi sama tante Safita" Tawar Davina walau ia sendiri meragu pada usulannya.

"Enggak mau, om Zio cuma mau pergi berdua Davina aja. Nggak ada Tomi nggak ada juga Safira. Hanya om Zio dan Davina" Zio langsung berbalik ke arah mejanya menandakan dirinya tak mau dibantah.

"Om Zio lanjut kerja dulu, biar kita bisa cepat pulang" ucap Zio pada Davina yang hanya bisa mengangguk pasrah.

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Mbak Rin

Mbak Rin

suka bngt ma karakter davina ni... tegas

2022-02-13

5

Anisa Leliana

Anisa Leliana

mungkin klo Davina duluan yg bilang sayang dan cinta ke Zio, baru deh Zio jg akan terbuka dengan perasaan ny...

2022-02-12

1

Meely Juna

Meely Juna

lanjutttttttt

2022-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!